Anda di halaman 1dari 11
aera pes aga El xe CSE ee Yayasan Mitra Adiguna Palembang Ree e ee PC eam Ue ds er Te AAC merar tists eens) tne es Bukit Sangkal Kenten-Palembang 30114 Relig ere slend Vie OA eesti econ (sl Jurnal Kesehatan dan Pembangunan Vol. 6 No. 12, Juli 2016 Diterbitkan dua kali dalam setahun pada bulan Januari dan Juli berisi artikel tentang Kesehatan dan pembangunan Penasehat : Dewan Redaksi : ‘ayasan Mitra Adiguna Palembang Ns. Zakinah Arlina., S.Kep Ketua STIKES Mitra Adiguna Palembang Vera Yuanita,, SST (Diana H. Soebyakto,, M.Kes) Faulia Mauluddina,, SST., M.Kes Yoan Marini., SST x Ns, Fera Siska., S.Kep Pimpinan ; Drs. BB Soebyakto., MA., PhD Sekretariat : Mitra Bestari : Emi Sridika.,SE Prof. Dr. dr. HMT Kamaludin,.M.Sc..Sp.FK Harmis Julita (FK UNSRI Palembang) Atieo Roza Saputra.,S.Kom Ns. Budi Santoso.,S.Kep..M.Kep.,Sp.Kom (Poltekkes Palembang) Rosmiarti..SKM..M.Kes (STIKES Muhammadiyah Palembang) ‘Yuli Bahriah SKM.,SST..M.Kes (STIKES Mitra Adiguna Palembang) Ns. Evi Royani,, S.Kep., M.Kes (STIKES Mitra Adiguna Palembang) Alamat Redaksi : STIKES MITRA ADIGUNA PALEMBANG. Kompleks Kenten Permai Blok J No. 9-12 Bukit Sangkal Kenten-Palembang 30114 Telp/Fax (0711) 818. Website : www.mitra-adiguna.ac.id eae Jurnal Kesehatan dan Pembangunan DAFTAR ISI Gambaran karakteristik ibu dengan hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Simpang Rambutan Kabupaten Banyuasin tahun 2015 Oleh Deby Meitia Sandy (STIK Bina Husada Palembang)... Gambaran pekerjaan dan usia_Kkehamilan ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di Rumah Sakit Pusri Palembang tahun 2015 Oleh Deby Utami Siska dan Yuni Ardiani (STIK Bina Husada Palembang), Sikap remaja putri dalam menghadapi masa pubertas di SMP Bina Cipta Palembang Oleh Faulia Mauluddina dan Lindayani (STIKES Mitta Adiguna Palembang)... Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberien colostrum di BPM Misni Herawati Palembang tahun 2015 (Oleh Noviani Elsira (STIKES Mitra Adiguna Palembang)... Gambaran lama menstruasi dan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMK Bina Cipta Palembang tahun 2016 Oleh Reni Saswita (STIKES Mitra Adiguna Palembang) .... Gambaran karakteristik ibu hamil dengan kejadian hyperemesis gravidarum di RS Kusta dr, Rivai Abdullah Kusta Palembang tahun 2015 Oleh Suci Sulistyorini (STIK Bina Husada Palembang). Faktor-faktor yang, berhubungan den, Misni Herawati Palembang tahun 2015 Olch Untari Anggeni dan Mellia Roza Duvita (STIKES Mitra Adiguna Palembang), X inci cadiee rte in involusi uteri pada ibu nifas di BPM Perbedaan Jama lepasnya tali pusat bayi baru lahir yang mendapatkan perawatan menggunakan kassa kering dan kassa alkohol tahun 2016 Oleh Vera Yuanita dan Affianie Marchetla (STIKES Mitra Adiguna Palembang)... 40 46 GAMBARAN LAMA MENSTRUASI DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMK BINA CIPTA PALEMBANG TAHUN 2016 Reni Saswita Program Studi DIMI Kebidanan STIKES Mitra Adiguna ABSTRAK Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia ditambah masa remaja merupakan suatu masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian anemia pada remaja putri di SMK Bina Cipta Palembang tahun 2016. Desain penelitian ini adalah studi kasus yang bersifat kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mengalami anemia ringan sekali sebanyak 53,8%, sebagian besar responden dengan lama menstruasi 7 hari sebanyak 61,6%, dan sebagian besar responden IMT pada kategori normal sebanyak 67,3%. Dari kelompok responden yang ‘mengalami anemia baik ringan sekali, ringan dan sedang sebagian besar adalah responden dengan Jama menstruasi 7 hari yaitu 57,1%, 37,5% dan 85,7%. Dari kelompok responden yang mengalami anemia ringan sekali, sebagian besar adalah responden dengan IMT normal yaitu 71.4%, dan dari kelompok responden yang mengalami anemia ringan dan sedang, sebagian besar adalah responden dengan IMT kurang yaitu 62,5% dan 57,1%. Diharapkan kepada pihak sekolah dapat berkerjasama dengan pihak terkait seperti dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada siswi-siswi nya mengenai anemia yang terjadi pada remaja putsi, baik tanda dan gejala, cara pencegahan maupun pengobatannya bila sudah menderita anemia, Kata kunci: : Anemia, Lama Menstruasi, Status Gizi Bahan Bacaan — : 9 (2007-3015) ABSTRACT ‘Young women are one of the groups that are prone to anemia plus adolescence is a transition from childhood to adulthood. The purpose of this study was to determine the description of anemia in young women in SMK Bina Cipta Palembang in 2016. The design of this study is a case study that is qualitative. The result of the research showed that most of respondents had mild anemia as much as 53,8%, most of them were menstruation 7 days 61,6%, and most of IMT respondent in normal category was 67.3%. Of the group of respondents who experienced anemia both mild, mild and moderate most of the respondents with a 7-day menstrual period of 57.1%, 37.5% and 85.7%. Of the group of respondents who experienced mild anemia, most of the respondents with normal BMI that is 71.4%, and from group of respondents who have mild and moderate anemia, most of them are respondents with less BMI that is 62,5% and 57.1% . It is expected that the school can cooperate with related parties such as from Puskesmas or Dinas Keschatan to provide counseling to their students about anemia that occur in young women, both signs and symptoms, how to prevent and treatment if already suffering from anemia. Keywords + Anemia, Old Menstruation, Nutrition Stal Reading Material : 9 (2007-2015) PENDAHULUAN Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 25-40% remaja putri di Asia Tenggara menderita anemia tingkat ringan sampai berat. Beberapa negara dunia, prevalensi anemia remaja putri menunjukkan masalah Kesehatan masyarakat, terutama Negara berkembang (Handayani dkk, 2014). Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia ditambah masa remaja merupakan suatu ‘masa transisi dari masa kanak-kanak ke mas dewasa. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat-zat yang relative besar jumlahnya, Remaja putri mudah terserang anemia Karena pada umunya masyarakat Indonesia termasuk remaja putri lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi, remaja putri biasanya ingin tampil langsing, schingga membatasi asupan makanan, remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi + 1,3 mg per hati, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria (Tartowo dk, 2012). ‘Anemia adalah suatu. keadaan di mana jumlah eritrosit (sel darah merah) atau kadar Hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Jenis anemia yang paling sering timbul adalah kekurangan zat besi, bila kadar hemoglobin < 12 g% (Andriani dan Bambang, 2012) Hasil Riset_ Kesehatan Dasar (Riskesdas), tahun 2013, menunjukkan anemia gizi besi pada remaja putri 13 — 18 tahun masih merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi_—sebesar.—-22,7% (Kemenkes RI, 2013). Anemia pada remaja dapat berdampak pada menurunnya produktivitas kerja ataupun kemampuan akademis di sekolah, Karena tidak ada gairah belajar dan konsentrasi. Anemia juga dapat mengganggu pertumbuhan di mana tinggi dan berat badan menjadi tidak sempurna. Selain itu, daya tahan tubuh akan menurun sehingga mudah terserang penyakit dan juga dapat menyebabkan menurunnya produksi energi dan akumulasi laktat dalam otot (Tartowo dkk, 2012), Faktor yang menyebabkan remaja putri lebih beresiko menderita anemia adalah setiap bulan remajaputsi_ mengalami menstruasi, remaja putri yang mengalami menstruasi yang banyak selama lebih dari lima hari dikhawatirkan akan kehilangan zat besi (membutubkan zat besi pengganti) lebih banyak dari pada remaja putri yang menstruasinya hanya tiga hari dan sedikit. Remaja putri scring kali menjaga penampilan, ingin kurus sehingga berdiet dan mengurangi makan. Dict yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan tubuh kekurangan zat penting seperti zat besi (Andriani dan Bambang, 2012), ‘Masalah yang sering terjadi pada remaja adalah kurangnya asupangizi yang, mengakibatkan menderita kurang gizi dan dapat terkena anemia karena kekurangan zat besi (Waryana, 2010). Mencegah anemia pada remaja menjadi sangat penting, karena nantinya wanita yang menderita anemia dan —-hamil akan menghadapi banyak risiko, yaitu abortus, melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, mengalami penyulit lahirnya bayi karena rahim tidak mampu_berkontraksi_ dengan baik ataupun karena tidak mampu meneran, perdarahan setelah persalinan yang sering berakibat kematian (Tartowo dkk, 2012). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan jumlah remaja putri usia 15 — 18 tahun yang mengalami anemia pada tahun 2014 sebanyak 571 orang, jumlah jumlah remaja putri yang mengalami anemia tertinggi di Kabupaten Ogan Komering Ulu sebesar 197 orang dan terendah di Kota Pagar Alam sebesar 3 orang dan tahun 2015 sebanyak 1,060 orang, jumlah remaja putri yang mengalami anemia tertinggi di Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 438 orang dan terendah di Kota Pagar Alam sebesar 5 orang (Dinas Provinsi Sumsel, 2016) Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Palembang jumlah remaja putri yang mengalami anemia pada tahun tahun 2013 sebanyak 343 orang dan tahun 2014 sebanyak 118 orang (Dinkes Kota Palembang, 2016), Penelitian ini dilakukan di SMK Bina Cipta Palembang, dengan pertimbangan sebagian besar muridnya adalah remaja putri, Berdasarkan data dati pihak pendidikan jumlah siswa kelas X sebanyak 109 orang, kelas XI sebanyak 90 orang dan kelas XII scbanyak 85 orang. Berdasarkan uraian diatas _peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMK Bina Cipta Palembang Tahun 2016." METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Kesehatan reproduksi kejadian anemia pada remaja putri di SMK Bina Cipta Palembang tahun 2016, Desain penelitian ini adalah studi kasus yang bersifat kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 2 April 2016. ‘Tempat Peneli Penelitian dilaksanakan di SMK Bina Cipta Palembang. Jenis Data Penelitian ini menggunakan data primer yaitu hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dengan bantuan sahli_-haemometer dan pedoman wawancara mendalam _serta observasi ‘Teknik / Cara Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan secara manual, dengan melakukan peneatatan data dari pihak pendidikan SMK Bina Cipta Palembang sebagai sumber data sckunder serta memeriksa kadar Hb dengan bantuan sahli_haemometer, melakukan- wawancara mendalam dan observasi sebagai sumber data primer. Populasi dan Sampel Populasi Situasi sosial dalam penelitian ini adalah kejadian anemia pada remaja putri Sampel Pada penelitian ini jumlah informan atau partisipan berjumlah 52 orang, untuk mengetahui jumlah siswi yang mengalami kejadian anemia dengan menggunakan alat sabli haemometer untuk mengukur kadar hemoglobin masing-masing—_siswi, Selanjutnya berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin ditentukan jumlah siswi yang termasuk kelompok yang mengalami anemia yang akan dijadikan informan atau partisipan dalam penelitian ini, jumlah tersebut —diketahui—setelah_—diadakan pemeriksaan kadar hemoglobin, Teknik Analisis Data Teknik analisis pada penelitian ini adalah mendengarkan—hasilrekaman wawaneara yang dilakukan berdasarkan pedoman wawancara mendalam dengan informan atau partisipan kemudian dibuat berbentuk transkrip kemudian dibaca Kembali berulang-ulang dan dilanjutkan dengan menyusun kalimat-kalimat dalam transkrip menjadi teks berbentuk narasi yang, ‘mendeskripsikan atau menggambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kasus tersebut ditambah dengan susunan narasi yang buat berdasarkan hasil_observasi, dimana hasil observasi yang telah direkam berupa video dimaknai dengan cermat agar dapat disusun menjadi rangkaian cerita. Setelah hasil wawancara dan hasil observasi disusun rapi menggunakan kalimat_ yang mudah dicemna dan dipahami oleh pembaca maka akan kan secara_keseluruhan menjadi sebuah hasil penelitian yang selanjutnya akan dibahas dan dirangkum ‘menjadi sebuah kesimpulan dari sebuah studi kasus. HASIL PENELITIAN 1. Distribusi responden berdasarkan umur Tabel Distribusi Responden berdasarkan Umur 4. Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Berdasarkan Lama Menstruasi Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Berdasarkan Lama Menstruasi = =e No | _Umur | Jumlah |” Persentase wpb ff nes Tf is Tahun [15 288 ee oe 2 | “16Tahun [28 539 3 [17 Tahun 9 173 Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa Juvilah 52. 100 dari kelompok responden yang mengalami a anemia baik ringan sekali, ringan dan sedang 2. Distribusi_ Responden berdasarkan sebagian besar adalah responden dengan kejadian anemia Jama menstruasi 7 hari yaitu 57,1%, 37,5% Tabel 2 dan 85,7%. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan 7 Kejadian Anemia istribusi ; ; 7 5. Distribusi Frekuensi_ Repsonden Ny) Mespnile f ad Trentanarion fodeee Mose abe 2 (IMT) 1 [Tidak 9 Tabel 5 2 | Ringan Sekai | 28 Distribusi Frekuensi Repsonden 3 | Ringan 8 herdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) 4 | Sedang 7 No IMT f | % 52 100 1 | Kurang < 18.5 17 [32,7 2 | Nomnal > 18,5 — 25.0 |_35_[ 67.3 3. Distribusi Responden berdasarkan 32 | 100 Lama Menstruasi Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan ‘Lama Menstruasi 6. Distribusi Frekunesi — Kejadian Anemia Berdasarkan Indeks Massa N] Lama t % Tobey t a 8 15.4 pats. +1 ha 3 Oe Distribusi Frekunesi Kejadian Anemia aot 2 Berdasarkan Indeks Massa Tubuh 3 [Shari 6 11.5 a 4 | Chari 1 1.9 Se |=] See een [ee |r S| 7hari 32 61.6 Ter eS it Se te ES 52 100 1 Rane Kes Tol o | [280 [5] ozs [4] sr | 17 [327 T] Romar ziss- |9| 100 | 20] 714] 3] 375 | 3] azo | 35 | ora bs Fo Pas 00 a 100 YF roo si Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari kelompok responden yang mengalami anemia ringan sekali, sebagian besar adalah responden dengan IMT normal yaitu 71.4%, dan dari kelompok responden yang mengalami anemia ringan dan sedang, sebagian besar adalah responden dengan IMT kurang yaitu 62,5% dan 57,1%. Pembahasan Kejadian Anemia Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Hb ‘menggunakan alat bantu Sahli hacmometer, ditemukan sebagian besar _responden mengalami anemia ringan sekalisebanyal 53.8%. Lama Menstruasi Berdasarkan hasil wawancara diketahui sebagian besar lama menstruasi responden 7 hari dan dari 32 responden dengan lama menstruasi 7 hari terdapat 50% yang mengalami anemia ringan sekali. Hi penelitian ini sesuai dengan pemyataan Fauziah dkk (2012), lama menstruasi > 7 hart atau jumlah darah yang keluar selama menstruasi sangat banyak atau melebihi 80 ce akan menyebabkan anemi: Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 16 orang menderita anemia ringan sekali dan 2 orang responden menderita anemia ringan seria 3 orang responden menderita anemia sedang diduga penyebabnya adalah mengalami menstruasi dalam jumlah banyak selama 5-7 hari, hal ini sesuai dengan pemyataan Andriani dan Bambang (2012), remaja putri lebih beresiko menderita anemi adalah setiap bulan remaja putri mengalami menstruasi, remaja putri yang mengalami menstruasiyang banyak selama lebih dari Jima hati dikhawatirkan akan kehilangan zat besi (membutuhkan zat besi pengganti) lebih banyak dari pada remaja putri yang menstruasinya hanya tiga hari dan sedikit. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Febrianti dkk (2010), dengan judul “Lama Haid dan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri, Menyimpulkan kejadian anemia pada penelitian ini berhubungan bermakna dengan lama haid, Empat puluh persen siswi Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor dalam penelitian mengalami haid lebih dari 7 hari. Haid lebih dari 7 hari merupakan salah satu dari gejala Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hhasil penelitian Yulaeka (2015), dengan judul “ Hubungan Status Gizi Dan Lama Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Siswi Di SMK Perintis 29 Ungaran Kabupaten”, Menyimpulkan siswa yang mengalami menstruasi tidak normal lebih banyak yang mengalami anemia yang terjadi sebabkan olch kehilangan darah yang berlebihan saat menstruasi_sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin di dalam darah. Hasil penelitian ini juga sejatan dengan hasil penelitian Fauziah (2012), dengan judul “Hubungan Antara Pola Menstruasi dan Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA Informatika Ciamis”. Menyimpulkan kejadian anemia lebih banyak didapatkan pada responden dengan “lama —menstruasi_—_panjang dibandingkan yang lama menstruasinya normal. Indeks Massa Tubuh Berdasarkan hasil wawaneara.diketahui berat badan dan tinggi badan responden kemudian dilakukan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) didapatkan sebagian besar IMT responden pada kategori normal dan dari 35 responden dengan IMT pada Kategori normal terdapat 57,1% yang mengalami anemia ringan sekali, Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pemyataan ‘Waryana (2010), Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja dan pernyataan Naristasari (2015), status gizi dapat mempengaruhi kejadian anemia Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 4 orang responden menderita anemia ringan sekali dan 3 orang responden menderita anemia ringan diduga disebabkan oleh status gizi yang kurang dimana hasil perhitungan IMT < 18,5, hal ini sesuai pernyataan Naristasari (2015), status gizi_ dapat mempengaruhi kejadian anemia, apabila asupan gizi dalam tubuh Kurang, hal ini menyebabkan kebutuhan gizi dalam tubuh tidak terpenuhi terutama kebutuhan gizi seperti zat besi dimana zat besi merupakan salah satu Komponen terpenting dalam pembentukan hemoglobin. Berkurangnya asupan nutrisi dan zat besi dalam tubuh seseorang akan menyebabkan berkurangnya bahan pembentuk sel darah merah, sehingga sel darah merah tidak dapat’ melakukan fungsinya dalam —mensuplai__oksigen keseluruh tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya anemia. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yulacka (2015), dengan judul * Hubungan Status Gizi Dan Lama Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Siswi Di SMK Perintis 29 Ungaran Kabupaten” Menyimpulkan siswa yang mengalami anemia dan status gizi kurus lebih banyak dari pada yang normal dan gemuk. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Abidin, dkk (2012), dengan judul “Hubungan Indeks Massa Tubul (IMT) Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA. Kifayatul Achyar Wilayak Kec. Cin Bandung” Menyimpulkan sebagian besar remaja putri tergolong dalam IMT kurus-mengalami anemia ringan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 4 orang responden menderita anemia ringan sekali dan 2 orang responden menderita anemia ringan serta 4 orang responden menderita anemia sedang diduga disebabkan 2 faktor yaitu jumlah darah menstruasi yang. banyak 7 hari dan perhitungan IMT < 18,5 yang mengkategorikan status gizi yang kurang, hal ini sesuai dengan pernyataan Tarwoto dkk (2012), remaja putri mudah terserang anemia Karena remaja_ puri mengalami haid atau menstruasi setiap bulan, di mana kehilangan zat besi + 1,3 mg per hari dan pernyataan Naristasari (2015). status gizi dapat’ mempengaruhi_ kejadian anemia, apabila asupan gizi dalam tubuh Kurang, hal ini menyebabkan kebutuhan gizi dalam tubuh tidak terpenuhi terutama Kebutuhan gizi seperti zat besi dimana zat besi_merupakan salah satu komponen terpenting dalam pembentukan hemoglobin, Berkurangnya asupan nuttisi dan zat besi dalam tubuh seseorang akan menyebabkan berkurangnya bahan pembentuk sel darah merah, sehingga sel darah merah tidak dapat melakukan fungsinya dalam —mensuplai oksigenkeseluruh tubuh_—_sehingga mengakibatkan terjadinya anemia, ‘Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yulaeka (2015), Hubungan Status Gizi Dan Lama Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Siswi Di SMK Perintis 29 Ungaran Kabupaten, menyimpulkan siswa yang mengalami anemia dan status gizi kurus lebih banyak dari pada yang normal dan gemuk dan siswa yang mengalami menstruasi tidak normal lebih banyak yang mengalami anemia yang terjadi disebabkan oleh Kehilangan darah yang berlebihan saat menstruasi sehingga —_-mengakibatkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin di dalam darah. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Fauziah (2012), dengan judul “Hubungan Antara Pola Menstruasi dan Konsumsi Zat Besi dengan Kej Pada Remaja Putri di SMA Informatika Ciamis”. Menyimpulkan Kejadian anemia lebih banyak didapatkan pada responden dengan “lama —menstruasi_—_panjang dibandingkan yang lama menstruasinya normal dan kejadian anemia lebih banyak didapatkan pada —_responden dengan konsumsi zat besi tidak baik dibandingkan yang konsumsi zat besi baik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMC Bina. Cipla Pillmbeng pads la 2016, mengenai “Kejadian Anemia Pain Remaja Putri di SMK Bina Cipta Palembang Tahun 2016”, maka dapat disimpulkan —bahwa, —Hasil _penelitian menunjukkan sebagian besar_responden mengalami anemia ringan sekali sebanyak 53.8%, sebagian besar responden dengan Jama menstruasi 7 hari sebanyak 61,6%, dan sebagian besar responden IMT pada kategori normal sebanyak 67,3%. Dari kelompok responden yang mengalami anemia baik ringan sekali, ringan dan sedang sebagian besar adalah responden dengan lama menstruasi 7 hari yaitu 57.1%, 37.5% dan 85,7%. Dari kelompok responden yang mengalami anemia ringan sekali, sebagian besar adalah responden dengan IMT normal yaitu 71.4%, dan dari kelompok responden yang mengalami anemia ringan dan sedang, sebagian besar adalah responden dengan IMT kurang yaitu 62,5% dan 57,1%. Saran Diharapkan pihak —sekolah dapat berkerjasama dengan pihak terkait seperti dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada siswi-siswi nya mengenai anemia yang terjadi pada remaja putri, baik tanda dan gejala, cara pencegahan maupun pengobatannya bila sudah menderita anemia, DAFTAR PUSTAKA Abidin, Imam, Supriyadi dan Sumbara 2012. Hubungan Indeks Massa Tubuh Degnan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA Kifayatul Achyar Wialayak Kec. Cibiru Bandung Tahun 2012, Jurnal Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012. Achadi, Endang L. 2013. Gisi dan Kesehatan Masyarakat Edisi Revisi. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Andiani, © Merryana dan Bambang Wirjatmadi, 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta. : Prenad Media Group. ‘auziah, Desi, Nurliana dan Kiki Komeliani. 2012, Hubungan Pola Menstruasi Dan Konsumsi Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA Informatika Ciamis. Jurnal Poltekkesjogia Tahun 2012. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesda 2013), (asari, Anindya Ayu Dewi dan Dewi Rokhanawati, 2015. Hubungan status Gici Dengan Kejadian Anemia Pada Siswi Kelas XI Di Tiga SMA Kota Yogyakarta Tahun 2015, 2014. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Pondok Pesantren Wahid Hasyim Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. at akbidarrahma.ac.id/download/Jurnal/N UR%20HAYATL pdt. Proverawati, Atikah, dan Siti Misaroh. 2009. Menarche Menstruasi Periama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. Tartowo, et al. 2012. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: ‘Salemba Medika. Tarwoto, Wasnidar. 2013. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil Konsep dan Penatalaksanaan, Jakarta: Trans Info Media. Wibowo, Cahya Daris Tri, Harsoyo Notoatmojo dan Afiana Rohmani. 2013. Hubungan Antara Status Gici Dengan Anemia Pada Remaja Putri di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 3 Semarang. Surnal Kedokteran Muhammadiyah Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013. Widyastuti, Yani, Anita Rahmawati dan Yuliasti Eka Purnamaningrum, 2009. Kesehatan Repoduksi. Yogyakarta Fitramaya. WHO. 2014. Infordatin Situasi Kesehatan Reproduksi ——- Remaja. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Yulaeka, 2015. Hubungan Status Gizi Dan Lama Menstraasi Dengan Kejadian Anemia Pada Siswi Di SMK Perintis 29 Ungaran Kabupaten. Jurnal STIKES NWU, No. 03, October 2015.

Anda mungkin juga menyukai