Tidak terdapat perbedaan risiko terjadinya persalinan preterm (< 37 minggu) antara
wanita epilepsi yang mengalami bangkitan dan tidak, selama kehamilan (RO: 1,12;
95% IK: 0,73-1,71).47 Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian
Rauchenzauner dkk, bahwa wanita epilepsi yang mengalami BUTK 1x
meningkatkan risiko persalinan preterm 5x lipat. (p = 0,042) dibandingkan dengan
yang tidak pernah mengalami BUTK selama kehamilan.48
Pada BUTK terjadi perubahan elektrolit, oksigenasi, dan tekanan darah yang dapat
menyebabkan perkembangan janin. Otak janin yang immature sangat rentan
terhadap perubahan ini.42 BUTK dikaitkan dengan terjadinya perdarahan
intrakranial janin, hipoksia dan kematian janin, namun hal ini tidak disebabkan
karena aktivitas konvulsinya, tapi diakibatkan karena perubahan fisiologi pada ibu
saat mengalami bangkitan.49 BUTK menyebabkan hipoksia dan asidosis laktat,
perubahan biokimia ini akan ditransfer ke janin melalui plasenta. Menurunnya
aliran darah plasenta, kontraksi uterus, asidosis laktat dan apnea post iktal
dimungkinkan menjadi penyebab hipoksia janin44 dan penurunan denyut jantung
janin. Hipoksia janin akibat bangkitan ini dapat menyebabkan kerusakan organ dan
apabila berkepanjangan dapat menyebabkan kematian janin.50
Belum didapatkan data bahwa terjadinya abortus spontan (kematian janin pada usia
kehamilan < 24 minggu) langsung setelah bangkitan. Berdasarkan penelitian
EURAP tahun 2006, terjadi 133 abortus spontan dan tidak satupun terjadi pada saat
yang berdekatan dengan terjadinya bangkitan atau SE. Seratus dari yang mengalami
abortus spontan (74%), terjadi pada wanita dengan epilepsi yang bebas bangkitan
25
selama kehamilan.44 Dari 21 kasus SE didapatkan 1 kasus stillbirth (kematian janin
pada usia kehamilan > 24 minggu) namun tidak terjadi pada episode SE.6 Tidak
terdapat perbedaan risiko terjadinya abortus spontan dan stillbirth antara ibu yang
mengalami bangkitan konvulsi dan tidak. (p=0,921).51
Prediktor memiliki IQ anak yang rendah yaitu IQ ibu yang rendah, OAE yang
dikonsumsi (terutama valproate) dan terjadinya bangkitan selama kehamilan .42,53
Wanita epilepsi yang mengalami BUTK 5x atau lebih memiliki anak dengan IQ
lebih rendah dibandingkan dengan anak dari ibu yang tidak pernah mengalami
bangkitan selama kehamilan.53,54 Hasil penelitian oleh Shallcross dkk,
menunjukkan tidak terdapat perbedaan keluaran developmental (kognitif anak usia
2 tahun, antara wanita epilepsi yang mengalami dan yang tidak mengalami
bangkitan tipe apapun selama kehamilan (p= 0,16),55 namun pada penelitian lain
menunjukka, bahwa terjadinya bangkitan selama kehamilan merupakan prediktor
memiliki anak dengan fungsi kognitif dan bahasa lebih rendah pada usia 3 tahun
dibandingkan dnegan anak dari ibu yang tidak pernah mengalami bangkitan selama
kehamilan.56
26
BAB IV
4.1.1 Obat Anti Epilepsi Pada Kehamilan Berdasarkan Kategori Food and Drug
Administration (FDA)
Kategori Definisi
A Pada penlitian wanita hamil yang adekuat dan terkontrol,
penggunaan obat tidak membuktikan suatu risiko terhadap janin
pada trimester 1 dan trimester beriktnya pada kehamilan
B Pada penilitian reproduksi hewan, penggunaan obat tidak
membuktikan suatu risiko terhadap janin, dan tidak ada penelitian
yang adekuat dan terkontrol pada wanita hamil
C Pada penelitian reproduksi hewan, penggunaan obat meunjukkan
efek samping terhadap janin dan tidak ada penelitian yang adekuat
dan terkontrol pada manusia, namun apabila berpotensi bemranfaat,
penggunaanya pada wanita hamil dapat dipertimbangkan meskipun
berpotensi berisiko
D Terdapat bukti yang positif tentang risiko janin manusia,
berdasarkan data efek samping obat dari penelitian/ pengalaman
pemasaran/ penelitian pada manusia, namun apabila berpotensi
bermanfaat, penggunaannya pada wanita hamil dapat
dipertimbangkan meskipun berpotensi berisiko
X Pada penelitian hewan dan manusia, penggunaan obat telah
menunjukkan kelainan janin, dan / terdapat bukti yang positif
tentang risiko janin manusia berdasarkan data efek samping obat
dari penelitian atau pengalaman pemasaran, dan penggunaan obat
27
pada wanita hamil risikonya jelas lebih besar daripada potensi
manfaatnya
28
OAE yang mengalami perubahan klirens, terutama OAE yang dimetabolisme
melalui glukoronidasi, di ekskresi di ginjal dan / yang terikat kuat dengan protein.58
Lamotrigine merupakan OAE yang kadarnya mengalami penurunan bermakan
selama kehamilan, sedangkan carbamazepine sedikit mengalami perubahan.15 Rute
eliminasi, ikatan dengan protein dan kadar OAE dalam plasma selama kehamilan
pada Tabel 4.3. Perubahan farmakokinetik OAE terjadi tahap absorbsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi.15
4.1.2.1 Absorbsi
Pada umumnya terjadi penyerapan yang besar pada sebagian besar OAE. Besar
penyerapan bervariasi dan dipengaruhi oleh bentuk sediaan obat. PH lambung,
kecepatan pengosongan lambung, dan peristaltik usus halus menurun pada masa
kehamilan, hal ini dapat menurunkan penyerapan OAE, mempengaruhi nilai kadar
puncak (Cmax) dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar puncak (Tmax).
Mual dan muntah pada awal masa kehamilan dimungkinkan juga mempengaruhi
penyerapan OAE yang dikonsumsi. Gangguan penyerapan dapat menurunkan
kadar OAE. Namun, gangguan penyerapan jarang menyebabkan terjadinya
kegagalan pengobatan pada masa kehamilan.15
4.1.2.2 Distribusi
Pada masa kehamilan, volume plasma akan meningkat sesuai dengan usia
kehamilan dan akan mempengaruhi distribusi obat dalam tubuh. Peningkatan
volume plasma juga menyebabkan kadar total obat dalam plasma menurun.20
Peningkatan kadar air dalam tubuh dan cadangan lemak menyebabkan peningkatan
volume distribusi (Vd). Pengaruh kehamilan terhadap perubahan Vd bervariasi
untuk setiap individu, namun pengaruhnya sedikit terhadap kadar aktif OAE dalam
plasma .15
Kadar albumin dalam plasma dan kapasitas protein pengikat yang menurun
menyebabkan menurunnya rasio kadar obat total dan bebas, misalnya phenytoin,
stiripentol, tiagabine, dan valproate. Kadar obat bebas secara farmakologis
29
merupakan bentuk aktif dan diasumsikan sebagai sebagai penentu besarnya paparan
terhadap janin.15
4.1.2.3 Metabolisme
4.1.2.4 Ekskresi
Curah jantung dan aliran darah ke ginjal meningkat sehingga akan mempengaruhi
ekskresi obat melalui ginjal. Hal ini akan mengakibatkan kadar total obat menurun,
namun pada sebagian besar kasus, kadar bebas obat tidak berubag. Jumlah
cadangan lemak akan meningkat dan obat yang larut lemak ekskresinya akan
menurun.20 Peningkatan kliren kreatinin dapat menurunkan kadar OAE, terutama
OAE yang di ekskresi melalui ginjal seperti gabapentin, levetiracetam, pregabalin
dan vigabatrine. Peningkatan klirens kreatinin diperkirakan merupakan penyebab
utama terjadinya peningkatan klirens lamotrigine dan metabolitnya N2-glucuronide
pada masa awal kehamilan.15
Tabel 4.3 Rute Eliminasi, Ikatan dengan Protein dan Kadar OAE dalam plasma
selama kehamilan.15,20,59
30
KB : kadar
bebas
1. Carbamazepine M: di hati 70-80 KT: 0-42 %
KB: 0-28 %
2. Phenytoin M: di hati 90-93 KT: 56-61
%
KB: 16-31
%
3. Phenobarbital M: di hati, 25% 48-54 KT & KB:
di ekskresi 25-60 %
dalam bentuk
aslie
4. Valproate M: di hati 88-92 KT: 25-50
%
KB: relatif
tetap
5. Gabapentin Tidak 0 Diperkirakan
dimetabolisme,
E: di ginjal
6. Lamotrigine M: di hati 55 KT: 50-60
dengan %
glukoronidasi
7. Levetiracetam Hidrolisis non <10 KT: 40-60
hepatik E: di %
ginjal
8. Topiramate M: di hati, E: di 9-17 KT: 30-40
ginjal %
9. Pregabaline E: di ginjal 0 Diperkirakan
31
10. Oxcarbazepine Konversi di hati 40 Kadar aktif
menjadi (MHD): 30-
metabolit yang 40%
aktif
(Monohidroxy
Derrivate/MHD)
11. Vigabatrin M: Tidak 0 ?
dimetabolisme,
E: di ginjal
12. Zonisamide M: di hati, E: di 40-60 KT: 40-50
ginjal %
13. Lacosamide M: di hati, 40% <15 Diperkirakan
diekskresikan
dalam bentuk
asli
14. Ethosuximide M: di hati, 20% 0 ?
diekskresikan
dalam bentuk
asli
15. Rufinamide M: di hati 34 ?
16. Felbamate M: di hati, E : di 22-36 ?
ginjal
17. Tiagabine M: di hati 96 ?
18. Clobazam M: di hati 87-90 ?
19. Clonazepam M: di hati 80-90 ?
20. Primidone M: di hati 40% 20-30 KT: 70 %
diekskresikan
dalam bentuk
asli
32
4.2 Pengaruh Obat Anti Epilepsi Terhadap Kehamilan
4.2.1.1 Pengaruh Obat Anti Epilepsi Terhadap Ibu Terkait Efek Samping Obat
Tabel 4.4 Efek Samping dan Efek Samping yang mengancam jiwa dari OAE.59,60
33
asthenia, penglihatan kabur, dapat
memicu bangkitan mioklonik,
trombositopenia
Levetiracetam Agitasi, perubahan perilaku dan Belum diketahui
psikotik, asthenia, dizziness,
somnolen, nyeri kepala,
trombositopenia, leukopenia
Oxcarbazepine Rash, headache, dizziness, AHS, kelainan
nausea, somnolence, ataxia, hematologi
diplopia, hiponatremia
Phenobarbital Ruam, mengantuk, gangguan AHS, kelainan
kognitif dan konsentrasi, hematologi (anemia
hiperkinesia dan agitasi pada aplastik), hepatotoksik,
anak gangguan jaringan ikat
dan sumsum tulang,
sindrome Steven-
Johnson
Phenytoin Ruam, ataksia, mengantuk, AHS, gagal hepar,
hipertrofi gusi, hirsutism, kelainan hematologi
anoreksia, mual, agranulositosis, (anemia aplastik),
trombositopenia, penurunan sindrome Steven-
absorbsi kalsium di usus Johnson
Pregabalin Berat badan meningkat, Gagal ginjal, gagal
mioklonus, dizziness, somnolen, jantung kongestif
ataksia, kebingungan
Topiramat Somnolen, anoreksi, kelelahan, Gagal hati, anhidrosis
kesulitas atensi/ konsentrasi,
gangguan memori, perlambatan
psikomotor, asidosis metabolik,
34
berat badan menurun, gangguan
berbahasa, batu ginjal, glukoma
Valproat Mual, muntah, dispepsia, berat Gagal hati dan pankreas
badan naik, konstipasi, rambut
rontok, tremor, amenore,
Sindrom Polikistik Ovarii,
alopesia pada perempuan
Zonisamide Mengantuk, anoreksia, AHS, anhidrosis, anemia
irritability, fotosensitif, berat aplastik
badan menurun, batu ginjal
Penurunan kadar OAE dalam plasma adalah penjelasan yang paling umum untuk
kegagalan terapi sebagian besar wanita hamil.13 Penurunan kadar OAE selama
kehamilan bervariasi, tergantung dari jenis OAE nya. Perubahan kadar OAE selama
kehamilan dan pengaruhnya terhadap kehamilan sangat bervariasi antar individu
dan sulit diprediksi, dan akan lebih sulit diprediksi pada paparan politerapi.15
Kadar lamotrigine dalam plasma yang menurun > 35% dari kadar sebelum konsepsi
merupakan prediktor kuat terjadinya perburukan bangkitan.41,61 Meskipun
didapatkan beberapa perburukan frekuensi bangkitan akibat penurunan kadar OAE
dalam plasma, namun sebagian wanita bebas bangkitan meskipun kadar OAE
dalam plasma menurun.15
Pada paparan valproate menunjukkan, proporsi bebas bangkitan paling besar (75%)
dibandingkan carbamazepine (67,3%), phenobarbital (73,4%) dan lamotrigine
(58,2%).6 Paparan dengan valproate mempunyai risiko terkecil terjadinya
bangkitan selama kehamilan (RO: 0,5; 95%IK: 0,4-0,7).38 Pada paparan
lamotrigine dibandingkan 3 OAE tersebut, didapatkan:6
35
3. Lebih sering terjadi perburukan bangkitan (19,9%, p < 0,0001)
4. Lebih sering dosis OAE dinaikkan/ ditambahkan OAE ke 2 (47,7%, p <
0,0001)
Wanita epilepsi yang minum OAE mempunyai risiko lebih tinggi 1,33 x mengalami
perdarahan post partum dan 1,44 x induksi persalinan daripada wanita epilepsi
tanpa OAE, sedangkan pada paparan politerapi berisiko lebih tinggi 1,4 x dilakukan
Caesarian Section (CS) dibandingkan paparan monoterapi.62 (Tabel 4.5)
Tabel 4.5 Pengaruh OAE terhadap ibu dan anak terkait keluaran kehamilan62
36
4.2.2 Pengaruh Obat Anti Epilepsi Terhadap Anak
Malformasi struktural terdiri dari malformasi kongenital mayor (MKM) dan minor.
MKM adalah cacat lahir yang mengancam jiwa, berpengaruh besar terhadap hidup
seseorang, dan atau memerlukan tindakan pembedahan. Malformasi kongenital
minor adalah deviasi struktural dari norrnal yang tidak mengancam jiwa misalnya
ocular hyptertelorism, micrognathia, syndactyly dan polydactyly.
Tidak didapatkan perbedaan risiko terjadinya MKM antara wanita epilepsi tanpa
OAE dengan wanita bukan epilepsi (RO: 1,61; 95%IK: 0,74-3,49).52 Wanita
epilepsi yang minum OAE memiliki risiko 3x lipat terjadinya MKM daripada
37
wanita yang bukan epilepsi.64 Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa OAE
yang meningkatkan risiko terjadinya MKM hanya pada paparan valproate,40,52,66
topiramate,40,66 phenobarbital66 dan clobazam.52 Besarnya risiko terjadinya MKM
bervariasi antara berbagai macam OAE. (Tabel 4.6).66
Rerata angka kejadian MKM pada kelompok paparan politerapi (9,9% ) lebih tinggi
daripada kelompok paparan monoterapi (6,4%, p = 0,021) dan kelompok tanpa
38
OAE (5,6%,p = 0 049).52 Risiko terjadinya MKM akibat politerapi antara berbagai
OAE tidak sama, tergantung kombinasinya.9
Pada paparan semua OAE, kerentanan individu ditentukan oleh genetik, dan pada
dosis harian sangat kecil dapat menyebabkan teratogenik yang disebabkan individu
yang sangat sensitif.20 Risiko terjadinya malformasi terkait dosis diakibatkan
karena paparan monoterapi valproate., carbamazepine, lamotrigine dan
phenobarbital terkait dosis. (gambar 4.1). Angka kejadian malformasi terendah
pada pengobatan lamotrigine dengan dosis < 300 mg/hari (17 kasus=2%,
95%IK:1,19-3,24) dan pada pengobatan carbamazepine dengan dosis <400 mg
/hari (5 kasus=3,4%, 95%IK: 1,11-7,71). Risiko malforrnasi lebih tinggi pada
pengobatan monoterapi valproate dan phenobarbital pada semua dosis dan
carbamazepine dengan dosis > 400 mg/hari dibandingkan dengan pengobatan
moneterapi menggunakan lamotrigine dengan dosis < 300 mg hari.72
39
Gambar 4.1 Angka kejadian MKM terkait dosis pada anak usia 1 tahun akibat
paparan OAE selama di kandungan Data EURAP dengan 95% IK.64
40
Gambar 4.2 Angka kejadian MKM spesifik akibat paparan OAE tertentu sebagai
monoterapi
Wanita epilepsi yang memiliki anak dengan malformasi struktural pada kehamilan
sebelumnya, memiliki risiko terjadinya malformasi berulang lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita epilepsi yang anak sebelumnya tanpa malformasi,
apabila mengonsumsi OAE yang sama (RO:17,6; 95%IK: 4,5-68,7) dan paparan
valproate mempunyai risiko tertinggi terjadinya malformasi berulang (RO: 17,8;
95%IK:2,7-119,1).73 Wanita yang mempunyai anak pertama menderita malformasi
kongenital mayor dan minor, berisiko lebih tinggi terjadinya malformasi berulang
pada anak kedua, dibandingkan dengan wanita yang anak pertamanya tanpa
malformasi (RR: 1,73, 95%CI 1,01-2,96). Apabila anak pertama dan kedua
menderita malformasi maka risiko terjadinya malformasi pada anak ke 3 sebesar
50%.74
Dari hasil review menunjukkan, paparan VAL pada dosis 800-1000 mg/hari lebih
berisiko memiliki anak dengan IQ yang lebih rendah dibandingkan OAE lain, dan
didapatkan IQ lebih rendah dengan bertambahnya dosis.45 Berdasarkan American
Academy of Neurology (AAN) keluaran kognitif akibat paparan politerapi mungkin
lebih rendah dibandingkan dengan paparan monoterapi, namun besarnya risiko
berbagai kombinasi berbagai OAE belum diketahui.76
41
Anak dari wanita epilepsi yang terpapar valproate selama di kandungan, berisiko
lebih besar menderita autis 2,9 x (95%IK: 1,4 - 6) daripada yang tidak terpapar
valproate.12 Paparan valproate selama kehamilan, meningkatkan risiko anak
menderita attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dibandingkan dengan
populasi umum (21,4% dan 7% p = 0,0003).77
42
Topiramate Data yang ada belum cukup diidentifikasi dalam review
Cochrane untuk pedoman dokter. Dibutuhkan penelitian
lebih lanjut untuk menetapkan risiko atau keamanan.
Pada wanita epilepsi tanpa OAE tidak didapatkan peningkatan risiko memiliki anak
dengan BBLR dan SGA.79 Wanita epilepsi yang minum OAE memiliki risiko lebih
tinggi 3,51 x terjadinya IUGR dibandingkan dengan wanita epilepsi tanpa OAE.
(tabel 4.2).62 Wanita epilepsi yang minum OAE berisiko lebih tinggi memiliki anak
dengan BBLR dan SGA daripada wanita epilepsi tanpa OAE (aRR:1,32,95%IK:
1,06-1,63 dan aRR:1,19; 95%IK.: 1,02-1,37). Topiramate merupakan OAE yang
paling tinggi berisiko terjadinya SGA.79
43
Gambar 4.8 Risiko terjadinya SGA akibat OAE dengan adjusted merokok, usia ibu,
paritas, cohabitation, pendapatan, dan penyalahgunaan zat.79
Kematian organisme adalah kematian dalam kandungan atau neonatal yang tidak
berhubungan dengan malformasi.50,63 Berdasarkan penelitian didapatkan kematian
intrauterine yaitu abortus spontan sebesar 592 (8,4%) dan stillbirth 40 (0,6%).51
Tidak terdapat perbedaan risiko terjadinya abortus spontan (p = 0,5) dan stillbirth
(p = 0,97), antara wanita epilepsi yang minum dan tanpa OAE dan antara paparan
monoterapi dan politerapi (p = 0,5 dan p = 0,65) (tabel 4.2).62 Sedangkan pada
literatur lain menyebutkan risiko kematian intrauterine (abortus spontan dan
stillbirth) meningkat pada paparan politerapi (95%IK, RR: 1,38: 1,14-1,66). Tidak
terdapat perbedaan rerata kejadian kematian intrauterine antara berbagai paparan
OAE monoterapi. (8.2%; 95%IK: 7,5%-8,9%).51
4.2.2.2 OAE dan Risiko Perawatan Anak di Neonatal Intensive Care Unit
(NICU)
Wanita epilepsi yang minum OAE, berisiko memiliki anak di rawat di NICU 1,42
x lebih sering (95%IK : 1,13-1,78) daripada wanita epilepsi tanpa OAE.62
44
4.2.2.3 Sindroma OAE Janin (Fetal Anti Epileptic Syndrome Syndrome)
45
Ikatan ini akan menyebabkan menyebabkan gangguan perkembangan embrio yang
normal dimulai dengan mutagenesis DNA, mengubah struktur esensial protein dan
menghambat aktivitasnya, atau merusak membran lipid.82,83
Reactive oxygen species (ROS seperti hydrogen peroxide dan ion oksigen
dihasilkan selama metabolisme normal sel, dan berperan penting untuk hemostasis
sel. Penggunaan OAE merupakan stres dari lingkungan dan meningkatkan
pembentukan ROS pada janin. Pernbentukan ROS selama perkembangan janin
mengganggu fungsi normal sel dengan merusak protein dan asam nukleat yang
terlibat dalam proses proliferasi, diferensiasi dan apoptosis. Hal ini akan
mengakibatkan gangguan terhadap perkembangan janin.82
Metabolisme asam folat merupakan proses yang penting untuk perkembangan janin
yang norrnal. Asam folat diketahui berperan pada pertumbuhan seluler, pematangan
sel darah merah, sintesis, perbaikan dan metilasi DNA untuk mengatur ekspresi
gen. Defisiensi asam folat menyebabkan terjadinya pertumbuhan yang terhambat,
anemia dan neural tube defects.82 Carbamazepine, phenobarbital, dan phenytoin
mengganggu penyerapan mengubah metabolisme asam folat dengan meningkatkan
aktivitas enzim sitokrom p450. Valproate menghambat glutamate
formyltransferase sehingga menurunkan produksi asam folinic.5
Interaksi antara kerentanan genetik dan teratogen akan mengubah jalur morfogenik
yang normal dan menyebabkan kelainan bayi. Genotipe ibu dan anak dapat
mempengaruhi transport plasenta, absorbsi, distribusi, metabolisme, dan reseptor
suatu zat/ obat.83 Valproate, topiramate dan levetiracetam menghambat ekspresi
gen dari enzim histone deacetylase (HDAC). Enzim ini berperan untuk mengontrol
struktur nukleosom. Defisiensi enzirn HDAC akan menyebabkan hiperasetilasi
protein embrio terutama area tabung saraf kaudal. Hal ini menjelaskan bahwa
mekanisme terjadinya spina bifida tidak terkait dengan metabolisme asam folat.
46
Valproate juga mengubah ekspresi gen yang mengatur perturnbuhan sel brain-
derived growth factor (BDGF) dan nerve growth factor (NGF) beserta reseptornya.5
4.3.5 Hipoksia/Reoksigenasi
4.3.6 Apoptosis
OAE yang menyebabkan apoptosis neuronal pada otak tikus bayi adaiah
clonazepam, diazepam, phenobarbital, phenytoin, vigabatrin dan valproate. Efek
terjadi pada dosis terapi, dapat terjadi pada paparan dosis tunggal dan terkait dosis
pada paparan 2 OAE menimbulkan efek sinergis. Paparan monoterapi
carbamazepine, lamotrigine, topiromate, dan levetiracetam tidak menyebabkan
apoptosis, namun dapat meningkatkan apoptosis karena induksi oleh phenytoin
kecuali levetiracetam. Hal ini mungkin menjelaskan bahwa politerapi
meningkatkan risiko terjadinya kelainan pada bayi.83,84
Proliferasi dan migrasi neuronal dapat dipengaruhi oleh OAE melalui perubahan
sistim neurotransmiter. Aksi glutarnat dihambat oleh beberapa OAE, termasuk
felbamat dan topiramate. Agonis GABA termasuk phenobarbital, benzodiazepine,
dan valproate. Pada penelitian hewan, neurotransmiter mengatur diferensiasi dan
migrasi neuronal pada otak janin yang berkembang. Blokade reseptor NMDA atau
meningkatkan inhibisi GABA mengganggu neurogenesis dan migrasi sel,
menyebabkan penurunan volume otak, dan displasia kortikal. Obat yang
meningkatkan aktivitas GABA atau yang menghambat aktivitas reseptor NMDA
dapat mengganggu proses sinaptogenesis. Gangguan kognitif pada anak yang
terpapar OAE selama di kandungan dimungkinkan disebabkan karena perubahan
neurotransmiter dan perubahan seluler selanjutnya.84
47
4.3.8 Supresi Neuronal
BAB V
Untuk memperbaiki hasil keluaran dari wanita dengan epilepsi pada kehamilan
diperlukan pendekatan untuk masing-masing individual, dengan suatu tim yang
terdiri dari dokter saraf, dokter kandungan, dokter umum, perawat dan farmasi
klinik, dengan pengetahuan tentang berbagai aspek dari epilepsi dengan
kehamilan.57
48
kehamilan sebelumnya, termasuk hasil keluaran ibu dan bayi, terutama kelainan
kongenital pada anak sebelumnya juga harus diperhatikan.7 Apabila
memungkinkan diagnosis dan pengobatan mereka di review oleh spesialis epilepsi
meliputi :
yang tidak direncanakan pada wanita dengan epilepsi mencapai 65%. 86 Kegagalan
kontrasepsi oralmencapai 3x lebih tinggi pada wanita epilepsi yang minum OAE
87,88
penginduksi enzim dibandingkan dengan populasi umum. Wanita dengan
49
dengan epilepsi harus diberi informasibahwa efikasi kontrasepsi oral (kontrasepsi
ring dan implan hanya progesteron dapat dipengaruhi oleh OAE penginduksi enzim
hanya progesteron saja, seharusnya diberikan OAE yang tidak menginduksi enzim
4. Wanita epilepsi tanpa OAE dan yang minum OAE bukan oenginduksi
gejala toksisitas lamotrigin, dan penyesuaian dosis mungkin diperlukan saat itu.88
(level D).85 Usulan penyesuaian dosis lamotrigine oleh Sabers yaitu dosis
dengan kontrasepsi oral progesteron saja diberi informasi agar waspada tanda dan
50
6. Apabila OAE penginduksi enzim dihentikan, proses induksi enzim masih
Tabel 5.1 Rekomendasi metode kontrasepsi untuk wanita epilepsi yang minum OAE.87
Non-enzyme- 3 1 1 1 1 1
inducing AEDs
lamotigrine
a
Carbamazepine, eslicarbazepine, oxcarbazepine, phenobarbital, phenytoin,
3. Suatu kondisi dimana risikonya (secara teori atau telah terbukti) lebih besar
daripada manfaatnya.
51
5.2 OAE Penginduksi Enzim dan Bukan Penginduksi Enzim 84
pertama harus diberi asam folat untuk mengurangi risiko MKM (level C). Belum
didapatkan data yang cukup untuk menentukan pedoman dosis asam folat.85 Semua
wanita yang minum OAE harus ditawarkan pemberian asam folat 5mg/ hari sebisa
folat dosis tinggi 5mg/hari (10xdosis profilaksis) 1 bulan sebelum konsepsi sampai
52
Semua wanita dengan epilepsi diberi asam folat 5 mg sampai dengan
Wanita dengan epilepsi tanpa OAE diberikan asam folat dosis 400 mikrogram/ hari
2. Wanita dengan epilepsi tanpa OAE, yang mempunyai riwayat keluarga atau
valproate harus diberi asam folat yang mungkin dapat mengurangi resiko
1. OAE yang dipilih adalah OAE yang paling sesuai dengan karakteristik
penggantian dengan OAE lain yang sesuai dan atas rekomendasi spesialis
epilepsi, setelah dilakukan evaluasi yang cermat antara potensi risiko dan
manfaatnya.87,88,90.
53
3. Berikan dosis efektif terkecil untuk masing-masing OAE.88 (level B)87.
sebelum konsepsi90
54
Tabel 5.4 Pemilihan OAE berdasarkan sindroma epilepsi59
55
Spasme infantil yang Rujuk ke ahli
tidak disebabkan neuropediatri,
karena tuberosklerosis Steroid
(prednisolon/te
trakosasid)
atau vigabatrin
Spasme infantil yang Rujuk ke ahli
disebabkan karena neuropediatri,
tuberosklerosis vigabatrin /
steroid
(prednisolon/
tetrakosasid)
56
Sindroma Lennox Rujuk ke ahli lamotigrine Felbamate, Carbamazepine,
Gastaut neuropediatri rufinamide, gabapentin,
Valproate topiramate oxcarbazepine,
phenytoin, tiagabin,
vigabatrin
ditentukan setelah kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dihentikan dan dosis
saat diagnosis dan secara berkala selama pengobatan mereka, terutama jika
mereka minum OAE. (level B).85 Wanita epilepsi berkonsultasi dan berdiskusi
tentang pilihan dan dosis OAE berdasarkan pertimbangan risiko terhadap janin
anak dari orang tua kecil.85 Konsultasi genetik diperlukan apabila kedua orangtua
57
1. Pentingnya minum OAE selama kehamilan karena memang diperlukan
IK:1,8-6,5)92
5. Bahwa risiko malformasi pada janin tergantung dari tipe, jumlah dan dosis
OAE.(level B).87
(level D).85
58
bahwa data tentang keluaran jangja panjang masih berdasarkan jumlah subyek
(level D).85
10. Bahwa tidak didapatkan bukti bangkitan simpel parsial, kompleks parsial, absan
11. Bahwa pada umumnya risiko terjadinya BUTK saat persalinan atau 24jam kecil
(1-4%).88
12. Bahwa sebagian besar memiliki anak yang sehat dan risiko terjaidnya
malformasi kongenital kecil apabila tanpa OAE pada perikonsepsi (level C).87
13. Bahwa OAE tidak meningkatkan resiko terjadinya abortus spontan dan stillbirth.
(level C).85
Topik
Risiko janin akibat ibu yang merokok
Konsumsi asam folat
Kepatuhan minum obat
Risiko janin akibat terpapar OAE
Pewarisan
Model pelayanan ( melibatkan dokter saraf dan kandungan)
Pengaruh Kehamilan terhadap Epilepsi
Pengaruh Epilepsi terhadap Kehamilan
Kadar OAE
Keluaran Kehamilan
59
Rencana dan nasihat setelah melahirkan ( pendekatan multidisiplin)
Menyusui
OAE ke 2
kadar OAE mungkin berguna untuk melakukan penyesuaian dosis, apabila terjadi
jika terjadi perubahan frekuensi bangkitan (kecuali untuk lamotigrine dan levetiracetam)
atau curiga toksisitas. (level D). Seorang dokter harus mempertimbangkan bahwa dosis
lamotigrine mungkin perlu ditingkatkan selama kehamilan (level D).85 Seorang dokter
harus berdiskusi dengan pasien untuk mengambil keputusan tentang manfaat dan resiko
60
penyesuaian obat (informed consent) dan apabila memungkinkan dikonsultasikan ke
spesialis epilepsi.88
26% kehamilan. Peningkatan dosis dan penambahan OAE ke 2 lebih sering pada
kelainan kongenital struktural janin harus ditawarkan pada semua ibu hamil dengan
antenatal vitamin K oral 20 mg per hari dalam 4 minggu terakhir kehamilan. Apabila
pelan selama lebih dari 10 menit pada saat persalinan atau persalinan preterm.90 tidak
rutin pada wanita penyandang epilepsi yang minum OAE penginduksi enzim untuk
mencegah perdarahan pada bayi baru lahir (level D). Tidak didapatkan cukup bukti
61
5.1.2.4 Pemberian Dexamethason
Wanita epilepsi yang minum OAE penginduksi enzim hepar, yang membutuhkan
2 kali lipat dosis standar betametason/ deksametason (48 mg selama 12-24 jam). (level
D).85 Wanita epilepsi yang minum OAE penginduksi, enzim yang berisiko melahirkan
preterm, tidak direkomendasikan pemberian kortikosteroid antenatal dengan dosis dua kali
lipat untukprofilaksis terjadinya sindrom gangguan pernafasan pada bayi baru lahir (level
D).87
Direncanakan
Wanita epilepsi yang minum OAE dengan kehamilan yang tidak direncanakan
harus segera berdiskusi tentang pengobatannya dengan spesialis epilepsi. Tidak pernah
diskusi atau penjelasan dari ahli epilepsi. Penatalaksaan wanita epilepsi dengan kehamilan
yang tidak direncanakan dilakukan secara individual, harus disepakato antara pasien
dengan spesialis epilepsi, mungkin termasuk perubahan dosis jenis OAE yang risikonya
minimal terhadap janin. OAE tidka boleh dihentikan atau diubah tanpa diskusi yang tepat,
meskipun untuk obat berisiko tinggi seperti valproate, masih merupakan obat pilihan untuk
62
Berdasarkan penelitian EURAP, pada wanita epilepsi dengan kehamilan yang
lain dan 1588 subyek tetap dengan terapi valproate. Probabilitas terjadinya BUTK lebih
rendah pada subyek yang tetap mendapatkan terapi valproate pada trimester pertama dan
selama masa kehamilan. BUTK 2 x lebih sering terjadi pada kelompok yang diganti OAE
lain (29%) dibandingkan dengan kelompok yang pengobatannya tetap dengan valproate
(16%).93
direncanakan oleh Scottish Intercollegiate Guidelines Network/ SIGN 2015 (Ganbar 5.1).85
2. Dirujuk ke spesialis epilepsi untuk review diagnosis dan pengobatan, diberi informasi
valproate
3. Melibatkan spesialis saraf dan kandungan, diberi informasi tentang risiko dan manfaat
OAE.
63
-Konsultasi tentang Perkenalkan tentang prekonsepsi,
penatalaksanaan epilepsi dan diskusi mungkin melibatkan dokter
Wanita/ gadis +
risiko OAE selama kehamilan umum dengan menggunakan daftar
epilepsi + OAE
Saran tentang kontrasepsi informasi
Melibatkan keluarga/pengasuh -diagnosis
-klasifikasi
-kepatuhan pengobatan
-risiko SUDEP
Gadis Pastikan mendapat pelayanan
spesialis yang tepat saat Harus dengan arahan spesialis untuk
peralihan dari anak ke dewasa pemberian OAE
dan transisi dari masa anak ke
masa dewasa
Dokter umum terlihat dalam
memastikan pasien menerima Saran kontrasepsi
informasi dan perawatan yang
sesuai
Rujuk ke spesialis epilepsi untuk review
diagnosis dan pengobatan
Kehamilan yang Konsultasi prekonsepsi yang Nasihati tentang risiko teratogenik OAE
direncanakan komprehensif Nasihati risiko gangguan
neurodevelopment pada paparan
valproate
64
Review diagnosis dan terapi Apabila hamil Perawatan di klinik Assesment dan follow up
epilepsi oleh ahli epilepsi (direncanakan/ yang terdapat dokter neurodevelopmental
tidak) saraf dan kandungan Diskusi kontrasepsi dan
informasi tentang kehamilan selanjutnya post
Kehamilan yang manfaat dan risiko partum
direncanakan Review Pengobatan
OAE
Dimulai pemberian
asam folat 5mg/hari
Penatalaksanaan
Tidak Terjadi bangkitan
penghentian OAE
Ya
Minum OAE teratogenik Ya Pertimbangkan pilihan lain Tidak
yang sesuai
Tidak Ya -Konsultasi
-Optimalkan dosis
-Peresepan dengan merek /
gunakan 1 formulasi secara
konsisten
Ganti dengan OAE yang
Pertimbangkan kemungkinan
kurang teratogenik
dengan dosis OAE yang lebih
rendah
Lanjutkan pengawasan
65
Gambar 5.1 Usulan Pendekatan penatalaksanaan wanita epilepsi dengan OAE. (lanjutan).85
BAB VI
RINGKASAN
baik bagi ibu dan anak, namun masih dihadapkan pada risiko tejadinya bangkitan
pada ibu dan efek teratogenik OAE pada janin. Penatalaksanaan epilepsi dengan
terhadap ibu dan janin, dipersulit dengan kurangnya bukti penelitian yang
berdasarkan bukti kelas 1. Oleh karena itu, memahami tentang epilepsi pada
Pada kehamilan terjadi suatu perubahan anatomi dan fisiologi dari ibu untuk
lain terdapat janin yang sedang berkembang pada periode tertentu perkembangan
janin rentan diinduksi oleh suatu paparan yang menyebabkan terjadinya suatu
kelainan.
Pada saat terjadi BUTK, terjadi suatu perubahan fisiologi pada ibu, yang
terdiri dari fase kompensasi dan dekompensasi. Pada fase kompensasi mekanisme
66
kebutuhan metabolisme yang meningkat, menyebabkan hipoksia, perubahan
metabolisme otak dan sistemik, perubahan otonom yang menetap dan fungsi
bangkitan selama kehamilan dan angka kejadian status epileptikus tidak lebih
sering dibandingkan periode hidup lainnya. Bangkitan paling sering terjadi pada
saat kehamilan. BUTK selama kehamilan dapat berpengaruh terhadap ibu dan
janin. Bangkitan pada ibu dapat mengakibatkan kematian ibu, persalinan preterm,
mengakibatkan kematian janin, SGA dan kognitif yang rendah. Bangkitan fokal
kadar obat dalam plasma dapat menurun dan dapat menyebabkan terjadinya
bangkitan. Penggunaan OAE selam kehamilan dapat berpengaruh pada ibu dan
anak. Pengaruh OAE terhadap ibu yaitu terkait efek samping obat, terjadinya
bangkitan selama kehamilan, dan terkait keluaran kehamilan. Pengaruh OAE pada
67
anak yaitu risiko terjadinya efek teratogenik, yang terdiri dari kematian organisme,
merupakan OAE yang paling sering dikaitkan dengan terjadinya kelainan struktural
individual, idealnya melibatkan suatu tim yang terdiri dari dokter saraf, doktr
kandungan, dokter umum, perawat dan farmasi klinik, dengan pengetahuan tentang
atau penggantian OAE tanpa diskusi atau penjelasan dari spesialis epilepsi.
68
Penghentian, penggantian OAE, perubahan dosis OAE harus disepakati antara
pasien dan spesialis epilepsi, setelah didiskusikan tentang manfaat dan risikonya.
DAFTAR PUSTAKA
69
7. Hart, LA & Sibai, BM, 2013. Seizures in pregnancy : epilepsy, eclampsia,
updated results from the UK and Ireland Epilepsy and Pregnancy Registers.
9. Velez-Ruiz N & Pennel PB. Issues for Woman with Epilepsy. Neurol Clin.
2015:1-15
11. Meador KJ, Baker GA, Browning N, Cohen MJ, Bromley RL, Clayton-
Pederson LH, et al. Prenatal valrpate exposure adn risk of autism spectrum
13. Sabers A. Seizure Control During Pregnancy. In : Harden CL, Thomas SV,
70
15. Tomson T, Landmark CJ, Battino D. Antiepileptic drug treatment in
16. Tan EK & Tab EK. Alterations in physiology and anatomy during
23
20. Wlodarczyk BJ, Palacios AM, George TM, Finnel RH. Antiepileptic Drugs
sheets/critical-periods-development/
71
24. Detoledo J. Pregnancy In Epilepsy: Issues Of Concern. In : Gidal BE,
Harden CL. (Eds). Epilepsy in Women: The Scientific Basis for Clinical
25. Fisher R.S, Cross JH, French JA, Higurashi N, Hirsch E, Jansen FE, et al.
2014;36:3-9
Evidence. 2017;2(1):1-12
2016;4(9);21-28
30. Fisher SR. Redefining epilepsy. Curr Opin Neuro.l 2015, 28:130-135
Stefan H, Theodore WH. (Eds). Elsevier. 1st Ed. Amsterdam. 2012 : 257
72
33. Kasteleijn-Nolst Trenite, D. G. A. Provoked and reflex seizures: Surprising
344
40. Vajda FJE, OBrien TJ, Graham J, Lander CM, Eadie MJ. The Outcomes of
pregnancy in Women with Untreated Epilepsy. Seizure. 2014. 1-16
41. Reisinger TL, Loring DW, Pennell PB, Meador KJ. Newman M, Antiepileptic drug
clearance and seizure frequency during pregnancy in women with epilepsy.
Epilepsy & Behavior. 2013; 29: 13-18
73
43. Bansal R, Jain G. Charbanda PS, Goyal MK, Suri V. Maternal and neonatal
complication during pregnancy in women with epilepsy. Int J Epilepsy. 2016: 1-6
44. Hiilesma VK & Teramo KA. Fetal and Maternal Risk with Seizures. In: Harden
CL, Thomas SV, Tomson T. (Eds). Epilepsy in Woman. I ed. Pondicherry: John
Wiley & Son. 2013: 115-127
45. Kinney M o & Morrow J. Epilepsy in pregnancy. BMJ. 2016; 353 : i2880
46. MacDonald SC, Bateman BT, McElrath Tf, Hernandez-Diaz S. Mortality and
Morbidity During Delivery Hospitalization Among Pregnant Women With
Epilepsy in the United States. JAMA neurology. 2015;72(9):981-988
47. Chen Y, Chiou H, Lin H, i Lin H. Affect of Seizure During Gestation on Pregnancy
Outcomes In Women With Epilepsy Arch Neurol. 2009;66(8):979-984
50. Nashef LAM, Moran N, Lailey S, Richardson MP. Epilepsy and pregnancy. In :
Marh SM, Nashef LAM, Brex PA. (Eds). Neurology and Pregnancy Clinical
Management. London. Informa Heathcare. 2012 : 96-121
52. Thomas SV, Jose M, Divakaran, Sarma PS. Malformation risk of antiepileptic drug
exposure during pregnancy in woman with epilepsy: Result from a pregnancy
registry in South India. Epilepsia, 2017, 6: 1-8
53. Vinten J, Adab N, Vinten J, Adab N, Kini U, MRCP, Gorry J, Gregg J, Baker GA.
Nauropsychological effects of exposure to anticonvulsant medication in utero.
Neurology. 2005; 64: 949-954
54. Adab N, Kini U, Vinten J, Ayres J, Baker G, Clayton-Smith, et al. The longer term
outcome of children born to mothers with epilepsy. Journal of
neurology,Neurosurgery, and Psychiatry. 2004; 75(11), 1575-1583
74
55. Shallcross, Bromley RL, Irwin B, Bonnett LJ, Morrow J, Baker GA. Child
development following in utero exposure Levetiracetam vs sodium valproate.
Neurology. 2011;76:383-389
56. Shallcross,R Bromley RL, Cheyne CP, Gracia-Finana M, Irwin B, Morrow J, baker
GA. In utero exposure to levetiracetam vs valproate. Development and language at
3 years of age. Neurology. 2014;82:213-221
57. Borgelt LM, Hart FM, Bainbridge JL. Epilepsy during pregnancy: focus on
management strategies. Int J Womens Health. 2016;8:505-517
58. Forgacs PB, Pennel PB. Effect of Pregnancy on AED Kinetics. In : Harden CL,
Thomas SV, Tomson T. (Eds). Epilepsy in Woman. Ied. Pondicherry: John Wiley
& Son. 2013: 101-114
61. Pennell PB, Peng L, Newport DJ, Richie JC, Koganti A, Holley DK, Newman M,
Stowe ZN. Lamotrigine in pregnancy: clearance, therapeutic drug monitoring, and
seizure frequency. Neurology. 2008;70:2130-2136
63. Duong A, Steinmaus C, McHale CM, Vaughan CP, Zhang L. Reproductive and
Developmental Toxicity of Formaldehyde: A. Systematic Review. Mut Res.
2011;728(3):118-138
64. Tomson T & Battino D. Teratogenic effects of antiepileptic drugs. Lancet Neurol.
2012; 11: 803-813
65. Petersen I, Collings SL, McCrea RL, Nazereth I, Osborn DP, Cowen PJ, Sammon
CJ. Antiepileptic drugs prescribed in pregnancy and prevalence of major
75
congenital malformations: comporative prevalence studies. Clinical Epidemiology.
2017;9: 95-103
66. Hernandez-Diaz S, Smith CR, Shen A, Mittendorf R, Hauser WA, Yerby M, et al.
Comparative safety of antiepileptic drugs during pregnancy. Neurology. 2012; 78:
1692-9
67. Meador KJ. Risk during pregnancy in women with epilepsy. The Lancet. 2015;
386:1-2
69. Holmes LB, Mittendorf R, Shen A, Smith CR, Hernandez-Diaz S. Fetal Effect of
Anticu\onvulsant Polytherapies Different Risk Form Different Drug
Combinations. Arch Neurol. 2011;68(10):1275-1281
70. Vajda FJE, Obrien TJ, Lander CM Graham J, Eadie MJ Antiepileptic drug
combinations not involving valproate and the risk of fetal malformations.
Epilepsia. 2016; 57 (7):1048-52
71. Vajda FJE, Obrien TJ, Lander CM Graham J, Eadie MJ. The teratogenicity of the
newer antipiletic drugs an update. Acta Naurol Scand. 2014; 130: 234-8
73. Vajda FJE, Obrien TJ, Lander CM Graham J, roten A, Eadie MJ. Teratogenesis
in repeated pregnancies in antiepileptic drug-treated women. Epilepsia. 2013;
54(1):181-186
76. Meador KJ & Loring DW. Developmental effect of antiepileptic drugs and the
need for improved regulations. Neurology. 2016;86:297-306
76
77. Cohen MJ, Meador KJ, Browning N, May R, Baker G A, Clayton-Smith J, et al.
Fetal antiepileptic drug drug exposure: Adaptive and emotional/behavioral
functioning at age 6 year. Epilepsy & Behavior : E&B. 2013; 29(2): 308-315
78. The American Collage of Obstetrician and Gynecologist. Practice Bulletine No.
134: Fetal GrowthRestriction. Obtet Gynecal. 2013; 121(5): 1122-33
79. Killie D, Pedersen H, Kjaersgaard MI, Pamer ET, Vestergaard M, Serensen MJ, et
al. Epilepsia. 2014;55(11):1714-21
80. Kini U. Fetal AED Syndromes. In : Harden CL, Thomas SV, Tomson T. (Eds).
Epilepsy in Woman. I ed. Pondicherry: John Wiley & Son. 2013: 164-168
81. Gedzelman & Meador KJ. Antiepileptic drugs in women with epilepsy during
pregnancy. Ther Adv Drug Saf. 2012; 3(2): 71-87
82. Bruce LE, Palacios AM, Wlodarczyk BJ, Finnell RH. Mechanisms of Teratogenic
Effect of AEDs. In: Harden CL, Thomas SV, Tomson T. (Eds). Epilepsy in
Woman. I ed. Pondicherry: John Wiley & Son. 2013: 136
83. Etemad L, Moshiri M, and Moallem SA. Epilepsy drugs and effect on fetal
development: Potential mechanism. J Res Med Sci. 2012; 17(9): 876-881
84. Gedzelman ER & Meador KJ. Postnatal Cognitive Development In : Harden CL,
Thomas SV, Tomson T. (Eds). Epilepsy in Woman. I ed. Pondicherry: John Wiley
& Son. 2013: 170-180
86. Herzog AG Mandle HB, Cahill KE, Fowler KM, Hauser WA. Predictors of
unintended pregnancy in women with epilepsy. Neurology. 2017;88(8):728-733
88. National Institute for Health and Care Excellence. Epilepsies: diagnosis and
management. 2012 (updated 2016): 1-111
77
89. Sabers A. Algorithm for lamotrigine dose adjusment before, during, and after
pregnancy. Acta Neurol Scand. 2012: 126: e1-e4
92. Harden CL, Harden, Hopp J, Ting, TY, Pennel PB, French JA, Hauser WA, et al.
Practice Parameter update: Management issues for women with epilepsy---Focus
on pregnancy (an evidence-based review): Obstetrical complications and change
in seizure frequency. Neurology. 2009;73:126-132
78