Anda di halaman 1dari 5

Pada penyakit kanker penggunaan unsur radioaktif yang digunakan untuk

mengobati penyakit kanker juga dapat menimbulkan efek radiasi yang berbahaya dan
hal tersebut merupakan pioner timbulnya suatu penyakit baru. Pada penderita kanker
yang telah parah pengobatan yaang dilakukan untuk membunuh sel kanker yaitu
dengan kemoterapi. Kemoterapi tersebut meracuni sel kanker yang bertumbuh cepat,
tapi pada saat yang bersamaan juga menghancurkan pertumbuhan sel sehat dalam
tulang sumsum dan dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ lain seperti
penyakit hati, ginjal, jantung, paru-paru dan lain sebagainya. Sedangkan radiasi,
bersamaan dengan fungsinya yang menghancurkaan sel kanker juga dapat
menyebabkan luka bakar, meninggalkan bekas luka, dan merusak sel.

1. Bergantung pada sumber listrik

Karena menggunakan komputer, semua hal yang berhubungan dengan teknologi


informasi untuk kesehatan bergantung pada sumber listrik. Apabila listrik padam, maka
segala pekerjaan yang berkaitan dengan penyimpanan dan pengolahan data akan sulit
untuk dilakukan menggunakan komputer. Hal ini tentu akan mengganggu pelayanan
yang akan diberikan kepada para pasien di rumah sakit.

2. Bergantung pada aplikasi

Selain bergantung pada sumber listrik, penggunaan teknologi informasi untuk


kesehatan juga bergantung pada aplikasi yang digunakan. Jika aplikasi yang digunakan
sering bermasalah, maka pelayanan kepada pasien juga akan buruk. Untuk itu, gunakan
aplikasi yang tepat agar pelayanan kepada pasien dapat dilakukan secara maksimal.

3. Perlu pelatihan khusus

Tidak semua orang dapat bekerja dengan komputer secara akrab, hal ini memberikan
kesulitan tersendiri. Untuk dapat menggunakan sistem komputerisasi tersebut maka
petugas rumah sakit harus melakukan pelatihan khusus. Terutama untuk menyesuaikan
diri dalam menggunakan aplikasi yang akan digunakan dalam pengolahan data pasien
tersebut.

Itulah beberapa kekurangan dalam penggunaan teknologi informasi untuk kesehatan


secara umum. Walaupun menawarkan banyak kelebihan, penggunaan komputer juga
memiliki kekurangan.

Kemampuan teknologi dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan tidak


menutup kemungkinan juga akan menimbulkan dampak negatif. Yaitu timbulnya
penyakit-penyakit baru, baik langsung maupun tidak langsung.
Efek Radiasi yang Berpotensi Menghasilkan Penyakit Baru
Salah satu contoh adalah penyakit kanker yang kita ketahui bersama bahwa hingga saat
ini penyakit tersebut belum memiliki obat yang bisa mendeteksi hingga tercapainya
suatu kesembuhan yang sempurna bagi para penderitanya. Selain itu unsur zat
radioaktif yang digunakan untuk mengobati penderita kanker juga dapat menimbulkan
radiasi yang berbahaya, dan tentunya hal tersebut menjadi cikal bakal suatu penyakit
baru yang berbahaya.
Begitu halnya dengan alat komunikasi yang sering kitagunakan. Sejumlah penelitian
yang dilakuan menunjukkan radiasi telepon genggam berakibat buruk terhadap tubuh
manusia. Misalnya meningkatkan risiko terkena tumor telinga dan kanker otak,
berpengaruh buruk pada jaringan otak, merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga
30 persen,mengakibatkan meningioma, neurinoma akustik, acoustic melanoma, dan
kanker kelenjar ludah. Sayangnya, tak satu pun 6 vendor telepon seluler terbesar dunia
merespon hasil-hasil penelitian tersebut.
Meski belum ada kepastian terhadap hasil penelitian ini, pimpinan proyek penelitian
FranzAdlkofer menyarankan tindakan pencegahan dengan menganjurkanpenggunaan
telepon genggam hanya dalam keadaan darurat saja. Artinya,kalau di sekitar Anda
tersedia telepon biasa sebaiknya Anda menghindari memakai telepon seluler. Atau,
menggunakan peralatan hands-free kapan saja memungkinkan.
Begitu pula dengan halnya computer yang beregenerasi menadi laptop. Mata adalah
organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat kerja, karena terlalu sering
memfokuskan bola mata ke layar monitor. Tampilan layar monitor yang terlalu terang
dengan warna yang panas seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih
mempercepat kelelahan pada mata. Selain dari itu, pantulan cahaya (silau) pada layar
monitor yang berasal dari sumber lain seperti jendela, lampu penerangan dan lain
sebagainya, akan menambah beban mata. Pencahayaan ruangan kerja juga berpengaruh
pada beban mata.
Pemakaian layar monitor yang tidak ergonomis dapat menyebabkan keluhan pada
mata. Berdasarkan hasil penelitian, 77% para pemakai layar monitor akan mengalami
keluhan pada mata, mulai dari rasapegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair,
sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata.
Bila operator komputer menggunakan soft lens (lensa mata), kelelahan mata akan lebih
cepat terasa, karena mata yang dalam keadaan memfokuskan ke layar monitorakan
jarang berkedip sehingga bola mata cepat menjadi kering dan ini menyebabkan
timbulnya gesekan antara lensa dan kelopak mata. Ruang berpendingin (AC) akan lebih
memperparah gesekan tersebut, karena udara ruangan ber AC akan keringsehingga air
mata akan ikut menguap.
Menurut hasil penelitian, untuk operator komputer yang bekerja 8 jam per hari terus
menerus, ternyata radiasi yang keluar dari komputer (khususnya sinar-X) sangat
rendah yaitu sekitar 0,01739 m Rem per tahun. Harga tersebut jauh lebih rendah dari
pada radiasi yang berasal dari sinar kosmis dan dari radiasi bumi (terresterial
radiation) yang berkisar 145 m Rem per tahun. Sedangkan laju dosis radiasi yang
diizinkan untuk masyarakat umum adalah 500 m Rem per tahun. Akhir-akhir ini banyak
dijual kacafilter untuk layar monitor yang dipromosikan sebagai filter radiasi yang
keluar darikomputer. Kaca filter yang dijual di pasaran lebih sesuai sebagai filter
kesilauan (glare) dari cahaya layar komputer, bukan sebagai filter radiasi.
Efek Ketergantungan
Teknologi yang kian berkembang juga dapat menimbulkan timbal balik yang bersifat
negatif seperti sifat ketergantungan.Parapengkonsumsi obat antibiotik yang banyak
beredar di masyarakat ternyata tidak semata-matahanya mengurangi keluhan yang ada
tetapi juga menimbulkan ketergantungan dengan intensitas yang berbeda-beda dari
masing-masingjenis antibiotik. Tidak hanya sampai pada hal tersebut, akan tetapi
timbulah suatu kemungkian yang menyebabkan penyakit tersebut memiliki tingkat
kekebalan terhadap antibiotik tertentu.
Pengaruh negatif lain bagi anak, adalah kecendrungan munculnya kecanduan anak
pada komputer. Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas
menulis, menggambar ataupun melakukan aktivitas sosial.
Begitu halnya dengan kecenduan computer yang didominasi oleh usia dini. Kecanduan
bermain komputer bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat
aturan bermain komputer. Seharusnya, orang tua perlu membuat kesepakatan dengan
anak soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang
sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih
longgar dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain
komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu
diperhatikan secara ketat oleh orang tua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun.
Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu
dengan baik demi mengurangi dampak teknologi ini.
Kesalahan Persepsi Diyakini Oleh Masyarakat
Efek negatif yang juga dapat timbul karena kesalahan dari persepsi masyarakat dalam
mengkaji suatu pengetahuan yang ia dapatkan. Salah satu contoh yang terjadi di
kalangan masyarakat adalah maraknya keinginan para penikmat kolesterol berlebih.
Mereka memiliki anggapan yang mengatakan bahwa untuk mngurangi berat badan
maka salah satu hal yang harusdilakukan adalah mengurangi jumlah porsi serta
kuantiatas makanan yang dikonsumsi. Dengan tidak mengkonsumsi nasi dibeberapa
periode tertentu serta menggantikannya dengan makanan yang memiliki kadar
karbohidrat yang lebih rendah.
Ini merupakan suatu persepsi yang kurang benar di mata peneliti dan pakar nutrisi.
Bahwa yang dimaksud sebagai solusi untuk mengurangi kadar kolesterol adalah
disebutkan oleh pakat nutrisi untuk mengatur pola makan dengan memperhitungkan
takaran nutrisi sesuai dengan kebutuhan energi oleh tubuh. Maka dari hal tersebut,
persepsi masyarakat juga menentukan bagaimana penerapan teknologi yang
sedemikian modern tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Proses Publikasi Perangkat Kesehatan yang Tidak Tepat
Sebuah kalkulator online yang dikembangkan periset umur panjang di Sekolah
Kedokteran Harvard dan Pusat Kedokteran Boston yang
dialamatkan http://www.livingto100. com, di publikasikan begitu saja kepada
masyarakat. Hal ini akan membawa dampak buruk terhadap masyarakat yang meyakini
bahwa hasil perhitungan kalkulator tersebut benar adanya. Maka secara psikologis akan
mempengaruhi harapan untuk tetap hidup sejahtera. Berbahagia bagi mereka yang
tercatat memiliki umur yang panjang, tidak bagi yang tercatat sebaliknya.
Kerahasiaan Seseorang Tidak Terjamin
Majunya peradaban teknologi juga tidak menjamin bahwa penggunanya merasa aman
atau terlindungi terhadap sesuatu yang berhubungan dengan privasi. Sekarang telah
diciptakan pula perangkat lunak yang bisa mengukur risiko kanker payudara bagi
wanita. Pasien bisa mengirim email untuk meminta rekaman medik ke dokter .Namun
hal ini masih dinilai memiliki permaslahan yang kaitannya dengan privasi pasien dan
keamanan data tersebut.
Terganggunya Syaraf
Saraf manusia merupakan organ vital yang perlu dilindungi. Namun teknologi juga
menunjukkan indikasi bahwa dalam hal ini berbahaya bagi stabilitas syaraf. Slah satu
contoh printer yang menggunakan sistim buble jet kebisingannya relative lebih rendah
bila dibandingkan dengan printer sistim dot matrix. Saat ini printer yang paling rendah
kebisingannya adalah sistim laser printer. Kebisingan yang tinggid apat mempengaruhi
syaraf manusia dan hal ini dapat berakibat pada kelelahan maupun rasa nyeri.
Adapun batas kebisingan yang diizinkan untuk bekerja selamakurang dari 8 jam per
hari adalah 80 dB. Sedangkan ruang kerja yang ideal adalah dengan kebisingan sekitar
40 50 dB. Apabila di dalam ruang kerja terdapat mesinpendingin (AC), maka
kebisingan akan bertambah selain dari suara printer.
Repetitive Strain Injury (RSI)
RSI merupakan sebuah terminologi yang mengacu pada beberapa variasi keluhan
kerangka otot (musculoskeletal). Ini menyangkut keluhan yang dikenal dengan sakit
urat otot. RSI meliputi gangguan lengan atas berkaitan dengan kerja (Work-
RelatedUpper Limb Disorders) dan luka penggunaan berlebihan yang berhubungan
dengan kerja (Occupational Overuse Injuries).
Keluhan ini terutama diderita oleh para pekerja dengan posisi duduk yang statis saat
menggunakan komputer atau menggunakan gerakan tangan yang berulang (repetitive)
setiap hari, beban kerjayang statis (seperti menggenggam mouse), membiarkan lengan
membengkok, dan sejenisnya dalam waktu yang cukup lama. Ini akan bertambah buruk
jika tempatkerja tidak didesain secara ergonomis, misalnya posisi keyboard dan layar
monitor yang terlalu tinggi atau terlampau rendah, kursi tidak menopang badan untuk
duduk tegak, dan sebagainya.
Hal ini akan semakin parah bila ditambah lingkungan kerja yang kurang
bergerak,kurang istirahat, mengandung stress tinggi dengan deadline dan laporan rutin
serta lainnya. Apalagi jika Anda perokok, menderita kegemukan (obesitas), lemah otot
,memiliki tangan yang terasa dingin serta kurang berolah raga. Gejala awal RSI dapat
muncul pada berbagai tempat dari pangkal lengan hingga ke ujung tangan.Gejala yang
menjadi tanda peringatan menyangkut:
Kesulitan membuka dan menutup tangan
Otot tangan terasa kaku (misalnya hingga kesulitan mengancing baju)
Kesulitan menggunakan tangan (untuk membalik halaman buku, memutar tombol
atau bahkan memegang mug)
Bangun dengan rasa sakit di pergelangan tangan atau mati rasa di tangan, terutama
di awal pagi hari
Tangan terasa dingin
Tangan gemetar (tremor)
Tangan terasa canggung, bergetar atau bahkan mati rasa.

Hai Sinar radiasi (x-ray) memang berbahaya, dimana dapat menyebabkan ionisasi sel-
sel normal dalam tubuh sehingga berpotensi terjadinya kerusakan atau perubahan
menjadi sel abnormal misal sel kanker
Biasanya efek radiasi lebih dimonitor pada terapi radiasi (radioterapi) untuk pasien
kanker karena dosis radiasi yang diberikan cukup besar, dan juga pada ibu hamil karena
janin sangat rentan mengalami gangguan perkembangan bila terkena radiasi sehingga
sebaiknya dihindari pemeriksaan yang menggunakan radiasi pada ibu hamil seperti foto
rontgen, CT scan,

Anda mungkin juga menyukai