Anda di halaman 1dari 11

RESUME MANAJEMEN

PROYEK

NAMA : MARLINA BR
TARIGAN

NPM:

[2017]
Bandar Lampung

2017
MANAJEMEN PROYEK

Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno mnagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Proyek adalah suatu usaha yang kompleks, tidak rutin, dibatasi
oleh waktu, anggaran, resource dan spesifikasi yang telah dirancang untuk dapat memenuhi
kebutuhan konsumen. Dari kedua definisi tersebut, Manajemen Proyek dapat diartikan
sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganiasian, pengarahan
dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai
tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula. Manajemen Proyek juga
merupakan cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang penting untuk
menyelesaikan proyek.
Secara umum, Manajemen proyek terdiri atas tiga hal, yaitu :
1. Seperangkat skill. Pengetahuan yang mendalam, skill, dan pengalaman dibutuhkan
untuk mengurangi tingkat resiko selama proyek dan meningkatkan tingkat
kemungkinan kesuksesan proyek,
2. Deretan cara. Berbagai tipe cara digunakan oleh manajer proyek untuk
meningkatkan kesempatan sukses. Sebagai contoh, pelibatan dokumen, register,
perangkat lunak yang direncanakan, perangkat lunak pemodelan, daftar audit, dan
bentuk tinjauan ulang.
3. Rangkaian proses. Berbagai teknik manajemen dan proses dibutuhkan untuk
memantau dan mengontrol waktu, biaya, kualitas, dan batasan suatu proyek. Sebagai
contoh, pelibatan manajemen waktu, biaya, kualitas, perubahan, bahaya, dan isu.

Manajemen Proyek telah dipraktikkan sejak ribuan tahun lalu, mulai dari era
Egyptian, yang mana organisasi kala itu mulai mengaplikasikan cara dan teknis sistematis
dari Manajemen Proyek. Pada 1950 an, Navy menerapkan metodologi Manajemen Proyek
modern dalam proyek Polaris. Selama tahun 1960 dan 1970 an, Departemen Pertahanan US,
NASA, dan perusahaan rekayasa dan konstruksi yang besar menggunakan prinsip
Manajemen Proyek untuk mengatur keuangan yang besar dari proyek yang sedang
berlangsung dan telah terjadwalkan. Pada tahun 1980 an, sektor manufakatur dan
pengembangan perangkat lunak memulai untuk mengadopsi dan mengimplementasikan
penerapan Manajemen Proyek. Pada tahun 1990an, teori, cara, dan teknik Manajemen Proyek
telah diterima oleh banyak kalangan dari berbagai industri dan organisasi.

2
Snyder and Klin e (1987) mengemukakan bahwa era Manajemen Proyek dimulai pada
1958 dengan pengembangan dari CPM/PERT. Morris (1987) berpendapat bahwa Manajemen
Proyek berasal dari industri kimia selama Perang Dunia ke-2. Morris (1987) selanjutnya
menambahkan bahwa Manajemen Proyek telah menjadi suatu disiplin ilmu baru dalam
program peluru Atlas, secara khusus dalam proyek Polaris. Beberapa literatur mencatat
bahwa asal Manajemen Proyek adalah lima fungsi yang dikemukakan Henri Fayols (1916)
untuk seorang manajer : (1) merencanakan, (2) mengorganisir, (3) mengkoordinasikan, (4)
mengontrol, dan (5) memerintah. Kerzner (1998) mengamati bahwa Manajemen Proyek
adalah suatu sistem manajemen yang berkembang.
Empat periode yang diidentifikasi sebagai sejarah dari Manajemen Proyek modern
adalah (1) awal tahun 1958, (2) 1958 1979, (3) 1980 1994, dan (4) 1995 hingga sekarang.
Tabel 1 merupakan gambaran umum mengenai keseluruhan empat periode yang berbeda.
Masing-masing periode memiliki sejarah dari (1) cara dan praktik manajemen dan
(2) representatif proyek yang aktual.
Tabel 1.
Periode Tema Subkonteks
Awal tahun 1958 Sistem keahlian dari Administrasi a. Manajemen
Hubungan Antarmanusia Proyek
Tahun 1958 1979 Aplikasi ilmu Manajemen b. Proyek actual
Tahun 1980 1994 Pusat produksi : sumberdaya
manusia
Tahun 1995 hingga sekarang Menciptakan suatu lingkungan baru

Awal tahun 1958 : Sistem keahlian dari Administrasi Hubungan Antarmanusia


Asal mula dari konsep Manajemen Proyek modern bermula antara 1900 dan 1950an.
Selama waktu tersebut, kecanggihan teknologi memperpendek daftar rancangan proyek.
Automobile menerapkan alokasi dan mobilitas yang efektif. Sistem telekomunikasi
meningkatkan kecepatan komunikasi. Spesifikasi pekerjaan secara luas digunakan dan
Henry Gantt mencetuskan ide pembuatan diagram atau chart Grantt. Spesifikasi
pekerjaan selanjutnya menjadi dasar pengembangan Work Breakdown Structure (WBS).
Tahun 1958 1979 : Penerapan Ilmu Manajemen
Terdapat pengembangan teknologi yang canggih antara tahun 1958 dan 1979. Pada
1959, Xerox memperkenalkan pertama kali pengcopy plain paper yang otomatis. Pada

3
tahun 1960an, banyak industri yang terlibat dalam pengembangan chip silikon dan
komputer mini. Pada 1969, Bell Laboratories mengembangkan bahasa pemograman
UNIX dan industri komputer mulai berkembang secara cepat. Pada 1971, Intel
memperkenalkan 4004, suatu mikroprosesor 4 bit, yang mana menjadi awal mula evolusi
80386, 80486, dan prosesor Pentium pada tahun 1990an. Sementara banyak saintis yang
mengembangkan ARPANET, Ray Tomlinson pada tahun 1972 mengembangkan
perangkat lunak email pertama kali. Pada tahun 1975, Bill Gates dan Paul Allen
mendirikan Microsoft. Beberapa perusahaan perangkat lunak Manajemen Proyek
didirikan pertama kali pada tahun 1970an yang meliputi Artemis (1977), Scitor
Corporation (1979), dan Oracle (1977). Antara tahun 1950 dan 1979, beberapa alat
Manajemen Proyek yang inti, meliputi CPM/PERT, Material Requirement Planning
(MRP), dan lainnya mulai diperkenalkan. CPM/PERT merupakan sistem komputer yang
besar dan programer mengoperasikan CPM/PERT secara utama untuk proyek pemerintah
(Vandersluis, 1998).
Tahun 1980 1994 : Pusat Produksi : Sumberdaya manusia
Selama tahun 1980an dan awal 1990an, revolusi sektor IT/IS mengubah komputer
mainframe menjadi komputer personal multitasking yang memiliki efisiensi tinggi dalam
mengatur dan mengontrol daftar proyek yang kompleks. Pertengahan tahun 1980an,
Internet dihadirkan oleh para peneliti dan pengembang. Selain itu, jaringan area lokal dan
teknologi Ethernet juga telah dimulai untuk mendominasi teknologi jaringan (Leiner et al
2000). Selama tahun 1950an hingga 1970an, computer engineers mulai mengoperasikan
sistem Manajemen Proyek karena sistem utama tersebut tidak mudah untuk dioperasikan.
Selama akhir tahun 1970an dan awal 1980an, perangkat lunak Manajemen Proyek untuk
PC menjadi available secara cukup luas pada sejumlah perusahaan pada pertengahan
tahun 1980 yang mana teknik Manajemen Proyek secara lebih mudah untuk diakses.
Tahun 1995 sekarang : Menciptakan Suatu Lingkungan Baru
Pada era ini terdapat perubahan ekonomi seiring dengan revolusi industri. Jaringan
elektronik mempermudah seseorang untuk menembus ruang dan waktu, sehingga
memberikan keuntungan terhadap pasar global dan pelaku bisnis, yang membuka suatu
dunia baru dari peningkatan ekonomi (Albert, 1997). Selain itu, pada era ini internet
mulai berubah secara virtual dalam praktik bisnis di pertengahan tahun 1990 (Turban et
Al 2000). Hal ini memberikan suatu media yang cepat dan interaktif, sehingga
mempermudah seseorang untuk mencari dan menawarkan pelayanan produk secara
online. Sebagai hasilnya, internet dapat mempermudah organisasi untuk menjadi lebih

4
produktif, efisien, dan berorientasi pada pelanggan. Antara tahun 1995 dan 2000,
komunitas Manajemen Proyek mengadopsi teknologi internet untuk menjadi lebih efisien
dalam mengontrol dan mengatur berbagai variasi proyek. Sementara teknologi informasi
mengalami revolusi praktik bisnis tradisional, berbagai industri memulai untuk
mengadopsi dan menerapkan praktik Manajemen Proyek.
Telah tercatat dalam sejarah perkembangan dunia mengenai Manajemen Proyek dari
waktu ke waktu. Dokumen terbanyak yang ditulis dalam format naratif hanya meliputi
beberapa aspek dari Manajemen Proyek. Rangkaian standar akan mempermudah komunitas
Manajemen Proyek untuk membangun sejarah baru dengan mengambil nilai dari masa yang
telah lewat. Berbagai literatur mencatat bahwa teknologi dan alat manajemen yang canggih
memperkuat fungsi dari proyek kantor. Secara umum, pada Tabel 2 menunjukkan sejarak
singkat dari Manajemen Proyek.

Tabel 2. Sejarah singkat Manajemen Proyek


Selanjutnya, dalam pelaksanaan Manajemen Proyek terdapat fase yang biasa dilakukan.
Project Management Institute, Inc. (PMI) mengemukakan bahwa Manajemen Proyek sebagai
aplikasi pengetahuan, skill, cara, dan teknik untuk memperluas aktivitas dalam rangka
memenuhi kebutuhan tiap objek. Proses pengaturan dan pengontrolan suatu proyek dari awal
hingga akhir biasa dibagi menjadi 5 fase dasar sebagai berikut :

5
1. Gambaran dan inisiasi proyek
Suatu ide untuk pelaksanaan proyek akan secara hati-hati ditentukan apakah akan
memberikan keuntungan atau tidak untuk perusahaan. Selama fase ini, suatu
keputusan yang ditentukan oleh tim akan memberikan gambaran apakah proyek
dapat secara realistis diselesaikan atau tidak,
2. Definisi dan perencanaan proyek
Suatu rencana atau lingkupan proyek dapat ditulis dalam suatu ouline kerja yang
ditampilkan. Selama fase ini, suatu tim sebaiknya melakukan suatu prioritas terhadap
proyek, menghitung anggaran keuangan dan jadwal, dan menentukan sumberdaya
yang dibutuhkan,
3. Pelaksanaan atau eksekusi proyek
Tugas sumberdaya didistribusikan dan tim telah mendapatkan informasi masing-
masing untuk tiap tanggungjawab yang dibebankan. Hal ini merupakan waktu yang
tepat untuk membesarkan informasi penting yang berhubungan dengan proyek.
4. Tampilan proyek dan kontrol
Manajer proyek akan membandingkan status dan perkembangan proyek dari rencana
awal, sebagai tampilan dari kerja yang telah dijadwalkan. Selama fase ini, manajer
proyek melakukan pencocokan jadwal atau melakukan hal yang membuat proyek
tetap pada track yang direncanakan, dan
5. Penyelesaian proyek
Setelah tugas proyek telah diselesaikan dan client telah menerima keluaran yang
dihasilkan, suatu evaluasi dibutuhkan untuk menandai apakah suatu proyek sukses
atau tidak dan/atau belajar dari catatan selama proyek dilakukan. Proyek dan proses
Manajemen Proyek bervariasi dari industri ke industri lainnya. Tujuan keseluruhan
adalah untuk menghasilkan suatu produk, merubah suatu proses atau menyelesaikan
suatu masalah dalam memberikan keuntungan untuk perusahaan.
Dalam literatur lainnya dijelaskan fase Manajemen Proyek yang cukup berbeda dengan
fase yang telah disebutkan sebelumnya. Dalam Baars (2006), enam fase Manajemen Proyek
adalah sebagai berikut :
1. Fase inisiasi
Fase inisiasi adalah awal dari proyek. Dalam fase ini, ide untuk proyek dieksplorasi
dan dikolaborasi. Tujuan fase ini adalah untuk menentukan kemungkinan dalam
pelaksanaan suatu proyek. Pertanyaan yang harus dijawab pada fase ini adalah
sebagai berikut :

6
a. Mengapa proyek ini harus dilaksanakan?
b. Apakah proyek ini memungkinkan untuk dilaksanakan?
c. Siapa saja yang terlibat dalam proyek ini?
d. Apa keluaran yang seharusnya didapatkan?
e. Apa saja batasan dalam pelaksanaan proyek ini?
Kemampuan untuk mengatakan tidak merupakan hal penting yang harus dimiliki
pemimpin proyek untuk membentuk keluaran yang diharapkan.
2. Fase definisi
Setelah rencana proyek telah dibentuk, proyek memasuki fase kedua, yaitu fase
definisi. Pada fase ini, kebutuhan yang berhubungan dengan hasil proyek merupakan
hal spesifik. Tahap ini melibatkan identifikasi ekspektasi untuk keluaran proyek.

Gambar. Ekspektasi proyek

3. Fase design
Daftar kebutuhan yang dikembangkan dalam fase denisi dan digunakan untuk pilihan
design. Dalam fase ini, satu atau lebih design dikembangkan dengan telah

7
dicocokkan terhadap hasil proyek. Berdasarkan subjek proyek, produk dari fase
design dapat meliputi diorama, sketch, flow chart, site trees, dll.

Gambar. Contoh design untuk DANS Architecture Archive

4. Fase pengembangan
Selama fase pengembangan, segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
diimplementasikan dari proyek dapat ditentukan. Suatu jadwal perencanaan telah
selesai dibuat, material dan alat telah dipesan, instruksi telah diberikan, dll. Fase
pengembangan dapat dikatakan lengkap ketika implementasi telah siap untuk
dilaksanakan. Semua hal harus telah jelas dari implementasi suatu rencana.
5. Fase Implementasi
Fase ini melibatkan konstruksi dari hasil proyek secara aktual. Fase implementasi
merupakan momentum dari pelaksanaan proyek.
6. Fase follow-up
Selama fase ini, segala sesuatu diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
kebutuhan proyek untuk melengkapi keberhasilan. Fase ini merupakan fase evaluasi
dari pelaksanaan proyek.
Inti dari kesemua konsep fase yang diterapkan dalam Manajemen Proyek adalah adanya
project life cycle yang mencakup inisiasi, perencanaan, pelaksanaan atau eksekusi, dan
penutupan yang digambarkan sebagai berikut :

8
Gambar. Siklus Manajemen Proyek

Melalui fase-fase Manajemen proyek seperti yang telah disebutkan sebelumnya,


Manajeme Proyek menjadi suatu kebutuhan agar suatu proyek yang akan dilaksanakan dapat
berhasil. Kebutuhan terhadap Manajemen Proyek menjadi meningkat pada masa sekarang.
Kontrol kecepatan, kualitas, dan biaya menjadi hal yang makin dibutuhkan dalam sektor
bisnis, pemerintahan, dan nonprofit. Manajemen proyek mempermudah manajer untuk
merencanakan dan memantau inisiasi strategis yang menghasilkan terobosan baru dalam
pengembangan sektor pasar. Cara dan langkah-langkah dalam Manajemen Proyek
mengontrol waktu, biaya pengeluaran, meningkatkan kualitas produk, dan memperbesar
keuntungan yang masuk. Manajemen Proyek membantu menjual produk dan pelayanan
melalui persaingan positif dengan kompetitor. Sehingga, Manajemen Proyek merupakan
suatu hal paling penting dari teknik manajemen untuk meningkatkan kemungkinan sukses
dari suatu proyek yang dilaksanakan.
Namun, dalam pelaksanaan Manajemen Proyek biasanya ditemukan kendala sebagai
berikut :
a. Perencanaan yang terlalu sederhana, kompleks, atau tidak realistis

9
Tantangan banyak manajer untuk menemukan pendekatan alternatif dari tugas dan
jadwal dalam rangka melengkapi proyek secara tepat waktu. Namun, timeline dari
kebanyakan proyek biasanya tidaklah realistis.
Solusi : melakukan pengaturan dari tekanan yang didapatkan pada pelaksanaan suatu
proyek dengan perencanaan kreatif, analisis alternatif, dan komunikasi dari realitas
segala yang terlibat dalam proyek. Penentuan deadline juga memperhatikan hal yang
lebih objektif atau disesuaikan terhadap proyek lain dalam suatu organisasi,
b. Komunikasi yang lemah antar anggota tim atau manajemen,
Banyak manajer proyek dan anggota tim yang tidak menyediakan waktu
cukup untuk berkomunikasi, sehingga muncul keterbatasan komunikasi.
Solusi : Menentukan alur komunikasi yang sesuai untuk anggota proyek
dan mengembangkan suatu checklist dari apa saja informasi yang
dibutuhkan untuk peserta proyek.
c. Perubahan rencana dari tujuan awal,
Batasan rencana yang tidak jelas pada tujuan awal biasanya menimbulkan masalah
karena dapat mengubah jalannya suatu pelaksanaan proyek.
Solusi : Menyediakan komunikasi yang cukup untuk menyikapi perubahan selama
pelaksanaan proyek.
d. Keterbatasan dukungan manajemen,
e. Keterbatasan dukungan dan pemahaman stakeholder,
f. Keterbatasan dana dan atau sumberdaya yang dibutuhkan,
g. Ketidakjelasan definisi dan ekspektasi proyek,
h. Keterbatasan kegunaan hasil keluaran,
i. Konflik personal, dan
j. Keterbatasan kontrol dan pemantauan.

10

Anda mungkin juga menyukai