Anda di halaman 1dari 11

RESUME MATERI

AUDIT TERINCI DAN PELAPORAN

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Internal


yang Diampu oleh Ibu Mirna Amirya, MSA, Ak., AAP-A

Disusun Oleh:

Anas Isnaeni
NIM 165020304111002

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
AUDIT TERINCI DAN PELAPORAN

Pada pembahasan mengenai audit audit terinci dan pelaporan, dipaparkan


mengenai delapan pokok bahasan yaitu tujuan audit terinci, prosedur audit terinci,
teknik perolehan bukti audit, penyusunan kertas kerja, kerta kerja audit manajemen,
kertas kerja audit pemrograman, standar dan lingkup laporan, dan kriteria penulisan
laporan.

A. TUJUAN AUDIT TERINCI


Audit tahap ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk
mendukung tujuan audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil
reviu dan pengujian pengendalian manajemen. Pada tahap ini, auditor harus mampu
mengungkap lebih lanjut dan menganalisis semua informasi yang berkaitan dengan
tujuan audit, sehingga akhirnya dapat disusun suatu kesimpulan audit dan dibuat
rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit.

B. PROSEDUR AUDIT TERINCI


Langkah-langkah audit pada tahap audit terinci dilakukan sebagai berikut :
1. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang diperlukan.
Langkah ini menekankan pada usaha untuk mendapatkan data yang lebih lengkap
dalam menganalisis aktivitas yang diaudit sebagai dasar pembuatan kesimpulan
audit. Data yang dibutuhkan pada tahap ini juga mungkin diperoleh dari luar
perusahaan yang memiliki relevansi dengan kegiatan yang sedang diaudit.
2. Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten.
Bukti adalah fakta dan informasi yang dapat dighunakan sebagai dasar pembuatan
kesimpulan audit. Dalam proses audit, auditor harus dapat menganalisis dan
menentukan fakta dan informasi yang relevan, andal, dan berkaitan dengan tujuan
audit. Tujuan dari perolehan bukti ini adalah untuk menentukan bahwa :
Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan dapat diterima;
Tedapat pelaksanaan yang menyimpang merupakan penyebab dari timbulnya
akibat yang kurang menguntungkan bagi kegiatan yang diaudit;
Tedapat akibat yang cukup penting dan material dari terjadinya perbedaan
antara kondisi dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan mengelompokkannya ke
dalam kelompok kriteria, penyebab, dan akibat.
Bukti-bukti yang telah diperoleh dalam audit kemudian diringkas dan
dikelompokkan sesuai dengan elemen sasaran audit yang meliputi kriteria,
penyebab, dan akibat.
Bukti-bukti yang masuk dalam kelompok kriteria adalah keseluruhan temuan
audit yang berkaitan dengan norma/standar yang ditetapkan perusahaan yang
menjadi dasar bagai setiap komponen dalam perusahaan melakukan
aktivitasnya.
Bukti-bukti yang masuk dalam kelompok penyebab biasanya berupa berbagai
tindakan menyimpang atau tindakan positif yang tidak dilakukan yang
merupakan sumber terjadinya ketidakekonomisan, ketidakefisiensi operasi, dan
ketidakefektifan pencapaian tujuan.
Bukti-bukti yang masuk dalam kelompok akibat adalah bukti yang biasanya
ditemukan terlebih dahulu. Bukti ini adalah hasil pengukuran antara penyebab
yang terjadi dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut.
4. Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan
mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara
kondisi dan kriteria cukup penting dan material. Kesimpulan merupakan
pemantapan temuan hasil audit.
Pengembangan temuan merupakan pengumpulan dan sintesis informasi khusus
yang bersangkutan dengan program/aktivitas yang diaudit, dievaluasi, dan yang
dianalisis karena diperkirakan akan menjadi perhatian dan berguna bagi pengguna
laporan. Langkah yang dilakukan dalam pengembangan temuan meliputi :
Mengenali batas-batas wewenang dan tanggung jawab pejabat yang terlibat
dalam pelaksanaan program/aktivitas yang diaudit;
Memahami secara seksama sebab-sebab terjadinya kelemahan pada
program/aktivitas yang diaudit;
Menentukan apakah kelemahan tersebut merupakan kelemahan yang berdiri
sendiri atau tersebar luas pada berbagai program/aktivitas yang lain;
Menentukan akibat atau arti penting dari kelemahan tersebut;
Menentukan rekomendasi/saran-saran untuk perbaikan.
Informasi yang diperoleh selama pengembangan temuan mungkin
mengarahkan perlunya untuk melakukan perubahan arah atau tekanan terhadap
audit yang telah direncanakan atau perlu dilakukannya perluasan atau
pengurangan terhadap ruang lingkup audit. Untuk mengetahui perlunya perubahan
tersebut, auditor harus mengawasi secara seksama terhadap perkembangan hal-hal
yang mungkin merupakan temuan. Pengembangan temuan harus dilanjutkan terus
selama temuan tersebut diyakini memberikan informasi yang mendukung
keakuratan kesimpulan audit.
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada
dua cara penyajian laporan audit manajemen yaitu cara penyajian yang mengikuti
arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit dan cara penyajian
yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada
kepentingan para pengguna laporan hasil audit. Laporan memuat kesimpulan audit
tentang elemen-elemen tujuan audit dan rekomendasi yang diberikan untuk
memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi serta rencana tindak lanjut dalam
mengaplikasikan rekomendasi tersebut.
Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor
merupakan bentuk komitmen manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja
perusahaan atas beberapa kelemahan/kekurangan yang masih terjadi.
Rekomendasi harus menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh perusahaan
jika rekomendasi tersebut dilaksanakan serta kerugian yang mungkin terjadi jika
rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada tindakan perbaikan yang
dilakukan perusahaan.

C. TEKNIK PEROLEHAN BUKTI AUDIT


Beberapa metode yang umum digunakan untuk memperoleh data meliputi
observasi lapangan, wawancara, dan penggunaan kuesioner. Auditor dapat
menggunakan salah satu atau kombinasi dari beberapa metode pengumpulan data ini,
yang secara komprehensif dapat memenuhi kebutuhan data sebagai dasar
pembuatann kesimpulan audit, baik secara kuantitas maupun kualitas data. Agar
dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit, semua bukti yang
diperoleh dalam audit harus memenuhi kriteria : relevan, material, kompeten, dan
cukup.

D. PENYUSUNAN KERTAS KERJA


Kertas kerja audit merupakan catatan-catatan yang dibuat dan data-data yang
dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan tugas audit. Untuk
memberikan gambaran yang lengkap terhadap proses audit, kertas kerja audit harus
mencerminkan langkah-langkah kerja audit yang ditempuh, pengujian-pengujian
yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan hasil audit.

E. KERTAS KERJA AUDIT MANAJEMEN


Pengorganisasian kertas kerja audit harus selalu dikaitkan dengan tujuan audit
utama atau subtujuan audit yang ditetapkan auditor. Pengelompokan kertas kerja
audit harus didasarkan pada sasaran utama atau subtujuan audit yang telah
ditetapkan. Untuk mempermudah pengelompokan dan untuk menunjukkan dengan
jelas keterkaitan masing-masing kelompok, maka dalam penyusunan kertas kerja
perlu ditentukan sistem pemberian indeks dan sistem klasifikasi kertas kerja. Kertas
kerja pada audit manajemen mengelompokkan bukti-bukti yang diperoleh sesuai
dengan elemen tujuan audit. Dengan demikian, setiap kertas kerja akan menyajikan
temuan kelompok kriteria, penyebab, dan akibat, baik dalam bentuk temuan yang
bersifat terperinci maupun kesimpulan untuk masing-masing elemen tujuan audit
tersebut.

F. KERTAS KERJA AUDIT PEMROGRAMAN


Program kerja audit merupakan rencana dan langkah kerja yang harus
dilakukan selama audit, yang didasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan
serta informasi yang ada tentang program/aktivtas yang diaudit. Ada beberapa
manfaat dari penyusunan program kerja audit antara lain :
Merupakan suatu rencan yang sistematis tentang setiap tahap kegiatan yang bisa
dikomunikasikan kepada semua tim audit;
Merupakan landasan yang sistematis dalam memberikan tugas kepada para
auditor dan supervisornya;
Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang
telah disetujui dan dengan standar serta persyaratan yang telah ditetapkan;
Dapat membantu para auditor yang belum berpengalaman dan membiasakan
mereka dengan ruang lingkup, tujuan, serta langkah-langkah kegiatan audit;
Dapat membantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah dikerjakan
sebelumnya;
Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisor.
Setiap program kerja audit biasanya mengandung empat hal pokok berikut :
1. Informasi pendahuluan
a. Informasi latar belakang dalam bentuk ringkas mengenai program/aktivitas
yang diaudit berguna bagi para auditor dalam memahami dan melaksanakan
program kerja auditnya.
b. Komentar berbagai pihak yang berkompeten berkaitan dengan tujuan audit,
termasuk komentar auditor sendiri.
2. Pernyataan tujuan audit
a. Tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan
perbaikan yang diharapkan dapat tercapai
b. Cara pendekatan audit yang dipilih
c. Pola pelaporan yang dikehendaki
3. Instruksi-instruksi khusus
4. Langkah-langkah kerja
Langkah-langkah kerja memuat tentang pengarahan-pengarahan khusus
pelaksanaan tugas audit sesuai dengan tahapan auditnya, yaitu :
a. Audit pendahuluan
1) Pembicaraan pendahuluan dengan objek yang diaudit
2) Pengumpulan informasi umum, penelaahan peraturan, evaluasi prosedur
kerja, dan sistem operasional
3) Tes pendahuluan atas informasi yang diperoleh guna mengidentifikasi
tujuan audit sementara
4) Pembuatan ikhtisar hasil audit pendahuluan
b. Reviu dan pengujian pengendalian manajemen
1) Pengujian pengendalian manajemen
2) Pembuatan ikhtisar hasil temuan pengujian pengendalian manajemen
c. Audit lanjutan
1) Pengembangan temuan hasil pengujian pengendalian manajemen
2) Penyajian hasil audit lanjutan (daftar temuan)
3) Pembahasan temuan dengan penanggung jawab audit
4) Pembahasan hasil audit lanjutan dengan objek audit
5) Penyusunan rekomendasi

G. STANDAR DAN LINGKUP PELAPORAN


Dalam standar pelaporan atas audit manajemen, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Auditor harus membuat laporan secara tertulis untuk mengkomunikasikan hasil
audit.
2. Auditor harus senantiasa menerbitkan laporan untuk menyediakan informasi yang
dapat digunakan secara tepat waktu oleh manajemen dan pihak lain yang
berkepentingan.
3. Auditor harus melaporkan tujuan, lingkup, dan metodologi audit
a. Auditor harus melaporkan temuan audit yang signifikan dna jika mungkin
melaporkan kesimpulan auditor
b. Auditor harus menyampaikan rekomendasi untuk melakukan tindakan
perbaikan pada bidang yang bermasalah dan untuk meningkatkan pelaksanaan
kegiatan entitas
c. Auditor harus melaporkan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar audit.
d. Auditor harus mencantumkan ruang lingkup pekerjaannya mengenai
pengendalian manajemen dan kelemahan signifikan yang ditemukan selama
melakukan audit
e. Auditor harus melaporkan prestasi manajemen yang dinilai baik, terutama jika
prestasi tersebut dapat dijadikan pedoman bagi unit kerja/kegiatan/fungsi
lainnya.
Audit tidak akan bermanfaat jika apa yang direkomendasikan auditor dalam
laporannya tidak direspon atau ditindaklanjuti oleh pihak auditee. Pemantauan tindak
lanjut atas rekomendasi hasil audit manajemen menjadi kewajiban dari manajemen
puncak dan unit internal audit. Jika dalam audit atas kegiatan/fungsi yang sama pada
periode berikutnya ditemukan masalah yang sama dan di tempat yang sama dengan
periode audit terdahulu, berarti pihak manajemen tidak menaruh perhatian atas
rekomendasi auditor sebelumnya atau memang rekomendasinya sangat sulit untuk
dilaksanakan. Jika hal yang kedua terjadi maka kesalahan terletak pada auditor
pemberi saran.
Laporan audit manajemen didistribusikan kepada tiga pihak. Tiga pihak
tersebut adalah manajemen puncak dan manajemen yang terkait dengan kegiatan
yang menjadi objek audit, pejabat yang berwenang (seperti komite audit dan dewan
komisaris), dan pihak yang diberi wewenang oleh entitas yang diaudit untuk
menerima laporan.

H. KRITERIA PENULISAN LAPORAN


Terdapat dua jenis cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu penyajian
laporan mengikuti arus informasi dan penyajian laporan yang menitikberatkan pada
kepentingan pengguna.
1. Penyajian laporan mengikuti arus informasi
Auditor menyajikan hasil auditnya dalam laporan berdasarkan informasi yang
diperoleh sesuai dengan tahapan-tahapan audit yang dilakukan. Bagiannya adalah
sebagai berikut :
a. Pengumpulan informasi latar belakang pada tahap audit pendahuluan
b. Menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya berdasarkan reviu dan pengujian
terhadap sistem pengendalian manajemen
c. Pengumpulan bukti-bukti audit dan pengembangan temuan yang berkaitan
dengan tujuan audit pada tahap audit lanjutan
d. Menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti (temuan) audit yang berhasil
dikumpulkan
e. Merumuskan rekomendasi
f. Menyatakan ruang lingkup audit yang telah dilakukan
2. Penyajian laporan yang menitikberatkan pada kepentingan pengguna
Penyajian dengan menggunakan cara ini menitikberatkan pada kepentingan para
pengguna laporan hasil audit. Dibutuhkan penyajian laporan yang dapat
menjawab pertanyaan pengguna laporan dengan cepat, biasanya berupa
kesimpulan atas audit yang dilakukan auditor. Formatnya adalah sebagai berikut:
a. Informasi latar belakang
Informasi latar belakang merupakan informasi umum tentang perusahaan dan
program/aktivitas yang diaudit.
b. Kesimpulan audit disertai dengan bukti-bukti yang cukup untuk mendukung
kesimpulan audit
Untuk menyakinkan pengguna laporan audit, auditor harus menyajiakn
temuan-temuan yang diperoleh sebagai pendukung setiap kesimpulan yang
dibuat. Dalam menyajikan temuan audit, auditor harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
Judul bab harus mengidentifikasikan pokok prosedur persoalan dan
sedapat mungkin juga arah dari temuan
Pokok-pokok setiap temuan harus diikhtisarkan secara singkat dan harus
mengungkapkan kepada pengguna akan adanya uraian yang mendukung
dan menjelaskan pokok-pokok temuan tersebut
Auditor harus menggambarkan kepada pengguna laporan tentang hal-hal
yang ditemukan, baik bersifat negatif maupun positif, apa penyebab, dan
akibat dari temuan tersebut
Dalam penyajian temuan ini auditor juga harus mempertimbangkan dan
mengevaluasi komentar para pihak yang berkaitan dengan
program/aktivitas yang diaudit
Semua penyajian temuan harus diakhiri dengan suatu pernyataan yang
menjelaskan sikap akhir auditor atas dasar pertimbangan yang matang
terhadap informasi yang diperoleh
c. Rumusan rekomendasi
Rekomendasi merupakan saran perbaikan yang diberikan auditor atas berbagai
kekurangan/kelemahan yang terjadi pada program/aktivitas yang diaudit. Agar
mudah dipahami oleh pengguna laporan, rekomendasi seharusnya disusun
dengan kalimat yang operasional dan tidak teoritis. Sebelum mengajukan
rekomendasi final di dalam laporannya, auditor terlebih dahulu harus
mendiskusikannya dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan
demikian, diharapkan rekomendasi tersebut diterima dan dilaksanakan dengan
penuh komitmen dan tanpa keterpaksaan.
d. Ruang lingkup audit
Ruang lingkup audit menunjukkan berbagai aspek dari program/aktivitas yang
diaudit dan periode waktu dari program/aktivitas yang diaudit oleh auditor.
DAFTAR PUSTAKA

Bayangkara, IBK. 2015. Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi. Jakarta : Penerbit
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai