PARKINSON
Pembimbing:
Disusun Oleh:
2013730033
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus mengenai Parkinson ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.Zaki, Sp.S yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan laporan kasus ini. Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini.
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. E
No. RM : 2859xx
Umur : 58 tahun
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan dengan metode autoanamnesis pada pasien di Poliklinik Saraf
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar.
A. Keluhan Utama
Tangan kanan dan kiri gemetar sejak 1 bulan yang lalu
B. Keluhan Tambahan
Tangan kanan dan kiri gemetar saat sedang istirahat atau saat sedang tidak melakukan
aktivitas dan bibir juga gemetar
Pasien datang ke poliklinik saraf RSUD Kota Banjar dengan keluhan kontrol
penyakit yang dideritanya yaitu tangan kanan dan kiri gemetar sejak 1 bulan yang
lalu. Tangan kanan dan kiri gemetar saat sedang istirahat atau saat sedang tidak
melakukan aktivitas. Getaran mula-mula dirasakan di jari-jari tangan kemudian lama-
lama getaran dirasakan di seluruh tangan dan dirasakan ketika sedang beristirahat. Hal
ini membuat pasien menjadi sulit memegang barang seperti sendok dan garpu ketika
makan. Pasien juga mengeluh bibirnya juga gemetar.
F. Riwayat Alergi :
Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat maupun makanan.
G. Riwayat Pengobatan :
Pasien mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dari Poliklinik Saraf RSUD Kota
Banjar sejak 1 bulan yang lalu.
H. Riwayat Alergi:
Riwayat alergi terhadap makanan dan obat disangkal.
Tanda Vital
Suhu : 360C
Status Generalis
Paru
Jantung
Abdomen
Perkusi : Timpani
Ekstremitas
Atas : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Bawah : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
NERVUS KRANIALIS
N.I (Olfaktorius) :
Dextra Sinistra
Daya Pembauan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.II (Optikus)
Dextra Sinistra
Visus 6/6 6/6
Lapang Pandang Dalam batas normal Dalam batas normal
Pemeriksaan fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.V (Trigeminus)
Dextra Sinistra
Motorik
a. Menggigit Normal Normal
b. Membuka mulut Normal Normal
Sensibilitas
a. Oftalmikus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
b. Maksila Tidak dilakukan Tidak dilakukan
c. Mandibula Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks
Kornea Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.VII (Facial)
Dextra Sinistra
Motorik
a. Mengangkat alis Normal Normal
b. Menutup mata Normal Normal
c. Tersenyum sambil Normal Normal
memperlihatkan
gigi
Sensorik
a. Daya kecap lidah Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2/3 depan
N.VIII (Vestibulokoklearis)
Dextra Sinistra
Pendengaran
a. Test bisik Tidak dilakukan Tidak dilakukan
b. Test Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
c. Test Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan
d. Test Swabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan
e. Berdiri dengan mata Normal Normal
terbuka
f. Berdiri dengan mata Normal Normal
tertutup
Disfonia (-)
Disfagia (-)
N. XI (Assesorius)
Dextra Sinistra
Memalingkan kepala dan leher Normal Normal
N.XII (Hypoglosus)
Posisi lidah Normal
Papil lidah Normal
Atrofi otot lidah (-)
Fasikulasi lidah (-)
FUNGSI MOTORIK
Kekuatan Otot
5 5
5 5
Berdiri
-Postur tubuh tidak stabil saat berjalan
-Gerakan dan langkah saat berjalan menjadi lambat dan kaku
FUNGSI VEGETATIF
BAK : Normal
BAB : Normal
REFLEK FISIOLOGIS
Reflek bisep : Tidak dilakukan
Reflek trisep : Tidak dilakukan
Reflek brachioradialis : Tidak dilakukan
Reflek patella : Tidak dilakukan
Reflek achilles : Tidak dilakukan
REFLEK PATOLOGIS
Babinski : Tidak dilakukan
Chaddock : Tidak dilakukan
FUNGSI LUHUR
Baik
V. RESUME
Pasien datang ke poliklinik saraf RSUD Kota Banjar dengan keluhan kontrol penyakit
yang dideritanya yaitu ekstremitas atas dextra dan sinistra tremor sejak 1 bulan yang lalu.
Ekstremitas atas dextra dan sinistra tremor saat sedang istirahat atau saat sedang tidak
melakukan aktivitas. Tremor mula-mula dirasakan di jari-jari tangan kemudian lama-lama
getaran dirasakan di seluruh ekstremitas atas dextra dan sinistra dan dirasakan ketika
sedang beristirahat. Hal ini membuat pasien menjadi sulit memegang barang seperti
sendok dan garpu ketika makan. Pasien juga mengeluh terdapat tremor pada bibir.
Pada Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran
compos mentis, tekanan darah: 101/65 mmHg, nadi: 85 x/menit, reguler, isi cukup, kuat
angkat, pernapasan: 20 x/menit reguler, suhu: 360C.
Pada pemeriksaan neurologi terdapat tremor istirahat, oral buccal tremor, rigiditas,
bradikinesia, instabilitas postural dan gangguan ketangkasan motorik dan koordinasi
motorik.
VI. DIAGNOSIS KERJA
Parkinson
VII. PENATALAKSANAAN
Levazide 3 x 1
Sifrol 1x0,5
B1 B6 B12 3x1
Meloxicam 1x15
Sucralfat syr 2x1
Tidak dilakukan
IX. PROGNOSIS
A. Definisi
Penyakit parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif dan merupakan bagian dari
parkinsonisme yang secara patologis ditandai dengan degenerasi ganglion basalis yang
disertai dengan adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (lewy bodies).1
Parkinsonism adalah suatu sindrom yang ditandai oleh tremor waktu istirahat,
rigiditas, bradikinesia, dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar dopamin
dengan berbagai macam sebab.1
B. Epidemiologi
Penyakit parkinson merupakan salah satu kelumpuhan yang paling umum di Amerika
Serikat. Penyakit tersebut terjadi pada satu dari setiap seratus orang yang berusia lebih
dari 60 tahun dan lebih mempengaruhi pria daripada wanita. Secara kasar 60.000 kasus
baru didiagnosis tiap tahun di Amerika Serikat, dan insidensnya diprediksikan akan
meningkat seiring pertambahan usia populasi.2
Penyakit parkinson menyerang penduduk dari berbagai etnis dan status sosial
ekonomi. Penyakit parkinson diperkirakan menyerang 876.665 orang Indonesia dari total
jumlah penduduk sebesar 238.452.952. Total kasus kematian akibat penyakit parkinson
di Indonesia menempati peringkat ke-12 di dunia atau peringkat ke-5 di Asia dengan
prevalensi mencapai 1100 kematian pada tahun 2002.3
C. Etiologi
Idiopatik
Obat: phenothiazine, metoklopramid, dan MPTP (narkoba)
Toksin: herbisida, pestisida, CO
Penyakit neurologis lain: penyakit Wilson dan tremor esensial1
D. Patofisiologi
Malfungsi dan kematian sel di substansia nigra (memproduksi dopamin)
Jumlah dopamin menurun
Pesan dari otak yang memerintahkan bagaimana dan kapan tubuh bergerak
dikirim lebih lambat
Penderita tidak mampu memulai dan mengontrol gerakan tubuh.1
E. Gejala klinis4,5,6
Gejala utama
-Tremor waktu istirahat
-Rigiditas
-Bradikinesia
-Instabilitas postural
Gejala non-motorik
-Gangguan tidur (insomnia, parasomnia, rapid eye movement (REM) sleep behaviour
disease (RBD), gerakan ekstremitas secara periodik saat tidur, sleep apnea, dan vivid
dreaming)
-Halusinasi
-Konstipasi
-Inkontinensia urin
Gejala psikiatrik
-Depresi
-Demensia
-Psikosis
F. Diagnosis6
Penegakkan diagnosis melibatkan anamnesis yang teliti dan pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan neurologis yang sesuai dengan gejala klinis.
Possible: terdapat 1 dari gejala utama
Probable: kombinasi 2 gejala utama (termasuk instabilitas postural) atau 1 dari 3 gejala
pertama yang tidak simetris
Definit: kombinasi 3 dari 4 gejala atau 2 gejala dengan 1 gejala lain yang tidak simetris
G. Pemeriksaan penunjang1
Tidak ada pemeriksaan laboratorium atau pencitraan yang dapat memastikan diagnosis
Parkinson. Tujuan pemeriksaan tersebut untuk menyingkirkan diagnosis banding.
Pemeriksaan pencitraan yang dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis Parkinson
adalah Positron Emission Tomography (PET) dan Single Photon Emission CT (SPECT)
tetapi tidak dianjurkan sebagai standar.
H. Penatalaksanaan4,5
Medikamentosa
Anti-kolinergik: triheksifenidil HCl 2 mg (Artane, Hexymer, Parkinal) atau
difenhidrinmin (benadryl)
Levodopa yang dikombinasi: cegah agar levodopa tidak diubah menjadi dopamin diluar
otak. Beberapa contoh kombinasi obat:
-Benzerazide
-C.O.M.T inhibitor
-Carbidopa
-M.A.O.B inhibitor
Agonis dopamin: indikasi jika terapi dengan levodopa tidak berhasil atau terdapat
fenomena on-off
Glutamate antagonis (amantadine)
Antioksidan
Propanolol 10-30 mg perhari
Pembedahan1
Dipertimbangkan pada penyakit Parkinson yang berat atau tidak responsif terhadap obat-
obatan.
Talamotomi ventrolateral (bila tremor menonjol)
Palidotomi (bila akinesia dan tremor)
Transplantasi substansia nigra
Stimulasi otak dalam/deep brain stimulation
Indikasi pembedahan
Fluktuasi motorik (yang sudah tidak berespons terhadap pengobatan)
Diskinesia (yang sudah tidak berespons terhadap pengobatan)
Jenis penyakit:
Penyakit Parkinson idiopatik dan bukan yang tidak responsif terhadap levodopa
Sindrom Parkinson atipikal (degenerasi kortikobasal, penyakit Lewy body yang difus,
atrofi sistem multipel, parkinsonisme vaskular)
Usia muda
Non-medikamentosa2
Edukasi
Pasien serta keluarga diberikan pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya
meminum obat teratur dan menghindari jatuh. Menimbulkan rasa simpati dan empati dari
anggota keluarganya sehingga dukungan fisik dan psikik mereka menjadi maksimal.
Terapi Rehabilitasi
Tujuan rehabilitasi medik adalah untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan menghambat
bertambah beratnya gejala penyakit serta mengatasi masalah-masalah sebagai berikut :
a. Abnormalitas gerakan
b. Kecenderungan postur tubuh yang salah
c. Gejala otonom
d. Gangguan perawatan diri (Activity of Daily Living ADL)
e. Perubahan psikologik
Latihan yang diperlukan penderita parkinson meliputi latihan fisioterapi, okupasi, dan
psikoterapi.
Latihan fisioterapi meliputi: latihan gelang bahu dengan tongkat, latihan ekstensi trunkus,
latihan frenkle untuk berjalan dengan menapakkan kaki pada tanda-tanda di lantai, latihan
isometrik untuk kuadrisep femoris dan otot ekstensor panggul agar memudahkan menaiki tangga
dan bangkit dari kursi.
Latihan okupasi yang memerlukan pengkajian ADL pasien, pengkajian lingkungan tenpat
tinggal atau pekerjaan. Dalam pelaksanaan latihan dipakai bermacam strategi, yaitu :
- Strategi kognitif : untuk menarik perhatian penuh/konsentrasi, bicara jelas dan tidak cepat,
mampu menggunakan tanda-tanda verbal maupun visual dan hanya melakukan satu tugas
kognitif maupun motorik.
- Strategi gerak : seperti bila akan belok saat berjalan gunakan tikungan yang agak lebar, jarak
kedua kaki harus agak lebar bila ingin memungut sesuatu dilantai.
- Strategi keseimbangan : melakukan ADL dengan duduk atau berdiri dengan kedua kaki terbuka
lebar dan dengan lengan berpegangan pada dinding. Hindari escalator atau pintu berputar. Saat
berjalan di tempat ramai atau lantai tidak rata harus konsentrasi penuh jangan bicara atau melihat
sekitar.
Seorang psikolog diperlukan untuk mengkaji fungsi kognitif, kepribadian, status mental pasien
dan keluarganya. Hasilnya digunakan untuk melakukan terapi rehabilitasi kognitif dan
melakukan intervensi psikoterapi.
akan memungkinkan mereka untuk terlibat lebih lengkap dalam kegiatan kehidupan sehari-hari.
Nutrisi
Kalsium dan vitamin D baik untuk kekuatan tulang.
I. Prognosis
Penyakit Parkinson bukan penyakit yang fatal, tetapi berkembang secara progresif sesuai
dengan waktu serta tidak dapat diprediksi. Dengan terapi yang adekuat, pasien dapat cukup lama
hidup produktif setelah di diagnosis. Angka harapan hidup penderita Parkinson umumnya lebih
rendah dibandingkan dengan orang sehat. Pada tahap akhir, penyakit Parkinson menyebabkan
komplikasi seperti tersedak, pneumonia, dan terjatuh yang dapat menyebabkan kematian.1
Karena penyakit ini tidak dapat menimbulkan kematian dan dengan pengobatan yang teratur
dapat meningkatkan harapan hidup pasien. Kematian biasanya disebabkan oleh infeksi sekunder
yang dialami oleh pasien.
Karena parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang progresif dan dapat kambuh terlebih
bila tidak berobat secara teratur.
Prognosis quo ad fungtionam : dubia ad malam
Karena fungsi dari pasien ini tidak dapat kembali seperti semula, sulit untuk mengerjakan
pekerjaan sehari-hari dan hidup terus bergantung pada orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
4. Dr. R. Yoseph Budiman, Sp.S. 2013. Pedoman Standar Pelayanan Medik dan Standar
Prosedur Operasional Neurologi. Refika Aditama.
5. Bagian Neurologi FKUH. 2011. Standar Pelayanan Medik Neurologi. Makassar: Bagian
Neurologi FKUH.
6. Lindsay KW, Bone I, Callandar R, editors. 1997. Neurology and Neurosurgery Illustrated
3rd Ed. London: Churchill Livingstone.