Ada tiga sifat penting pendidikan. Pertama, pendidikan mengandung nilai dan memberikan
pertimbanganan nilai. Hal itu disebabkan karena pendidikan diarahkan pada pengembangan
pribadi anak agar sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan diharapkan
masyarakat. Kedua, pendidikan diarahkan pada kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan
bukan hanya pendidikan, tetapi menyiapkan anak untuk kehidupan dalam
masyarakat.Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan
masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.
B. Perkembangan Masyarakat
Salah satu ciri dari masyarakat adalah selalu berkembang. Karena adanya pengaruh dari
perkembangan teknologi, telekomunikasi dan elektronika. Dalam kondisi masyarakat
demikian, perubahan-perubahan terjadi dengan cepat. Mobilitas yang tinggi mempercepat
pertemuan antarsuku dan antarbangsa, mebuka daerah yang terelosasi meningkatkan
pemerataan pembangunan.
1. Perubahan Pola Pekerjaan
Karena pengaruh perkembangan teknologi maka terjadi perubahan yang cukup derastis dalam
pola pekerjaan. Dalam pola kehidupan masyarakat industry, sifat-sifat yang dimiliki
masyarakatnya jauh berbeda. Hal itu diakibatkan adanya keragaman tugas dan pekerjaan.
Dengan demikian, strategi, taktik, kebijakan baru yang melahirkan produk dan layanan baru
selalu muncul.
Dewasa ini jumlah wanita yang berpendidikan relative seimbang dengan pria, sebagai akibat
emensipasi yang membuka kesempatan kepada kaum wanita untuk memperoleh pendidikan.
Di samping jumlah kebaikan dari para wanita yang bekerja, sejumlah maslah juga
muncul.Pertama, berkenan dengan kehidupan social pribadi wanita. Kedua, berkenan dengan
kehidupan keluarga. Wanita betapapun tinggi tingkat pendidikan dan jabatan yang
dipegangnya, tidak bias dilepaskan dari kodratnya sebagai wanita, sebagai istri dan
ibu.Ketiga, berkenan dengan situasi pekerjaan. Pekerjaan atau karier bukan tempat
beristirahat, tapi tempat berkarya, berkreasi, berprestasi, dan berkompetensi.
Hubungan hamonis antara suami dengan istri, komikasi pedagogis antara orang tua dengan
anak akan terbatas bahkan bias jadi hilang. Dalam hal ini berbagai masalah keluarga akan
timbul.
Mulai akhir abad ke-13 ada kemunduran dalam perkembangan ilmu pengetahuan di Negara-
negara Islam. Sejak awal abad ke-14 sampai dengan akhir abad ke-19 terdapat perkembangan
ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan murni yang begitu pesat. Pada abad ke-20
perkembangan yang sangat pesat terjadi pada ilmu pengetahuan terapan teknologi.
Penemuan teknologi pertama yang cukup penting adalah teknologi api. Dengan teknologi ini
manusia mendapatkan penerangan pada malam hari, bias menghangatkan badan, dan
mengolah berbagai bahan makanan. Teknologi penting lain yang ditemukan selanjutnya
adalah teknologi pertanian. Dengan teknologi ini, manusia membudidayakan bermacam-
macam tanaman dan binatang yang sebelumnya tumbuh liar di alam bebas.
Perkembangan teknologi lain yang sangat penting dan banyak membawa perkembangan pada
teknologi lain adalah teknologi industry. Awalnya teknologi ini berkembang secara individual
dalam lingkungan kecil dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri. Perkembangan
yang begitu cepat pada beberapa decade terakhir adalah perkembangan teknologi
transportasi, teknologi kominikasi, dan teknologi informatika. Perkembangan teknologi yang
sangan berpengaruh pada perkembangan kurikulum terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. TransformasiTeknologi
2. Perkembangan Teknologi di Indonesia
Pengaruh perkembngan ilmu dan teknologi cukup luas, meliputi semua aspek kehidupan,
politik, ekonomi, social, budaya, keagamaan, etika, dan estetika, bahkan keamanan dan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Ada beberapa bidang ilmu dan teknologi yang mempunyai pengaruh
sangat besar, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap kehidupan masyarakat.
Pendidikan juga mendapat pengaruh yang cukup besar dari ilmu dan teknologi. Pendidikan
sangat erat hubungan dengan kehidupan social, karena pendidikan merupakan salah satu
aspek social. Pendidikan tidak terbatas dengan pendidikan formal melainkan juga pendidikan
nonformal.
BAB V
A. Kurikulum kurikulum akademik.
Kurikulum ini berfokus pada isi pendidikan. Belajar sedang berusaha menguasai
pengetahuan sebanyak mungkin. Orang yang sukses dalam belajar adalah orang yang
menguasai keseluruhan atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh
guru. Karena kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya sangat
bersifat intelektual, nama-nama matapelajaran yang menjadi isi kurikulum hamp i r sama
dengan nama disiplin ilmu, seperti bahasa dan sastra, geografi, matematika, ilmu kealaman,
sejarah dsb. [1]
Setidaknya ada tiga pendekatan dalam pengembangan kurikulum mata pelajaran
akademik:
a. Melanjutkan untuk menutup struktur pengetahuan.
b. Studi integratif.
c. Pendekatannya diterapkan pada sekolah dasar.
a. Kurikulum ini memiliki mata pelajaran akademis.
Kurikulum subjek akademik memiliki beberapa fitur berkaitan dengan tujuan,
metode, isi organisasi dan evaluasi. Tujuan dari kurikulum subjek akademik adalah untuk
memberikan pengetahuan yang solid dan untuk melatih siswa menggunakan gagasan dan
proses penelitian. Metode yang banyak digunakan dalam kurikulum mata pelajaran akademik
adalah expository dan inquiry.Sedangkan pola organisasi isi (subject matter) dari kurikulum
mata pelajaran akademik adalah:
1. Kurikulum terkait
2. Kurikulum terpadu atau terkonsentrasi
3. Kurikulum terpadu
4. Pemecahan masalah kurikulum
Tentang kegiatan evaluasi kurikulum subjek akademik menggunakan berbagai bentuk
evaluasi yang disesuaikan dengan maksud dan sifat subjek.
b. Disiplin pilihan
Masal a h besar yang dihadapi oleh para pengembang kurikulum subjek akademis
adalah bagaimana memilih mata pelajaran dari sekian banyak disiplin ilmu yang ada. Ada
beberapa saran untuk masalah ini:
1. Latih penguasaan komprehensif dengan menekankan bagaimana menguji
kebenaran atau mendapatkan pengetahuan.
2. Prioritaskan kebutuhan masyarakat (social utility).
3. Menekankan pengetahuan dasar.
c. Adaptasi subjek dengan perkembangan anak.
Pengembang kurikulum subjek akademik, lebih memilih pengaturan logis dan
sistematis primitif daripada menyelaraskan urutan materi dengan kemampuan berpikir
anak. Mereka umumnya tidak memperhatikan bagaimana siswa lebih memperhatikan isi
konten yang mereka ajarkan. Proses belajar siswa sama pentingnya dengan penguasaan
konsep, prinsip dan generalisasi.
B. Kurikulum humanistik.
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan
humanistik. Kurikulum ini didasarkan pada konsep pendidikan personal, yaitu john dewey
(progresif education) dan JJ Rousseau (pendidikan romantis). Aliran ini selanjutnya memberi
tempat bagi siswa. Mereka berangkat dari asumsi bahwa anak-anak / siswa adalah yang
terdepan dan terdepan dalam pendidikan. Ini adalah subjek menjadi pusat kegiatan
pendidikan. [2]
Pendidikan humanistik menekankan peran siswa. Pendidikan adalah usaha untuk
menciptakan situasi yang permisif, santai, dan akrab. Oleh karena itu, tujuan yang diharapkan
adalah sebagai berikut:
1. Dengarkan secara komprehensif realitas peserta didik.
2. Menghormati siswa,
3. Lihat secara alami, asli, tidak produktif.
a. Karakteristik kurikulum humanistik.
Kurikulum manusia memiliki beberapa karakteristik berkaitan dengan tujuan, metode,
isi organisasi dan evaluasi. Menurut kurikulum humanis secara fungsional memberikan
pengalaman atau pengetahuan yang berharga untuk membantu memperlancar pengembangan
pribadi siswa. Bagi mereka tujuan pendidikan adalah proses pengembangan pribadi yang
dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap sehat
terhadap diri sendiri, orang lain dan pembelajaran.
Kurikulum humanistic menuntut hubu n gan emosional yang baik antara guru dengan
murid.Dalam evaluasi kurikulum humanistic berbeda dengan yang biasa. Model lebih
memprioritaskan proses daripada hasil.
b. Kelemahan kurikulum humanistik.
1. Keterlibatan emosional tidak selalu berdampak positif terhadap
perkembangan individu peserta didik.
2. Meskipun kurikulum ini menekankan pembelajar individual, sebenarnya,
dalam setiap program ada keseragaman peserta didik.
3. Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara
keseluruhan.
4. Dalam kurikulum ini, prinsip psikologis yang ada kurang terkoneksi.
D. Kurikulum teknologi
Di bidang pendidikan, teknologi dikenal dalam bentuk pembelajaran komputer, sistem
pembelajaran individu, kaset atau video pembelajaran. Banyak orang tidak menyadari bahwa
teknologi sangat membantu dalam menganalisis masalah kurikulum, dalam hal pembuatan,
implementasi, evaluasi dan pengelolaan instruksional. [3]
Perspektif teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektivitas metode dan
program material untuk mencapai manfaat dan kesuksesan.Teknologi mempengaruhi
kurikulum dengan dua cara yaitu aplikasi dan teori.
BAB II
ANATOMI DAN DESAIN KURIKULUM
A. Komponen-Komponen Kurikulum
Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia ataupun binatang,
yang memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur atau komponen-komponen dari anatomi
tubuh kurikulum yang utama adalah: tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian
dan media, serta evaluasi. Keempat komponen tersebut berkaitan erat satu
sama lain.Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian inimeliputi
dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan,kebutuhan, kondisi, dan
perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum, yaitu
isi sesuai dengan tujuan, prosessesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai
dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.
Telah dikemukakan bahwa, dalam kurikulum atau pengajaran, tujuan memegang
peranan penting, akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-
komponen kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal. Pertama
perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh pemikiran-
pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah negara. Kita
mengenal beberapa kategori tujuan pendidikan, yaitu tujuan umum dan khusus, jangka
panjang,menengah, dan jangka pendek. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah
1975/1976 dikenal kategori tujuan sebagai berikut. Tujuan pendidikan nasional merupakan
tujuan jangka panjang, tujuan ideal pendidikan bangsa Indonesia. Tujuan
institusional,merupakan sasaran pendidikan sesuatu lembaga pendidikan. Tujuan
kurikuler,adalah tujuan yang ingin dicapai oleh sesuatu program studi. Tujuan instruksional
yang merupakan target yang harus dicapai oleh sesuatu mata pelajaran. Yang terakhir ini,
masih dirinci lagi menjadi tujuan instruksional umum dan khusus atau disebut juga objektif,
yang merupakan tujuan pokok bahasan. Tujuan pendidikan nasional yang berjangka panjang
merupakan suatu tujuan pendidikan umum,sedangkan tujuan isntruksional yang berjangka
waktu cukup pendek merupakan tujuan yang bersifat khusus. Tujuan-tujuan khusus
dijabarkan dari sasaran-sasaran pendidikan yang bersifat umum yang biasanya abstrak dan
luas, menjadi sasaran-sasaran khusus yang lebih konkret, sempit, dan terbatas.Dalam kegiatan
belajar-mengajar di-dalam kelas, tujuan-tujuan khusus lebih diutamakan, karena lebih jelas
dan mudah pencapaiannya. Dalam mempersiapkan pelajaran, guru menjabarkan tujuan
mengajarnya dalam bentuk tujuan-tujuan khusus atau objectives yang yang bersifat
operasional. Tujuan demikian akan menggambarkan what will the student he able to do as a
result of the teaching that he was unable to do before (Rowntree, 1974: 5)
Mengajar dalam kelas lebih menekankan tujuan khusus, sebab hal itu akan dapat
memberikan gambaran yang lebih konkret, dan menekankan pada perilaku siswa, sedang
perumusan tujuan umum lebih bersifat abstrak, pencapaiannya memerlukan waktu yang lebih
lama dan lebih sukar diukur.
B. Desain Kurikulum
Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen
kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari duadimensi, yaitu dimensi
horisontal dan vertikal. Dimensi horisontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi
kurikulum. Susunan lingkup ini sering diintegrasikan dengan proses belajar dan mengajarnya.
Dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat
kesukaran. Bahan tersusun mulai dari yang ssmudah, kemudian menuju pada yang lebih sulit,
atau mulai dengan yang dasar diteruskan dengan yang lanjutan. Berdasarkan pada apa yang
menjadi fokus pengajaran, sekurang-kurangnya dikenal tiga pola desain kurikulum, yaitu:
Subject centered design, suatu desain kurikulum yang berpusat pada bahanajar.
Learner centered design, suatu desain kurikulum yang mengutamakan peranan siswa.
Problems centered design, desain kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang
dihadapi dalam masyarakat. Walaupun bertolak dari hal yang sama, dalam suatu pola desain
terdapat beberapa variasi desain kurikulum. Dalam subject centered design dikenal ada:
the subject design
the disciplines design dan
the broad fields design.
Pada problems centered design dikenal pula the areas of living design dan the core design.