Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan dunia otomotif yang semakin pesat, menuntut industri
otomotif untuk selalu mengedepankan kemajuan teknologinya masing-masing.
Supaya mampu mengikuti perkembangan tersebut maka setiap industry terutama
di bidang otomotif dituntut untuk melakukan inovasi teknologi agar produk yang
dihasilkan tidak ketinggalan zaman.
Rem merupakan salah satu bagan utama dari setiap kendaran, mengingat
fungsinya sangat berperan dalam pengoperasian kendaraan. Pada umumnya
kendaraan harus memiliki tenaga yang cukup untuk bergerak pada berbagai
kondisi atau keadaan, tenaga tersebut dihasilkan dari motor melalui pembakaran
bahan bakar dalam selinder. Diketahui bahwa kendaraan bergerak dan berjalan
pada jalan yang tidak selalu rata, namun terkadang mendaki atau menurun.
Demikian juga tidak selalu berjalan yang lurus terkadang kendaraan berbelok di
tikungan dan berhenti secara tiba-tiba. Untuk mengtasinya, maka setiap kendaraan
harus dilengkapi dengan sistem pengereman yang lebih aman pada saat
pengemudi menginginkan kendaraan berhenti secara tiba-tiba atau ingin
memperlambat laju kendaraan, maka rem sangat dibutuhkan untuk mengontrol
kecepatan kendaraan.
Deawasa ini menurut para ahli di bidang otomotif khususnya mobil, rem
merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan berkendara. Perkembangan
teknologi rem yang hingga saat ini semakin berkembang yaitu ABS (Anti-Lock
Brake System) yang sudah di aplikasikan pada seluruh mobil keluran terbaru. Pada
kendaraan yang sudah dilengkapi sistem rem ABS maka hasil pengereman
menjadi lebih efektif dan akurat pada saat-saat pengereman darurat (emergency)
tanpa memandang kondisi jalan. Apalagi pengereman berlaku secara tiba-tiba,
sistem rem ABS ini sangat membantu untuk menstabilkan arah kendaraan.
Semua sistem pada ABS dikontrol secara otomatis oleh ABSCM (Anti-
Lock Brake System Control Module), penanganan masalah serta perawatan pada
sistem ABS masih kurang memadai, karena kurangnya pengetahuan mekanik atau
individu tentang sisten rem ABS, hal ini tentunya sangat dikhwatirkan apabila
pada sistem rem ABS tidak diperhatikan kondisi dan perawatannya secara rutin
akan menyebabakan kerusakan dan malfungtion pada sistem rem ABS.

1
Apabila terjadi kerusakan dan malfungtion pada sistem rem ABS akan
menyebabkan kinerja pada rem kurang maksimal dan dapat membahayakan
pengemudi. Oleh sebab itu diperlukan perawatan pada sistem rem ABS sebelum
terjadi kerusakan yang fatal.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis akan memerikan
pemeriksaan yang benar pada sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) pada
mobil Nissan Juke For Education di Universitas negeri malang sebagai media
pembelajaran.

Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan dapat dirumuskan
yaitu bagaimanakah pemeriksaan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) pada
mobil Nissan Juke?

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan pemeriksaan
Sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) pada mobil Nissan Juke.

Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah agar kita dapat mengetahui dan memahami
tatcara dan pelaksanaan dari proses pemeriksaan ABS pada mobil Nissan Juke

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sistem Rem
Rem merupakan salah satu bagian kendaraan yang sangat penting pada sebuah
kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang saat ini banyak digunakan oleh
masyarakat dari perkotaan sampai pedesaaan.

Rem ini dapat mengatur kecepatan ataupun menghentikan lajunya kendaraan


sesuai dengan yang kita harapkan, pengaturan kecepatan ataupun
diberhentikannya lajunya kendaraan ini diatur melalui suatu gesekan antara
komponen rem dengan roda yang berputar. Syaratsyarat sebuah rem adalah
sebagai berikut:
1. Dapat bekerja dengan cepat.
2. Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama
dengan atau gaya pengereman seimbang dengan beban yang di terima oleh
masing-masing roda.
3. Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup.
4. Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman
Cara kerja rem adalah pengubah tenaga mekanik menjadi tenaga gesekan
dengan jalan menekan sepatu rem (kanvas) terhadap tromol yang berputar

Sistem Rem ABS (Anti-Lock Brake System)

3
Gambar 1. Sistem ABS (Anti-Lock Brake System)

ABS (Anti-Lock Brake System) adalah sebuah sistem pada kendaraan


bermotor yang mencegah terjadinya roda menjadi terkunci pada saat pengereman.
Tujuannya adalah memungkinkan pengemudi untuk mempertahankan kontrol
pengendalian pada saat pengereman mendadak dan digunakan untuk
memperpendek jarak pengereman (dengan memperbolehkan pengemudi
menginjak pedal rem secara penuh tanpa perlu khawatir kendaraan akan selip dan
lepas kendali seperti bila kita melakukan pengereman pada kendaraan non ABS
(Anti-Lock Brake System ). Cara kerjanya adalah pada kendaraan terdapat
electronic unit, speed sensor dan hydraulic valve pada brake circuit. Electronic
unit memonitor kecepatan dari roda pada saat pengereman,jika berbeda maka rem
akan merelease, dan selanjutnya mengerem lagi. Hampir sama dengan apabila
kita melakukan pengereman sedikit-sedikit atau dalam artian tekan-lepas-tekan
lepas. ABS tersebut bisa melakukan pengereman dalam artian tekan-lepas
sebanyak 20 kali per detik. Jadi dengan teknologi ini berguna untuk mencegah ban
terkunci.
Anti-lock Brake Systems dirancang untuk mencegah terjadinya
penguncian roda (wheel lockup) saat pengeman mendadak di segala medan jalan.
Hasil saat pengeraman adalah:
1. Mobil tetap stabil.
2. Arah kemudi stabil (Vehicle Stability).
3. Mengerem lebih cepat (jarak pengereman lebih dekat, kecuali jalan tanah,
bersalju).
4. Penguasaan kontrol kendaraan menjadi maksimal (tinggat kestabilan).
5. Jika roda depan terkuci, mobil tidak mungkin bisa di arahkan.
6. Jika roda belakang terkunci, mobil bisa tidak stabil dan tergelincir ke salah
satu sisi.
Jika permukaan jalan saat pengereman tidak rata, roda2 yang mengalami
selip akan mudah terkunci dan mobil akan berputar putar karena berhentinya roda
tidak diikuti dengan berhentinya kendaraan. Akan tetapi dengan sistem ABS
mobil akan tetap stabil sampai mobil tersebut berhenti.

C. Komponen-Komponen Rem ABS (Anti-Lock Brake System).

4
1. ABS actuator and Electric Unit control module
ABS control module berfungsi :
a. Mendapat informasi dari sensor putaran.
b. Menghitung tekanan ideal pada roda.
c. Mengirimkan perintah pengatur ke unit control tekanan rem
d. ABS control module selalu memeriksa fungsi diri secara otomatis
e. Bila fungsinya salah, ABS control module akan member tahu aliran
dengan lampu control pengemudi.
2. Sensor putran roda
Sensor putran roda berfungsi menyensor kondisi putaran roda, dan dari sensor
tersebut menghasilkan signal.
3. ABS Warning Lamp
Lampu ini berfungsi sebagai indicator peringatan ABS, bila terjadi kerusakan
pada sisitem rem ABS, lampu indicator akan menyala.
4. Brake Warning Lamp
5. Stop Lamp Swich

5
BAB III
PEMBAHASAN

Menampilkan Diagnosa Kerusakan (DTC atau Diagnostig Trouble Code)


Apabila ada kesalahan yang dideteksi oleh safety circuit, fungsi ABS akan
berhenti dan lampu peringatan ABS menyala. ABSCM akan menampilkan kode
kerusakan melalui alat Scan. Alat scan dapat mengaktifkan solenoid valves dan
motor.
Semua kendaraan pasti dilengkapi dengan rem agar menambah keamanan
dan pengandaraan yang aman ,apabila rem tidak sempurna berati ada gangguan
pada sistem remnya,apa itu bagian ABS atau pada kerja rem itu sendirikerusakan
yang sering terjadi adalah. Dalam melakukan pemeriksaan untuk mobil Nissan
Juke dapat dilakukan menggunakan scantools atau secara manual.

Kerusakan Rem ABS

1. Kerusakan sensor kecepatan roda


a) Kerusakan rotor sensor kecepatan roda untuk kerusakan atau terdapat
kesalahan,ganti rotor sensor kecepatan roda
b) Periksa untuk kerusakan sensor mounting,stel spesifikasi panjang
sensor
c) Periksa pemsangan sensor kecepatan roda,periksa jarak gap antara
rotor dan sensor,perbaiki sensor kecepatan roda dan rotor atau ganti
sesuai kebutuhan
d) Tidak ada hubungan sensor kecepatan roda dengan ignition
switch,ganti sensor kecepatan roda
e) Periksa terusan antara terminal 13 dengan massa dengan ohm meter
,bila ada hubunngan ganti sensor kecepatan roda .
f) Periksa terusan antara terminal 8 dan terminal 4 of ABS control
unit dengan ohm meter ,jika tidak ada kerusakan pasang kembali
ABS control uni

2. ABS warning lamp hidup tetapi tidak ada kerusakan

6
1. Periksa jika sekering ABS apakah berhubungan dengan ignition
switch
2. Setelah tidak ada hubungan ABS EHCU Connector periksa jika
ground terminal dan ground hubungan data penghubung apakah
normal
3. Periksa tegangan batarei kedua teminal pada ABS EHCU
berhubungan dengan ignition switch ON ,periksa untuk pembukaaan
circuit pemasangan
3. Kerusakan hidraulic control unit(HCU)
1. Taruh tuas pemindah pada posisi netral
2. Tarik rem parkir
3. Periksa jika putaran halus dengan memutar tangan ,periksa caliper
silender roda rem parkir dan komponen lainya
4. Kerusakan mengikuti item dengan code yang muncul atau DTC,ganti
HCU
4. Kerusakan elektrik control unit(ECU)
1. Pembacaan RAM error,ganti ECU
2. Microprosesor tidak berfungsi,ganti ECU
3. Loop time overrun,ganti ECU

Komponen Pemeriksaan Sisptem ABS Menggunakan Scantool

1. Satu set scantool

7
.

Langkah-langkah Pemeriksaan dan Penghapusan DTC Menggunakan


Scantools
1. Menghubungkan scantools dengan konektor pada ECU atau ECM

2. Menekan tombol Power On kemudian akan


muncul menu Home pada beranda
scantools.

3. Lalu pilih Menu Vehicle Diagnosis

8
4. Memilih menu Vehicle Diagnosis

5. Kemudian akan muncul menu Hard Disc dan Internal Memory.


Memilih Internal Memory dengan opsi Asian Pack #1

9
6. Setelah itu memilih produk mobil yang akan dilakukan pemeriksaan. Untuk
kali ini menggunakan mobil Nissan.

7. Memilih submenu General pada Nissan

8. Kemudian akan muncul berbagai opsi tentang pemeriksaan berbagai sistem


pada mobil Nissan. Lalu pilih Anti-lock Brake System

10
9. Setelah menunjuk opsi ABS tersebut, lalu pilihlah OBD II 16-pin
Connector.

Tunggu proses pemeriksaan yang berlangsung sekitar 30-60 detik dan akan
muncul Diag Menu. Pada kolom Diag Menu pilih lah opsi DTC

11
10. Pada DTC akan muncul tabel Diagnostic Trouble Code. Code yang
muncul adalah C1104; C1109; dan U1000

11. Setelah dibaca kemudian pilih Erase. Erase ini bertujuan untuk mereset
atau mengahapus kode yang sebelumnya telah muncul di tabel DTC.
12. Pada opsi Erase akan muncul kotak dialog Erase/Reset DTC.
Selanjutnya pilih Yes untuk mneruskan perintah penghapusan data

12
13. Maka setelah itu akan muncul tulisan Complete. Complete menandakan
bahwa proses pemeriksaan yang berkaitan dengan penghapusan data telah
selelsai dilakukan

Pemeriksaan dan Mereset DTC Secara Manual


DTC akan ditunjukkan dari kedipan lampu MIL. Dalan keadaan normal,
jika lampu MIL menyala dan kemudian mati menandakan kondisi mesin baik,
sebaliknya jika lampu MIL menyala terus menerus menandakan kondisi mesin
tidak baik atau terdapat trouble dan perlu diperiksa.
Langkah-langkah memeriksa:
1. Pastikan pedal gas tidak ditekan

13
2. Kunci kontak ON hingga 3 detik

3. Injak dan lepas pedal gas sebanyak 5 kali selama 5 detik

4. Lepas pedal gas dan tunggu hingga 7 detik

14
5. Tahan pedal gas selama 10 detik

6. Lepas pedal gas saat lampu MIL mulai berkedip

7. Baca pola kedipan lampu MIL

15
Setelah mengetahui pola lampu MIL kemudia baca kode yang didapat
pada buku manual, dan identifikasi kerusakan yang ditunjukkan dari pola kedipan
lampu MIL. Selanjutnya adalah penghapusan kode DTC secara manual.
Langkah Penghapusan DTC:
1. Putar kunci kontak ke posisi OFF dan tunggu selama 10 detik (pastikan pedal
gas tidak ditekan)

2. Kunci kontak ON hingga 3 detik

3. Injak dan lepas pedal gas sebanyak 5 kali selama 5 detik

16
4. Lepas pedal gas dan tunggu hingga 7 detik

5. Tahan pedal gas selama 10 detik

6. Lepas pedal gas saat lampu MIL mulai berkedip dan tunggu selama 10 detik

7. Tahan pedal gas dan tunggu selama 10 detik

17
8. Lepas pedal gas, jika DTC terhapus lampu MIL akan mengeluarkan kode DTC
0000

9. Putar kunci kontak ke posisi OFF


10. Putar kunci kontak ON, pastikan lampu engine menyala

11. Putar kunci kontak ke posisi START, saat mesin hidup pastikan lampu engine
mati

18
Pada saat lampu engine mati menandakan kondisi mesin baik

19
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini dapat ditarik kesimpulannya diantaranya :
1. Cara kerja rem ABS sudah di control secara otomatis, semua msukan dari
sensor-sensor di olah oleh ABSCM.
2. Dalam perawatan dan pemeriksaan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake
System) harus sesuai dengan prosedur pemeriksaan baik secara otomatis
maupun manual, agar diperoleh hasil yang maksimal dan mengurangi
kesalahan dan kerusakan yang lebih fatal.

Saran
Saran yang dapat ditawarkan oleh penulis sehubungan dengan judul yang
diangkat dalam makalah ini adalah :
1. Bagi para mahasiswa teknik otomotif maupun mekanik mobil agar
melakukan perawatan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) sesuai
dengan prosedur perawatan.
2. Bagi pihak jurusan Teknik Otomotif agar dapat menyediakan model untuk
sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) agar mahasiswa teknik
otomotif lebih menguasai sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System).

DAFTAR PUSTAKA
Toyota Astra. New Step 1 Training Manual. PT Toyota astra motor: Jakarta
Panduan manual servis Nissan Juke.

20
BRC/AT/ESP TRAINING GUIDE 1 NISSAN MOBIL INDONESIA
Nissan Motor Company, All right reserved Published by Chonan Technical
Service Training Center.
Jefferson, tertius. 2008. Kajian Sistem Rem ABS (Anti-Lock Brake System)
Pada Kendaraan Toyota Corolla Tipe AE-FE. Jurnal FORMAS

21

Anda mungkin juga menyukai