Anda di halaman 1dari 8

Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia

A. Pengertian Biosfer
Flora dan Fauna pada dasarnya adalah makhluk hidup yang berada dalam suatu wilayah
tertentu sehingga dalam proses kehidupannya tak bisa lepas dari berbagai proses dan bentuk
adaptasi. Adaptasi yaitu suatu proses makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan sekitarnya, maka dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya flora dan
fauna hidup pada tempat yang benar-benar sesuai dengan kemampuannya secara genetik
sehingga tak jarang flora dan fauna tersebut menyebar dalam suatu lokasi tertentu di bumi.
Biosfer itu sendiri pada dasarnya merupakan bagian luar dari planet Bumi yang mencakup udara,
daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Adapun faktor
yang mempengaruhi sebaran flora dan fauna sebagai berikut :
1. Iklim
Perbedaan dalam sebuah tempat menjadi salah satu faktor penyebaran flora dan fauna
indonesia. Unsur dari iklim tersebut dapat berupa perbedaan baik dari segi suhu, curah hujan,
kelembapan dan angin. Agar lebih mudah dipahami kita ambil contoh misalnya Beruang kutub
dikenal sebagai hewan yang berbulu tebal otomatis hewan tersebut cenderung memilih tempat
hidup di daerah beriklim dingin dari pada memilih hutan atau padang rumput.
2. Tanah
Tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup
terutama tumbuhan yang pada dasarnya yang tak bisa lepas dari tanah. Pentingnya dari kualitas
tanah diperlukan untuk dijadikan tempat hidup sehingga tanah setidaknya harus memiki berbagai
kelebihan dalam unsur kandungan mineral, air tanah, PH tanah (keasaman tanah), tingkat
kesuburan, ukuran butir dan masih banyak lagi. Misalnya para petani lebih cenderung menanam
padi pada tanah yang berhumus dari pada memilih menanam di tanah gambut, hal ini dilakukan
karena padi bisa lebih bisa bertahan hidup juga hasil panennya dapat lebih cepat.
3. Relief
Relief berhubungan dengan tinggi dan rendahnya suatu tempat, relief sangat menentukan
kelangsungan hidup dari hewan maupun tumbuhan terutama untuk memperoleh sinar matahari
dan suhu yang sesuai, misalnya hutan bakau (mangrove) hanya bisa hidup pada daerah dengan
ketinggian antara 0 sampai kurang dari 1.200 meter sehingga apabila tumbuhan ini hidup pada
ketinggian yang tidak semestinya kemungkinan besar tidak bisa bertahan hidup.
4. Makhluk Hidup
Makhluk hidup bisa berupa manusia, tumbuhan atau hewan itu sendiri. Kelangsungan
hidup dalam suatu tempat jelas bisa dipengaruhi oleh adanya interaksi dan apa yang diperbuat
makhluk hidup terhadap sekitarnya. Contoh nyata misalnya: Adanya gangguan yang berasal dari
manusia, hewan maupun tumbuhan itu sendiri misalnya habitat di pesisir dirusak oleh manusia
disekitarnya sehingga kura-kura yang biasa menjadikan wilayah tersebut sebagai tempat singgah
malah perlahan mencari tempat yang sepi dan aman dari gangguan manusia.

B. Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia


Keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia tak bisa dilepaskan dari suatu proses
penyebaran yang telah terjadi sebelumnya. Sebaran tersebut menjadi sebuah kekayaan hayati
yang seharusnya wajib diketahui oleh masyarakat disekitarnya terutama dunia. Atas dasar itulah
banyak sekali ilmuwan atau peneliti yang mengkaji tentang sebaran flora dan fauna di Indonesia
misalnya dari Alfred Russel Wallace dan Max Carl Wilhelm Weber sehingga dengan adanya
penelitian tersebut mampu membagi persebaran flora dan fauna di Indonesia didasarkan atas
garis wallacea dan weber seperti di bawah ini :

Gambar 1.1, Pembagian flora dan fauna berdasarkan garis Wallace dan Weber

Berdasarkan gambar di atas gambar di atas flora dan fauna di Indonesia dapat dibagi menjadi 3
tipe yaitu :
a. Tipe Asia
Penyebaran jenis flora dan fauna tipe asia tidak bisa lepas dari garis Wallacea yang pada
dasarnya membatasi wilayah yang memiliki karakteristik yang sama terutama di Indonesia ,
mulai dari Selat Lombok dan Selat Makasar. Flora dan Fauna tipe asia mencangkup wilayah
sumatera, jawa, kalimantan dan pulau-pulau kecil disekitarnya atau wilayah ini masih dalam
ruang lingkup paparan sunda atau Indonesia bagian barat. Bali meskipun tidak tergabung dalam
paparan sunda namun memiliki kemiripan dengan fauna di Jawa. Paparan Sunda ini sekitar 140
juta tahun yang lalu merupakan bagian dari benua Asia sehingga wilayah yang termasuk
didalamnya berpengaruh pada persebaran flora dan fauna tipe asia. Adapun contoh flora dan
fauna tipe Asia adalah :
1. Jenis Floranya meliputi kayu jati, pakis-pakisan, beringin, rotan, pohon durian, cemara.
Kayu pinus, kayu dammar, kayu ulin, bunga edelwis, dan bunga bangkai (Rafflesia
Arnoldi), anggrek, daun sang, dan kantong semar.
2. Jenis fauna tipe asia meliputi mamalia, terdiri atas biawak, bajing tanah, badak bercula
satu, tapir, rusa,bajing terbang, banteng,bekantan, kerbau,gajah sumatera, monyet, orang
utan, macan tutul, tikus, musang, beruang, kijang, ajag, kelelawar, landak, harimau bali,
babi hutan, kancil,dan kukang. Reptil, terdiri atas; buaya, penyu hijau, kura-kura, kadal,
ular, penyu belimbing, tokek, biawak, bunglon, dan trenggiling. Burung, terdiri atas;
merak, burung hantu, burung pecuk ular, bangau, elang, jalak, burung rangkong, kutilang,
berbagai macam unggas, dan lain-lain. Berbagai macam serangga serta berbagai macam
ikan air tawar termasuk pesut mahakam.
b. Tipe Peralihan
Penyebaran flora dan fauna peralihan berada di antara garis wallacea dan garis weber
sedangkan wilayah yang dilingkupi tersebut adalah wilayah indonesia bagian tengah yaitu
Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara atau di Indonesia bagian tengah. Flora-fauna peralihan
disebut zone Wallacea yang terletak di antara garis Wallacea sebelah barat dan garis Weber
disebelah timur yang meliputi Sumatera, Kepulauan Maluku, dan Nusa Tenggara. Tipe peralihan
pada dasarnya adalah flora dan fauna campuran asia dan australia tapi memiliki karakteristik
yang berbeda serta tidak ditemukan di wilayah lainnya sehingga dikenal dengan nama fauna
endemis. Contoh dari flora dan fauna tipe peralihan adalah :
1. Flora peralihan di antaranya kayu putih, kayu cendana, kayu hitam, kayu kemiri, anggrek
macan tutul, anggrek hitam, anggrek putih, cempaka hutan besar, lontar, cengkeh,
ampupu, dan anggrek serat.
2. Fauna tipe peralihan antara lain : Mamalia, terdiri atas tapir, anoa, babi rusa, kera,ikan
duyung, kuskus, monyet hitam, beruang, tarsius, monyet seba, kuda, sapi, banteng.
Reptil, terdiri atas: biawak komodo, kura-kura, buaya, ular, soa-soa. Amphibia, terdiri
atas katak pohon, katak terbang dan katak air. Berbagai macam burung, seperti kakak tua,
burung dewata, maleo, mandar, raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakatua,
nuri, merpati, angsa.

c. Tipe Australia
Penyebaran flora dan fauna tipe australia berada pada wilayah dangkalan sahul atau
wilayah Indonesia bagian timur meliputi Papua dan pulau-pulau disekitarnya serta dibatasi oleh
garis Webber yang memanjang dari Laut Timor, Laut Seram, dan Laut Halmahera.disebut tipe
austalia karena fauna diwilayah ini sejenis dengan fauna yang terdapat di australia selain itu flora
dan fauna australis disebut juga flora dan fauna Gondwana. Pada zaman geologi (Oligosin)
Paparan Sahul bergabung dengan Benua Australia, sehingga flora-fauna didaerah ini memiliki
kesamaan dengan flora-fauna yang hidup di benua Australia. Karakteristik fauna australia adalah
tidak ditemukan hewan besar yang termasuk binatang menyusui tetapi banyak ditemukan jenis-
jenis binatang kecil dan berbagai burung yang berbulu indah. Contoh flora dan fauna tipe
Australia adalah :
1. Jenis floranya meliputi Pometiapinnata (matoa), sagu, nipah, hutan mangrove,
cendana, eboni, siwalan, dan pakis.
2. Jenis faunanya meliputi mamalia, terdiri atas kanguru, walaby,landak semut, kangguru
pohon, beruang, nokdiak (landak Irian), oposum layang (pemanjat berkantung), kuskus, kanguru
pohon, kelelawar. Reptilia, terdiri atas buaya air tawar, biawak, ular piton hijau, kadal, kura-kura.
Amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, katak air. Burung, terdiri atas: nuri,kakak tua
raja, raja udang, cendrawasih, kasuari, namudur. Berbagai jenis ikan: ikan arwana, ikan duyung
dan berbagai macam serangga.

C. Sebaran Flora dan Fauna di Dunia


1. Sebaran Flora Dunia
Sebaran flora di dunia diilhami dari penelitian yang dilakukan oleh Clinthon Hart
Meeriem, seorang peneliti biologi alam pada tahun 1889, mengemukakan model persebaran
tumbuhan berdasar variasi ketinggian pada Gunung San Fransisco dari kaki. Model tersebut
ternyata sejalan dengan pola persebaran tumbuhan dari garis tropis ekuator hingga ke arah utara
maupun selatan. Hali ini disebabkan karena temperatur berubah sesuai dengan ketinggian
sebagaimana pula garis lintang (latitude) selatan dan utara maka sehingga Meeriem
berkesimpulan bahwa tipe tumbuhan pada suatu daerah dipengaruhi oleh temperatur. Kemudian
dapat dibuktikan bahwa faktor kelembapan ternyata lebih berperan dari pada faktor temperatur.
Curah hujan yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tumbuhan besar sebaliknya
untuk curah hujan rendah jenis tumbuhan kecil, misalnya: belukar, padang rumput, kaktus dan
tumbuhan padang pasir lainnya.

Gambar 1.2 Skema kehidupan flora berdasarkan garis lintang dan tingkat kekeringan

Berdasarkan curah hujan dan suhu yang berbeda didalam suatu tempat di muka bumi maka
terjadilah perbedaan serta persebaran flora, seperti yang dapat diketahui pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.1 Komunitas Tumbuhan dan Kondisi Iklim

Jenis Komunitas Tumbuhan Kondisi Iklim


Tumbuhan hutan Curah hujan 1.000 sampai 2.000 mm/tahun suhu
tropis 20C sampai 30C
Tumbuhan hutan Curah hujan 750 sampai 1.000 mm/tahun suhu -2
musim C sampai 18C
Tumbuhan hutan Curah hujan 400 sampai 750 mm/tahun suhu
Tumbuhan hutan taiga -12C sampai -10C
Curah hujan 200 sampai 1.000 mm/tahun suhu
Tumbuhan sabana 20C sampai 30C
Tumbuhan Curah hujan 1.000 sampai 2.000 mm/tahun suhu
padang rumput Tubuhan stepa -20C sampai 10C
Tumbuhan Curah hujan kurang dari 250 mm/tahun Suhu bisa
gurun pasir mencapai 48C
Tumbuhan Curah hujan kurang dari 250 mm/tahun Suhu
tundra kurang dari 0 C
a. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis bisa sebut pula hutan rimba karena dilhat dari keadaannya hutan
tersebut sangat lebat dan jarang tersentuh oleh kegiatan manusia. Hutan rimba mempunyai ciri-
ciri : lebat dan selalu hijau, terdiri dari berbagai pohon besar dan kecil, ketinggian mencapai
sekitar 60m, mahkota daunnya bertingkat-tingkat sehingga suasana didalamnya gelap dan
lembab, banyak ditemukan pohon memanjat, pakis anggrek serta anggrek. Ciri paling mudah
dari hutan ini adalah berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung (canopy) yang
mengakibatkan hutan menjadi gelap dan sepanjang tahun hutan basah cukup mendapat air dan
keadaan alamnya memungkinkan terjadinya pertumbuhan yang lama sehingga komunitas hutan
tersebut akan kompleks. Persebaran hutan hujan tropis terdapat di daerah tropika dan subtropika
yang ada di Indonesia, daerah Australia bagian utara, Irian Timur, Afrika Tengah, dan Amerika
Tengah.
b. Hutan Musim
Hutan gugur termasuk dalam jenis komunitas tumbuhan. Perbedaan hutan gugur dan
hutan hujan tropis terlihat pada kerapatan pohonya dan memiliki tumbuhan humogen. hutan yang
terdapat. di wilayah kemarau yang cukup panjang. Hutan musim yang terdapat di daearah tropis
biasanya memiliki ciri-ciri yaitu pohonnya jarang, ketinggian pohon biasanya antara dua belas
sampai tiga puluh lima meter, pada musim kemarau daunnya berguguran dan pada musim
penghujan daunnya pun bersemi
c. Hutan Taiga
Taiga disebut juga hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum dan berlapis zat lilin
untuk tahan terhadap kekeringan. Pohon-pohon yang terdapat di hutan taiga misalnya konifer,
terutama pohon spruce (picea), alder (alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus). Taiga
kebanyakan terdapat di belahan bumi bagian utara (Siberia Utara, Rusia, Kanada Tengah dan
Utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3 sampai 6 bulan. Taiga
mengalami hujan salju yang lebat selama musim dingin. Di daerah ini musim dingin cukup
panjang, sedangkan musim kemarau yang panas sangat singkat.
d. Sabana
Sabana merupakan padang rumput yang dikelilingi oleh semak-semak (rumpun pohon
rendah) yang bertebaran dimana-mana. Sabana banyak dijumpai di Nusa Tenggara, Madura,
Dataran Tinggi Gayo. Stepa memiliki masa kemarau yang cukup panjang dengan curah hujan
200 sampai 1.000 mm/tahun dengan suhu 200 C sampai 300 C
e. Stepa
Berbeda dengan Sabana, seluruh wilayah stepa terdiri dari dari kumpulan padang rumput
saja. Stepa banyak dijumpai didaerah Nusa Tenggara Timur yakni : Sumbawa,Flores, dan Timor.
Stepa bisa dimanfaatkan sebagai daerah peternakan hal ini disebabkan bahwa daerah tersebut
memiliki banyak sekali rumput saja. Stepa memiliki curah hujan 1.000 sampai 2.000 mm/tahun
dengan suhu -200C sampai 100C.
f. Gurun Pasir
Gurun merupakan suatu daerah yang memiliki sifat tanah berupa batuan atau lempung,
biasanya mudah pecah-pecah. Sering kali tanah menjadi berkerikil, berpasir, bergeluh atau
berbatu, tetapi selalu bersifat kering. gurun banyak ditemukan di Sahara Afrika, Gurun Gobi di
Mongolia, dan di Australia. Vegetasi yang hidup, yaitu tumbuhan musiman, segera akan tumbuh
jika hujan turun, umumnya relatif pendek. ciriciri: berdaun kecil atau tidak berdaun, berakar
panjang, batangnya mempunyai jaringan sehingga dapat menyimpan air, umumnya terdiri dari
bermacam-macam kaktus. Gurun yang panas merupakan daerah-daerah dalam wilayah iklim
tropis dan subtropis yang mempunyai curah hujan yang rendah.
g. Tundra
Istilah tundra bermakna dataran tanpa pepohonan. Suhu yang sangat dingin dan angin
yang sangat kencang menjadi faktor penentu tidak adanya pohon dan tumbuhan tinggi, Kalau ada
pohon maka pohon itu terlihat pendek seperti semak. Di daerah tundra ini banyak terdapat lumut,
terutama spagnum dan lichens (lumut kerak). Walaupun mendapatkan curah hujan yang sedikit,
tetapi wilayah tundra tetap membeku dan tandus. Hal ini disebabkan oleh air hujan tidak dapat
menembus tanah bagian bawahnya. Daerah tundra hanya terdapat di Arktik dan di Alaska
Tengah, seluruh Arktik dan pulau pulau kecil dekat Antartika. Daerah ini memiliki musim dingin
yang panjang serta gelap dan musim panas yang panjang serta terang terus menerus.

Gambar 1.3 Peta Persebaran Flora Dunia


2 Sebaran Fauna di Dunia
Persebaran fauna di dunia tak bisa lepas dari seorang ahli bernama Alfred Russel Wallacea
(1823-1913) yang telah mempelopori secara modern geografi hewan sehingga dia
menggambarkan suatu garis khayal yang memberikan batasan dalam penyebaran fauna di dunia
menjadi 6 kawasan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 1.4 Peta Persebaran Fauna Dunia

Berdasarkan gambar di atas maka persebaran hewan didunia adalah :


1. Neartik
Wilayah fauna Neartik terdapat dibelahan bumi utara tepatnya di wilayah Amerika bagian
utara dan seluruh wilayah Greenland. Pada wilayah persebaran ini terdapat beberapa bioma
padang rumput, bioma taiga dan vegetasi hutang gugur, berbeda dengan lingkungan fisik
Greenland yag sulit ditentukan karena tertutup oleh ketebalan salju. Keadaan lingkungan tersebut
mengakibatkan adanya fauna khas diwilayah tersebut yang antara lain : Beruang coklat, berang-
berang (prairie dog), elang bondol,kalkun, antelop bertanduk cabang tiga, sejenis tupai dari
Amerika Utara,burung biru, salamander, bison, karibou, mockingbird dan muskox.
2. Neutropik
Wilayah fauna Neotropik tersebar dari Meksiko bagian selatan sampai Amerika Tengah
dan Amerika Selatan. Kondisi wilayah Neotropik sebagian besar beriklim tropis dan di Amerika
Selatan lebih banyak yang beriklim sedang.akibat dari iklim tersebut maka banyak fauna khas
yang bertempat tinggal di wilayah tersebut, yaitu : Armadillo,kukang, kelelawar penghisap
darah, alpaka, orang utan,ikan arapaima, siamang, trenggiling, menjangan,llama, kuda, ular
anaconda, kera dan tapir.
3. Paleartik
Wilayah persebaran fauna Paleartik meliputi hampir seluruh daratan Eurasia dan
beberapa daerah di kawasan pegunungan Himalaya, Afganistan, Afrika, Inggris dan Jepang.
Keadaan lingkungan di wilayah ini cukup bervariasi karena setiap wilayah memiliki perbedaan
suhu yang tinggi dan curah hujan yang berbeda-beda. Fauna khas paleartik adalah Lynk, macan
tutul salju,tikus, bison, landak,serigala, unta, rusa kutub, beruang kutub dan panda.
4. Ethiopian
Wilayah fauna Ethiopian meliputi seluruh daratan benua Afrika, Madagaskar dan daratan
Arab bagian selatan. Keadaan lingkungan wilayah Ethiopian relatif seragam. Di bagian utara
wilayah Ethiopian terdapat Gurun Sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia. Adanya
Gurun ini akan menjadi barier atau pembatas antara wilayah Ethiopian dengan wilayah
Paleartik.Contoh fauna khas Ethiopian adalah : gajah, singa, cheetah, hyena, jerapah, zebra, unta,
badak afrika, kudanil kecil dan berbagai variasi fauna yang hampir mirip dengan daerah oriental
seperti jenis kucing dan anjing, lemur, baboon, gorila simpanse dan beberapa burung endemik
lainnya.
5. Oriental (Asiatik)
Wilayah fauna Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau disekitarnya meliputi
Srilangka, Filipina dan Indonesia bagian barat dan tengah yang meliputi Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi. Kondisi lingkungan fisik wilayah Oriental itu sendiri cukup
bervariasi,bahkan sebagian besar beriklim tropis sehingga banyak terdapat hutan hujan tropis
yang kaya akan flora dan fauna. Beberapa fauna khas yang hidup di wilayah Oriental antara
lain : Beruang madu, bekantan harimau, gajah, gibbon, orang utan, bekantan, monyet, badak
bercula satu, menjangan, antelop, tapir, babi rusa. Anoa, komodo.
6. Australis
Wilayah persebaran fauna Australis meliputi Benua Australia, Selandia Baru, Papua,
Maluku dan pulau-pulau kecil di sekitarnya dan Kepulauan-kepulauan di samudera pasifik di
sebeleh selatan garis katulistiwa. Sebagian besar kondisi lingkungannya tropis dan sebagian lagi
beriklim sedang. Kondisi lingkungan di wilayah Australia cukup mencolok ini disebabkan oleh
letaknya yang terpisah jauh dari benua lainnya. Fauna khas Australis adalah : Burung kiwi,
kangguru, platypus, cendrawasih, wallaby, burung emu, kasuari, dingo, buaya dan burung
penghisap madu.

Daftar pustaka
Banowati, Eva. 2011. Geografi Indonesia. Semarang :UNNES Press
Palangan, Abraham. 2007. Geografi Tumbuhan dan Hewan. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang.
Swearingen,Jil.2010. Plant Invaders of Mid-Atlantic Natural Areas, 4th ed. Washington

Anda mungkin juga menyukai