BAB IV
PERHITUNGAN STRUKTUR
104.5m
68m
102m
106m
2
un
trib
36.5m
1
un
trib
Lapangan sepakbola
68m 6m 63.5m
Untuk akses penonton, perencanaan pintu, koridor, dan tangga harus didesain agar arus penonton
menjadi nyaman namun tidak terlalu lama. Berdasarkan data arsitek, kecepatan orang untuk arus
penuh sebagai berikut :
Tabel 4.1.Data desain arus dan kapasitas penonton
V(m/s) Kapasitas (org/mnt/m)
Pintu - 100
Koridor 1.0 84
Tangga 0.6 60
Sebagai contoh kita bisa menganalisis tribun 2 (Gb. 4.3) dimana kapasitas penontonnya adalah
yaitu 9536 penonton.
Perhitungan Lebar pintu : Semua penonton harus keluar dalam waktu 5 menit, dengan kapasitas
penuh sebesar 100 orang tiap menit per meter lebar, maka lebar pintu :
penonton 9536
= =19.072 m
100 5menit 500
Jika pintu pada tribun 1 dibagi 6 bagian, maka masing masing pintu lebarnya 19 6 3.2m .
Perhitungan tangga
Waktu tempuh tempat akses keluar yang paling ekstrim adalah akses 1 ke akses 4. Akses 1 berupa
jalur data sepanjang 48 m sedangkan akses 4 adalah jalur tangga sepanjang 60 m.(gambar 4.2)
jumlpenont on 8450
Perhitungan lebar tangga : = =15.57 m . Jika tangga dibagi menjadi
waktu 1.25 434 1.25
empat bagian dengan lebar yang sama, maka desain lebar tangga masing-masing 4 m.
Berdasarkan perhitungan di atas, stadion dapat dikosongkan dalam waktu 434 detik 7.23 menit
mengalami perpindahan pada arah sumbu x,y,z, maka perencanaan jenis tumpuan yang paling
tepat adalah tumpuan pegas. Masalah perpindahan pada desain atap ini lebih dominan dari gaya
yang terjadi pada setiap elemen, sehingga pada desain akan banyak ditemukan profil-profil yang
memiliki kapasitas jauh lebih tinggi dari beban rencana. Hal ini diperlukan untuk membentuk struktur
yang kaku. Seluruh elemen batang menggunakan profil pipa dengan berbagai ukuran, karena
pertimbangan kestabilan struktur, kemudahan pemasangan, dan nilai estetiknya. Rangka baja
dibagi menjadi enam bagian yang terpisah namun semuanya tetap ditopang oleh struktur lengkung,
sehingga jika salah satu bagian rangka baja mengalami kerusakan, rangka itu tidak mempengaruhi
rangka lainnya.
80m
Di Di
10m
9m
Di2
Di2
L
6m L
6m
Pot. I-I
Pot. II-II
II II
Sendi Sendi
275m
I
G G G G G
G H H H
I I H H
I I H
I I H
I H
J J H
J H
J J H
J H
J
J
J
J
Di
7m
Di
76m
Di
6m
L K K
Di
6m 6m
K K
M
N
N
Di
Di
7m
L
M
3m
N
beton
N 6m
46.2m
Det. I-I
Kolom
Jepit Jepit
212m
< 22 : untuk bidang lengkung dipihak angin Pada 1 4 busur pertama = -0.6
o Kombinasi Beban
Analisis Statik
Beban tetap = 1, 2 DL +1,6 LL
Diagram Momen
5.3mm
M=18qL
Diagram Geser
190.7mm
D=qL /2
+ POT. A-A
Perencanaan lentur
Mux Mn
0.757 0.9 3.336 (Aman)
0.757 3.0024
1 1
Mux = Momen Lentur akibat beban = Wu L2 = 0.168 6 2 =0.757 tm
8 8
Mn = Momen kapasitas penampang = fy S =24000 1.39 10 4 =3.336 tm
= Faktor reduksi = 0.9
Perencanaan geser
Vu Vn
0.504 0.9 26.672 (Aman)
0.504 24.0048
Perencanaan lendutan
5 Wu L4 5 0.168 6 4
= = =0.0107 m
384 EI 384 2 10 7 1.33 10 5
L 6
ijin = = =0.025
240 240
< ijin 0.0107 < 0.025 (Aman)
Nu(+) Nu(+)
A
Diagram Normal
5.3mm
190.7mm
POT. A-A
Elemen tarik terutama terletak pada batang diagonal struktur atap dan beberapa bagian batang
bawah space frame. Pada batang diagonal pelengkung utama menggunakan profil pipa. Profil yang
digunakan adalah :
D = 190.7 mm F = 30.87 cm2 L = 8.5 m
G = 24.2 kg/m t = 5.3 mm
Perencanaan elemen tarik
Nu Nn
35.96 0.9 74.088
35.96 74.088
Tugas Akhir Arbor Reseda/L2A001020
Desain Stadion Internasional Titi Puji Astuti/L2A001150
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR IV- 9
1 = Baut 10mm
2 = Plat
3 = Angker
4 = Kabel 35mm
3
Gbr.4.10.Elemen kabel
Nu(-) Nu(-)
A
Diagram Normal
11.1mm
355.6mm
POT. A-A
Gbr.4.11.Pemodelan struktur dan diagram normal elemen tekan
Elemen tekan terjadi pada seluruh batang atas dan bawah struktur lengkung dan pada sebagian
batang space frame. Batang diagonal pelengkung lateral menggunakan profil pipa. Profil yang
digunakan adalah :
D = 267 mm F = 90.87 cm2 L = 8.838 m
G = 24.2 kg/m t = 6.6 mm r = 12.8 cm
Perencanaan elemen tekan
Nu Nn
82.91 0.85 106 .293
82.91 90.349
Nu = Gaya aksial tekan = 82.91 t (batang 4139 dari SAP)
Nn = Kuat tekan penampang = F f cr =120.1 1920 =106.293t
1 Lk fy 1 883.8 240
c = = =0.76
r E 3.14 12.2 2000000
1.43 1.43
0.25 <
c < 1.2 = = =1.25
1.6 0.67
c 1.6 0.6 0.76
fy 2400
f cr = = =1591 .328 kg/m2
1.508
Keterangan :
D = Diameter (mm) F = Luas Penampang Profil (m2)
T = Tebal Profil (mm) r = Jari jari kelembaman (m)
L = Panjang Profil (m) G = Berat Profil (kg/m)
I = Momen Inersia (cm4) c = Parameter kelangsingan batang
Lk = Panjang batang (m) = Faktor langsing
fcr = tegangan Kritis (t/m2)
Tabel 4.2 Faktor reduksi elemen baja struktural
60 - 108 914.4 30
108 137.5 1000 40
0 60 355.6 9.5
2 Batang bawah lengkung utama 60 108 406.4 12.7
108 137.5 711.2 16
0 - 40 355.6 9.5
3 Batang atas lengkung lateral
40 108 457.2 12.7
0 - 40 267.4 6.6
4 Batang bawah lengkung lateral
40 - 108 267.4 6.6
5 Kolom lengkung lateral - 457.2 12.7
6 Batang Diagonal - 190.7 5.3
7 Batang Lateral - 165.2 5
8 Gording - 190.7 5.3
9 Batang diagonal space frame - 139.8 4.5
10 Batang bawah space frame - 114.3 4.5
: Sambungan
Pada desain space frame atap stadion, setiap elemen pada struktur lengkung dan rangka baja
utama disambung dengan sambungan las.
y Rnw =0.9 t fy (beban dasar)
t = = = =0.027m 0.032 m
Fb Fb 18000
Pu
1
2 1 = Profil pipa
3 2 = Plat dasar 840x840x25
500
4 3 = Angkur 25mm
4 = Pondasi Beton
25
C=840
12.7
406.4
B=840
koefisien pegas ( k = F / ). Perpindahan pada kolom bagian atas tidak boleh lebih dari L/500. Dari
hasil analisis SAP 2000 didapat :
Tabel 4.4. Output SAP 2000 pada kolom tunggal
Agr Agr
h(m) L/500 (m) k(x+;x-;y+;y-;z)(t/m) bwh(m) ats(m) Joint Force x,y,z(t)
F(t)
d
F/
=
k
0 d(m)
K1 K2 K2 K3 K4 K5
(a) (b)
Pada bagian bawah kolom, lentur biaksial dan gaya tekan dapat dihitung :
Desain tulangan utama
Mx = 51.94 tm My = -578.54 tm Pu = 772.34 t =0.63 A = 6.85 m
lc = Panjang tekuk
Mo =Mnx h ( b ) (1 B )B + Mny
Mo =51.94 11.158 (1 0.65 ) + 579 .54 =891 .6tm =8916 kNm
0.65
Pu = 772.34 t = 7723.4 kN
Agr = 4.0m 2.0m 2.3m 0.5m =6.85m 2 =6.85 10 6 mm 2
Fc = 2500 t/m2 = 25 Mpa
et =1154
4000 =0.289
=0.65
h
Pu ' 7723400 N
= =0.082
Agr 0.85 f ' c 0.65 6.85 10 6 0.85 25
Pu ' et 7723400 N
= 0.289 =0.024
Agr 0.85 f ' c h 0.65 6.85 10 6 0.85 25
Dari gambar 6.2.d Grafik dan Tabel Penulangan Beton Bertulang didapat r = 0.001
= r . = 0.001 . 1 = 0.001 dimana untuk beton 25 Mpa = 1
Untuk desain struktur penahan gempa diambil = 0.01.
A = Agr =0.01 6.85 10 6 =6.85 10 4 Desain tulangan utama ( 86 32 )
Desain tulangan geser
Vu = 22.47 t = 224700 N
vu = Vu/bd = 224700/(2000 . 3875.5) = 0.02 Mpa
vc menurut tabel 15 Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang adalah 0.5 Mpa
vc vu , secara teoritis tulangan geser tidak diperlukan. Untuk desain struktur tahan gempa
tulangan geser direncana 12-200 untuk bagian tepi dan 12-400 untuk bagian tengah.
Tabel 4.5. Penulangan kolom tunggal
Tulangan Tulangan
Nu Vu M22 M33 Mo Utama sengkang Ketinggian
K1 -56.84 -9.77 0 0 0 6032 12-200 53
-339.1 -10.84 25.97 -271.88 -418.28 8032 12-400 26.5
-772.3 -12.47 51.94 -592.54 -911.6 10032 12-200 0
K2 -46.05 -1.45 0 0 0 6032 12-200 50
-312.3 -2.52 41.25 -48.48 -74.585 8032 12-400 25
-721.1 -4.15 82.5 -130.71 -201.09 10032 12-200 0
K3 -19.79 -6.16 0 0 0 6032 12-200 44
-254.1 -7.23 101.42 -146.19 -224.91 8032 12-400 22
-613.8 -8.86 202.84 -322.08 -495.51 10032 12-200 0
y57
y42.75
y36
y27
y18
y9
(b)
12 m
8.5 m 8 m 8.5 m
200 m
CL K3
12 m
12 m
BD K3 K2
B
K3 K2 K1 K0
(a)
Gbr.4.15.Permodelan portal
S rata-rata =
t
t
S
Tabel 4.6. Perhitungan kuat geser tanah
t (cm) (kg/cm) c (kg/cm) () S = c + . H . tan (kg/cm) t/S (kg/cm)
No.
S=
t
= =0,14698 kg/cm2
t
S
S = 14,698 Kpa
Kondisi tanah :
S = 14,698 Kpa
Tergolong dalam jenis tanah lunak, dimana termasuk pada klasifikasi kedalaman lapisan keras 20
m dengan S 270 Kpa ( tanah lunak )
Wilayah Gempa 2
0.58
Tanah Lunak
0.38
C Tanah Sedang
0.30
Tanah Keras
0.23
0.15
0.12
Plat lantai
Plat tangga
4.5.1 Pembebanan Plat
WD (Beban mati)
Berat Sendiri = 2400 t/m3
Beban Lantai = 0.06 t/m3
Beban Plafond = 0.011 t/m3
Beban Lift = 14.36 t
WL(Beban hidup) = 0.250 t/m2
Tugas Akhir Arbor Reseda/L2A001020
Desain Stadion Internasional Titi Puji Astuti/L2A001150
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR IV- 21
Kombinasi Beban
Analisa Statik
Beban tetap = 1.2 W D +1.6 W L
Dari perhitungan SAP 2000 didapat :
Mlx = 0.57 tm Mly = 0.57 tm Mtx = -1.17 tm Mty = -1.17 tm
Dengan tebal plat : h = 0.14 m p = 0.02 m tul = 0.01 m
Mlx 0.57
Untuk Mlx = = =43.1t / m 2
b d 2
1 0.115 2
Dari grafik dan tabel perencanaan Beton Bertulang =0.0023 min =0.0025
10-250
10-100
10-250
Y
10-250 10-250 10-250 10-250
10-100
10-250
balok70x35
h=14cm
Momen Lentur
Mu 270 kN
Mtumpuan = = =1975kN / m 2 = 0.0067
b d 0.35m (0.6255m )
2 2
f 'c 25
bw d
15 6 350 625 .5
Vc = = =182437 N
2.5 d Tn 2 2.5 625 .5 20000
1 + 1 + 350 700 118000
b h Uu
Vc =0.6Vc = 109462.2 N
f 'c 2 25
b h 15 350 700
2
6
Tu = = 2
=72669.5 Nm
b h Vu 2 350 700 118000
1 + 1 + 2.5 625.5 20000
2.5 d Tu
Tc =0.6Tc = 43601,7 N
Untuk desain struktur tahan gempa, tulangan sengkang diambil 12 150 pada ujung balok dan
12-250 12-250
425 225
700
700
225 225
350 350
Balok normal
-
Lapangan 0.1 0.6 5.1 0.0035 766.2 425 10.9 0.000 -0.5 0.5 0.0 12-250
Tumpuan 0.1 0.6 -27.0 0.0108 2364.4 225 -3.5 0.000 -0.2 0.5 -0.7 12-150
Balok
pendek
Lapangan 0.1 0.5 2.2 0.0035 749.7 425 25.4 0.000 0.0 0.5 0.0 12-250
Tumpuan 0.1 0.5 -36.4 0.0035 749.7 225 22.0 0.000 1.2 0.5 0.0 12-150
Balok
diagonal
-
Lapangan 0.1 0.6 5.3 0.0035 889.7 625 -7.9 0.050 0.4 0.5 0.0 12-250
Tumpuan 0.1 0.6 -32.3 0.0055 1398.1 325 -5.1 - 0.2 0.5 0.0 12-150
0.050
Kantilever
- -
Ujung kiri 0.1 0.6 -90.2 0.0054 1372.7 825 23.7 0.180 1.1 0.5 0.6 12-150
- -
Ujung kanan 0.1 0.6 0.6 0.0089 2262.4 425 22.3 0.180 1.0 0.5 0.5 12-150
Ec Ig
5
EIb = =31333 kNm 2 =1.5
et =0.072
h 0.7 =0.103
Pu ' 5666400 N
= =0.837 > 0.1
Agr 0.85 f ; c 0.65 4.9 10 5 0.85 25
Pu ' et
=0.837 0.103 =0.086
Agr 0.85 f ' c h
1225
1425
12-150
12-150
700
800
700
8.20 30 40 10 930
8.40 35 40 5 940
8.60 50 65 15 970
8.80 50 60 10 990
9.00 45 50 5 1000
9.20 30 40 10 1020
9.40 20 30 10 1040
9.60 30 40 10 1060
9.80 35 45 10 1080
10.00 35 45 10 1100
10.20 45 55 10 1120
10.40 45 55 10 1140
10.60 50 65 15 1170
10.80 55 70 15 1200
11.00 50 65 15 1230
11.20 55 70 15 1260
11.40 130 150 20 1300
11.60 180 200 20 1340
11.80 220 240 20 1380
12.00 250 - - -
1. Mayerhoff
Pult = qc.Ac + fs.Oc Pall = P ult /2,5
Dimana :
2. Begemann
P ult =
(qc A )+ (Tf Oc )
3 5
P ult =
(250 2500 )+ (1380 200 )= 263533.333 kg = 263.53 t
3 5
3. Trofimankhoffe
Kb qc Ac + (fs / Kd ) Oc
Pall =
2,5
= 408300 kg = 408.3 t
80
140
50
80
50
80 140 80
Pmax di dapat dari hasil output SAP 2000, dibandingkan Peff kel. tiang
Beban Maximum yang diterima tiang
n =4 ; nX =2 ;nY =2
Mu
Pu
H
T
+/-0.00
Loose sand (pasir lepas)
4500 kN/m
- 1.60
Kh1
Kh2
Kh3
Clayey sand (pasir campur lempung)
30000 kN/m
Kh4
Kh5
Gbr. 4.21. a. Kondisi tanah dan distribusi beban pada pondasi b. Desain konstanta pegas
horizontal dan vertikal pada pancang
Untuk keperluan perhitungan, pada tiang dilakukan diskritisasi menjadi joint dan element frame.
Tugas Akhir Arbor Reseda/L2A001020
Desain Stadion Internasional Titi Puji Astuti/L2A001150
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR IV- 33
Data teknis:
fc =25 Mpa
fy =400 Mpa
Ec =4700 f' c =4700 25 =23500 Mpa
h =500 mm
p =70 mm
D tul =25 mm
sengk. =10mm
Lu =10000mm
d =h p sengk. 0.5D tul =500 70 10 12.5 =407.5 mm
d' =p + sengk. + 0.5D tul =70 10 125 =92.5 mm
MOMEN OPERASIONAL
Momen operasional adalah Momen pada saat tiang bekerja sebagai pondasi. Dari hasil SAP 2000,
didapat Momen dan geser maksimum sistem standar adalah 9.45 tm dan 5.99 t,
PERHITUNGAN MOMEN PADA WAKTU PENGANGKATAN
a. Cara I (Pengangkatan Lurus)
1
M1 = q a 2
2
1 1
M2 = q(l 2a)2 q a 2
8 2
M1 =M 2
1 1 1
q. a2 = q(l 2a ) q a2
2
2 8 2
a =0,2094 L L =12 m a =0,2094 12 =2,51 m
q =0,5 0,5 2400 =600 kg/m
1 1
M1 =M 2 = q a 2 = 600 2,512 =1894 kgm =1.894 tm
2 2
b. Cara II (Pengangkatan miring)
Tugas Akhir Arbor Reseda/L2A001020
Desain Stadion Internasional Titi Puji Astuti/L2A001150
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR IV- 35
L 2 aL 2
1 qL 2 q a L
= q (L a )
2 =
R1
2 (L a ) 2(L a )
1
Mx =R1.x q.x 2
2
dMx
M max =0
dx
R1 qx =0
R1 L2 2aL
x = =
q 2(L a )
2
L2 2aL 1 L2 2aL
M max =M 2 =R q
2(L a ) 2 2(L a )
1 q L2 2aL
=
( )
2 2(L a )
M1 =M 2
1 1 q(L2 2aL)
qa =
2
2 2 2(L a)
Momen dan gaya maksimum terjadi pada saat operaional, sehingga desain tulangan menggunakan
kondisi operasional.
PU = 154.232 t M = 9.45 tm
Ec Ig
2.5
EIk = =32.639 kNm 2 =1.5
Ec Ig
5
EIb = =16.3195kNm 2 =1.5
(EIk lk ) 32.63912
bawah =0 (bebas) atas =
(EIb lb)=16.3195 9 =1.5
dari grafik aligment diperoleh k =0.55
0.55 12
k Llu h = =13.2 m M 1
M 2 = 34.42 =0
0
0.5
Berdasarkan gambar 9.15 Dasar dasar perencanaan beton bertulang pengaruh kelangsingan harus
diperhitungkan.
EI 3.14 23500 0.0052
Pc = = =2.666t
lc 2 12 2
Mib
Cm =0.6 + 0.4 =0.6 0.4
M 2b
Cm 0.6
= = =0.007 1.0
1 Pu Pc 1 154.232 0.65 2.666
My
Mu =Mx + My
(1 B)
Mx ( )
B =25.7 + 25.7(1)
(1 0.65)
0.65 =39.54tm
et =0.072 =0.103
h 0.7
Pu ' 5508500 N
= 0.814 > 0.1
0.85 f ; c 0.65 4.9 10 5 0.85 25
Agr
Pu ' et
=0.814 0.103 =0.084
Agr 0.85 f ' c h
Es = 2000000 kg/cm 2
Ec = 4700 f' c
= 4700 25
= 2 35000 kg/cm 2
Es 2000000
n = = =9.8 10
Ec 235000
2 n F ' e 2n b
x = + F'e2 + F ' e h
b b 2n
2 10 1134 .41 2 10 50
= + 1134 .41 2 + 1134 .41 50
50 50 2 10
=9.8926 cm
1 1
lx = b x 3 = 50 9,8926 3 =4033 .8599 cm 4
12 12
n f ' e (x 4 ) =10 1134 .41 (9,8926 4) 2 =393898 .1754 cm 4
2
tumbukan berbeda dengan beban statik, sehingga untuk mengetahui perilaku beban tumbukan
pada tiang, dilakukan analisis beban dinamik
Rumus tegangan akibat beban tumbukan :
P 2 AEh
i = 1 + 1 +
A PLo
1.0 2 0.25 2350000 1.5
i = 1 +
0.25 1.0 12
i =1536.971 ton
m2
y < ijin y...................OK !!!
Dengan :
i = Kemampuan daya dukung pile akibat tumbukan
W = Berat palu = 1,0 ton
h = Tinggi jatuh = 1,5 m
A = luas penampang = 0,25 m 2
E = modulus elastisitas bahan = 2350000 ton/m2
ijin = 400 t / 0.25 m = 1600 ton/m2
= 131,25 ton < 206.250 ton ( kapasitas daya dukung tiang berdasarkan kekuatan bahan )
d =h p sengkang 1 2 Dtulangan
=160 7 1 1, 25
=150,75 cm
fc = 2500 t/m = 25 Mpa
Vu = Pu = 566,64 t = 5666,4 kN
1
Vc =1 + 1 f ' c bo d 1 f ' c bo d
c
6 3
1
Vc =1 + 1 6 25 7084 1507.5 13 25 7084 1507.5 =19581536.67 N =1958.154t
1
Vu Vc
566,64 06 1958.154
566,64 1272.8
: PENULANGAN POER
Mu = 37.79 Vu = 566,64 t
Mu 77.129
2 = =33.939 t 2 =339 .39 kN 2 = 0.0011
bd 1.0 1.5075 2 m m
min 0.0018 =0.0018
P1 P2
TIEBEAM
10% P1 10% P2
Dipakai :
b = 500 mm
h = 500 mm
Gaya yang terjadi :
P(teta) = 678.41 t
Psementara = 566.64 t
Dipakai 10 % gaya yang terbesar Pmax = 678.41 x 10 % = 67.79 t = 67850 kg
tie beam
50/50
Gambar 4.26. Pemodelan tie beam untuk perhitungan pada SAP 2000
Perhitungan tulangannya analog dengan kolom yang mengalami beban aksial sehingga penulangan
utamanya dirancana 425 dan penulangan gesernya 12-200.
Semua struktur bawah pada desain stadion internasional ini menggunakan pondasi jenis tiang (pile
foundation design). Khusus pada kolom tunggal, pondasi menggunakan satu tiang dengan dimensi
4m x 4m, dengan tebal beton 25 cm. Metode pelaksanaan pondasi tiang tunggal ini berbeda
dengan pondasi yang lain. Jika pondasi yang lain menanam tiang dengan bantuan hammer, pada
tiang tunggal tanah digali hingga kedalaman yang diinginkan, tulangan dipasang, kemudian dicor.
Bagian tengah pondasi diisi dengan campuran tanah urug, pasir urug, dan agregat.
Tabel 4.17. Variasi ukuran desain pondasi
Dimensi Dimensi tebal pile Jumlah Dimensi
No Jenis Struktur pile cap lubang A cap tiang tiang
1 Pondasi kolom tribun 3x3m - 9m 1.60m 4 0.5mx0.5m
2 Pondasi kolom tribun depan 1.5x1.5m - 2.25m 1.00m 2 0.5mx0.5m
3 Pondasi kolom tunggal 5x5m - 25m 1.75m 1 0.5mx0.5m
4 Pondasi kolom baja 7.5x7.5m 4.5x4.5m 36m 2.00m 16 4.0mx4.0m
5 Pondasi struktur lengkung 11.8x7.3m 6.2x1.4m 77.46m 2.50m 28 0.5mx0.5m