Anda di halaman 1dari 12

ABSES

PERITONSILAR
(QUINSY)

Enggar yusrina
Definisi

Abses peritonsil adalah kumpulan


nanah yang terdapat pada daerah
peritonsil yang merupakan jaringan
ikat longgar, diantara fossa tonsilaris
dan muskulus konstriktor faring
superior.
Etiologi

Komplikasi tonsilitis akut / infeksi yang bersumber dari kelnjar mukus weber di kutub atas tonsil
Bakteri penyebab : anaerob dan aerob
aerob : Streptococcus pyogenes (Group A Beta-hemolitik streptoccus), Staphylococcus aureus, dan
Haemophilus influenzae
anaerob : Fusobacterium, Prevotella, Porphyromonas, dan Peptostreptococcus sp.
Patofisiologi
Infiltrasi supurasi ke ruang potensial peritonsil tersering menempati daerah superior dan lateral fosa tonsilaris
merupakan jaringan ikat longgar palatum mole bengkak

Stadium supurasi
Peradangan pada
Stadium Infiltrasi (permukaan lebih area sekitarnya (iritasi Abses dapat
(permukaan lunak)pembengkakan m.pterigoid interna) ,
peritonsil mendorong pecah spontan
hiperemis) timbul trismus
tonsil dan uvula ke
arah kontralateral

supraglotis mediastinum parafaring


intrakranial

Obstruksi jalan Abses


Meningitis dan abses otak nafas Mediastinitis parafaring
Gambaran klinis

pembengkakan awal hampir selalu berlokasi pada daerah palatum mole di sebelah atas tonsil yang menyebabkan tonsil
membesar ke arah kontralateral . Onset gejala abses peritonsil biasanya dimulai sekitar 3 sampai 5 hari sebelum pemeriksaan
dan diagnosis
rasa sakit di tenggorok yang terus menerus secara progresif walaupun telah diobati. Rasa nyeri terlokalisir
demam tinggi, (sampai 40C), lemah dan mual
Odinofagi
mulut berbau (foetor ex ore)
muntah (regurgitasi)
nyeri alih ke telinga (otalgi)
Trismus akan muncul bila infeksi meluas mengenai otot-otot pterigoid
kesulitan berbicara, suara menjadi seperti suara hidung, membesar seperti mengulum kentang panas (hot potatos voice)
Penegakan Diagnosis

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang

Histo PA : Aspirasi dengan jarum pada daerah yang paling fluktuatif, atau punksi
merupakan tindakan diagnosis yang akurat untuk memastikan abses peritonsil.
Pemeriksaan laboratorium darah : faal hemostasis, terutama adanya
leukositosis sangat membantu diagnosis.
Pemeriksaan radiologi berupa foto rontgen polos, ultrasonografi (Mayoritas
kasus yang diperiksa menampakkan gambaran cincin isoechoic dengan
gambaran sentral hypoechoic)
Tata laksana

Stadium infiltrasi : Antibiotik


mengutamakan pemeriksaan kultur dan sensitifitas, pemberian terapi antibiotika ditunjukkan pada jenis bakteri
mana yang lebih banyak muncul. Penisilin dan sefalosporin (generasi pertama kedua atau ketiga)
Penisilin dapat digunakan pada penderita abses peritonsil yang diperkirakan disebabkan oleh kuman staphylococcus.
Metronidazol merupakan antimikroba yang sangat baik untuk infeksi anaerob. Tetrasiklin merupakan antibiotika
alternatif yang sangat baik bagi orang dewasa, meskipun klindamisin saat ini dipertimbangkan sebagai antibiotik
pilihan untuk menangani bakteri yang memproduksi beta laktamase
Simptomatik : analgetik / antipiretik
Abses : insisi untuk keluarkan nanah
Tonsilektomi + drainase
Antibiotik sesuai dengan kultur

Etiologi Antibiotik
Streptokokus Penisilin
Bakteroides Sefalosporin
Hemofilus Klindamisin
Diagnosis banding

infeksi mononukleosis
benda asing
tumor / keganasan / limfoma
penyakit Hodgkin leukemia
adenitis servikal
aneurisma arteri karotis interna
infeksi gigi
Komplikasi

dehidrasi karena masukan makanan yang kurang.


Pecahnya abses secara spontan dengan aspirasi darah atau pus dapat menyebabkan
pneumonitis atau abses paru.
Pecahnya abses juga dapat menyebabkan penyebaran infeksi ke ruang leher dalam,
dengan kemungkinan sampai ke mediastinum dan dasar tengkorak
Perluasan Infeksi ke daerah parafaring abses parafaring
Penjalaran ke mediastinum sehingga mediastinitis.
Pembengkakan yang timbul di daerah supra glotis menyebabkan obstruksi jalan
nafas yang memerlukan tindakan trakeostomi.
Penjalaran ke daerah intrakranial thrombus sinus kavernosus, meningitis dan
abses otak
https://ojs.unud.ac.id/index.php/medicina/issue/view/1305
THT FK UI edisi 7
Boeis ed.6

Anda mungkin juga menyukai