PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam
kehidupan manusia dan merupakan hak dasar manusia. Hal ini tercantum
dalam Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan yang
menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Saat ini
masyarakat semakin sadar untuk memilih layanan kesehatan yang
terbaik, sehingga membuat masyarakat semakin kritis terhadap mutu
pelayanan kesehatan yang ada.
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (2006), derajat kesehatan di Indonesia saat ini
telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna, hal ini ditunjukkan
dengan makin menurunnya angka kematian bayi dan kematian ibu,
menurunnya prevalensi gizi buruk pada balita serta meningkatkan umur
harapan hidup. Namun Indonesia masih menghadapi beban ganda
karena munculnya penyakit menular baru sementara penyakit menular
lain belum dapat sepenuhnya dikendalikan dengan tuntas, salah satu
penyakit yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan adalah kusta.
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri.
Terutama mempengaruhi kulit dan saraf. Hal ini berlangsung perlahan-
lahan dengan masa inkubasi rata-rata dalam jangka waktu 3 tahun. Kusta
dapat menular ke segala umur baik laki-laki maupun perempuan (World
Health Organization, 2000).
Menurut Rita Djupuri (Kasubdit Kusta dan Frambusia Direktorat
Penyakit Menular Langsung Direktorat PP dan PL Kemenkes RI) dalam
Tula (2015), menyatakan bahwa merujuk pada data yang dimiliki
Kementerian Kesehatan tahun 2013 Indonesia sampai saat ini
merupakan salah satu negara dengan beban penyakit kusta tertinggi
ketiga setelah India dan Brasil.
16
17
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah Mengetahui kelengkapan dan ketidaklengkapan Berkas
Rekam Medis Rawat Inap Pasien Kusta di RS Kusta Kediri.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui sebab-akibat ketidaklengkapan berkas rekam
medis rawat inap pasien kusta berdasarkan analisis kuantitatif di RS
Kusta Kediri.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis persentase ketidaklengkapan berkas rekam medis
rawat inap pasien kusta di RS Kusta Kediri.
b. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan
pengisian berkas rekam medis rawat inap di RS Kusta Kediri.
c. Mengetahui akibat dari ketidaklengkapan pengisian berkas
rekam medis di RS Kusta Kediri.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara
lain:
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
masukan untuk evaluasi tentang kelengkapan rekam medis guna
meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan Rumah Sakit
dimasa yang akan datang.
2. Bagi Peneliti
Penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
khususnya dalam hal menganalisis berkas rekam medis dan faktor
yang menyebabkan ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis
serta akibat dari ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis.
21
E. Keaslian
Ada beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan oleh
peneliti lain diantaranya yaitu :
1. Suryanto (2015) Analisis Keterisian dan Ketercapaian Elemen
Penilaian Formulir Rekam Medis Gawat Darurat Terkait Persiapan
Akreditasi Kars 2012 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian Suryanto (2015) adalah untuk mengetahui
gambaran keterisian dan ketercapaian elemen penilaian formulir
rekam medis gawat darurat terkait persiapan akreditasi KARS 2012
di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Hasil dari penelitian Suryanto (2015) yaitu penelitian Suryanto (2015)
menunjukkan bahwa formulir gawat darurat tidak terdapat item
kondisi pulang. Dalam pelaksanaan pengisian formulir gawat darurat
diketahui keterisian lengkap jam kedatangan pasien sebesar 47,5%,
keterisian lengkap diagnosa akhir sebesar 10%, dan keterisian tindak
lanjut sebesar 94%.
Persamaan : penelitian Suryanto (2015) memiliki persamaan dengan
penelitian peneliti dalam hal menganalisis kelengkapan berkas rekam
medis.
Perbedaan : penelitian Suryanto (2015) bertujuan untuk
mengevaluasi keterisian rekam medis gawat darurat berdasarkan
standar akreditasi 2012, sedangkan penelitian peneliti bertujuan
untuk menganalisis berkas rekam medis rawat inap pasien kusta dan
mengetahui faktor-faktor ketidaklengkapan berkas rekam medis serta
mengetahui akibat dari ketidaklengkapan tersebut.
22
5. Fasilitas Pelayanan
a. Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Kusta Kediri memiliki kapasitas 68 tempat
tidur, sesuai dengan Keputusan Kepala UPT Rumah Sakit Kusta
Kediri No. 445/176/101.15/2015 tanggal 01 April 2015 tentang
Kapasitas Tempat Tidur Rumah Sakit Kusta Kediri Tahun 2015.
Pelayanan Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Kusta Kediri
terdiri dari :
1) Pelayanan Kusta
a. Ruangan Pelayanan Kusta
b. Ruangan Intensif
c. Ruangan Laki-Laki
d. Ruangan Perempuan
2) Pelayanan Umum
a. Ruangan Anak
b. Ruangan Obgyn
c. Ruangan Pelayanan Umum
e. Ruangan Laki-Laki
d. Ruangan Perempuan
b. Instalasi Rawat Jalan
1) Poli Kusta
2) Poli Kulit dan Kelamin
3) Poli Akupuntur
4) Poli Mata
5) Poli Gigi
c. Instalasi Gawat Darurat
d. Instalasi Laboratorium
e. Instalasi Gizi
f. Instalasi Rehabilitasi Medik :
1) Fisioterapi
2) Ortotik Prostetik
3) Okupasi Terapi
g. Pelayanan Radiologi
h. Instalasi Farmasi
29