BAB I
PENDAHULUAN
mudah terserang penyakit dan juga dapat menyebabkan menurunnya produksi energi
dan akumulasi laktat dalam otot (Tartowo dkk, 2012).
Faktor yang menyebabkan remaja putri lebih beresiko menderita anemia
adalah setiap bulan remaja putri mengalami menstruasi, remaja putri yang
mengalami menstruasi yang banyak selama lebih dari lima hari dikhawatirkan akan
kehilangan zat besi (membutuhkan zat besi pengganti) lebih banyak dari pada remaja
putri yang menstruasinya hanya tiga hari dan sedikit. Remaja putri sering kali
menjaga penampilan, ingin kurus sehingga berdiet dan mengurangi makan. Diet
yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan tubuh kekurangan
zat penting seperti zat besi (Andriani dan Bambang, 2012).
Masalah yang sering terjadi pada remaja adalah kurangnya asupan gizi yang
mengakibatkan menderita kurang gizi dan dapat terkena anemia karena kekurangan
zat besi (Waryana, 2010).
Mencegah anemia pada remaja menjadi sangat penting, karena nantinya
wanita yang menderita anemia dan hamil akan menghadapi banyak risiko, yaitu
abortus, melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, mengalami penyulit lahirnya
bayi karena rahim tidak mampu berkontraksi dengan baik ataupun karena tidak
mampu meneran, perdarahan setelah persalinan yang sering berakibat kematian
(Tartowo dkk, 2012).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan jumlah
remaja putri usia 15 18 tahun yang mengalami anemia pada tahun 2014 sebanyak
571 orang, jumlah jumlah remaja putri yang mengalami anemia tertinggi di
Kabupaten Ogan Komering Ulu sebesar 197 orang dan terendah di Kota Pagar Alam
sebesar 3 orang dan tahun 2015 sebanyak 1.060 orang, jumlah remaja putri yang
mengalami anemia tertinggi di Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 438 orang dan
terendah di Kota Pagar Alam sebesar 5 orang (Dinas Provinsi Sumsel, 2016).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Palembang jumlah remaja putri
yang mengalami anemia pada tahun tahun 2013 sebanyak 343 orang dan tahun 2014
sebanyak 118 orang (Dinkes Kota Palembang, 2016).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
2.1.1 Definisi Anemia
Anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam
sirkulasi, abnormalitas kandungan hemoglobin sel merah atau keduanya
(Corwin, 2009).
Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin (Proverawati dan Asfuah, 2009).
oleh jenis makanan, sumber zat besi serta ada atau tidaknya zat penghambat
maupun yang meningkatkan absorpsi besi dalam tubuh.
2. Gangguan absorpsi besi pada usus, dapat disebabkan oleh karena infeksi
peradangan, neoplasma pada gaster, duaodenum maupun jejunum. Absorpsi
besi dipengaruhi oleh folattannin dan vitamin C. kehilangan darah perhari 1
sampai 2 mg besi yang disebabkan karena erosit esofagitis, gastritis dan ulser
duodenaln, adenoma kolon dan kanker.
3. Kehilangan darah oleh sebab perdarahan saluran cerna, neoplasma, gastritis,
hemoroid dan lain-lain. Pada wanita kurangan zat besi dapat diakibatkan
karena menstruasi. Untuk menjaga simpanan besi yang adekuat, wanita yang
menstruasi sangat banyak harus menyerap 3-4 mg besi dari diet setiap
harinya.
4. Kebutuhan sel darah merah meningkat. Pada wanita hamil dan menyusui
kebutuhan besi sangat besar sehingga memerlukan asupan yang besar pula.
Selanjutnya menurut Arisman (2010), secara umum ada tiga penyebab
anemia defisiensi zat besi, yaitu :
1. Kehilangan darah secara kronis sebagai dampak pendarahan kronis, seperti
pada penyakit ulkus peptikum, hemorois, infestasi parasit dan proses
keganasan;
2. Asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat;
3. Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah
yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa pubertas, masa
kehamilan dan menyusui.
3. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid/
menstruasi.
4. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasi ke dokter
untuk dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan.
d. Nafsu makan;
e. Cegah bau badan.
bagi tubuh kita untuk bisa menjalankan tugas semua organ tanpa terkecuali,
karena itu pola makan yang sehat dan teratur sangat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan serta mencegah terjadinya penyakit seperti anemia.
Masalah yang sering terjadi pada remaja adalah kurangnya asupan gizi
yang mengakibatkan menderita kurang gizi dan dapat terkena anemia karena
kekurangan zat besi (Waryana, 2010).
Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah
dan murah, Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator
yang baik untuk menentukan status gizi remaja (Waryana, 2010). Status gizi
dapat mempengaruhi kejadian anemia, apabila asupan gizi dalam tubuh kurang,
hal ini menyebabkan kebutuhan gizi dalam tubuh tidak terpenuhi terutama
kebutuhan gizi seperti zat besi dimana zat besi merupakan salah satu komponen
terpenting dalam pembentukan hemoglobin. Berkurangnya asupan nutrisi dan
zat besi dalam tubuh seseorang akan menyebabkan berkurangnya bahan
pembentuk sel darah merah, sehingga sel darah merah tidak dapat melakukan
fungsinya dalam mensuplai oksigen keseluruh tubuh sehingga mengakibatkan
terjadinya anemia (Naristasari, 2015).
Sedangkan menurut Tarwoto dkk (2012), remaja putri mudah terserang
anemia karena:
1. Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak
mengkonsumsi nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan
dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak
terpenuhi;
2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan;
3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya
melalui feses (tinja);
14
responden dengan konsumsi zat besi tidak baik dibandingkan yang konsumsi zat besi
baik.
Hasil penelitian Abidin, dkk (2012), dengan judul Hubungan Indeks Massa
Tubuh (IMT) Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA Kifayatul
Achyar Wilayak Kec. Cibiru Bandung. Menyimpulkan sebagian besar remaja putri
tergolong dalam IMT kurus mengalami anemia ringan.
Lama Menstruasi
Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri
Status Gizi
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dilihat alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa kuesioner/
angket, observasi, wawancara atau gabungan ketiganya (Hidayat, 2007).
Cara pengumpulan data dilakukan secara manual, dengan melakukan
pencatatan data dari pihak pendidikan SMK Bina Cipta Palembang sebagai
sumber data sekunder serta memeriksa kadar Hb dengan bantuan sahli
haemometer, melakukan wawancara mendalam dan observasi sebagai sumber
data primer.
direkam berupa video dimaknai dengan cermat agar dapat disusun menjadi
rangkaian cerita. Setelah hasil wawancara dan hasil observasi disusun rapi
menggunakan kalimat yang mudah dicerna dan dipahami oleh pembaca maka akan
disajikan secara keseluruhan menjadi sebuah hasil penelitian yang selanjutnya akan
dibahas dan dirangkum menjadi sebuah kesimpulan dari sebuah studi kasus.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.3
Distribusi Lama Menstruasi di SMK Bina Cipta
Palembang Tahun 2016
No Lama Menstruasi Frekuensi (f) Persentase (%)
1 3 hari 8 15,4
2 4 hari 5 9,6
3 5 hari 6 11,5
4 6 hari 1 1,9
5 7 hari 32 61,6
52 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2016
Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dengan
lama menstruasi 7 hari sebanyak 61,6%.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Berdasarkan Lama
Menstruasi di SMK Bina Cipta Palembang Tahun 2016
Anemia
No Lama Tidak Ringan Ringan Sedang Total
Menstruasi Sekali
f % f % f % f % f %
1 3 hari 0 0,0 5 17,9 3 37,5 0 0,0 8 15,4
2 4 hari 1 11,1 3 10,7 1 12,5 0 0,0 5 9,6
3 5 hari 1 11,1 3 10,7 1 12,5 1 14,3 6 11,5
4 6 hari 0 0,0 1 3,6 0 0 0 0,0 1 1,9
5 7 hari 7 77,8 16 57,1 3 37,5 6 85,7 32 61,5
9 100 28 100 8 100 7 100 52 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2016
Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari kelompok responden yang
mengalami anemia baik ringan sekali, ringan dan sedang sebagian besar adalah
responden dengan lama menstruasi 7 hari yaitu 57,1%, 37,5% dan 85,7%.
21
Tabel 4.5
Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) di SMK Bina Cipta
Palembang Tahun 2016
No IMT Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Kurang < 18,5 17 32,7
2 Normal 18,5 25,0 35 67,3
52 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2016
Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden IMT
pada kategori normal sebanyak 67,3%.
Tabel 4.6
Distribusi Frekunesi Kejadian Anemia Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
di SMK Bina Cipta Palembang Tahun 2016
Anemia
No Tidak Ringan Ringan Sedang Total
IMT Sekali
f % F % f % f % f %
1 Kurang < 18,5 0 0 8 28,6 5 62,5 4 57,1 17 32,7
2 Normal 18,5
9 100 20 71,4 3 37,5 3 42,9 35 67,3
25,0
9 100 28 100 8 100 7 100 52 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2016
Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari kelompok responden yang
mengalami anemia ringan sekali, sebagian besar adalah responden dengan IMT
normal yaitu 71,4%, dan dari kelompok responden yang mengalami anemia
ringan dan sedang, sebagian besar adalah responden dengan IMT kurang yaitu
62,5% dan 57,1%.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kejadian Anemia
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Hb menggunakan alat bantu Sahli
haemometer, ditemukan sebagian besar responden mengalami anemia ringan
sekali sebanyal 53,8%.
22
dalam penelitian ini mengalami haid lebih dari 7 hari. Haid lebih dari 7 hari
merupakan salah satu dari gejala menorraghia.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Yulaeka (2015),
dengan judul Hubungan Status Gizi Dan Lama Menstruasi Dengan Kejadian
Anemia Pada Siswi Di SMK Perintis 29 Ungaran Kabupaten. Menyimpulkan
siswa yang mengalami menstruasi tidak normal lebih banyak yang mengalami
anemia yang terjadi disebabkan oleh kehilangan darah yang berlebihan saat
menstruasi sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin di
dalam darah.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Fauziah (2012),
dengan judul Hubungan Antara Pola Menstruasi dan Konsumsi Zat Besi dengan
Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA Informatika Ciamis.
Menyimpulkan kejadian anemia lebih banyak didapatkan pada responden
dengan lama menstruasi panjang dibandingkan yang lama menstruasinya
normal.
kejadian anemia, apabila asupan gizi dalam tubuh kurang, hal ini menyebabkan
kebutuhan gizi dalam tubuh tidak terpenuhi terutama kebutuhan gizi seperti zat
besi dimana zat besi merupakan salah satu komponen terpenting dalam
pembentukan hemoglobin. Berkurangnya asupan nutrisi dan zat besi dalam
tubuh seseorang akan menyebabkan berkurangnya bahan pembentuk sel darah
merah, sehingga sel darah merah tidak dapat melakukan fungsinya dalam
mensuplai oksigen keseluruh tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya anemia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yulaeka (2015),
dengan judul Hubungan Status Gizi Dan Lama Menstruasi Dengan Kejadian
Anemia Pada Siswi Di SMK Perintis 29 Ungaran Kabupaten. Menyimpulkan
siswa yang mengalami anemia dan status gizi kurus lebih banyak dari pada yang
normal dan gemuk.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Abidin, dkk
(2012), dengan judul Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kejadian
Anemia Pada Remaja Putri di SMA Kifayatul Achyar Wilayak Kec. Cibiru
Bandung. Menyimpulkan sebagian besar remaja putri tergolong dalam IMT
kurus mengalami anemia ringan.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 4 orang responden menderita
anemia ringan sekali dan 2 orang responden menderita anemia ringan serta 4
orang responden menderita anemia sedang diduga disebabkan 2 faktor yaitu
jumlah darah menstruasi yang banyak 7 hari dan perhitungan IMT < 18,5 yang
mengkategorikan status gizi yang kurang, hal ini sesuai dengan pernyataan
Tarwoto dkk (2012), remaja putri mudah terserang anemia karena remaja putri
mengalami haid atau menstruasi setiap bulan, di mana kehilangan zat besi 1,3
mg per hari dan pernyataan Naristasari (2015), status gizi dapat mempengaruhi
kejadian anemia, apabila asupan gizi dalam tubuh kurang, hal ini menyebabkan
kebutuhan gizi dalam tubuh tidak terpenuhi terutama kebutuhan gizi seperti zat
besi dimana zat besi merupakan salah satu komponen terpenting dalam
pembentukan hemoglobin. Berkurangnya asupan nutrisi dan zat besi dalam
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMK Bina Cipta Palembang, pada
bulan April 2016, mengenai Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMK Bina
Cipta Palembang Tahun 2016, menunjukkan sebagian besar responden mengalami
anemia ringan sekali sebanyak 53,8%, sebagian besar responden dengan lama
menstruasi 7 hari sebanyak 61,6%, dan sebagian besar responden IMT pada kategori
normal sebanyak 67,3%. Dari kelompok responden yang mengalami anemia baik
ringan sekali, ringan dan sedang sebagian besar adalah responden dengan lama
menstruasi 7 hari yaitu 57,1%, 37,5% dan 85,7%. Dari kelompok responden yang
mengalami anemia ringan sekali, sebagian besar adalah responden dengan IMT
normal yaitu 71,4%, dan dari kelompok responden yang mengalami anemia ringan
dan sedang, sebagian besar adalah responden dengan IMT kurang yaitu 62,5% dan
57,1%.
5.2 Saran
Diharapkan pihak sekolah dapat berkerjasama dengan pihak terkait seperti
dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada siswi-
siswi nya mengenai anemia yang terjadi pada remaja putri, baik tanda dan gejala,
cara pencegahan maupun pengobatannya bila sudah menderita anemia.
27
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Imam, Supriyadi dan Sumbara. 2012. Hubungan Indeks Massa Tubuh Degnan
Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA Kifayatul Achyar Wialayak Kec.
Cibiru Bandung Tahun 2012. Jurnal Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4,
September 2012.
Achadi, Endang L. 2013. Gizi dan Kesehatan Masyarakat Edisi Revisi. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Andiani, Merryana dan Bambang Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus
Kehidupan. Jakarta : Prenad Media Group.
Arisman. 2010. Buku Ajar Ilmu Gisi Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.
Fauziah, Desi, Nurliana dan Kiki Korneliani. 2012. Hubungan Pola Menstruasi Dan
Konsumsi Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA
Informatika Ciamis. Jurnal Poltekkesjogja Tahun 2012.
Hastono, Sutanto Priyo. 2007. Analisis Data Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Kusmiran, Eny. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
Liza Nur, Irianton Aritonang dan Tri Siswati. 2013. Pola Menstruasi Tidak Teratur Dan
Kurang Energi Kronik Meningkatkan Risiko Anemia Remaja Putri. Jurnal
Teknologi Kesehatan, Volume 10, Nomor 1, Maret 2014.
Manuaba, Ida Ayu, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, dan Ida Bagus Gde Manuaba. 2009.
Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta: EGC.
Maryam, Siti. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika. 2015.
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia
Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
28
Naristasari, Anindya Ayu Dewi dan Dewi Rokhanawati. 2015. Hubungan status Gizi
Dengan Kejadian Anemia Pada Siswi Kelas XI Di Tiga SMA Kota Yogyakarta
Tahun 2015.
Nurhayati. 2014. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri
Pondok Pesantren Wahid Hasyim Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. at
akbidarrahma.ac.id/download/Jurnal/NUR%20HAYATI.pdf.
Proverawati, Atikah, dan Siti Misaroh. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh
Makna. Yogyakarta: Nuha Medika.
Setiawan, Ari & Saryono. 2011. Metodologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri dan Ibnu Fajar. 2012. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: EGC.
Tartowo, et al. 2012. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba
Medika.
Tarwoto, Wasnidar. 2013. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil Konsep dan
Penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info Media.
Wibowo, Cahya Daris Tri, Harsoyo Notoatmojo dan Afiana Rohmani. 2013. Hubungan
Antara Status Gizi Dengan Anemia Pada Remaja Putri di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Muhammadiyah 3 Semarang. Jurnal Kedokteran
Muhammadiyah Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013.
Yulaeka, 2015. Hubungan Status Gizi Dan Lama Menstruasi Dengan Kejadian Anemia
Pada Siswi Di SMK Perintis 29 Ungaran Kabupaten. Jurnal STIKES NWU, No.
03, October 2015.
29
Palembang, 2016
Disetujui oleh Orangtua, Yang menyatakan,
(..................................) (........................................)
Saksi:
1. (................................)
2. (................................)