ABSTRACT
Cakupan pemberian ASI eksklusif untuk Kota Palembang Tahun 2018 sebesar 76,5%.
Cakupan ini masih di bawah target pencapaian pemberian ASI eksklusif Indonesia yaitu 80%.
Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu cara menurunkan berat badan ibu karena cadangan
lemak dalam tubuh digunakan untuk proses produksi ASI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh pemberian ASI Eksklusif dengan penurunan berat badan ibu menyusui. Desain
penelitian ini adalah menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross secitonal. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak umur 6-7 bulan di BPM Yusida tahun
2020. Sampel dalam penelitian di ambil secara purposive sampling yang berjumlah 62 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mengalami penurunan berat badan yaitu
59,7% dan sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 33,9%. Hasil analisa
bivariat ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan penurunan berat badan dengan hasil
p value 0,006. Hasil ini mendukung rekomendasi organisasi kesehatan dunia tentang pemberian
ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan untuk mengurangi risiko retensi berat badan atau
penambahan penambahan berat badan pada wanita postpartum. Telah diketahui bahwa menyusui
eksklusif bermanfaat bagi bayi dan ibu, mempromosikan menyusui sebagai strategi
mempromosikan penurunan berat badan adalah penting, karena kelebihan berat badan pada wanita
usia reproduksi merupakan masalah kesehatan masyarakat.
INTRODUCTION
ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi hingga umur 6 bulan tanpa tambahan
makanan apa pun kecuali obat. Menyusui merupakan cara benar dan sehat untuk memberi makan
bayi. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi karena inilah yang bayi butuhkan. Berbagai zat gizi
yang terkandung didalam ASI sangat berguna untuk tumbuh kembang bayi serta dapat
meningkatkan kecerdasan pada bayi. Selain itu, ASI juga mengandung antibodi yang dapat
mencegah bayi dari infeksi sehingga bayi tidak mudah terkena penyakit (Maryam, 2016).
Di Indonesia presentase cakupan pemberian ASI eksklusif masih belum memenuhi target
oleh Kemenkes RI yaitu 80%. Berdasarkan data Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Palembang
(2018) Puskesmas Sei Selincah merupakan salah satu puskesmas dengan cakupan ASI eksklusif
yang sudah melampaui target untuk Kota Palembang tahun 2018 yaitu sebesar 79,1% (246 bayi
yang mendapat ASI eksklusif).
Upaya mempromosikan menyusui biasanya mencakup manfaat kesehatan bagi ibu dan
anak. Perubahan tubuh akibat menyusui bisa menjadi manfaat langsung. Sebagian ibu merasa
bahwa menyusui memiliki efek positif pada tubuh mereka, seperti ; kembali ke bentuk tubuh
sebelum hamil, manfaat kesehatan, manfaat fisik, manfaat makan dan psikologis (Scala, S.C. et
al , 2017).
Manfaat ibu memberikan ASI salah satunya adalah menurunkan berat badan. Seperti yang
kita ketahui bahwa berat badan ibu selama menjalani proses kehamilan adalah bertambah dalam
METHODS
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode analitik, dengan desain penelitian
cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang datang berkunjung ke BPM Yusida
yang memiliki anak umur 6-7 bulan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling, yang menjadi sampel adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar checklist, timbangan, data
kunjungan ibu bersalin, dan buku KIA. Responden penelitian wajib mengisi lembar persetujuan
dan adanya jaminan kerahasiaan data responden. Analisis penelitian adalah analisis bivariat
dengan uji statistik chi-square (x2) dengan taraf signifikansi 0,05 menggunakan software SPSS
20.0. Hipotesis penelitian adalah ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan penurunan berat
badan pada ibu menyusui.
RESULTS
Variabel ASI Eksklusif dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu ya (bila diberi ASI
eksklusif), dan tidak (bila tidak diberi ASI eksklusif). Hasil analisa univariat dari variabel ASI
eksklusif dapat dilihat dari tabel dibawah bahwa sebagian besar memberikan ASI eksklusif yaitu
66,1%, dan yang tidak memberikan ASI eksklusif hanya 33,9%.
Tabel 3 Hubungan ASI Eksklusif dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui
ASI Penurunan Jumlah
EKSKLUSIF berat badan P value
Ya Tidak
N % N % N %
Ya 30 73,2% 11 26,8% 41 100%
Tidak 7 33,3% 14 66,7% 21 100% 0,006
Jumlah 37 59,7% 25 40,3% 62 100%
DISCUSSION
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian ASI eksklusif
dengan penurunan berat badan ibu menyusui di BPM Yusida tahun 2020. Hal ini dapat terjadi
karena waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neurohormonal pada puting susu
dan areola. Rangsangan ini akan diteruskan ke hiposfise melalui nervus vagus, terus ke lobus
anterior, dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin kemudian masuk ke peredaran darah
dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI sehingga akan terangsang untuk menghasilkan
ASI.
Tubuh ibu akan mengambil sumber energi dari lemak-lemak yang tertimbun selama hamil
terutama dibagian paha dan lengan atas, sehingga berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat
kembali ke berat badan semula. Pada saat hamil, badan bertambah berat selain karena ada janin
juga karena penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan
sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Pada saat menyusui, bayi melakukan
penghisapan selama 15-25 menit dan ASI yang keluar sekitar 700-800 ml/hari Sehingga dengan
menyusui cadangan lemak ibu akan berkurang ½ kg (Maryunani, 2012). Ibu menyusui akan
menghasilkan ASI sekitar 750 cc tiap hari. Kondisi ini setara dengan penurunan berat badan
sekitar 200-500 kalori per hari, sehingga dalam seminggu bisa menurunkan sekitar 0,5 kg (Kartika,
2019).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggraini (2019), (Astiati, Y, et al (2017)
menunjukkan ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan penurunan berat badan ibu post
partum, bahwa ibu yang menyusui secara eksklusif memiliki resiko 4,783 kali mengalami
penurunan berat badan dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui secara eksklusif. Rerata
penurunan berat badan sebanyak 1,1 kg pada kelompok ASI eksklusif dan sebanyak 0,4 kg pada
kelompok ASI tidak eksklusif (F. Ayu Kristiani, 2013).
Menyusui eksklusif setidaknya selama 3 bulan menghasilkan penurunan berat badan 3,2
pon lebih besar dari 12 bulan pascapersalinan (Jarlenski, M. P. et al. , 2014).
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Cahyati, N. (2014), yang menunjukkan
sebanyak 43 ibu postpartum (71,7%) menyusui secara eksklusif, 43 ibu postpartum (81,7%)
mengalami kenaikan berat badan setelah menyusui secara eksklusif. Hasil Uji chi-square
menunjukan tidak ada hubungan (p value = 0,279) antara Pemberian ASI eksklusif dengan
perubahan berat badan pada ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas Cipageran Cimahi
Salah satu manfaat ibu memberikan ASI eksklusif dapat menurunkan berat badan ibu
menyusui karena ketika menyusui dapat membakar kalori sebesar 200-500 kalori perhari. Maka
dari itu nutrisi yang diperlukan ibu sekitar 640-700 kkal/hari. Dalam kondisi sehat ibu dapat
CONCLUSION
Dari Hasil analisis bivariat didapatkan ada 41 responden yang memberikan ASI eksklusif
dan mengalami penurunan berat badan yaitu 73,2% sedangkan 21 responden yang tidak
memberikan ASI eksklusif dan tidak mengalami penurunan berat badan yaitu 66,7. Hasil
penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan penurunan berat badan
ibu menyusui di BPM yusida tahun 2020 dengan nilai p value (0,006) < 0,05.
Hasil ini mendukung rekomendasi organisasi kesehatan dunia tentang pemberian ASI
Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan untuk mengurangi risiko retensi berat badan atau
penambahan penambahan berat badan pada wanita postpartum. Telah diketahui bahwa menyusui
eksklusif bermanfaat bagi bayi dan ibu, mempromosikan menyusui sebagai strategi
mempromosikan penurunan berat badan adalah penting, karena kelebihan berat badan pada wanita
usia reproduksi merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Anggraini, R. (2019) Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Penurunan Berat Badan Ibu
yang Mempunyai Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Sukaringin Kec. Sukawangi Tahun 2019,
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Astiati, Y. et al. (2017) “Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Penurunan Berat Badan Ibu
Post Partum di Kelurahan Tlogomas Malang,” Nursing News, 2(2), hal. 595–606. Tersedia
pada: https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/450/368.
Cahyati, N. (2019) “Hubungan Pemberian Air Susu Ibu (Asi) Eksklusif Dengan Perubahan Berat
Badan Ibu Postpartum Di Puskesmas Cipageran Cimahi,” Jurnal Ilmu Kesehatan
Immanuel, 12(2). doi: 10.36051/jiki.v12i2.68.
Haiek, L. N. et al. (tanpa tanggal) “Postpartum Weight Loss and Infant Feeding.” Tersedia pada:
http://www.jabfm.org/ (Diakses: 30 Juli 2021).
Jarlenski, M. P. et al. (2014) “Effects of breastfeeding on postpartum weight loss among U.S.
women,” Preventive Medicine, 69, hal. 146–150. doi: 10.1016/j.ypmed.2014.09.018.
Khasanah, M., Windari, E. N. dan Wilujeng, C. S. (2019) “Hubungan Pemberian Air Susu Ibu
(ASI) dengan Perubahan Persentase Lemak Tubuh pada Ibu Menyusui di Wilayah Kerja
Puskesmas Arjuno Kota Malang pada Bulan November 2017-Februari 2018,” Journal Of
Issues In Midwifery, 3(1), hal. 1–10. doi: 10.21776/ub.joim.2019.003.01.1.
Maryam S., 2016. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi, Salemba Medika, Jakarta
Maryunani, A. (2012) Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Monika, F. . (2014) Buku Pintar ASI dan Menyusui. Diedit oleh K. Sulistiyani. Jakarta: PT. Mizan
Publika.
Sámano, R. et al. (2013) “Effects of breastfeeding on weight loss and recovery of pregestational
weight in adolescent and adult mothers,” Food and Nutrition Bulletin, 34(2), hal. 123–130.
doi: 10.1177/156482651303400201.
Sembiring, J. B., (2019) Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. Yogyakarta:
Deepublish.