Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN

Anak usia dini adalah kelompok individu yang berusia 0-6 tahun (di Indonesia
berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Adapun berdasarkan para pakar pendidikan anak, yaitu kelompok individu yang berusia 9-8
tahun.
Remaja adalah masa peralihan diri anak menuju dewasa. Pada masa ini terjadi berbagai
macam perubahan yang cukup bermakna, baik secara fisik, biologis, mental dan emosional
serta sosial. Semua ini dapat mempengaruhi kehidupan pribadi, lingkungan sekitar, keluarga
dan pendidikan bahkan asyarakat. Ketidaksiapan remaja dalam menghadapi perubahan
tersebut dapat menimbulkan masalah dan perilaku menyimpang seperti kenakalan remaja.
Menurut Suyono (2007) penduduk lansia adalah penduduk usia lanjut yang tumbuh
dengan kecepatan paling tinggi. UU RI No. 13 tahun 1998 mendefinisikan lansia merupakan
seseoang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.
Setiap kelompok usia memiliki konsep dan aplikasi edukasi yang berbeda-beda baik pada
kelompok anak, kelompok remaja maupun kelompok lansia. Materi yang diberikan pun
berbeda menurut kebutuhan pada usia tertentu

1.2 KONSEP-KONSEP KUNCI


1. konsep dan aplikasi edukasi pada kelompok anak
2. konsep dan aplikasi edukasi pada kelompok remaja
3. konsep dan aplikasi edukasi pada kelompok lansia

1.3 PETUNJUK
1. Pelajari materi bab I dengan tekun dan disiplin!
2. Penyajian setiap bab meliputi: judul bab dan konsep-konsep kunci, petunjuk, kerangka
isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan
latihan, rangkuman, dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban.
3. Dalam uraian materi terdapat test sambil jalan. Test ini dapat menjadi tuntunan pembaca
dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian.
4. Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan disiplin!
5. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan
anda.
6. Ikuti turutan penyajian setiap bab tahap demi tahap!
7. Selamat belajar, semoga sukses!

1.4 TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Tujuan Pembelajaran Umum
Mengetahui konsep dan aplikasi edukasi
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok-pokok bahasan yang dibahas dalam makalah ini,yaitu terdiri dari:
a. Konsep dan aplikasi edukasi pada kelompok anak
b. Konsep dan aplikasi edukasi pada kelompok remaja
c. Konsep dan aplikasi edukasi pada kelompok lansia

BAB II
MATERI

I. POKOK BAHASAN

A. KONSEP DAN APLIKASI EDUKASI PADA ANAK


2.1 Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah kelompok individu yang berusia 0-6 tahun (di Indonesia
berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional). Adapun berdasarkan para pakar pendidikan anak, yaitu kelompok individu
yang berusia 9-8 tahun. Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola
pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap
dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Berdasarkan keunikan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia dini
terbagi dalam tiga tahapan, yaitu :
1. Masa bayi baru lahir sampai 12 bulan
2. Masa toddler (batita) usia 1-3 tahun
3. Masa prasekolah usia 3-6 tahun
4. Masa kelas awal SD 6-8 tahun.
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada peletakan
dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sosial emosional, bahasa
dan komunikasi yang seimbang sebagai dasar pembentukan pribadi yang utuh.

2.2 Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


PAUD adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak dari usia lahir sampai
dengan usia 6 tahun secara menyuluruh, yang mencakup aspek fisik dan non-fisik,
dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan
spiritual), motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal. Adapun upaya yang dilakukan yaitu mencakup stimulasi
intelektual, pemeliharaan kesehatan, pemberian nutrisi, dan penyediaan kesempatan yang
luas untuk mengeksplorasi dan belajar secara aktif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pemberian
upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan
pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Selain
itu, pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan yang
menitik-beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan
emosi, dan kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap perilaku serta agama), bahasa
dan komunikasi.

2.3 Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini


Secara umum tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Secara khusus kegiatan pendidikan anak usia dini memiliki
tujuan, yaitu sebagai berikut :
1. Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan
mencintai sesama.
Contoh: Pendidik mengenalkan kepada anak didik bahwa Tuhan menciptakan
berbagai makhluk selain manusia, seperti binatang, tumbuhan, dan sebagainya yang
harus disayangi.
2. Anak mampu mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang
mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta menerima
rangsangan sensorik (panca indera).
Contoh: Menari, bermain bola, menulis ataupun mewarnai.
3. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat
berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar.
Contoh: Memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diberikan setelah pelajaran diberikan.
4. Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan
menemukan hubungan sebab akibat.
Contoh: Mencari pasangan gambar yang berkaitan dengan sebab akibat, lalu anak
akan berusaha memecahkan masalah dan memberikan alasannya.
5. Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan
menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri,
sikap postif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki.
6. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, bertepuk tangan,
serta menghargai hasil karya yang kreatif.
Contoh: Anak yang senang dan menyukai dengan musik, saat mendengar lagu maka
akan segera mengikutinya, ataupun ketika diminta melanjutkan syair kedua hingga
selesai, maka anak mampu melakukannya.

2.4 Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


Beberapa fungsi pendidikan bagi anak usia dini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan
tahapan perkembangannya.
Contoh: menyiapkan media pembelajaran yang banyak sesuai dengan kebutuhan dan
minat anak.
2. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar.
Contoh: field trip ke Taman Safari, selain dapat mengenal bermacam-macam hewan
ciptaan Tuhan juga dapat mengenal berbagai macam tumbuhan dan hewan serta
mengenal perbedaan udara panas dan dingin.
3. Mengembangkan sosialisasi anak.
Contoh: bermain bersama teman, melalui bermain maka anak dapat berinteraksi dan
berkomunikasi sehingga proses sosialisasi anak dapat berkembang.
4. Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak.
Contoh: mengikuti peraturan atau tata cara upacara bendera, dapat menanamkan
peraturan dan mengenal arti penghormatan kepada pahlawan perjuangan bangsa.
5. Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya.
Contoh: bermain bebas sesuai dengan minat dan keinginan anak.
6. Memberikan stimulus kultural pada anak.

Menurut Direktorat PAUD (2000), fungsi lainnya yang perlu diperhatikan dalam
pendidikan anak usia dini, yaitu sebagai berikut :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang pendidikan anak usia dini
2. Penyiapan bahan perumusan standar
3. Kriteria, pedoman, dan prosedur di bidang pendidikan anak usia dini
4. Pemberiaan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pendidikan anak usia dini
5. Pelaksanaan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang pendidikan anak usia
dini
6. Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Dari beberapa fungsi yang telah dipaparkan, dapat terlihat bahwa fungsi
pendidikan anak usia dini adalah memberikan stimulus kultural kepada anak.
Pendidikan pada usia dini sebenarnya merupakan ekspresi dari stimulasi kultural
tersebut. Berdasarkan tujuan pendidikan anak usia dini dapat ditelaah beberapa fungsi
program stimulasi edukasi, yaitu:
1. Fungsi Adaptasi, berperan dalam membantu anak melakukan penyesuaian diri
dengan berbagai kondisi lingkungan serta menyesuaikan diri dengan keadaan dalam
dirinya sendiri.
2. Fungsi Sosialisasi, berperan dalam membantu anak agar memiliki keterampilan-
keterampilan sosial yang berguna dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari di
mana ana berada.
3. Fungsi Pengembangan, berkaitan dengan pengembangan berbagai potensi yang
dimiliki anak. Setiap unsur potensi yang dimiliki anak membutuhkan suatu situasi
atau lingkungan yang dapat menumbuhkankembangkan potensi tersebut kearah
perkembangan yang optimal sehingga menjadi potensi yang bermanfaat bagi anak
itu sendiri maupun lingkungannya.
4. Fungsi Bermain, berkaitan dengan pemberian kesempatan pada anak untuk
bermain, karena pada hakikat nya bermain itu sendiri merupakan hak anak
sepanjang rentang kehidupannya. Melalui kegiatan bermain anak akan
mengeksplorasi dunianya serta membangun pengetahuannya sendiri.
5. Fungsi Ekonomik, pendidikan yang terencana pada anak merupakan investasi
jangka panjang yang dapat menguntungkan pada setiap rentang perkembangan
selanjutnya.

2.5 Prinsip Pembelajaran pada Anak Usia Dini (PAUD)


Terdapat sejumlah prinsip pembelajaran pada pendidikan anak usia dini, beberapa
akan dipaparkan pada bagian berikut ini diantaranya:
1. Anak sebagai Pembelajar Aktif
Pendidik hendaknya mengarahkan anak untuk menjadi pembelajar yang aktif.
Pendidikan yang dirancang secara kreatif akan menghasilkan pembelajar yang aktif.
Proses pendidikan seperti ini merupakan wujud pembelajaran yang bertumpu ada
aktivitas belajar anak secara aktif atau yang dikenal dengan Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA= Student Active Learning).
2. Anak Belajar Melalui Sensori dan Panca Indera
Anak memperoleh pengetahuan melalui sensorinya, anak dapat melihat melalui
bayangan yang ditangkap oleh matanya, anak dapat mendengarkan bunyi melalui
telinganya, anak dapat merasakan panas dan dingin lewat perabaannya, anak dapat
membedakan bau melalui hidung dan anak dapat mengetahui aneka rasa melalui
lidahnya. Oleh karena itu, pembelajaran pada anak hendaknya mengarahkan anak
pada berbagai kemampuan yang dapat dilakukan oleh seluruh inderanya.
3. Anak Membangun Pengetahuan Sendiri
Sejak lahir anak diberi berbagai kemampuan.Dalam konsep ini anak dibiarkan
belajar melalui pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang dialaminya sejak
anak lahir dan pengetahuan yang telah anak dapatkan selama hidup.
4. Anak Berpikir Melalui Benda Konkret
Dalam konsep ini anak harus diberikan pembelajaran dengan benda-benda yang
nyata agar anak tidak menerawang atau bingung.Maksudnya adalah anak dirangsang
untuk berpikir dengan metode pembelajaran yang menggunakan benda nyata sebagai
contoh materi-materi pelajaran.

5. Anak Belajar Dari Lingkungan


Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan sengaja dan terencana untuk
membantu anak mengembangkan potensi secara optimal sehingga anak mampu
beradaptasi dengan lingkungannya.

Pendidikan anak usia dini pelaksanaannya menggunakan prinsip-prinsip (Forum PAUD,


2007) sebagai berikut.
1) Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan
anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya
pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik
perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio
emosional.
2) Belajar melalui bermain
Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk
bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai
benda di sekitarnya.
3) Menggunakan lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan
dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung
kegiatan belajar melalui bermain.
4) Menggunakan pembelajaran terpadu
Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran terpadu
yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat
membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak
mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran
menjadi mudah dan bermakna bagi anak.
5) Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses
pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri,
mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.
6) Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau
bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik /guru.
7) Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari
konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan
baik hendaknya guru menyajikan kegiatankegiatan yang berluang .
2.6 Konsep dan Aplikasi Edukasi pada Anak Usia Dini secara Terpadu
Catron dan Allen (1999:23-26) menyebutkan bahwa terdapat 6 aspek
perkembangan konsep dan aplikasi edukasi anak usia dini, yaitu sebagai berikut :
1. Kesadaran Personal
Permainan yang kreatif memungkinkan perkembangan kesadaran personal.
Bermain mendukung anak untuk tumbuh secara mandiri dan memiliki kontrol atas
lingkungannya. Melalui bermain anak dapat menemukan hal yang baru,
bereksplorasi, meniru dan mempraktikan kehidupan sehari-hari sebagai sebuah
langkah dalam membangun keterampilan menolong dirinya sendiri, keterampilan ini
membuat anak merasa kompeten.
2. Pengembangan Emosi
Melalui bermain anak dapat belajar menerima, berekspresi dan mengatasi
masalah dengan cara yang positif. Bermain juga memberikan kesempatan pada anak
untuk mengenal diri mereka sendiri dan untuk mengembangkan pola perilaku yang
memuaskan dalam hidup.
3. Membangun Sosialisasi
Bermain memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak ketika berbagi
dengan anak yang lain. Bermain dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa
sosialisasi anak.
4. Pengembangan Komunikasi
Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk membelajarkan kemampuan
berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anak dapat memperluas kosakata dan
mengembangkan daya penerimaan serta pengekspresian kemampuan berbahasa
mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi
bermain spontan.
5. Pengembangan Kognitif
Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengan
lingkungan, untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu karya, serta untuk
memenuhi tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya.Selama bermain, anak
menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan alat, berinteraksi dengan orang
lain dan mulai merasakan dunia mereka.
6. Pengembangan Kemampuan Motorik
Kesempatan yang luas untuk bergerak, pengalaman belajar untuk menemukan,
aktivitas sensori motor yang meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil
memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan peseptual motorik.

B. KONSEP DAN APLIKASI EDUKASI PADA REMAJA


2.1 Pengertian Remaja
Remaja dalam berbagai kepentingan memiliki pengertian yang berbeda-beda.
Pengertian remaja menrut pandangan orang satu dengan orang lainnya pasti berbeda,
tergantng dengan lingkungan, tingkat pendidikan dan pandangan mereka. Tidak mudah
menyatukan pendapat orang dari berbagai lingkungan keahlian dan profesi, mengenai
pengertian remaja. Untuk kepentingan pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM), ada beberapa pengertian remaja menurut berbagai pendapat, antara lain :
1. Remaja dalam Pengertian Psikologi dan Pendidikan
Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir,
ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh
remaja, luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap,
perilaku, kesehatan serta kepribadian siswa.
2. Remaja dalam Pengertian Masyarakat
Di masyarakat desa, remaja tidak dikatakan dengan istilah remaja melainkan
dengan berbagai istilah, seperti jaka, bujang, dll. Masa berlangsungnya tidak begitu
panjang, kira-kira sesuai dengan pertumbuhan fisik mencapai kematangan, sekitar
umur 16-17 tahun. Lain halnya dengan masyarakat maju, remaja belum dianggap
sebagai anggota masyarat yang perlu didengar dan dipertimbangkan pendapatnya
serta belum sanggup bertanggung jawab atas dirinya.
3. Remaja dalam Pandangan Hukum dan Perundang-Undangan
Menurut perundang-undangan, seseorang dikakatakan remaja apabila tampak
bahwa seseorang telah dianggap sah sebagai calon pemilih dalam pemilu apabila
mereka telah berusia 17 tahun. Untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM)
seseorang harus berumur paling sedikit 18 tahun. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa umur remaja dalam segi hukum adalah 13-18 tahun.

2.2 Edukasi bagi Remaja


Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh pendidik yang terprogram dan
terencana untuk menyiapkan individu yang berkualitas melalui bimbingan pembelajaran
baik secara formal maupun informal. Dengan demikian, pendidikan mempunyai peran
penting bagi remaja, sehingga remaja dapat mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya
melalui alat atau media pendidikan yang dapat menemukan aktivitasnya sendiri yang
dapat mengalami perubahan yang positif dalam aspek kepribadiannya.
1. Problematika Perkembangan Pendidikan Remaja
Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan bagi remaja
yang menyembabkan terjadinya problematika dalam pendidikan remaja yaitu :
a. Faktor Sosial Ekonomi
Faktor ekonomi dalam keluarga banyak menentukan kehidupan pendidikan
bagi remaja, kondisi dan keberhasilan sosial ekonomi keluarga manjadi beban
tersendiri bagi remaja. Sehingga hal tersebut yang menentukan bagaimana
kelanjutan pendidikan bagi remaja.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan menjadi salah satu faktor yang menentukan pendidikan bagi
remaja, pendidikan remaja tergantung dengan kondisi lingkungan disekitarnya.
Apabila remaja terbiasa dala lingkungan yang tidak mendukung pendidikannya,
maka akan berpengaruh pada masa depan pendidikan remaja.
c. Faktor Pandangan Hidup
Pandangan masa depan remaja merupakan bagian dari lingkungan remaja
tersebut. Pandangan seorang remaja untuk masa depannya dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi sosialnya.

2.3 Metode Pembelajaran Efektif Bagi Remaja


Pada masa remaja, yaitu masa dimana remaja ingin mengaktualisasikan diri dalam
perpendapat. Remaja mulai menyukai hal-hal dalam berdiskusi, sehingga dapat
mengembangkan diri untuk menyampaikan pendapat dan memberi sanggahan kepada
orang lain, dapat diterapkan dalam model pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1. Metode Debat
Metode ini ini disajikan materi yang berisi pro dan kontra. Sehingga siswa akan
memperdebatkan materi yang akan dibahasa dalam pembelajaran.
2. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Dengan metode ini, siswa akan berlatih untuk memecahkan suatu masalah yang
diberikan. Sehingga ia mulai belajar dan mampu ntuk memcahkan masalah yang
akan timbul dalam kehidupan pendidikan maupun dalam organisasi.
3. Metode Diskusi Kelompok
Dengan metode ini remaja akan berlatih dalam bekerjasama dalam sebuah tim
untuk menyelesaikan masalah dalam dalam kegiatan belajar dalam kelas maupun
kehiduan sehari-harinya.1

C. KONSEP DAN APLIKASI EDUKASI PADA LANSIA


2.1 Konsep Lansia
Menurut Suyono (2007) penduduk lansia adalah penduduk usia lanjut yang
tumbuh dengan kecepatan paling tinggi. UU RI No. 13 tahun 1998 mendefinisikan lansia
merupakan seseoang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Menurut WHO, lansia
digolongkan menjadi 4 bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Usia Pertengahan (middle age), yaitu individu yang berusia 45-49 tahun.
2. Lanjut Usia (elderly), yaitu individu yang berusia 60-74 tahun.
3. Lanjut Usia Tua (old), yaitu individu yang berusia 75-90 tahun.
4. Usia Sangat Tua (very old), yaitu individu yang berusia di atas 90 tahun.
Menurut Tamher (2009), lansia merupakan seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik
pria maupun wanita, yang masih dapat aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka
yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri, sehingga bergantung kepada orang lain
untuk menghidupi dirinya. Siti Maryam (2009) mengkategorikan lansia menjadi 4, yaitu
sebagai berikut :
1. Pralansia, yaitu individu yang berusai antara 45-49 tahun.
2. Lansia, yaitu individu yang berusia lebih dari 60 tahun-70 tahun yang tidak memiliki
masalah kesehatan.
3. Lansia risiko tinggi, yaitu individu yang berusia lebih dari 70 tahun atau individu
yang berusia lebih dari 60 tahun dan memiliki masalah kesehatan.
4. Lansia potensial, yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan
yang dapat menghasilkan barang ataupun uang.
5. Lansia tidak potensial, yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
hidupnya bergantung pada orang lain.

2.2 Tipe Lansia


Menurut Nugroho (2000) dalam Siti Maryam (2009), tipe lansia bergantung pada
karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonomi.
Berikut tipe-tipe dari lansia, yaitu sebagai berikut :

1
1. Tipe Arif Bijaksana, yaitu lansia yang memiliki banyak pengalaman, dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah,
rendah hati, sederhana, dermawan, dan dapat menjadi panutan.
2. Tipe Mandiri, yaitu lansia yang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan
yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, dan dapat dengan mudah bergaul
dengan orang lain.
3. Tipe Tidak Puas, yaitu lansia yang menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik, dan banyak
menuntut.
4. Tipe Pasrah, yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti
kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe Bingung, yaitu lansia yang merasa kaget terhadap perubahan yang terjadi pada
dirinya, mengasingkan diri, kehilangan kepribadian, minder, menyesal, pasif, dan
acuh tak acuh.

2.3 Tugas Perkembangan Lansia


Menurut Siti Maryam (2009) tugas perkembangan pada lansia, yaitu sebagai berikut :
1. Mempersiapan diri untuk kondisi yang menurun.
2. Mempersiapakan diri untuk pensiun.
3. Membentuk hubungan yang baik dengan orang seusianya.
4. Mempersiapkan kehidupan baru.
5. Melakukan penyesuaikan terhadap kehidupan sosial/ masyarakat secara santai
6. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.

Tugas perkembangan pada usia lanjut menurut Tamher (2009), yaitu sebagai berikut :
1. Penyesuaian terhadap penurunan kekuatan dan kesehatan fisik.
2. Penyesuian terhadap pension dan penurunan penghasilan.
3. Penyesuaian terhadap kematian pasangan atau orang terdekat, membangun suatu
pekumpulan dengan sekelompok seusia, mengambil prakarsa dan beradaptasi
terhadap peran sosial dengan cara yang fleksibel, serta membuat pengaturan hidup
atau kegiatan fisik yang menyenangkan

2.4 Antisipasi Kebutuhan Nutrisi dan Gizi pada Lansia


Bertambahnya usia akan diiringi dengan muculnya berbagai masalah kesehatan.
Mulai dari menurunnya daya tahan tubuh, hingga munculnya gangguan metabolisme.
Peristiwa menurunnya kebutuhan energi dan kapasitas pencernaan dimulai saat manusia
memasuki usia 50 tahun. Beberapa masalah nutrisi yang dapat muncul pada lansia, yaitu
sebagai berikut :
1. Malnutrisi
Kegemukan pada lansia timbul karena kebiasaan makan banyak pada usia
muda, yang tidak dikurangi ketika memasuki masa usia lanjut. Padahal kebutuhan
energi dan aktivitas berkurang.
Berat badan kurang pada lansia disebabkan kaena minimnya asupan akibat
berkurangnya nafsu makan, adanya gangguan penyakit, faktor kejiwaan atau karena
masalah sosial ekonomi.
Kekurangan vitamin pada lansia, biasanya terjadi karena minimnya asupan
buah dan sayuran. Kondisi ini dapat menyebabkan lansia kurang nafsu makan, cepat
pikun, daya tahan tubuh menurun, kulit tampak kering, dan terlihat lesu.

2. Masalah Gizi Lansia


Penurunan fisik, psikis, dan metabolisme pada lansia merupakan faktor utama
timbulnya masalah gizi. Penurunana faktor fisik dapat diamati pada kuraangnya
kemampuan mencerna makanan. Salah satunya akibat kerusakan gigi, atau ompong.
Berkurangnya kualitas indera pengecapan menurunkan cita rasa manis, asin, asam,
dan pahit sehingga mengakibatkan nafsu makan berkurang. Kurangnya gerakan usus
atau gerak peristaltik lemah juga dapat menimbulkan konstipasi, dan kurangnya
penyerapan makanan di usus. Faktor psikis biasanya muncul karena merasa kesepian
dan merasa tidak diperhatikan sehingga mempengaruhi nafsu makan.

2.5 Aplikasi Edukasi pada Lansia


Aplikasi edukasi yang dapat dilakukan pada lansia yaitu bisa dengan cara mengajari
lansia untuk selalu menanamkan perilaku pola hidup sehat. Dimana perilaku pola hidup
sehat dapat dilakukan pada perawatan penderita hipertensi pada umumnya dilakukan oleh
keluarga dengan memperhatikan pola hidup dan menjaga psikis dari anggota keluaga
yang menderita hipertensi. Adapun cakupan pola hidup sehat antara lain berhenti
merokok, mengurangi kelebihan berat badan, menghindari alkohol, modifikasi diet.
Dalam aspek yang mencakup psikis antara lain mengurangi stress, olahraga, dan istirahat
(Amir, 2002).
1. Berhenti Merokok
Merokok sangat besar peranannya dalam meningkatkan tekanan darah, hal ini
disebabkan oleh nikotin yang tedapat didalam rokok yang memicu hormone adrenalin
yang menyebabkan tekanan darah meningkat. Nikotin diserap oleh pembuluh-
pembuluh darah di dalam paru dan diedarkan keseluruh aliran darah lainnya sehingga
terjadi penyempitan pembuluh darah. Hal ini meningkatka kerja jantung semakin
nmeningkat untuk memompa darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah yang
sempit. Dengan berhenti merokok tekanan darah akan akan turun secara perlahan.
2. Mengurangi Berat Badan
Mengurangi berat badan juga dapat menurunkan risiko diabetes, penyakit
kardiovaskular, dan kanker. Secara umum semakin berat badan tubuh semakin tinggi
tekanan darah, jika menerapkan pola makan seimbang maka dapat menguangi berat
badab dan menurunkan tekanan darah dengan cara terkontrol.
3. Berhenti Minum Alkohol
Alkohol dalam darah meransang adrenalin dam hormone-hormon lain yang
membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan natrium air.
Minum-minuman yang beralkohol yang berlebih juga dapat menyebabkan
kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium. Mengurangi alkohol dapat
menurunlan tekanan sistolok 10 mmHg dan diastolic 7 mmHg.
4. Diet Rendah Garam
Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema asietas serta
hipertensi. Tujuan dari diet rendah garam adalah untukmmenurunkan tekanan darah
dan untuk mencegah terjadi edema dan penyakit jantung. Dalam melakukan diet
rendah gaam adalah komposisi makanan yang harus mengandung cukup za-zat gizi,
baik kaloi, protein, mineral maupun \itamin dan rendah sodium dan natrium.
5. Diet Tinggi Serat
Diet tinggi serat sangat penting bagi penderita hipertensi, seta terdiri dari dua
jenis yaitu serat kasar (Crude fiber) dan serat kasar banyak terdapat pada sayuran
buah-buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidta yaitu:
kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah
penyakit tekanan darah kaena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam
empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran.

Pemberian materi pada lansia berdasarkan rantang usia yaitu sebagai berikut:
1) Usia 40-45 tahun
a. Mengetahui pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.
b. Melakukan latihan kesegaran jasmani.
c. Melakukan diet dengan menu yang seimbang.
d. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat.
e. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Usia 46-64 tahun
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
b. Perawatan gizi / diet menu seimbang.
c. Kegiatan olahraga / kesegaran jasmani.
d. Perlunya berbagai alat bantu untuk tetap berdaya guna.
e. Pengembangan hubungan sosial di masyarakat.
f. Peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3) Usia >64 tahun
a. Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktivitas
di dalam rumah maupun di luar rumah.
b. Pemakaian alat bantu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada
pada mereka.
c. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
d. Perawatan fisioterapi di rumah sakit terdekat.
e. Latihan kesegaran jasmani.
f. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

II. TUGAS DAN LATIHAN


1. Remaja memerlukan kebutuhan-kebutuhan tertentu yang sesuai dengan perkembangan
emosinya. Dibawah ini mana yang termasuk kebutuhan yang diinginkan oleh seorang
remaja? Kecuali
a. Kebutuhan akan pengendalian diri
b. Kebutuhan akan rasa kekeluargaan.
c. Kebutuhan akan penerimaan sosial
d. Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai
e. Kebutuhan akan social dan ekonomi

2. Ada beberapa usaha yang dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan sehubungan


dengan minat dan kemampuan remaja, yaitu :
a. Memberikan pelatihan praktis yang berorientasi pada kondisi
lingkungannya.
b. Penyususnan kurikulum sesuai dengan daerah yang melaksanakan pendidikan
c. Membrikan pelatihan sesuai hobi yang dimiliki oleh siswa
d. Meningkatkan fasilitas belajar siswa
e. Memotivasi siswa dengan pemberian penghargaan pada siswa yang berprestasi
3. Dibawah ini merupakan salah satu metode pembelajar yang efektif diberikan bagi remaja.
Kecuali !
a. Model debat
b. Metode pemecahan masalah
c. Problem solfinges
d. Metode diskusi kelompok
e. Tanya jawab

4. Aktifitas yang dapat menyalurkan potensi remaja. Manakah kegiatan remaja yang
menunjang remaja tersebut jika ingin menjadi perawat dan mempunyai potensi rasa
peduli terhadap orang lain tinggi
a. Pramuka
b. PMR
c. Bahasa Inggris
d. Tari
e. Organisasi Bakti social

5. Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan bagi remaja yang


menyembabkan terjadinya problematika dalam pendidikan remaja salah satunya
lingkungan yang terlalu bising karena dekat dengan jalan raya, adalah faktor
a. Faktor social
b. Faktor ekonomi
c. Faktor organisasi luar
d. Faktor tetangga
e. Faktor lingkungan

6. Mereka yang berusia 40-45 tahun (menjelang usia lanjut/masa virilitas) memerlukan
informasi pengetahuan sebagai berikut;
a. Mengetahui pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.
b. Meningkatkan kreativitas dimasyarakat
c. Meningkatkan rasa kepedulian antar keluarga
d. Meningkatkan pengetahuan mengenai berbagai penyakit bedah
e. Meningkatkan pengetahuan mengenai bahaya lingkungan yang ada di
pegunungan dan daerah pantai

7. Program pemeliharaan kesehatan pada lanjut usia bertujuan untuk kesejahteran dan
kemandirian meraka, salah satu kegiatan yang mendukung program pemeliharan
kesehatan pada lanjut usia adalah
a. Olahraga secara teratur
b. Olahraga 15 menit sekali
c. Diet
d. Vegitarian
e. Meningkatkan konsumsi kalsium

8. Menurut Siti Maryam (2009) tugas perkembangan pada lansia, yaitu sebagai berikut :
kecuali!
a. Mempersiapan diri untuk kondisi yang semakin sehat dan fit
b. Mempersiapakan diri untuk pensiun
c. Membentuk hubungan yang baik dengan orang seusianya
d. Mempersiapkan kehidupan baru
e. Melakukan penyesuaikan terhadap kehidupan sosial/ masyarakat secara santai

9. Fungsi alat-alat tertentu pada lanjut usia sangat berbeda, misalnya proses enzim, fungsi
pencernaan, ginjal dan lain-lain, sehingga mengunakan obat juga sangat berbeda
dibandingkan orang muda. Maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu:
kecuali!
a. Efek dari obat yang diberikan.
b. Selalu memakai dosis terendah namun efektif.
c. Usahakan mencegah penyakit
d. Berikan obat jangka pendek
e. Berikan dosis minim

10. Secara umum, tindakan-tindakan pencegahan praktis yang kiranya dapat dijalankan oleh
lansia adalah sebagai berikut: kecuali!
a. Hindari berat badan yang telalu berat (obesitas atau overweight).
b. Kurangi makanan dan pilihan makanan yang sesuai.
c. Olahraga yang ringan dan teratur harus dilakukan.
d. Menghindari timbulnya kecelakaan-kecelakaan.
e. Tindakan-tindakan mengisi kehidupan yang keras

11. Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan
anak usia dini (PAUD) adalah
a. suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani
b. suatu upaya pengajaran yang ditujukan kepada anak sejak dalam kandungan
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
c. suatu upaya pengajaran yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia 12 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
d. suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak ldalam kandungan
sampai dengan usia 12 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
e. suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia 12 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

12. Secara khusus kegiatan pendidikan anak usia dini memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut :
a. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan
dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan
belajar
b. Anak mampu melakukan komunikasi yang terarah
c. Anak mampu mengenal lingkungan alam
d. Anak memiliki kepekan terhadap teman sebaya dan lingkungan sekitar
e. Anak mampu menghargai satu sama lain dengan cara membrikan sapaan
13. Beberapa fungsi pendidikan bagi anak usia dini yaitu sebagai berikut : kecuali!
a. Untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak melebihi
dari proses pertumbuhan dan perkembangannya
b. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar
c. Mengembangkan sosialisasi anak
d. Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
e. Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya

14. Menurut Direktorat PAUD (2000), fungsi lainnya yang perlu diperhatikan dalam
pendidikan anak usia dini, yaitu sebagai berikut : kecuali!
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang pendidikan anak usia dini
b. Penyiapan bahan perumusan standar
c. Kriteria, pedoman, dan prosedur di bidang pendidikan anak usia dini
d. Pemberiaan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pendidikan anak usia dini
e. Pemberian pendampingan pada anak usia dini yang belum mampu untuk
mengikuti perkembangan yang seharusnya

15. Catron dan Allen (1999:23-26) menyebutkan bahwa terdapat 6 aspek perkembangan
konsep dan aplikasi edukasi anak usia dini, yaitu sebagai berikut salah satunya yaitu
a. Ketegangan
b. Ketrampilan
c. Potensi yang dimiliki anak
d. Kesadaran Personal
e. Kepedulian terhadap orang lain

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Anak usia dini adalah kelompok individu yang berusia 0-6 tahun (di Indonesia
berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Remaja adalah masa peralihan diri anak menuju dewasa. Menurut Suyono (2007) penduduk
lansia adalah penduduk usia lanjut yang tumbuh dengan kecepatan paling tinggi. Setiap
kelompok usia memiliki konsep dan aplikasi edukasi yang berbeda-beda baik pada
kelompok anak, kelompok remaja maupun kelompok lansia. Materi yang diberikan pun
berbeda menurut kebutuhan pada usia tertentu

3.2 SARAN
Mahasiswa harus mempelajari konsep dan aplikasi edukasi pada berbagai kelompok
usia, agar mahasiswa tidak salah dalam pemberian edukasi pada setiap kelompok usia.
Mahasiswa juga diharapkan membaca dan mendalami konsep dan aplikasi edukasi pada
kelompok anak, remaja maupun lansia dari sumber lain selain makalah ini agar dapat lebih
mendalami dan menambah wawasan mengenai konsep dan aplikasi edukasi pada kelompok
usia tertentu.

1. RANGKUMAN
Anak usia dini adalah kelompok individu yang berusia 0-6 tahun (di Indonesia
berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Remaja adalah masa peralihan diri anak menuju dewasa. Menurut Suyono (2007) penduduk
lansia adalah penduduk usia lanjut yang tumbuh dengan kecepatan paling tinggi. Setiap
kelompok usia memiliki konsep dan aplikasi edukasi yang berbeda-beda baik pada
kelompok anak, kelompok remaja maupun kelompok lansia. Materi yang diberikan pun
berbeda menurut kebutuhan pada usia tertentu

2. TES AKHIR BAB


1. Remaja memerlukan kebutuhan-kebutuhan tertentu yang sesuai dengan perkembangan
emosinya. Dibawah ini mana yang termasuk kebutuhan yang diinginkan oleh seorang
remaja? Kecuali
a. Kebutuhan akan pengendalian diri
b. Kebutuhan akan rasa kekeluargaan.
c. Kebutuhan akan penerimaan sosial
d. Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai
e. Kebutuhan akan social dan ekonomi

2. Ada beberapa usaha yang dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan sehubungan


dengan minat dan kemampuan remaja, yaitu :
a. Memberikan pelatihan praktis yang berorientasi pada kondisi lingkungannya.
b. Penyususnan kurikulum sesuai dengan daerah yang melaksanakan pendidikan
c. Membrikan pelatihan sesuai hobi yang dimiliki oleh siswa
d. Meningkatkan fasilitas belajar siswa
e. Memotivasi siswa dengan pemberian penghargaan pada siswa yang berprestasi

3. Dibawah ini merupakan salah satu metode pembelajar yang efektif diberikan bagi remaja.
Kecuali !
a. Model debat
b. Metode pemecahan masalah
c. Problem solfinges
d. Metode diskusi kelompok
e. Tanya jawab

4. Aktifitas yang dapat menyalurkan potensi remaja. Manakah kegiatan remaja yang
menunjang remaja tersebut jika ingin menjadi perawat dan mempunyai potensi rasa
peduli terhadap orang lain tinggi
a. Pramuka
b. PMR
c. Bahasa Inggris
d. Tari
e. Organisasi Bakti social
5. Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan bagi remaja yang
menyembabkan terjadinya problematika dalam pendidikan remaja salah satunya
lingkungan yang terlalu bising karena dekat dengan jalan raya, adalah faktor
a. Faktor social
b. Faktor ekonomi
c. Faktor organisasi luar
d. Faktor tetangga
e. Faktor lingkungan

6. Mereka yang berusia 40-45 tahun (menjelang usia lanjut/masa virilitas) memerlukan
informasi pengetahuan sebagai berikut;
a. Mengetahui pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.
b. Meningkatkan kreativitas dimasyarakat
c. Meningkatkan rasa kepedulian antar keluarga
d. Meningkatkan pengetahuan mengenai berbagai penyakit bedah
e. Meningkatkan pengetahuan mengenai bahaya lingkungan yang ada di pegunungan
dan daerah pantai

7. Program pemeliharaan kesehatan pada lanjut usia bertujuan untuk kesejahteran dan
kemandirian meraka, salah satu kegiatan yang mendukung program pemeliharan
kesehatan pada lanjut usia adalah
a. Olahraga secara teratur
b. Olahraga 15 menit sekali
c. Diet
d. Vegitarian
e. Meningkatkan konsumsi kalsium

8. Menurut Siti Maryam (2009) tugas perkembangan pada lansia, yaitu sebagai berikut :
kecuali!
a. Mempersiapan diri untuk kondisi yang semakin sehat dan fit
b. Mempersiapakan diri untuk pensiun
c. Membentuk hubungan yang baik dengan orang seusianya
d. Mempersiapkan kehidupan baru
e. Melakukan penyesuaikan terhadap kehidupan sosial/ masyarakat secara santai

9. Fungsi alat-alat tertentu pada lanjut usia sangat berbeda, misalnya proses enzim, fungsi
pencernaan, ginjal dan lain-lain, sehingga mengunakan obat juga sangat berbeda
dibandingkan orang muda. Maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu:
kecuali!
a. Efek dari obat yang diberikan.
b. Selalu memakai dosis terendah namun efektif.
c. Usahakan mencegah penyakit
d. Berikan obat jangka pendek
e. Berikan dosis minim

10. Secara umum, tindakan-tindakan pencegahan praktis yang kiranya dapat dijalankan oleh
lansia adalah sebagai berikut: kecuali!
a. Hindari berat badan yang telalu berat (obesitas atau overweight).
b. Kurangi makanan dan pilihan makanan yang sesuai.
c. Olahraga yang ringan dan teratur harus dilakukan.
d. Menghindari timbulnya kecelakaan-kecelakaan.
e. Tindakan-tindakan mengisi kehidupan yang keras

11. Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan
anak usia dini (PAUD) adalah
a. Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani
b. Suatu upaya pengajaran yang ditujukan kepada anak sejak dalam kandungan sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
c. Suatu upaya pengajaran yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
12 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
d. suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak ldalam kandungan sampai
dengan usia 12 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
e. Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
12 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

12. Secara khusus kegiatan pendidikan anak usia dini memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut :
a. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat
berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar
b. Anak mampu melakukan komunikasi yang terarah
c. Anak mampu mengenal lingkungan alam
d. Anak memiliki kepekan terhadap teman sebaya dan lingkungan sekitar
e. Anak mampu menghargai satu sama lain dengan cara membrikan sapaan
13. Beberapa fungsi pendidikan bagi anak usia dini yaitu sebagai berikut : kecuali!
a. Untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak melebihi dari
proses pertumbuhan dan perkembangannya
b. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar
c. Mengembangkan sosialisasi anak
d. Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
e. Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya

14. Menurut Direktorat PAUD (2000), fungsi lainnya yang perlu diperhatikan dalam
pendidikan anak usia dini, yaitu sebagai berikut : kecuali!
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang pendidikan anak usia dini
b. Penyiapan bahan perumusan standar
c. Kriteria, pedoman, dan prosedur di bidang pendidikan anak usia dini
d. Pemberiaan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pendidikan anak usia dini
e. Pemberian pendampingan pada anak usia dini yang belum mampu untuk
mengikuti perkembangan yang seharusnya

15. Catron dan Allen (1999:23-26) menyebutkan bahwa terdapat 6 aspek perkembangan
konsep dan aplikasi edukasi anak usia dini, yaitu sebagai berikut salah satunya yaitu
a. Ketegangan
b. Ketrampilan
c. Potensi yang dimiliki anak
d. Kesadaran Personal
e. Kepedulian terhadap orang lain
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M dan M Asrori, 2004. Psikologi remaja. Jakarta : Bumi Aksara
Daradjat, Zakiah. 1995, Remaja Harapan dan Tantangan, Jakarta: RUHAMA.
Departemen Kesehatan RI (1990), Perawatan Kesehatan Masyarakat, Seri A : Petunjuk
Pelaksanaan Kelompok Di Puskesmas,Ditjen Binkesmas,Jakarta.
Departemen Kesehatan RI (1993), Perawatan Kesehatan Masyarakat II , Petunjuk Pembinaan
Kelompok Sosial/Khusus, Jakarta
Kartono, K. 2003. Kenakalan remaja. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada.
Masitoh dkk. (2005) Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: 2005.
Patmonodewo, Soemiarti. (2003) Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
Sunarto. H & Hartono Agung. B. 1999, Perkembangan Peserta Didik Jakarta : Rineka Cipta.

Sutrisno. 2005. Revolusi Pendidikan di Indonesia ,Yogyakarta: Ar-Ruz


UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen. Jakarta: Visimedia

Anda mungkin juga menyukai