Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN PENURUNAN

BERAT BADAN IBU MENYUSUI DI BPM YUSIDA TAHUN 2020

Reni Saswita(CA), Vera Yuanita2, Peti Tunjung Sari3


1(CA)
Prodi DIII Kebidanan, STIKES Mitra Adiguna Palembang, Palembang;
rswita@gmail.com(Corresponding Author)
2
Prodi DIII Kebidanan, STIKES Mitra Adiguna Palembang, Palembang;
verayuanita72@yahoo.com,
3
Prodi D III Kebidanan, STIKES Mitra Adiguna Palembang; petitunjungsari01@gmail.com

ABSTRACT

Cakupan pemberian ASI eksklusif untuk Kota Palembang Tahun 2018 sebesar 76,5%.
Cakupan ini masih di bawah target pencapaian pemberian ASI eksklusif Indonesia yaitu 80%.
Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu cara menurunkan berat badan ibu karena cadangan
lemak dalam tubuh digunakan untuk proses produksi ASI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh pemberian ASI Eksklusif dengan penurunan berat badan ibu menyusui. Desain
penelitian ini adalah menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross secitonal. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak umur 6-7 bulan di BPM Yusida tahun
2020. Sampel dalam penelitian di ambil secara purposive sampling yang berjumlah 62 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mengalami penurunan berat badan yaitu
59,7% dan sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 33,9%. Hasil analisa
bivariat ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan penurunan berat badan dengan hasil
p value 0,006. Hasil ini mendukung rekomendasi organisasi kesehatan dunia tentang pemberian
ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan untuk mengurangi risiko retensi berat badan atau
penambahan penambahan berat badan pada wanita postpartum. Telah diketahui bahwa menyusui
eksklusif bermanfaat bagi bayi dan ibu, mempromosikan menyusui sebagai strategi
mempromosikan penurunan berat badan adalah penting, karena kelebihan berat badan pada wanita
usia reproduksi merupakan masalah kesehatan masyarakat.

Kata Kunci : ASI Eksklusif, Penurunan Berat Badan

INTRODUCTION

ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi hingga umur 6 bulan tanpa tambahan
makanan apa pun kecuali obat. Menyusui merupakan cara benar dan sehat untuk memberi makan
bayi. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi karena inilah yang bayi butuhkan. Berbagai zat gizi
yang terkandung didalam ASI sangat berguna untuk tumbuh kembang bayi serta dapat
meningkatkan kecerdasan pada bayi. Selain itu, ASI juga mengandung antibodi yang dapat
mencegah bayi dari infeksi sehingga bayi tidak mudah terkena penyakit (Maryam, 2016).
Di Indonesia presentase cakupan pemberian ASI eksklusif masih belum memenuhi target
oleh Kemenkes RI yaitu 80%. Berdasarkan data Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Palembang
(2018) Puskesmas Sei Selincah merupakan salah satu puskesmas dengan cakupan ASI eksklusif
yang sudah melampaui target untuk Kota Palembang tahun 2018 yaitu sebesar 79,1% (246 bayi
yang mendapat ASI eksklusif).
Upaya mempromosikan menyusui biasanya mencakup manfaat kesehatan bagi ibu dan
anak. Perubahan tubuh akibat menyusui bisa menjadi manfaat langsung. Sebagian ibu merasa
bahwa menyusui memiliki efek positif pada tubuh mereka, seperti ; kembali ke bentuk tubuh
sebelum hamil, manfaat kesehatan, manfaat fisik, manfaat makan dan psikologis (Scala, S.C. et
al , 2017).
Manfaat ibu memberikan ASI salah satunya adalah menurunkan berat badan. Seperti yang
kita ketahui bahwa berat badan ibu selama menjalani proses kehamilan adalah bertambah dalam

1st International Conference of Nursing and Public Health ISBN XXXX-


XXXX | 1
tiap bulannya. Dengan menyusui dan memberikan ASI ini dapat membantu ibu mengurangi berat
badan, sebagai informasi ketika menyusui itu berarti sama dengan membakar kalori sebesar 200
hingga 500 kalori per hari (Sembiring, 2019).
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan
semula sebelum hamil. Pada saat hamil, badan bertambah berat selain karena ada janin juga karena
penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan sebagai sumber
tenaga dalam proses produksi ASI, dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak
lagi sehingga timbunan lemak berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Jika timbunan
lemak menyusut, berat badan ibu akan lebih cepat kembali ke keadaan sebelum hamil (Wilda,
2018).
Menyusui secara eksklusif dapat menghabiskan 500 kalori per hari (setara dengan kegiatan
berenang 30 putaran atau bersepeda menanjak selama satu jam), sehingga berat badan ibu turun
secara alami (Monika, 2014). Apalagi jika ibu menyusui secara eksklusif selama 6 bulan dan
dilanjutkan minimal hingga bayi berusia 1 tahun. Ibu yang memberikan ASI eksklusif pada
bayinya akan mengalami penurunan berat badan 1-2 kg per bulan terhitung sejak berat badan ibu
melahirkan. hal ini disebabkan karena ibu yang mengalami kekurangan 250 kkal akan diambil dari
cadangan kalori wanita yaitu simpanan lemak selama hamil (Kristiyanti, 2013). Penelitian ini akan
menunjukkan adanya pengaruh pemberian ASI Eksklusif terhadap penurunan berat badan ibu
menyusui.

METHODS
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode analitik, dengan desain penelitian
cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang datang berkunjung ke BPM Yusida
yang memiliki anak umur 6-7 bulan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling, yang menjadi sampel adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar checklist, timbangan, data
kunjungan ibu bersalin, dan buku KIA. Responden penelitian wajib mengisi lembar persetujuan
dan adanya jaminan kerahasiaan data responden. Analisis penelitian adalah analisis bivariat
dengan uji statistik chi-square (x2) dengan taraf signifikansi 0,05 menggunakan software SPSS
20.0. Hipotesis penelitian adalah ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan penurunan berat
badan pada ibu menyusui.

RESULTS

Variabel penurunan berat badan dikelompokkan menjadi 2 kateogeri yaitu ya (bila


mengalami penurunan berat badan) dan tidak (bila tidak mengalami penurunan berat badan).
diketahui bahwa distribusi frekuensi penurunan berat badan ibu menyusui dari 62 responden
sebagian besar mengalami penurunan berat badan 59,7% dan yang tidak mengalami penurunan
berat badan sebanyak 40,3 %.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penurunan Berat Badan


Penurunan Berat Badan Frequency Percentage
Ya 37 59.7
Tidak 25 40.3
Total 62 100

Variabel ASI Eksklusif dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu ya (bila diberi ASI
eksklusif), dan tidak (bila tidak diberi ASI eksklusif). Hasil analisa univariat dari variabel ASI
eksklusif dapat dilihat dari tabel dibawah bahwa sebagian besar memberikan ASI eksklusif yaitu
66,1%, dan yang tidak memberikan ASI eksklusif hanya 33,9%.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan ASI Eksklusif


ASI Eksklusif Frequency Percentage
Ya 41 66.1
Tidak 21 33.9
Total 62 100

1st International Conference of Nursing and Public Health ISBN XXXX-


XXXX | 2
Analisis bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara ASI eksklusif dengan
Penurunan berat badan dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Diketahui bahwa dari 41 responden
yang memberikan ASI eksklusif terdapat 73,2% yang ya mengalami penurunan berat badan.
Sedangkan dari 21 responden yang tidak memberikan ASI eksklusif terdapat 66,7% yang tidak
mengalami penurunan berat badan. Hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p value 0,006 ≤ nilai α
(0,05), hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan
penurunan berat badan ibu menyusui di BPM Yusida tahun 2020. Dengan nilai OR = 5,455 yang
artinya bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif beresiko mengalami penurunan berat badan
5,455 kali dibandingkan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif.

Tabel 3 Hubungan ASI Eksklusif dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui
ASI Penurunan Jumlah
EKSKLUSIF berat badan P value
Ya Tidak
N % N % N %
Ya 30 73,2% 11 26,8% 41 100%
Tidak 7 33,3% 14 66,7% 21 100% 0,006
Jumlah 37 59,7% 25 40,3% 62 100%
DISCUSSION

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian ASI eksklusif
dengan penurunan berat badan ibu menyusui di BPM Yusida tahun 2020. Hal ini dapat terjadi
karena waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neurohormonal pada puting susu
dan areola. Rangsangan ini akan diteruskan ke hiposfise melalui nervus vagus, terus ke lobus
anterior, dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin kemudian masuk ke peredaran darah
dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI sehingga akan terangsang untuk menghasilkan
ASI.
Tubuh ibu akan mengambil sumber energi dari lemak-lemak yang tertimbun selama hamil
terutama dibagian paha dan lengan atas, sehingga berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat
kembali ke berat badan semula. Pada saat hamil, badan bertambah berat selain karena ada janin
juga karena penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan
sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Pada saat menyusui, bayi melakukan
penghisapan selama 15-25 menit dan ASI yang keluar sekitar 700-800 ml/hari Sehingga dengan
menyusui cadangan lemak ibu akan berkurang ½ kg (Maryunani, 2012). Ibu menyusui akan
menghasilkan ASI sekitar 750 cc tiap hari. Kondisi ini setara dengan penurunan berat badan
sekitar 200-500 kalori per hari, sehingga dalam seminggu bisa menurunkan sekitar 0,5 kg (Kartika,
2019).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggraini (2019), (Astiati, Y, et al (2017)
menunjukkan ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan penurunan berat badan ibu post
partum, bahwa ibu yang menyusui secara eksklusif memiliki resiko 4,783 kali mengalami
penurunan berat badan dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui secara eksklusif. Rerata
penurunan berat badan sebanyak 1,1 kg pada kelompok ASI eksklusif dan sebanyak 0,4 kg pada
kelompok ASI tidak eksklusif (F. Ayu Kristiani, 2013).
Menyusui eksklusif setidaknya selama 3 bulan menghasilkan penurunan berat badan 3,2
pon lebih besar dari 12 bulan pascapersalinan (Jarlenski, M. P. et al. , 2014).
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Cahyati, N. (2014), yang menunjukkan
sebanyak 43 ibu postpartum (71,7%) menyusui secara eksklusif, 43 ibu postpartum (81,7%)
mengalami kenaikan berat badan setelah menyusui secara eksklusif. Hasil Uji  chi-square
menunjukan tidak ada hubungan (p value = 0,279)  antara Pemberian ASI eksklusif dengan
perubahan berat badan pada ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas Cipageran Cimahi
Salah satu manfaat ibu memberikan ASI eksklusif dapat menurunkan berat badan ibu
menyusui karena ketika menyusui dapat membakar kalori sebesar 200-500 kalori perhari. Maka
dari itu nutrisi yang diperlukan ibu sekitar 640-700 kkal/hari. Dalam kondisi sehat ibu dapat

1st International Conference of Nursing and Public Health ISBN XXXX-


XXXX | 3
menghasilkan ASI rata-rata 850 ml/hari, oleh kerena itu, ibu membutuhkan energi 750 kkal.
Menyusui memerlukan energi dan tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama
hamil. Dengan demikian beran badan ibu menyusui akan membuat lebih cepat turun ke berat
badan sebelum hamil. Dengan menyusui sebenarnya ibu sedang berdiet, karena dalam menyusui
terjadi pembakaran lemak secara alami. Penurunan berat badan berkisar setengah sampai satu
kilogram perbulan asalkan dengan perencanaan makan yang benar (Wilda, 2018).
Ibu yang memberikan ASI eksklusif mengalami penurunan persentase lemak tubuh
sebanyak 31,8% dan ibu yang mengalami kenaikan persentase lemak tubuh sebanyak 18,2%.
Sebaliknya pada ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif mengalami peningkatan persentase
lemak tubuh sebanyak 43,2% dan ibu yang mengalami penurunan persentase lemak tubuh
sebanyak 6,8% (M. Khasanah, 2019)
Wanita yang berencana menyusui atau yang sedang menyusui harus diberi saran yang
realistis dan meningkatkan kesehatan tentang perubahan berat badan selama menyusui, idelanya
mereka harus diberitahu bahwa normal untuk menurunkan berat badan selama 6 bulan pertama
laktasi. Tingkat bulanan rata-rata penurunn berat badan adalah 0,5-1 kg setelah bulan pertama
pascapersalin. Penelitian lain menunjukkan bahwa wanita yang menyusui setidaknya selama 6
bulan pascapersalinan mungkin kehilangan berat badan lebih cepat daripada mereka yang
menyusui selama periode yang lebih pendek dan mereka yang tidak menyusui . (Laura N haik)
Penting untuk diklarifikasi, bahwa penurunan berat badan yang diamati dalam penelitian
dapat dikaitkan dengan konsumsi energi yang lebih rendah berdasarkan rekomendasi untuk wanita
yang menyusui secara eksklusif. Penurunan berat badan yang lebih besar selama periode post
partum adalah pada wanita yang memiliki diet rendah energi dan lebih banyak aktifitas fisik. Ada
beberapa variabel yang mempengaruhi pemulihan berat badan sebelum kehamilan, usia bukanlah
penentu perubahan berat badan selama periode post partum. Ibu yang memiliki kelebihan berat
badan atau obesitas juga menunjukkan kecenderungan penurunan berat badan (Samano, R. et al,
2013).
Kenaikan berat badan atau kurangnya penurunan berat badan selama menyusui bukanlah
fenomena yang tidak terduga. Penurunan tingkat leptin ibu setelah lahir dan peningkatan prolactin
di awal menyusui berhubungan dengan peningkatan asupan energi, perubahan sensitivitas insulin
dan estrogen juga konsisten dengan peningkatan nafsu makan dan hemat energi selama menyusui.
Wanita yang kelebihan berat badan sebelum hamil mempertahankan berat badan sekitar 7 kg
setelah kehamilan, terlepas dari durasi menyusui. Dengan demikian perubahan berat badan ibu
terkait menyusui minimal pada ibu dengan berat badan normal, dan untuk wanita yang kelebihan
berat badan selama kehamilan tidak berkurang dengan menyusui (Sichieri, et al, 2003).
Menurut asumsi peneliti, adanya pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan penurunan
berat badan ibu menyusui di BPM Yusida karena pada saat ibu menyusui akan memerlukan energi
yang besar. Energi ini diambil dari cadangan lemak yang disimpan selama kehamilan, kemudian
digunakan sebagai tenaga dalam produksi ASI. Sehingga pada saat ibu menyusui, lemak akan
menyusut sehingga berat badan ibu akan turun.

CONCLUSION
Dari Hasil analisis bivariat didapatkan ada 41 responden yang memberikan ASI eksklusif
dan mengalami penurunan berat badan yaitu 73,2% sedangkan 21 responden yang tidak
memberikan ASI eksklusif dan tidak mengalami penurunan berat badan yaitu 66,7. Hasil
penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan penurunan berat badan
ibu menyusui di BPM yusida tahun 2020 dengan nilai p value (0,006) < 0,05.
Hasil ini mendukung rekomendasi organisasi kesehatan dunia tentang pemberian ASI
Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan untuk mengurangi risiko retensi berat badan atau
penambahan penambahan berat badan pada wanita postpartum. Telah diketahui bahwa menyusui
eksklusif bermanfaat bagi bayi dan ibu, mempromosikan menyusui sebagai strategi
mempromosikan penurunan berat badan adalah penting, karena kelebihan berat badan pada wanita
usia reproduksi merupakan masalah kesehatan masyarakat.

1st International Conference of Nursing and Public Health ISBN XXXX-


XXXX | 4
REFERENCES

Anggraini, R. (2019) Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Penurunan Berat Badan Ibu
yang Mempunyai Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Sukaringin Kec. Sukawangi Tahun 2019,
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.

Astiati, Y. et al. (2017) “Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Penurunan Berat Badan Ibu
Post Partum di Kelurahan Tlogomas Malang,” Nursing News, 2(2), hal. 595–606. Tersedia
pada: https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/450/368.

Ayu Kristiyanti, F. N. dan Kusumastuti, A. C. (2013) “Hubungan Pemberian Asi Eksklusif


Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui,” Journal of Nutrition College, 2(4). doi:
10.14710/jnc.v2i4.3831.Schalla, S. C., Witcomb, G. L. dan Haycraft, E. (2017) “Body
Shape and Weight Loss as Motivators for Breastfeeding Initiation and Continuation,”
International Journal of Environmental Research and Public Health 2017, Vol. 14, Page
754, 14(7), hal. 754. doi: 10.3390/IJERPH14070754.

Cahyati, N. (2019) “Hubungan Pemberian Air Susu Ibu (Asi) Eksklusif Dengan Perubahan Berat
Badan Ibu Postpartum Di Puskesmas Cipageran Cimahi,” Jurnal Ilmu Kesehatan
Immanuel, 12(2). doi: 10.36051/jiki.v12i2.68.

Haiek, L. N. et al. (tanpa tanggal) “Postpartum Weight Loss and Infant Feeding.” Tersedia pada:
http://www.jabfm.org/ (Diakses: 30 Juli 2021).

Jarlenski, M. P. et al. (2014) “Effects of breastfeeding on postpartum weight loss among U.S.
women,” Preventive Medicine, 69, hal. 146–150. doi: 10.1016/j.ypmed.2014.09.018.

Kartika, R., (2019)Yoga dan Pilates Pascasalin. Yogyakarta: DEEPUBLISH.

Khasanah, M., Windari, E. N. dan Wilujeng, C. S. (2019) “Hubungan Pemberian Air Susu Ibu
(ASI) dengan Perubahan Persentase Lemak Tubuh pada Ibu Menyusui di Wilayah Kerja
Puskesmas Arjuno Kota Malang pada Bulan November 2017-Februari 2018,” Journal Of
Issues In Midwifery, 3(1), hal. 1–10. doi: 10.21776/ub.joim.2019.003.01.1.

Maryam S., 2016. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi, Salemba Medika, Jakarta

Maryunani, A. (2012) Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: CV.
Trans Info Media.

Monika, F. . (2014) Buku Pintar ASI dan Menyusui. Diedit oleh K. Sulistiyani. Jakarta: PT. Mizan
Publika.

Sámano, R. et al. (2013) “Effects of breastfeeding on weight loss and recovery of pregestational
weight in adolescent and adult mothers,” Food and Nutrition Bulletin, 34(2), hal. 123–130.
doi: 10.1177/156482651303400201.

Sembiring, J. B., (2019) Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. Yogyakarta:
Deepublish.

Sichieri, R. et al. (2003) “PAPER Prospective assessment of exclusive breastfeeding in relation to


weight change in women,” International Journal of Obesity, 27, hal. 815–820. doi:
10.1038/sj.ijo.0802285.

1st International Conference of Nursing and Public Health ISBN XXXX-


XXXX | 5
Wilda, I., Sarlis, N. dan Mahera, R. (2018) “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan
Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui,” Jurnal Endurance, 3(3). doi:
10.22216/jen.v3i3.2832.

1st International Conference of Nursing and Public Health ISBN XXXX-


XXXX | 6

Anda mungkin juga menyukai