Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR PENELITIAN

ERNI CAHYANI PUTRI GEA


032014013

POMARIDA SIMBOLON, SKM, M.Kes

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SANTA
ELISABETH MEDAN
2017
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan

The Liang Gie (1987) memberikan pengertian ilmu adalah


rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk
memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam
berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang
menjelaskan berbagai gejala yang ingin di mengerti manusia (Hamid, 2011).
Menurut Notoatmodjo (2007) dalam Hamid (2011), pengetahuan
merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan
terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Hamid, 2011).
Ilmu pengetahuan berasal dari kata bahasa Inggris yakni science,
yang berasal dari bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang
berarti mempelajari, mengetahui. Pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu
pengetahuan mengalami perluasan arti sehingga menunjuk pada segenap
pengetahuan sistematik. Dalam bahasa Jerman dikenal wissenschaft
(Hamid, 2011).

2. Cara Memperoleh Pengetahuan Melalui Kebenaran

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh


kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokan menjadi dua
menurut Notoadmojoyo (2010), yakni :
a) Cara Memperoleh Kebenaran Tradisional
1) Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah
digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah
melalui cara coba coba atau dengan kata yang lebih dikenal trial
and error. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu
yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan
sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan, terutama
oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu
dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Metode ini telah
banyak jasanya, terutama dalam meletakan dasar-dasar
mennemukan teori-teori dalam berbagai cabang iilmu pengetahuan.
2) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah
penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926.
3) Cara Kekuasaan atau Otoritas

2
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat
tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern.
Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama,
maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai
mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan.
4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan
sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu
pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

b) Cara memperoleh kebenaran dari non-ilmiah

1) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum.
Proses berpikir induksi berasal dari hasil pengamatan indra atau
hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak
dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.
2) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum yang ke khusus. Aristoteles (384-322SM)
mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara
yang disebut silogisme. Silogisme merupakan suatu bentuk
deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara
umumpada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua
peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

c) Cara memperoleh pengetahuan dari ilmiah


Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian
(research methodology). Cara ini mula-mula dikembangkan oleh
Francis Bacon (1561-1626). Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh
kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan

3
membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan
dengan objek yang diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok
yakni :
a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat
dilakukan pengamatan
b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul
pada saat dilakukan pengamatan
c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang
berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

3. Langkah-langkah Metode Ilmiah


a. Perumusan Masalah
Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan
masalah. Masalah yang diajukan haruslah menarik, penting dan mampu
untuk diteliti sesuai dengan bidang orang yang hendak meneliti serta
bermanfaat untuk pengembangan teori atau bermanfaat secara praktis bagi
manusia (Syukur, 2006). Suatu gejala baru dapat disebut masalah apabila
gejala tersebut terdapat dalam situasi tertentu. Contoh, sebuah mobil yang
dengan tenang diparkir di sebuah garasi mungkin tidak merupakan masalah,
tetapi sekiranya kita melihat sebuah mobil tersebut mogok ditengah jalan
yang macet dan mengganggu lalu lintas, maka jelas hal ini merupakan
masalah (Sumantri, 1999). Ternyata identifikasi masalah memberikan
kepada kita sejumlah pertanyaan yang banyak sekali. Untuk itu, maka
permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnya. Pembatasan masalah
merupakan upaya untuk menetapkan batas permasalahan dengan jelas, yang
memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk
ke dalam ruang lingkup permasalahan, dan faktor mana yang tidak
(Sumantri, 1999).

b. Penyusun kerangka masalah


Seorang peneliti harus meguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar
bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan
hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara
terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu
kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuan adalah alur-alur
pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang
membuahkan kesimpulan berupa hipotesis. Agar pengetahuan ilmiah
bersifat konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya, maka hal ini
harus tercermin dalam struktur logika berfikir ketika menarik kesimpulan,
untuk itu harus memenuhi dua persyaratan yaitu:
a. Mempergunakan premis-premis yang benar;

4
b. Mempergunakan cara penarikan kesimpulan yang sah.

c. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode
yang dipergunakan dalam penelitian. Oleh sebab itu maka kegiatan pertama
dalam penyususnan metodologi penelitian adalah menyususn secara
lengkap tujuan penelitian yang mencakup keseluruhan kesimpulan yang
ditarik seperti tempat, waktu dan sebagainya. Berdasarkan tujuan penelitian
ini, maka kita akan dapat memilih metode penenlitian yang tepat beserta
teknik pengambilan contoh dan teknik penarikan kesimpulan yang relevan.
Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu
tujuan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang spesifik dalam
memecahkan masalah tertentu yang ditemui dalam melaksanakan prosedur.
Jadi sebuah metode penelitian mencakup beberapa teknik, seperti teknik
pengambilan contoh, teknik pengukuran, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data(Sumantri, 1999).

d. Merumuskan Masalah
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang
masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis.
Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis
sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat membantu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Sering kali
pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat
penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan
memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar
dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan (Sumantri, 1999).

e. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang sedikit berbeda dari
tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data
dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode
ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah
dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode
ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau
ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
Dalam teknik pengumpulan data harus dinyatakan variable yang akan
dikumpulkan, sumber data dari mana dan keterangan mengenai variabel
tersebut akan didapatkan. Misalnya untuk mendapatkan data dapat melalui
interview.

5
f. Menguji Hipotesa
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban
sementara dari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah
pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam
kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut.
Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih
dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi
yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derajat kepercayaan terhadap
hasil suatu penelitian. Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi
berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu
sendiri.

g. Hasil Penelitian
Dalam membahas hasil penelitian maka harus selalu diingat bahwa
tujuan kita adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang
telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan. Secara sistematik dan
terarah, maka data yang telah dikumpulkan tersebut dideskripsikan,
dibandingkan dan dievaluasi yang keseluruhannya diarahkan kepada sebuah
penarikan kesimpulan, apakah data tersebut mendukung atau menolak
hipotesis yang diajukan (Sumantri, 1999). Pada hakikatnya sebuah hasil
penelitian yang baik tidak berhenti pada kesimpulan, apakah sebuah
hipotesis diterima atau ditolak, melainkan dilengkapi dengan evaluasi
mengenai kesimpulan tersebut. Sebuah pernyataan ilmiah yang baik selalu
mengandung tingkat kepercayaan yang dimiliki pernyataan tersebut
(Sumantri, 1999). Untuk melaporkan hasil penelitian, maka secara singkat
dan kronologis dan pertama diberikan deskripsi tentang variable yang
diteliti yang diikuti dengan tehnik ananlis yang dipergunakan. Setelah itu
hasil pengukuran dilaporkan yang kemudian dilengkapi dengan kesimpulan
analisis dari data yang telah dikumpulkan. Laporan ini ditulis dalam bentuuk
esei dengan kalimat-kalimat verbal yang mencakup semua pernyataan yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif.

h. Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode
ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus
bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan
atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi
jelas. Kesimpulan penelitian ini merupakan sintesis dari keseluruhan aspek
penelitian. Sintesisi ini membuahkan kesimpulan yang ditopang oleh suatu
kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian
dalam perspektif yang menyeluruh. Oleh karena itu, diuraikan kembali

6
secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari aspek-aspek tersebut
dalam kerangka yang mengarah kepada kesimpulan. Dalam mengkaji
kesimpulan penelitian ini, disebabkan sifatnya yang terpadu dan
menyeluruh maka seorang peneliti meninggalkan perannya sebagai ilmuan
dan beralih menjadi seorang filsuf (George, 1963). Hal ini berarti ia harus
mampu menarik kesimpulan yang utuh dari data yang bersifat terpisah
dengan tidak meninggalkan sifat keilmuan. Kesimpulan penelitian ini harus
tetap dipertanggungjawabkan alam kerangka teori keilmuan yang didukung
oleh penemuan penelitian. Kesimpulan ini kemudian dibahas dengan jalan
membandingkannya terhadap penelitian lain serta pengetahuan ilmiah yang
relevan

4. Pengertian Penelitian
Secara Etimologi, PENELITIAN berasal dari bahasa Inggris
RESEARCH (RE berarti kembali, dan SEARCH berarti mencari). Sehingga
Research berarti Mencari Kembali. Berikut ini adalah beberapa definisi
penelitian menurut bebarapa ahli: Tuckman mendefinisikan Penelitian
(Research) is A Systematic Attempt To Provide Answer To Question
yaitu Penelitian Merupakan Suatu Usaha Yang Sistematis Untuk
Menemukan Jawaban Ilmiah Terhadap Suatu Masalah. Sistematis artinya
mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu (Setyawan, 2014).
Menurut Webster's New Collegiate Dictionary mengatakan bahwa
PENELITIAN adalah "Penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh,
khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan
menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima".
T.Hillway (1964) dalam buku Introduction to Research, menambahkan
bahwa PENELITIAN adalah "Studi yang dilakukan seseorang melalui
penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga
diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut" (Setyawan,
2014).
Parson (1946) menyebut bahwa PENELITIAN merupakan
Pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis terhadap masalah-
masalah yang dapat dipecahkan (Setyawan, 2014).
Secara sederhana PENELITIAN merupakan "Metode menemukan
kebenaran yang dilakukan dengan Critical Thinking (berpikir kritis)".
Dengan demikian PENELITIAN merupakan Proses penemuan jawaban
yang ilmiah atas masalah yang terjadi melalui pendekatan yang sistematis,
logis, kritis yang terkontrol oleh bukti empiris untuk mencapai kebenaran
ilmiah atau pengetahuan ilmiah (Setyawan, 2014).

7
5. Karakteristik Penelitian Ilmiah
Terdapat 8 ( Delapan ) syarat karakteristik penelitian ilmiah berikut menurut
Sekaran (2003) adalah yang harus terpenuhi bagi sebuah penelitian agar bisa
dikategorikan sebagai penelitian yang ilmiah:
a. Purposive ( tujuan )
Memiliki tujuan atau maksud tertentu
b. Rigor ( ada keseriusan )
Dilakukan dengan cermat, teliti, dan memiliki tingkat keakuratan
tertentu
c. Testability ( dapat diuji )
Memiliki dugaan atau hipotesis tertentu dan dapat diuji menggunakan
ilmu yang berkaitan serta ilmu statistika (untuk data yang terkumpul,
baik berjenis kualitatif maupun kuantitatif)
d. Replicability ( dapat direplikasikan )
Kesimpulan atau penemuan hasil penelitian memiliki sifat stabil.
Maksudnya, hasil penelitian akan memiliki kesimpulan yang sama
apabila dilakukan oleh peneliti lain dengan menggunakan metode yang
sama.
e. Precision and Confidence ( mengandung presisi dan keyakinan )
Dapat menunjukan seberapa besar :
keakuratan penelitian
peluang bahwa taksiran peneliti adalah benar
Kedua poin diatas dapat dilakukan dengan mengaplikasikan ilmu
statistika dalam penelitian.
f. Objectivity
Kesimpulan penelitian harus berdasarkan fakta yang dihasilkan dari
temuan data aktual, dan bukan berdasarkan subjektifitas atau
emosional peneliti.
g. Generalizebility ( berlaku umum )
Hasil penelitian dapat diterapkan seluas mungkin, semakin besar ruang
lingkup penerapan hasil penelitian maka akan semakin baik
h. Parsimony ( efisien )
Memiliki prinsip kesederhanaan dalam menjelaskan :
masalah penelitian, dan
alur penelitian

6. Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif


Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut dengan naturalistic
inquiry (inkuiri alamiah). Apapun macam, cara atau corak analisis data
kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang senyatanya dilakukan
adalah membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai
karakteristiuknya sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam

8
sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah catatan hasil observasi,
transkrip interviu mendalam (depth interview), dan dokumen-dokumen
terkait berupa tulisan ataupun gambar (Burhanuddin, 2013).
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian
yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan
jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain
menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut
penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap
kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table,
grafik, atau tampilan lainnya (Burhanuddin, 2013).
Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dilihat berdasarkan;
a) Paradigma penelitian
b) Masalah penelitian
c) Tingkat pengetahuan
d) Identifikasi variabel penelitian
e) Pengumpulan data
f) Analisis data

a) Paradigma penelitian
Kuantitatif
a. Menekankan pada metode pengukuran, penggunaan pertanyaan
terstruktur, pembuatan alat ukur dan skala yang dapat dianalisa dengan
statistik
b. Pendekatan analitik dengan aturan baku dan teratur
c. Instrumen penelitian dapat diulang
d. Penjelasan strukturalis dan menghindari penjelasan interpretatif
e. Kebenaran adalah ciri pasti dan tidak beragam
f. Interpretasi adalah hal yang tidak pasti, beragam, tergantung dari
pengamat

Kualitatif
a. Mempelajari situasi dalam dunia sehari hari dari sudut pandang orang
yang mengalaminya
b. Aturan tidak baku, dapat disesuaikan dengan kondisi terkini
c. Instrumen penelitian mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan
d. Kebenaran itu beragam dan kebenaran yang diberi penafsiran akan lebih
bermakna
e. Menekankan pada interpretasi atau penafsiran terhadap suatu hal

9
b) Masalah penelitian
Kuantitatif
a. Menekankan pada pertanyaan what, do, is, are
b. Contoh; Prevalensi merokok pada pria 70%, pada wanita 30%
Menjawab pertanyaan;
Apakah prediktor kebiasaan merokok?
Apakah kebiasaan merokok berhubungan dengan penghasilan?
c. Masalah yang diteliti sudah jelas
d. Tidak memerlukan jawaban yang kompleks dari responden
Kualitatif
a. Menekankan pada pertanyaan how, why
b. Contoh; Prevalensi merokok pada pria 70%, pada wanita 30%
Menjawab pertanyaan;
Bagaimana kebiasaan orang yang merokok?
Mengapa prevalensi merokok pada pria lebih besar daripada wanita?
c. Masalah yang diteliti belum jelas
d. Memerlukan jawaban yang kompleks dari responden

c) Tingkat pengetahuan
Kuantitatif
a. Pengetahuan yang didapatkan bersifat terukur, kuantitatif, akurat,
objektif karena data dikumpulkan melalui metode dan instrumen yang
sudah valid dan reliable
b. Pengetahuan yang didapatkan tidak mampu menjelaskan dengan baik
situasi/masalah yang kompleks
Contoh; Penelitian tentang AIDS di Indonesia;
Faktor apa saja yang menyebabkan AIDS?
Seperti apa penyebaran AIDS di Indonesia?
Kualitatif
a. Pengetahuan yang didapatkan lebih mendalam, kualitatif,
menyeluruh, terinci karena data dikumpulkan melalui hasil
penyelaman peneliti ke dalam dunia responden
b. Pengetahuan yang didapatkan mampu menjelaskan dengan baik
situasi/masalah yang kompleks
Contoh; Penelitian tentang AIDS di Indonesia
Mengapa para PSK enggan menggunakan kondom walau
disediakan
secara gratis?
Seberapa cepat HIV/AIDS menular di kalangan PSK?

10
d) Identifikasi variabel penelitian
Kuantitatif
a. Menjawab masalah penelitian dengan menggunakan teori teori
yang berlaku
b. Tujuan penelitian kuantitatif yaitu menguji teori
c. Teori digunakan untuk menentukan variabel
d. Variabel merupakan sarana untuk analisis dan pengujian hipotesis
Kualitatif
a. Menjawab masalah penelitian dengan menggunakan teori teori
yang berlaku
b. Tujuan penelitian yaitu mengembangkan teori
c. Variabel merupakan produk atau hasil penelitian
d. Peneliti dapat mengeksplorasi dan menemukan variabel baru yang
secara konseptual mungkin tidak ada

e) Pengumpulan data
Kuantitatif
a. Mengumpulkan data dari sejumlah sampel, lalu menggunakan temuan
dalam sampel tersebut untuk menyimpulkan tentang populasi
b. Metode pengumpulan data yaitu kuesioner dan pengukuran. Kuesioner
yaitu lembaran pertanyaan penelitian yang diberikan kepada responden
untuk diisi, Pengukuran yaitu menggunakan alat ukur untuk
mendapatkan jawaban dari responden

Kualitatif
a. Jumlah sampel tidak banyak, yang penting kaya akan informasi
b. Sampel digunakan untuk mempelajari proses yang berkaitan dengan
fenomena penelitian
c. Metode pengumpulan data yaitu studi pustaka, wawancara mendalam,
dan diskusi kelompok terarah.
Studi pustaka yaitu mengkaji sumber tertulis (dokumen, laporan
tahunan, undang2, sertifikat) dan dapat berupa sumber data primer,
sekunder, dan tertier.
Wawancara mendalam (Indept Interview) yaitu wawancara semi
terstruktur, terfokus, dan mendalam untuk menggali jawaban dari
responden
Diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion) yaitu suatu
metode diskusi, dimana seorang moderator bertindak sebagai pemimpin
dan pengendali diskusi kelompok

11
f) Analisis data
Kuantitatif
a. Menguji hipotesis dengan menggunakan teknik statistik yang kompleks
b. Distribusi karakteristik responden disajikan dalam analisis univariat
(nilai tendensi pusat)
c. Menguji hubungan antara responden dengan menggunakan analisis
bivariat, multivariat, dll
Kualitatif
a. Menganalisis data setelah semua data terkumpul
b. Analisa data dapat berupa content analysis dan thematic analysis
c. Analisis data merupakan bagian dari rancangan riset, tinjauan pustaka,
pengurutan data, pengarsipan data, pembentukan teori

12
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin. 2013. PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF. Dapat


diakses pada https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/penelitian-
kuantitatif-dan-kualitatif/, pada tanggal 13 Agustus 2017, pukul 10.00 WIB

Hamid. 2011. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN. Dapat diakses pada


www.academia.edu, pada tanggal 13 Agustus 2017, pukul 10.00 WIB

Notoadmijoyo. 2010. METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN. Jakarta :


Rineka Cipta

Sekaran. 2003. RESEARCH METHODS FOR BUSINESS. Dapat diakses pada


http://www.anekamakalah.com/2013/12/langkah-langkah-dalam-metode-
ilmiah.html pada tanggal 13 Agustus 2017, pukul 08.00 WIB

Setyawan, 2014. KONSEP DASAR PENELITIAN ILMIAH. Dapat diakses pada


https://akupunktursolo.files.wordpress.com/2013/.../konsep-dasar-
penelitian-ilmiah, pada tanggal 13 Agustus 2013, pukul 08.40 WIB

Syukur, Kholil. 2006. METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI. Dapat


diakses pada www.anekamakalah.com/2013/12/langkah-langkah-dalam-
metode-ilmiah.html , pada tanggal 13 Agustus 2017, pukul 08.00 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai