Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN KEISLAMAN

ALQURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

DISUSUN OLEH
TEAM KEAGAMAAN

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU HIDAYATULLAH


( SDIT HIDAYATULLAH )
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Membacanya sebagaimana diturunkan ................................4

2. Memahami dan menghayati maknanya ..............................5

3. Mengamalkannya .................................................................7

4. Sabar ...................................................................................9

5. Menyerukan untuk memberlakukan hukumnya .................10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ..............................................................................................12

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 1


BAB I
PENDAHULUAN

Sangat banyak sekali orang yang membaca Al-Quran, namun anda tidak menemukan
pengaruhnya pada prilaku, akhlak dan pergaulan mereka. Bahkan sebaliknya anda temui
sebagian mereka akhlaknya tidak terpuji, pergaulan dan mu`amalatnya kasar dan kaku, baik
terhadap keluarga, tetangga ataupun terhadap orang lain. Padahal, demi Allah..... itu bukan
akhlak dan prilaku yang patut dimiliki oleh seorang muslim yang suka membaca dan
menghayati Kitab Suci Al-Quran? Lalu dimana pengaruh Al-Quran terhadap jiwa
mereka??!

Sesungguhnya berbagai musibah, malapetaka, cobaan yang bertubi-tubi dan


berbagai bencana (gempa bumi dan lainnya) yang terjadi di berbagai negeri kaum muslimin
adalah sebenarnya akibat dari jauhnya mereka dari Kitab Tuhannya, tidak menjadikannya
sebagai acuan di dalam menyelesaikan permasalahan dan tidak mengamalkan
kandungannya. Padahal Al-Quran adalah kitab yang agung yang mendidik jiwa manusia,
membentuk kepribadian bangsa, dan membangun kebu-dayaan. Al-Quran merupakan
cahaya yang diturunkan Allah supaya kita beriman dan meyakininya, mengambil pelajaran
darinya dan agar kita mengamalkan petunjuk dan bimbingan yang terkandung di dalamnya,
supaya kita keluar dari berbagai kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.

Jadi, kesalahan dan aib terdapat pada pandangan kita yang tidak dapat melihat cahaya
itu, disebabkan mata dan hati kita tertutup rapat dari petunjuk Al-Quran, cahaya dan
keutamaannya yang tersimpan di dalam Kitab Suci ini:

Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petun-juk kepada (jalan) yang lebih


lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mumin yang mengerjakan
amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Al-Isra: 9 )

Ibnul Qayyim di dalam karyanya Al-Fawaid berkata: Setelah manusia (sebagian


kaum muslimin. pent.) berpaling dan anti bertahkim (menjadikan sebagai undang-undang)
kepada Kitab Suci Al-Quran dan Sunnah Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam dan
berkeyakinan bahwa keduanya tidak cukup dan bahkan mereka lebih mengutamakan
pendapat akal, analogi (qiyas), istihsan dan pendapat syaikh, maka hal itu menimbulkan
kerusakan di dalam fitrah suci mereka, kegelapan di dalam hati mereka, kekeruhan di dalam
pemahaman, dan kedunguan di dalam akal mereka, semua kondisi tersebut telah
menyelimuti mereka sampai pada kondisi bahwa anak-anak dididik dalam keadaan dan
kondisi seperti itu sedangkan orang-orang yang dewasa menjadi makin tua di atasnya.

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 2


Kondisi seperti itu tidak dianggap oleh mereka sebagai kemungkaran dan pada
gilirannya datanglah kekuasaan berikutnya yang menjadikan bid`ah sebagai pengganti
Sunnah, emosi sebagai pengganti akal, hawa nafsu sebagai pengganti petunjuk, kesesatan
sebagai pengganti hidayah, kemunkaran sebagai pengganti yang ma`ruf, kebodohan
sebagai pengganti ilmu, riya sebagai pengganti keikhlasan, kebatian sebagai pengganti
yang haq, dusta sebagai pengganti kejujuran, berpura-pura sebagai pengganti nasihat dan
kezhaliman sebagai pengganti keadilan. Maka yang dominan adalah perkara-perkara batil
tersebut dan para pelakunya menjadi orang yang dihormati, padahal sebelumnya yang
ditegakkan adalah sebaliknya dan para penegaknya mendapatkan acungan jempol dan pusat
perhatian.

Itulah potret kondisi umat manusia yang hidup dan disaksikan oleh Ibnul Qayyim pada
paroh pertama dari abad kedelapan hijriyah. Lalu apa kiranya yang akan dikatakan oleh
Ibnul Qayyim jika ia melihat pada kondisi kita sekarang?! Sesungguhnya permasalahan
sangat rumit dan memprihatinkan sekali, memerlukan langkah-langkah renungan terhadap
etika, prilaku dan ibadah kita secara keseluruhan dan menimbangnya dengan neraca kitab
Suci Al-Quran. Dan setelah merenung dan memperhatikan tersebut, kita harus
berintrospeksi diri (muhasabah) lalu memaksanya untuk tunduk dan patuh kepada Kitab
Suci Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam .

Untuk merealisasikan itu semua, kita harus mema-hami beberapa hikmah dari
diturunkannya Al-Quran Suci, yang jika kita telah mengetahui dan menga-malkannya,
maka urusan-urusan agama dan dunia kita niscaya menjadi baik.

Kita dapat menyimpulkan hikmah dan tuntutan Al-Quran tersebut menjadi lima, yaitu :

Membaca Al-Quran sebagaimana diturunkan.


Menghayati ayat-ayatnya.
Mengamalkannya.
Sabar dalam menjalankan segala perintahnya.
Berda`wah untuk menjadikannya sebagai aturan kehidupan.

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 3


BAB II
PEMBAHASAN

1. Membacanya Sebagaimana Diturunkan

Al-Quran adalah firman Allah yang mu`jiz (merupakan mujizat yang


mengalahkan) diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam
agar bacaannya dijadikan sebagai sarana ibadah, difahami makna yang terkandung
di dalamnya dan diamalkan ajarannya. Agar seseorang dapat mengamalkan Al-
Quran, maka ia harus membaca dan memahami artinya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala dan juga Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi


wa Sallam memuji orang-orang yang membaca Al-Quran, di antaranya adalah
firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan
shalat dan menaf-kahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka
pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (Fathir: 29-30)

Abdullah bin Abbas Radhiallaahu anhu menuturkan: Rasulullah Shallallaahu


alaihi wa Sallam telah bersabda:
Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak ada sedikitpun dari Al-
Quran bagaikan rumah bobrok

Utsman bin `Affan, Radhiallaahu anhu menuturkan: Rasulullah Shallallaahu alaihi


wa Sallam bersabda:
Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Quran dan yang
mengajarkannya.

`Aisyah Radhiallaahu anha meriwayatkan dari Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam


telah bersabda:
Perumpamaan orang yang membaca Al-Quran sedang dia itu menjaganya
maka dia bersama para malaikat yang mulya lagi taat dan orang yang membaca
Al-Quran dan dia selalu berusaha terus padahal dia mengalami kesulitan maka
baginya dua pahala

Ayat-ayat dan hadits-hadits di dalam masalah ini sangat banyak sekali, silakan
anda merujuk kepada sumbernya, agar semangat jiwa bertambah dan makin
mempunyai keinginan untuk selalu membaca Kitabullah.

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 4


Setelah kita simak nash-nash yang menganjurkan kita untuk membaca Al-
Quran dengan sebaik-baiknya, maka seharusnya kita berupaya maksimal di dalam
mempelajari bagaimana cara membaca Al-Quran dengan baik. Sungguh
merupakan suatu aib bagi kita apabila kita lalai dan bermalas-malas di dalam mem-
pelajari bacaan Al-Quran -sementara dalam waktu yang sama kita sangat
bersungguh-sungguh di dalam mempelajari masalah urusan keduniaan- apalagi
sarana belajar pada zaman sekarang ini sangat beraneka ragam alhamdulillah- lagi
mudah didapat, seperti kaset yang dapat didengar dan dilihat juga program-program
bacaan Al-Quran di radio, yang dapat disimak oleh mereka yang situasi dan
kondisinya tidak memungkinkannya untuk belajar langsung kepada seseorang ahli
baca Al-Quran

2. Memahami dan menghayati makna maknanya

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-


Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya. (An-Nisa: 82)

`Amru bin Murrah berkata: Aku tidak suka kalau melewati sebuah
perumpamaan (matsal) di dalam Al-Quran, lalu aku tidak dapat memahaminya,
karena Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan


tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-`Ankabut:
43)

Ibnu Umar Radhiallaahu anhu apabila beliau membaca : (firman-Nya:)

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk


tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun
(kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya
telah turun Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas
mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka
adalah orang-orang yang fasiq. (Al-Hadid :16), maka ia menangis hingga
tangisanmenguasainya.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullaah berkata: Apabila anda ingin


mengambil pelajaran dari Al-Quran, maka hendaklah anda memusatkan hati dan

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 5


fikiran anda pada saat membaca dan mendengarkannya, dan pasanglah pendengaran
anda dengan baik. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi


orang-orang yang mempunyai hati atau menggunakan pendenga-rannya, sedang ia
menyaksikan (Qaf : 37).

Ibnul Qayyim juga mengatakan: Tidak ada sesuatu yang lebih berguna bagi
hati daripada membaca Al-Quran dengan pemahaman dan penghayatan.

Ringkasnya adalah, bahwa tidak ada yang lebih berarti dan lebih
berguna bagi hati daripada membaca Al-Quran dengan pemahaman dan
penghayatan, karena Al-Quran benar-benar mencakup manazil (tingkatan-
tingkatan) orang-orang yang meniti jalan menuju Allah, ahwal orang-orang
`amilin dan maqamat orang-orang yang mengenal Allah. Al-Quranlah yang
dapat melahirkan rasa kecintaan, kerinduan, rasa takut, pengharapan, kembali
(inabah), tawakkal, rela (ridha), berserah diri, rasa syukur dan segenap kondisi
batin yang hanya dengannya hati dapat hidup dan menjadi sempurna. Demikian
pula, Al-Quran melarang semua sifat dan perbuatan-perbuatan tercela yang
dapat menyebabkan hati menjadi rusak dan binasa. Seandainya manusia
mengetahui manfaat membaca Al-Quran yang mereka lakukan dengan
penghayatan dan pemahaman tentu mereka menyibukkan diri dengannya dari
hal yang lain apabila ia membacanya dengan pemahaman, lalu bila di suatu saat
ia membaca suatu ayat yang ia butuhkan untuk menyembuhkan hatinya- maka
hendak-nya ia membacanya secara berulang-ulang sekalipun sampai seratus
kali. Bahkan seandainya satu ayat itu saja ia baca dengan penghayatan dan
pemahaman selama satu malam, niscaya itu lebih baik baginya daripada
membacanya hingga tamat tetapi tanpa penghayatan dan pemahaman, dan lebih
berguna bagi hatinya serta lebih cepat untuk meraih keimanan dan merasakan
lezatnyaAl-Quran.

Itulah kebiasaan para pendahulu kita (salaf), bahkan ada salah seorang
di antara mereka yang mengulang-ulangi bacaan satu ayat hingga waktu Shubuh
tiba.

Di dalam riwayat yang shahih disebutkan bahwa Rasulullah


Shallallaahu alaihi wa Sallam pernah melakukan shalat malam (tahajjud) hanya
dengan mengulang-ulangi satu ayat sampai pagi (Shubuh), yaitu ayat :
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-
hamba-Mu, dan jika Engkau berikan ampunan bagi mereka, maka sesung-
guhnya Engkau-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 6


Jadi, membaca Al-Quran dengan pemahaman adalah merupakan dasar
utama bagi baiknya hati. Oleh karena itu, Ibnu Mas`ud mengatakan: Jangan
kamu membaca Al-Quran sebagaimana membaca sya`ir dan jangan
membacanya seperti menabur kurma busuk, akan tetapi renungkanlah
keajaiban-keajaibannya dan gerakkanlah hatimu dengannya, dan jangan sampai
perhatian seorang di antara kamu adalah akhir surah (cepat selesai membaca
surah).

Abu Ayyub meriwayatkan dari Abu Jamrah beliau menuturkan


bahwasanya ia pernah berkata kepada Ibnu Abbas: Aku adalah seorang yang
sangat cepat dalam membaca Al-Quran, aku bisa menamatkannya hanya dalam
waktu tiga hari saja. Maka Ibnu Abbas berkata: Sungguh, aku membaca satu
surah Al-Quran dalam satu malam dengan penuh penghayatan dan pemahaman
serta bacaan yang baik itu lebih aku suka daripada membaca Al-Quran
sebagaimanakamumembacanya.

Pemahaman dan penghayatan terhadap Al-Quran itu ada dua macam: pertama,
pemahaman untuk menemukan maksud (kehendak) Allah Subhanahu wa Ta'ala
di dalam ayat yang dibaca; dan kedua, pemahaman terhadap makna-makna
ayat-ayat yang diperintahkan oleh Allah untuk merenungkannya. Jadi, yang
pertama adalah pema-haman tentang dalil Al-Quran (ayat-ayat yang tertulis),
sedangkan yang kedua adalah pemahaman tentang dalil yang dapat dilihat
dengan mata kepala (ayat-ayat yang dapat disaksikan). Maka Al-Quran
diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala agar difahami dan direnungkan
serta diamalkan, bukan hanya sekedar untuk dibaca lalu berpaling daripadanya.

Hasan Al-Basri pernah berkata: Al-Quran itu diturunkan supaya diamalkan,


maka jadikanlah bacaannya sebagai amalan.

3. Mengamalkannya

Al-Imam Muslim t dalam Shahih-nya, meriwayatkan dari jalan sahabat Abi


Umamah al-Bahili z bahwa beliau mendengar Rasulullah n bersabda:

Bacalah al-Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari


kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya.

Ayat dan hadits di atas memberikan anjuran kepada kita semua untuk
bersungguh-sungguh dalam membaca dan mempelajari serta mengamalkan al-Quran,

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 7


karena di dalamnya terdapat petunjuk dan jalan keluar dari fitnah serta terdapat berita
tentang umat terdahulu dan berita tentang beberapa kejadian yang akan datang.

Maka dari itu, seorang yang berlandaskan al-Quran akan benar perkataannya
dan yang mengamalkannya akan mendapat balasan yang besar. Begitu pula, orang yang
berhukum dengannya akan tegak di atas keadilan dan yang berdakwah mengajak
kepadanya akan menempuh jalan yang benar.

Kalau kita melihat kenyataan yang ada, maka kita akan mendapatkan bahwa
sebagian besar manusia di masa kini telah melalaikan al-Quran. Kaum tuanya banyak
yang tersibukkan dengan dunia sehingga lalai untuk membaca dan mempelajari al-
Quran. Sementara itu, kaum mudanya banyak yang disibukkan dengan mempelajari
ilmu dunia dan mengesampingkan belajar al-Quran. Akibatnya, tidak sedikit orang-
orang yang sudah mengenyam pendidikan tinggi namun belum bisa membaca al-
Quran.

Hal yang demikianlah yang diadukan oleh Rasulullah kepada Allah sebagaimana
disebutkan dalam ayat-Nya:

Berkatalah Rasul, Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Quran itu


(sebagai) sesuatu yang dilalaikan. (al-Furqan: 30)

Dalam hubungannya dengan al-Quran, manusia terbagi menjadi beberapa


keadaan. Di antara mereka ada yang bersungguh-sungguh dalam membacanya,
mempelajarinya, dan mengamalkannya. Mereka itulah orang-orang yang berbahagia
dengan mendapatkan berbagai keutamaan yang besar dari Allah

Di antara manusia juga ada yang berpaling dari al-Quran dan sama sekali tidak
berkeinginan untuk membacanya, apalagi mempelajari dan mengamalkannya. Mereka
adalah orang-orang yang terancam dengan firman Allah :

Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya


penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta. Berkatalah ia, Ya Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku
dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat? Allah
berfirman, Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu
melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan. (Thaha: 124
126)

Begitu pula, mereka terancam dengan firman-Nya:

Dan barang siapa yang berpaling dari al-Quran, Kami adakan baginya setan (yang

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 8


menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (az-
Zukhruf: 36)

Di antara manusia ada pula yang sudah bisa membaca al-Quran namun dia lalai dan
malas membacanya. Orang-orang yang demikian ini tentu akan terluput darinya pahala
yang besar dan akan menjadi sebab hilangnya hafalan yang dimilikinya dari ayat-ayat
al-Quran. Di antara manusia ada yang bisa dan selalu membacanya, namun dia tidak
mau mempelajarinya dan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya. Orang
yang demikian keadaannya belum mewujudkan maksud diturunkannya al-Quran dan
keadaannya menyerupai orang-orang Yahudi, sebagaimana disebutkan dalam firman
Allah :

Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui al-Kitab (Taurat),
kecuali dongeng bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. (al-Baqarah: 78)

Demikian keadaan sebagian orang dalam hubungannya dengan al-Quran. Mudah-


mudahan kita termasuk dari orang-orang yang diberi kemudahan untuk senantiasa
ikhlas dalam membaca, mempelajari, dan mengamalkan al-Quran.

4. Sabar

Sabar dalam menjalankan kandungan Al-Quran seperti perintah-perintah,


larangan-larangan, kewajiban-kewajiban jasad dan harta, memaksakan diri dan nafsu
untuk pasrah dan tunduk kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Semua ini tidak akan
terwujud bagi seseorang kecuali bila disertai dengan kesabaran dan mujahadah
tentunya setelah mendapat taufiq dari Allah Subhanahu wa Ta'ala serta selalu
membayangkan lezatnya balasan kesaba-ran tersebut yang akan ia peroleh di dunia dan
di akhiratnya kelak. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar-lah yang


dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az-Zumar: 10)

Imam Ahmad bin Hanbal menegaskan : Sabar di dalam Al-Quran disebutkan


sebanyak lebih dari 90 kali. Bersabar itu wajib menurut ijma` ulama, ia juga merupakan
bagian (separoh) dari iman, karena iman itu mempunyai dua bagian, sebagian adalah
sabar dan sebagian lagi adalah bersyukur. Kesyukuran disebutkan di dalam Al-Quran
sebanyak 16 kali

Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah-perintah Dien Islam itu berbeda-beda


bebannya bagi jiwa, ada yang mudah dilakukan dan jiwa pun tunduk untuk
melakukannya, dan ada pula yang berat untuk dilakukan dan jiwa merasa malas atau
lalai melakukannya. Sebagai contoh, shalat lima waktu, shalat Shubuh tidak seperti

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 9


shalat Zhuhur atau Maghrib bagi jiwa dan ini kita saksikan di masjid-masjid. Akan
tetapi apabila rasa cinta kepada Allah kuat dan tertanam di dalam hati seorang muslim
dan ia mempunyai keikhlasan yang tinggi serta hanya berharap pahala dari Allah, maka
semua ibadah akan terasa ringan baginya, bahkan ia merasakan kenikmatan dan
kelezatan serta ketenangan dengan melakukannya. Inilah yang digarisbawahi oleh Ibnul
Qayyim rahimahullah- di dalam kajiannya tentang macam-macam sabar, dimana ia
mengatakan:

Sabar bersama Allah adalah kepatuhan seorang hamba kepada kehendak Allah
dan kepada hukum-hukum-Nya yang ia lakukan dengan penuh kesabaran, berjalan
menurut ketentuannya dan ikut ke mana saja hukum dan kehendak Allah membawanya
dan singgah di mana saja ia dipersinggahkan. Inilah makna sabar bersama Allah, yang
berarti menjadikan diri sebagai wakaf bagi perintah dan segala apa saja yang dicintai-
Nya. Inilah macam kesabaran yang paling sulit dan paling berat, dan inilah sabarnya
orang-orang siddiqin.

Al-Baidhawi di dalam tafsirannya terhadap ayat mushabarah di dalam surah


Ali Imran:

Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu


dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaq-walah kepada Allah
supaya kamu beruntung. (Ali Imran: 200)

Beliau berkata : Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dalam


menghadapi berbagai kesulitan menjalankan ketaatan dan berbagai musibah yang
menimpa kamu.

5. Menyerukan untuk memberlakukan hukumnya.

Yaitu Berda`wah untuk memberlakukan hukum-hukum Al-Quran di dalam


seluruh bidang kehidupan, mengamalkan ajarannya dan berprilaku dan berakhlak
dengan akhlak Al-Quran yang diserukan oleh Al-Quran kepada kita. Maka kita ajak
orang dekat dan orang yang jauh dari kita, dengan kita memulai dari diri kita sendiri,
kita paksakan diri kita untuk menjadikan Al-Quran sebagai jalan hidup kita (minhaj
al-hayat), dan sebagai cahaya yang kita pergunakan untuk menerangi hidup kita, lalu
kita serukan kepada orang yang paling dekat dengan kita, karena Allah telah
berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 10


diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(At-Tahrim: 6)

Betapa banyak orang yang lalai terhadap keluarganya sendiri, bahkan terhadap
buah hatinya (anak-anaknya). Pendidikan dan pengajaran mereka serahkan kepada
sarana yang menghancurkan kenikmatan akhirat dan tidak membangun kenikmatan
dunia, yang terkadang alat-alat tersebut sengaja disediakan untuk anak-anaknya,
bahkan terserah mereka menggunakannya. Mengapa kita tidak memperhatikan
urusan agama mereka dan membina akhlak mereka, sebagai-mana kita perhatikan sisi
kelezatan dunia mereka dengan segala aneka ragamnya dan proses pendidikan
mereka di sekolah yang kita harapkan di masa yang akan datang mereka dapat
mencari rizki dan mendapatkan kedudukan!?

Kezhaliman seperti apa lagi yang lebih besar dari kezaliman ini?! Pertama, ia
menzalimi dirinya sendiri, lalu ia tidak melaksanakan tugas pembinaan yang menjadi
kewajibannya, ia menyia-nyiakan dirinya dari mempunyai anak yang shalih yang
akan mendo`akannya nanti apabila ia telah meninggal dunia, sebagaimana disebutkan
oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam di dalam haditsnya yang bersumber
dari Abu HuraIrah Radhiallaahu anhu :

Apabila seseorang mati, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara,
yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa`at dan anak shalih yang selalu
mendo`kannya. ( Riwayat Muslim).

Kemudian kita seru dan kita ajak orang lain dari saudara-saudara kita, kaum
muslimin. Dan kita harus prihatin terhadap orang-orang yang lalai di antara mereka,
lalu bersikap ramah terhadap mereka di saat kita ingin menasihati, mengajak mereka
patuh dan memberlakukan hukum Al-Quran dan sunnah di dalam realitas kehidupan
mereka baik secara global maupun secara rinci, sebagai pengamalan kita terhadap
firman Allah: Serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik.

Dan harus kita ketahui bahwa berda`wah itu tidak terbatas pada para ulama dan para
penuntut ilmu saja, tetapi berda`wah adalah kewajiban dan tugas setiap muslim yang
mempunyai pengetahuan agama sebesar apapun jua. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Sallam telah bersabda: Sampaikanlah dariku sekalipun satu ayat. Masing-masing
berda`wah menurut kadar ilmu dan kemampuannya, seperti:

Mengajak saudara/teman untuk mengikuti pengajian atau ceramah agama di salah satu
masjid.
Memberi buku kecil atau kaset kepada saudara atau keluarga dekat agar ia membaca
atatu mendengarkannya.

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 11


Menyampaikan fatwa ulama kepada orang yang membutuhkannya.
Nasihat keagamaan yang singkat di dalam perkumpulan keluarga atau lainnya.

Banyak lagi hal-hal yang dapat dilakukan yang tergolong dalam kegiatan da`wah,
tidak mungkin dimuat di dalam buku kecil ini. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada
Allah niscaya Allah akan memberinya ilmu. Firman Allah: Dan bertaqwalah kamu
kepada Allah, niscaya Allah memberikan ilmu kepadanya.

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 12


BAB III
PENUTUP

Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk dari golongan orang-orang


yang selalu membaca kitab suci-Nya dan mengamalkan ajaran yang terkandung di
dalamnya semata-mata karena mengharapkan keridha-an-Nya, dan mengaruniai kita
kezuhudan di dunia dan kecintaan akan kehidupan akhirat, dan melapangkan dada kita
untuk membaca Kitab suci-Nya dan meng-hayati ayat-ayatnya, mengamalkan hukum-
hukumnya dan beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabih, dan menetapkan pendirian
kita pada yang demikian hingga kita menjumpai-Nya; dan akhir seruan kita adalah
segala puji bagi Allah Rabb semesta alam; dan shalawat dan salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para shahabatnya

KAJIAN KEISLAMAN SDIT HIDAYATULLAH 13

Anda mungkin juga menyukai