Di Susun Oleh:
FAKULTAS FARMASI
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah
kepada penyusun untuk dapat menyusun makalah yang berjudul ARTI DAN RUANG
LINGKUP AGAMA. Shalawat serta salam tidak lupa kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW .
Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari buku dan media elektronik berupa
internet. Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan mengenai agama.
Penyusun,
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.. 2
Daftar Isi 3
BAB I Pendahuluan.. 4
1.1 Latar Belakang... 4
1.2 Tujuan Penulisan ... 4
1.3 Rumusan Masalah... 5
BAB II Isi.... 6
2.1 Pengertian Agama. 6
2.2 Unsur-Unsur Pokok Agama. 9
2.3 Kebutuhan Manusia Akan Agama 10
2.4 Fungsi Agama. 13
Daftar Pustaka.. 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
Agama dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya, karena agama
sangat dibutuhkan oleh manusia agar manusia memiliki pegangan hidup sehingga ilmu dapat
menjadi lebih bermakna. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama
kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan
sempurna dan bahagia. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan, yang diberi keturunan
dan kelebihan dari makhluk lainnya. Manusia diberi kelebihan akal untuk berfikir dalam
kehidupannya, pada hakikatnya akal itu dijadikan agar manusia dapat mengembangkan pola
pikir untuk memilah dan memilih antara yang benar dan salah.. Pada dasarnya manusia
diciptakan untuk beribadah kepada penciptanya dan kepercayaannya itu dimuat melalui
perantara agama sebagai jembatan manusia beribadah. Melalui agama islam sebagai agama
yang sempurna banyak sekali kaidah yang didapatkan manusia untuk sebagai acuan sebuah
kepercayaan pada sang khalik, yang dijadikan dan diyakini agar manusia selamat dunia dan
akhirat. Agama yang diakui di Indonesia ada enam, yaitu agama Islam, Kristen Protestan,
Katholik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu.
4
1.3 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah Agama untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya
pembahasan maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada:
5
BAB II
ISI
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu a dan gama; a
berarti tidak dan gama berarti kacau, maksudnya tidak kacau atau teratur. Hal ini berarti orang
beragama itu akan memperoleh ketentraman dan hatinya penuh kedamaian (Yusran, 1997)
Oxford Student Dictionary (1978) mendefinisikan agama (religion) dengan belive in the
existence of supranatural ruling power the creator and controller of the universe , yaitu suatu
kepercayaan akan keberadaan suatu kekuatan pengatur supranatural yang menciptakan dan
mengendalikan alam semesta.
Dalam bahasa Alquran din diartikan sebagai agama yang berasal dari akar bahasa
Arab dyn mempunyai banyak arti pokok, yaitu: (1) keberuntungan, (2) kepatuhan, (3) kekuasaan
bijaksana , dan (4) kecenderungan alami atau tendensi. Allah SWT berfirman :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh
musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-
orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan
kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk (QS. Ali Imran ayat 103)
6
Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan
apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim,
Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat
berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik
kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya
orang yang kembali (kepada-Nya). (QS. Asy Syuura ayat 13)
Drs. Sidi Gazalba (1991) mendefinisikan agama adalah kepercayaan pada hubungan
manusia dengan yang Kudus, dihayati sebagai hakikat yang gaib, hubungan yang menyatakan
diri dalam bentuk kultus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu. (wahyudin, 2009 hal: 12)
Di antara sekian banyak agama yang ada di permukaan bumi, ada beberapa agama yang
dianggap besar karena banyak penganutnya dan ajaran-ajarannya sistematis, yaitu: Agama
Kristen, Agama Katolik, Agama Islam, Agama Hindu, Agama Budha, Agama Kong Hu Chu,
Agama Shinto, Agama Yahudi, Agama Zoroaster, dll. Di antara agama-agama tersebut ada yang
bersifat kebangsaan (nasional) dan ada yang bersifat mendunia (mondial). Yang bersifat
kebangsaan adalah agama yang identik dengan suatu bangsa atau ras tertentu dan bangsa
penganutnya mengklaim bahwa agama tersebut sebagai miliknya saja, sedangkan bangsa atau ras
lain tidak harus menjadi pengikut dan penganutnya, seperti Yahudi bagi bangsa Yahudi dan
Hindu bagi bangsa India atau Kong Hu Chu bagi bangsa Cina, Shinto bagi orang Jepang.
Sedangkan agama mondial adalah agama yang mengklaim sebagai agama untuk seluruh bangsa.
Oleh karena itu, ajaran-ajarannya disebarkan kepada seluruh bangsa di dunia. Agama sejenis ini
disebut agama mesianis, seperti agama Islam, agama Kristen dan Budha.
7
Islam sebagai agama yang fitrah. Fitrah berarti kesucian dalam jasmani dan rohani. Allah
berfirman dalam Al- Quran yang terjemahannya :
"Maka hadapkanlah arah hidupmu secara lurus pada ajaran agama ini (Islam). Agama yang
selaras dengan fitrah manusia yang telah ditetapkan padanya sejak awal penciptaan". (Al-
Rum/30: 30)
Islam adalah sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah Swt, diturunkan kepada
umat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai agama yang
datang dari Tuhan yang menciptakan manusia sudah tentu ajaran Islam akan selaras dengan
fitrah kejadian manusia. Fitrah dalam arti pembawaan asal manusia secara umum sejak kelahiran
(bahkan sejak awal penciptaan) dengan segala karakteristiknya yang masih bersifat potensial
atau masih berupa kekuatan tersembunyi yang masih perlu dikembangkan dan diarahkan oleh
ihtiar manusia baik fitrah yang berkaitan dengan dimensi fisik atau non fisik, yaitu akal, nafsu,
perasaan dan kesadaran (qalb), dan ruh.
Berbicara masalah keselarasan ajaran Islam dengan fitnah kemanusiaan tidak berarti
bahwa ajaran Islam selalu mewadahi dan mengakomodasi kecenderungan-kecenderungan yang
dibawa oleh sifat dari setiap unsur fitrah tersebut. Hal ini karena setiap unsur dari fitrah memiliki
karakter dan kecenderungan yang berbeda (kearah yang positif, negatif atau netral). Oleh karena
itu, Islam mengarahkan fitrah-fitrah ini kepada hal-hal yang konstruktif bagi kehidupan manusia,
baik individual ataupun komunal tanpa membunuh potensi yang dimiliki oleh setiap jenis fitrah
tersebut. Dengan arahan ajaran Islam, fitrah kemanusiaan akan membawa manusia ke arah
kebaikan baik bagi dirinya atau yang lainnya, baik kebaikan personal atau kebaikan komunal.
8
Sebagai misal, akal sebagai instrumen untuk berfikir sangat penting dan menentukan bagi
hidup manusia tetapi dalam mengembangkan kemampuan akal manusia memiliki kecenderungan
malas dan kurang minat. Oleh karena itu, ajaran Islam mendorong manusia agar mau berfikir dan
mengembangkan kemampuannya serta mengaktifkannya sehingga terus hidup dan terus bekerja.
Meskipun demikian, akal manusia memiliki sifat liar tak terkendali. Ajaran Islam membimbing
manusia ke arah mana manusia harus berfikir.
Nafsu adalah unsur pendorong gerak pada manusia sehingga manusia menjadi dinamis,
tanpa nafsu hidup manusia akan statis. Tapi bersamaan dengan itu, nafsu memiliki potensi
membawa manusia pada akibat buruk bagi kehidupan apabiia tidak dikendalikan. Oleh karena
itu, ajaran Islam mengendalikan arah perkembangan nafsu ini tanpa membunuhnya, dan dalam
batas tertentu mengeremnya agar tidak menjerumuskan manusia pada kebinasaan.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
Agama tidak muncul begitu saja, akan tetapi agama muncul karena didasari unsur-unsur
tertentu seperti halnya kepercayaan suatu masyarakat. Secara tidak langsung unsur-unsur ini
tidak dapat dipisahkan dalam keidupan beragama. Adapun menurut Leight, Keller dan Calhoun ,
agama terdiri dari beberapa unsur pokok :
1. Kepercayaan agama , yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
2. Symbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya
3. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertical antara manusia dengan Tuhan-Nya, dan
hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajran agama
4. Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami
oleh penganut-penganut secara pribadi
5. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
9
Prof. Dr. Harun Nasution (1989) menyatakan bahwa agama dapat disebut agama jika memenuhi
minimal empat unsur penting yang harus ada dalam agama.
Kebutuhan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan segala peraturannya dapat
ditinjau dari aspek psikologi dan aspek sosiologi.
10
Aspek psikologis orang dengal akal sehatnya, akan mengetahui adanya Zat Tuhan YME.
Dengan memperhatikan alam dan lingkungan, timbul perasaan bahwa alam ini ada yang
mengatur yaitu Zat Tuhan YME namun keberadaanNya tidak dapat dijelaskan oleh
manusia, hanya dapat oleh Nabi atau Rosul Allah.
Aspek Sosiologis, pada dasarnya manusia merupakan mahluk hidup yang selalu ingin
bergaul atau bermasyarakat. Oleh karena itu manusia memerlukan agama untuk mengatur
hubungan antar sesama manusia.
Islam sebagai agama disisi Allah SWT juga penting sebagai pedoman hidup. Allah swt.
berfirman yang terjemahannya :
"Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka
barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan
tidak (pula) mereka bersedih hati" (Q.s. Al-Baqarah/2 : 38).
Allah SWT akan memberikan hidayahnya sebagai petunjuk hidup umat manusia.
Hidayah artinya "petunjuk yang diberikan oleh Allah kepada makhluk hidup agar mereka
sanggup menghadapi tantangan kehidupan dan menemukan solusi (pemecahan) bagi persoalan
hidup yang dihadapinya". Hidayah merupakah alat bantu yang diberikan oleh Allah kepada
makhluk hidup untuk mempermudah menjalani kehidupannya.
Ada empat tingkat hidayah yang diberikan oleh Allah kepada manusia, yaitu :
a. Hidayah ghariziyah (bersifat instinktif), disebut juga hidayah fitriyyah, yaitu petunjuk untuk
kehidupan yang diberikan oleh Allah Swt. bersamaan dengan kelahiran berupa kemampuan
jadi dalam menghadapi kehidupan sehingga sanggup untuk survive (bertahan hidup).
11
b. Hidayah hissiyah (bersifat indrawi), yaitu petunjuk berupa kemampuan indra dalam
menangkap citra lingkungan hidup sehingga ia dapat menentukan lingkungan mana yang
sesuai dengannya (kemampuan adaptif) sehingga menemukan kenyamanan dalam menjalani
kehidupan (secara fisikal).
Kedua hidayah ini diberikan juga kepada binatang dengan fungsi yang sama. Dalam tahap
tertentu dan pada jenis tertentu, bahkan binatang mendapatkan hidayah lebih tinggi, dalam arti
kemampuan indrawi binatang tersebut lebih mumpuni daripada kemampuan indrawi manusia.
c. Hidayah aqliyah (bersifat intelektual), yaitu petunjuk yang diberikan Allah berupa
kemampuan berfikir sehingga mampu mengolah segala informasi yang ditangkap melalui
indra. Dengan kemampuan ini manusia memiliki kemampuan mengembangkan ilmu
pengetahuan, memanipulasi dan merekayasa lingkungan untuk menciptakan kemudahan,
kesejahteraan dan kenyamanan hidupnya.
d. Hidayah diniyah (berupa ajaran agama), yaitu petunjuk yang diberikan Allah Swt. berupa
ajaran-ajaran praktis untuk diterapkan dalam meniti kehidupan secara individual dan menata
kehidupan secara komunal sehingga manusia mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan hakiki
dan ketenangan batin dalam menjalani kehidupannya.
Hidayah ketiga dan keempat ini hanya diberikan kepada manusia. dengan kedua jenis
hidayah inilah manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Hidayah aqliyah (kemampuan
intelektual) manusia berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan binatang (demikian pula
dengan jin dan malaikat). Hidayah diniyah (petunjuk agama), manusia dapat mencapai ke tingkat
yang lebih tinggi dari malaikat sekalipun.
Hidayah-hidayah ini merupakan alat bantu bagi manusia untuk mempermudah menjalani
kehidupan sehingga diperoleh kemampuan melanjutkan kehidupan (survival), keluasan, kepuasan
(comfort) dan kenikmatan lahir bathin dalam kehidupan.
Bagi manusia, hidayah ghariziyah (instinktif) merupakan alat bantu sementara, hidayah
hissiyah (indrawi) alat bantu mediatif (antara), hidayah aqliyah (intelektual) alat bantu
pengembangan, dan hidayah diniyah (agama) alat bantu penyempurnaan, yaitu mencapai
kebahagiaan hakiki.
12
2.4 Fungsi agama
Agama yang hadir dalam sejarah peradaban manusia tidak hanya berorientasi kepada
Tuhan (spiritual) namun juga berorientasi dalam kehidupan bermasyarakat. Dr.Th. Kobong
mengatakan bahwa agama adalah sumber hidup manusia dalam relasi tiga dimensi, yaitu relasi
dengan Allah pencipta, dengan sesama dan dengan seluruh ciptaan lainnya,dan kalau
digambarkan menjadi demikian :
Untuk membimbing manusia dalam meniti dan menata kehidupan, Allah menurunkan
agama Islam sebagai pedoman yang harus dijadikan referensi dalam menetapkan setiap keputusan,
dengan jaminan ia akan terbebas dari segala kebingungan dan kesesatan.
Dalam kedudukan sebagai hidayah bagi kehidupan manusia di dunia agama Islam dapat
berperan dan berfungsi sebagai :
13
(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas
mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas
seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri. (QS. an-Nahl: 89).
Adapun fungsi dan peran agama dalam arti umum adalah sebagai berikut :
14
Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama membantu kita memahami beberapa
fungsi agama dalam masyarakat, antara lain:
15
8. Fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi). Ajaran agama mensucikan segala usaha
manusia, bukan saja yang bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha
manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan atas niat
yang tulus, karena untuk Allah, itu adalah ibadah.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan makhluk yang sadar
tentang ketuhanan dan dilahirkan dengan fitrahnya. Munculnya agama didasari karena didalam
suatu kumpulan terorganisir atau masyarakat terdapat unsur kepercayaan, penyembahan, respon
dan pengaturan akan cara beribadah. Akan adanya agama, akan membimbing manusia
menciptakan kedamaian serta memelihara manusia dari perilaku menyimpang, kesalahan dan
menjauhkannya dari tingkah laku negatif. Disamping itu, agama mempunyai peranan penting
dalam pembimbingan akidah dan akhlak dan merupakan jalan untuk membina pribadi dan
masyarakat yang terikat oleh rasa persaudaraan cinta kasih dan tolong menolong. Oleh karena
itu, dengan beragama kehidupan manusia akan lebih bermakna, lebih bermutu, dan dengan ilmu
dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.
3.2. Saran
Bahwa dalam menjalani hidup diperlukan sebuah pegangan agama (Islam). Untuk itu kita
semestinya harus menjunjung tinggi Islam dan memahami betul apa itu Islam dan tujuan
manusia.
17
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim
Asmuni, M Yusran. 1997. Penantar Stud al-Quran Al-Hadits Fiqih dan Pranata
Sosial.Jakarta : Raja Grafindo Persada
Azra azyumardi, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum
Gazalba, Sidi. 1991. Sistematika Filsafat : Buku kedua ; Pengantar kepada Teori
Pengetahuan.Jakarta :Bulan Bintang
Sydney Albert Hornby. 1978 . Oxford advanced learner's dictionary of current English.
New York : Oxford University Press
18