PENDAHULUAN
Latar Belakang
virus Varicella Zoster yang polimorf serta menyerang kulit dan mukosa. Virus Varicella
Zoster merupakan virus DNA yang mirip dengan virus Herpes Simpleks. Virus Varicella
Zoster dapat menyebabkan 2 jenis infeksi, yaitu infeksi primer dan sekunder. Varicella
(chicken pox) merupakan suatu bentuk infeksi primer virus Varicella Zoster yang pertama
kali pada individu yang berkontak langsung dengan virus tersebut sedangkan infeksi
infeksi primer, setelah infeksi primer sembuh, virus akan tinggal secara laten pada dasar
akar ganglia dan nervus spinalis. Virus tersebut dapat menjadi aktif kembali dalam tubuh
terbanyak terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun yaitu 90% dan 5 % terjadi
pada usia lebih dari 15 tahun, di Jepang banyak terjadi pada anak-anak di bawah umur 6
tahun di mana 96% berada pada usia di bawah 1 tahun. Pada daerah dengan iklim tropis,
Varicella sering terjadi pada usia yang lebih tua. Tidak ada predileksi jenis kelamin, suku,
1
Pada serangan Varicella Zoster secara klinis terdapat gejala prodormal,
kelainan kulit polimorf yang timbul pertama pada tubuh dan muka, kemudian menyebar
ke hampir seluruh tubuh dan muka disertai erupsi kulit yang sangat gatal. Masa inkubasi
penyakit ini adalah selama 2 minggu. Gejala prodormal berupa demam, malaise, sakit
kepala, anoreksia dan batuk kering dan radang tenggorokan yang berlangsung 2-3 hari.6
Dilaporkan satu kasus varicella dengan lesi vesikel di seluruh tubuh pada
Definisi
Infeksi akut primer oleh virus varicella zoster yang menyerang kulit dan
mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di
Epidemiologi
Usia
Pada orang yang belum mendapat vaksinasi, 90% kasus terjadi pada anak-
anak dibawah 10 tahun, 5% terjadi pada orang yang berusia lebih dari 15 tahun.
Insiden
2
Sejak diperkenalkan adanya vaksin varicella pada tahun 1995, insiden
Transmisi
menularkan varicella yaitu beberapa hari sebelum erupsi muncul dan sampai
vesikula yang terakhir. Tetapi bentuk erupsi kulit yang berupa krusta tidak
menularkan virus. 3
Musim
Patogenesa
Varicella disebabkan oleh VZV yang termasuk dalam famili virus herpes.
Virus masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran napas dan orofaring.
Multiplikasi virus di tempat tersebut diikuti oleh penyebaran virus dalam jumlah sedikit
melalui darah dan limfe ( viremia primer ). Virus VZV dimusnahkan oleh sel sistem
retikuloendotelial, yang merupakan tempat utama replikasi virus selama masa inkubasi.
Selama masa inkubasi infeksi virus dihambat sebagian oleh mekanisme pertahanan tubuh
3
Pada sebagian besar individu replikasi virus dapat mengatasi pertahanan
tubuh yang belum berkembang sehingga dua minggu setelah infeksi terjadi viremia
sekunder dalam jumlah yang lebih banyak. Lesi kulit muncul berturut-berturut, yang
menunjukkan telah memasuki siklus viremia, yang pada penderita yang normal
dihentikan setelah sekitar 3 hari oleh imunitas humoral dan imunitas seluler VZV. Virus
beredar di leukosit mononuklear, terutama pada limfosit. Bahkan pada varicella yang
tidak disertai komplikasi, hasil viremia sekunder menunjukkan adanya subklinis infeksi
lesi pada kulit dan organ lain. Imunitas humoral terhadap VZV berfungsi protektif
terhadap varicella. Pada orang yang terdeteksi memiliki antibodi serum biasanya tidak
selalu menjadi sakit setelah terkena paparan eksogen. Sel mediasi imunitas untuk VZV
Gambaran Klinis
sampai 21 hari. Masa inkubasi dapat lebih lama pada pasien dengan defisiensi imun dan
pada pasien yang telah menerima pengobatan pasca paparan dengan produk yang
Gejala prodromal
4
Pada anak kecil jarang terdapat gejala prodromal. Sementara pada anak yang
lebih besar dan dewasa, ruam yang seringkali didahului oleh demam selama 2-3 hari,
kedinginan, malaise, anoreksia, nyeri punggung, dan pada beberapa pasien dapat disertai
Pada pasien yang belum mendapat vaksinasi, ruam dimulai dari muka dan
skalp, dan kemudian menyebar secara cepat ke badan dan sedikit ke ekstremitas. Lesi
baru muncul berturut-turut, dengan distribusi terutama di bagian sentral. Ruam cenderung
padat kecil-kecil di punggung dan antara tulang belikat daripada skapula dan bokong dan
lebih banyak terdapat pada medial daripada tungkai sebelah lateral. Tidak jarang terdapat
lesi di telapak tangan dan telapak kaki, dan vesikula sering muncul sebelumnya dan
dalam jumlah yang lebih besar di daerah peradangan, seperti daerah yang terkena
sengatan matahari.4
5
Gambar 2 Infeksi VZV : Varicella dengan imunisasi3
Gambaran dari lesi varicella berkembang secara cepat, yaitu lebih kurang 12
jam, dimana mula-mula berupa makula eritematosa yang berkembang menjadi papul,
vesikel, pustul, dan krusta. Vesikel dari varicella berdiameter 2-3 mm, dan berbentuk
elips, dengan aksis panjangnya sejajar dengan lipatan kulit. Vesikel biasanya superfisial
dan berdinding tipis, dan dikelilingi daerah eritematosa sehingga tampak terlihat seperti
embun di atas daun mawar. Cairan vesikel cepat menjadi keruh karena masuknya sel
radang, sehingga mengubah vesikel menjadi pustul. Lesi kemudian mengering, mula-
mula di bagian tengah sehingga menyebabkan umbilikasi dan kemudian menjadi krusta.
Krusta akan lepas dalam 1- 3 minggu, meninggalkan bekas bekas cekung kemerahan
yang akan berangsur menghilang. Apabila terjadi superinfeksi dari bakteri maka dapat
terbentuk jaringan parut. Lesi yang telah menyembuh dapat meninggalkan bercak
Vesikel juga terdapat di mukosa mulut, hidung, faring, laring, trakea, saluran
cerna, kandung kemih, dan vagina. Vesikel di mukosa ini cepat pecah sehingga seringkali
6
Gambar 3 Lesi dengan spektrum luas 4
Gambaran khas dari varicella adalah adanya lesi yang muncul secara simultan
( terus-menerus ), di setiap area kulit, dimana lesi tersebut terus berkembang. Suatu
prospective study menunjukkan rata-rata jumlah lesi pada anak yang sehat berkisar antara
250-500. Pada kasus sekunder karena paparan di rumah gejala klinisnya lebih berat
daripada kasus primer karena paparan di sekolah, hal ini mungkin disebabkan karena
paparan di rumah lebih intens dan lebih lama sehingga inokulasi virus lebih banyak. 4
Demam biasanya berlangsung selama lesi baru masih timbul, dan tingginya
demam sesuai dengan beratnya erupsi kulit. Jarang di atas 39oC, tetapi pada keadaan
yang berat dengan jumlah lesi banyak dapat mencapai 40,5oC. Demam yang
berkepanjangan atau yang kambuh kembali dapat disebabkan oleh infeksi sekunder
bakterial atau komplikasi lainnya. Gejala yang paling mengganggu adalah gatal yang
Diagnosa Varicella
7
Varicella biasanya mudah didiagnosa berdasarkan penampilan dan perubahan
pada karakteristik dari ruam yang timbul, terutama apabila ada riwayat terpapar varicella
Laboratorium
Lesi pada varicella dan herpes zoster tidak dapat dibedakan secara
histopatologi. Pada pemeriksaan menunjukkan sel raksasa berinti banyak dan sel epitel
dilakukan dengan pewarnaan Tzanck, dimana bahan pemeriksaan dikerok dari dasar
vesikel yang muncul lebih awal, kemudian diletakkan di atas object glass, dan difiksasi
Di samping itu Varicella zoster virus (VZV) polymerase chain reaction (PCR)
adalah metode pilihan untuk diagnosis varicella. VZV juga dapat diisolasi dari kultur
jaringan, meskipun kurang sensitif dan membutuhkan beberapa hari untuk mendapatkan
hasilnya. Bahan yang paling sering digunakan adalah isolasi dari cairan vesikuler. VZV
PCR adalah metode pilihan untuk diagnosis klinis yang cepat. Real-time PCR metode
8
tersedia secara luas dan merupakan metode yang paling sensitif dan spesifik dari tes yang
tersedia. Hasil tersedia dalam beberapa jam. Jika real-time PCR tidak tersedia, antibodi
langsung metode (DFA) neon dapat digunakan, meskipun kurang sensitif dibanding PCR
immunosorbent tes (ELISA). Saat ini tersedia metode ELISA, dan ternyata tidak cukup
sensitif untuk mampu mendeteksi serokonversi terhadap vaksin, tetapi cukup kuat untuk
mendeteksi orang yang memiliki kerentanan terhadap VZV. ELISA sensitif dan spesifik,
sederhana untuk melakukan, dan banyak tersedia secara komersial. Di samping itu LA
juga tersedia secara sensitif, sederhana, dan cepat untuk dilakukan. LA agak lebih sensitif
dibandingkan ELISA komersial, meskipun dapat menghasilkan hasil yang positif palsu,
terbukti memiliki imunitas terhadap varicella. Dimana salah satu dari tes ini akan berguna
Komplikasi
umumnya disebabkan oleh infeksi sekunder bakterial pada lesi kulit, yang biasanya
selulitis, atau erisipelas, tetapi jarang terjadi gangren. Infeksi fokal tersebut sering
menyebabkan jaringan parut, tetapi jarang terjadi sepsis yang disertai infeksi metastase ke
9
organ yang lainnya. Vesikel dapat menjadi bula bila terinfeksi stafilokokus yang
Pneumonia, otitis media, dan meningitis supurativa jarang terjadi dan responsive terhadap
antibiotik yang tepat. Bagaimanapun juga, superinfeksi bakteri umum dijumpai dan
Pada orang dewasa demam dan gejala konstitusi biasanya lebih berat dan
berlangsung lebih lama, ruam varicella lebih luas, dan komplikasi lebih sering terjadi.
Pneumonia varicella primer merupakan komplikasi tersering pada orang dewasa. Pada
beberapa pasien gejalanya asimpomatis, tetapi yang lainnya dapat berkembang mengenai
sistem pernafasan dimana gejalanya dapat lebih parah seperti batuk, dyspnea, tachypnea,
demam tinggi, nyeri dada pleuritis, sianosis, dan batuk darah yang biasanya timbul dalam
menyebar luas dan varicella pneumonia dapat mengakibatkan kematian pada ibu, tetapi
signifikan pada kehamilan. Janin dapat meninggal karena kelahiran prematur atau
kematian ibu karena varicella pneumonia berat, tetapi varicella selama kehamilan, tidak,
jika tidak secara subtansial meningkatkan kematian janin. Namun demikian, pada
varicella yang tidak disertai komplikasi, viremia pada ibu dapat menyebabkan infeksi
perinatal (varicella yang terjadi dalam waktu 10 hari dari kelahiran ) lebih serius daripada
varicella yang terjadi pada bayi yang terinfeksi beberapa minggu kemudian. 4
10
Morbiditas dan mortalitas pada varicella secara nyata meningkat pada pasien
dengan defisiensi imun. Pada pasien ini replikasi virus yang terus-menerus dan menyebar
ruam yang semakin luas, jangka waktu yang lebih lama dalam pembentukan vesikel baru,
dan penyebaran visceral klinis yang signifikan. Pada pasien dengan defisiensi imun dan
encephalitis, dan komplikasi berupa perdarahan, dimana derajat keparahan dimulai dari
purpura yang ringan hingga parah dan seringkali mengakibatkan purpura yang fulminan
Komplikasi susunan saraf pusat pada varicella terjadi kurang dari 1 diantara
1000 kasus. Varicella berhungan dengan sindroma Reye ( ensepalopati akut disertai
degenerasi lemak di liver ) yang khas terjadi 2 hingga 7 hari setelah timbulnya ruam.
Dulu, dari 15-40% pada semua kasus sindroma Reye berhubungan dengan varicella,
khususnya pada penderita yang diterapi dengan aspirin saat demam, dengan mortalitas
setinggi 40%. Ataksia serebri akut lebih umum terjadi daripada kelainan neurologi yang
lainnya. Encephalitis lebih jarang lagi terjadi yaitu pada 1 diantara 33.000 kasus, tetapi
menetap. Patogenesa terjadinya ataksia serebelar dan ensephalitis tetap jelas, dimana
pada banyak kasus ditemukan adanya VZV antigen, VZV antibodi, dan VZV DNA pada
cairan cerebrospinal pada pasien, yang diduga menyebabkan infeksi secara langsung pada
11
Komplikasi yang jarang terjadi antara lain myocarditis, pancreatitis, gastritis
dan lesi ulserasi pada saluran pencernaan, artritis, vasculitis Henoch-Schonlein, neuritis,
keratitis, dan iritis. Patogenesa dari komplikasi ini belum diketahui, tetapi infeksi VZV
melalui parenkim secara langsung dan endovascular, atau vasculitis yang disebabkan oleh
Terapi
Antivirus
infeksi VZV. Acyclovir adalah suatu analog guanosin yang secara selektif
difosforilasi oleh timidin kinase VZV sehingga terkonsentrasi pada sel yang
polimerase virus. VZV kira-kira sepuluh kali lipat kurang sensitive terhadap
dari acyclovir yang mempunyai bioavaibilitas oral lebih baik daripada acyclovir
sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan frekuensi pemberian obat berkurang. 4
Topikal
Pada anak normal varicella biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri. Untuk
mengatasi gatal dapat diberikan kompres dingin, atau lotion kalamin, antihistamin
12
oral. Cream dan lotion yang mengandung kortikosteroid dan salep yang bersifat
sindroma Reye. Mandi rendam dengan air hangat dapat mencegah infeksi sekunder
bakterial. 4
Pengobatan dini varicella dengan pemberian acyclovir ( dalam 24 jam setelah timbul
ruam ) pada anak imunokompeten berusia 2-12 tahun dengan dosis 4x20
yang baru, dan menurunkan timbulnya ruam, demam, dan gejala konstitusi bila
dibandingkan dengan placebo. Tetapi apabila pengobatan dimulai lebih dari 24 jam
setelah timbulnya ruam cenderung tidak efektif lagi. Hal ini disebabkan karena
varicella merupakan infeksi yang relatif ringan pada anak-anak dan manfaat klinis
dari terapi tidak terlalu bagus, sehingga tidak memerlukan pengobatan acyclovir
secara rutin. Namun pada keadaan dimana harga obat tidak menjadi masalah, dan
pasien ( dalam 24 jam setelah timbul ruam ), dan ada kebutuhan untuk mempercepat
penyembuhan sehingga orang tua pasien dapat kembali bekerja, maka obat antivirus
dapat diberikan. 4
mg selama 5 hari menurunkan jumlah lesi, penghentian terbentuknya lesi yang baru,
13
dan menurunkan timbulnya ruam, demam, dan gejala konstitusi bila dibandingkan
dengan placebo. 4
Secara acak, pemberian placebo dan acyclovir oral yang terkontrol pada
orang dewasa muda yang sehat dengan varicella menunjukkan bahwa pengobatan
dini (dalam waktu 24 jam setelah timbulnya ruam) dengan acyclovir oral ( 5x800 mg
mengurangi luasnya lesi yang terbentuk, dan menurunkan gejala dan demam.
Dengan demikian, pengobatan rutin dari varicella pada orang dewasa tampaknya
masuk akal. Meskipun tidak diuji, ada kemungkinan bahwa famciclovir, yang
diberikan dengan dosis 500 mg per oral setiap 8 jam, atau valacyclovir dengan dosis
1000 mg per oral setiap 8 jam mudah dan tepat sebagai pengganti acyclovir pada
remaja normal dan dewasa, Banyak dokter tidak meresepkan acyclovir untuk
varicella selama kehamilan karena risiko bagi janin yang dalam pengobatan belum
untuk infeksi pada tri semester ketiga ketika organogenesis telah sempurna, ketika
mungkin ada peningkatan terjadinya resiko pneumonia varicella, dan ketika infeksi
dapat menyebar ke bayi yang baru lahir. Pemberian acyclovir intravena sering
dipertimbangkan untuk wanita hamil dengan varicella yang disertai dengan penyakit
sistemik. 4
14
jam dari rumah sakit) dengan acyclovir intravena (10mg/kgBB setiap 8 jam) dapat
acyclovir intravena. 4
waktu 72 jam dari mulai timbulnya ruam. Acyclovir intravena menjadi standar
mungkin cukup untuk pasien dengan derajat ringan gangguan kekebalan tubuh,
tetapi tidak ada uji klinis terkontrol yang menunjukkan secara pasti. 4
Pencegahan
1. Vaksin varicella
2. Karakteristik
15
Vaksin varicella (Varivax, Merck) merupakan vaksin virus hidup yang
dilemahkan, yang berasal dari strain Oka VZV. Virus vaksin diisolasi oleh Takahashi
pada awal tahun 1970 dari cairan vesikular yang berasal dari anak sehat dengan
Jepang dan Korea pada tahun 1988. Vaksin ini diijinkan di Amerika Serikat pada
tahun 1995 untuk orang-orang usia 12 bulan dan yang lebih tua. 1
3. Keefektifan vaksin
Setelah pemberian satu dosis tunggal vaksin varicella antigen, 97% dari
anak yang berusia 12 bulan sampai 12 tahun mengembangkan titer antibodi yang
dapat terdeteksi. Sedangkan lebih dari 90% dari responden vaksin mempertahankan
antibodi untuk setidaknya 6 tahun. Dalam studi di Jepang, 97% dari anak-anak
memiliki ketahanan 70% sampai 90% terhadap infeksi, dan 90% sampai 100%
Di antara remaja yang sehat dan orang dewasa yang berusia 13 tahun dan
yang lebih tua, rata-rata 78% mengembangkan antibodi setelah pemberian satu dosis,
dan 99% mengembangkan antibodi setelah pemberian dosis kedua yang diberikan 4
sampai 8 minggu kemudian. Antibodi bertahan selama minimal 1 tahun pada 97%
dari pemberian vaksin varicella setelah dosis kedua yang diberikan pada 4 sampai 8
besar vaksin. Infeksi pada orang yang pernah mendapat vaksin secara signifikan
16
lebih ringan, dengan lesi sedikit (biasanya kurang dari 50), banyak yang
faktor risiko untuk terobosan varicella. Beberapa, tetapi tidak semua, penyelidikan
lebih muda dari 15 bulan usia sebagai faktor risiko untuk terobosan varicella.
Terobosan infeksi varicella bisa menjadi hasil dari beberapa faktor, termasuk
gangguan replikasi virus vaksin oleh sirkulasi antibodi, vaksin impoten akibat
berusia 12 sampai 15 bulan. Vaksin ini dapat diberikan kepada semua anak pada usia
kemudian . Dosis kedua dapat diberikan lebih awal dari 4 sampai 6 tahun jika
setidaknya 3 bulan telah berlalu setelah dosis pertama (yaitu, interval minimum
antara dosis vaksin varicella untuk anak-anak berusia di bawah 13 tahun adalah 3
bulan). Namun, jika dosis kedua diberikan setidaknya 28 hari setelah dosis pertama,
17
dosis kedua tidak perlu diulang. Dosis kedua vaksin varicella ini juga dianjurkan
bagi orang yang lebih tua, dimana vaksin varicella diberikan kepada orang-orang 13
varicella telah terbukti aman dan efektif pada anak-anak yang sehat bila diberikan
pada saat yang sama sebagai vaksin MMR di lokasi terpisah dan dengan jarum suntik
yang terpisah. Jika vaksin varicella dan MMR tidak diberikan pada kunjungan yang
dapat diberikan simultan (tapi di lokasi terpisah dengan jarum suntik yang terpisah)
menunjukkan bahwa vaksin varicella ternyata efektif sekitar 70% sampai 100%
dalam mencegah penyakit atau terjadinya keparahan penyakit jika digunakan dalam
waktu 3 hari, dan mungkin sampai 5 hari, setelah paparan. ACIP merekomendasikan
vaksin untuk digunakan pada orang yang tidak terbukti memiliki kekebalan terhadap
varicella atau pada orang yang terpapar varicella. Jika paparan terhadap varicella
tidak menyebabkan infeksi, vaksinasi pasca paparan harus diberikan untuk memberi
tempat penitipan anak, dan sekolah) dapat bertahan sampai dengan 6 bulan. Tetapi
18
ACIP merekomendasikan pemberian dosis kedua vaksin varicella untuk
pengendalian wabah. Jadi selama wabah varicella, orang-orang yang telah menerima
satu dosis vaksin varicella harus menerima dosis kedua, yang diberikan sesuai
dengan interval vaksinasi yang telah berlalu sejak dosis pertama (3 bulan untuk
orang yang berusia 12 bulan sampai 12 tahun dan setidaknya 4 minggu untuk orang
vaksin atau setelah dosis sebelumnya, seharusnya tidak menerima vaksin varicella.
defisiensi imun, atau terapi imunosupresif tidak harus divaksinasi dengan vaksin
vaksinasi. Orang yang imunosupresif yang diterapi dengan steroid telah dihentikan
varicella. Anak yang terinfeksi HIV dengan persentase CD4 T-limfosit 15% atau
lebih tinggi, dan anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa dengan jumlah CD4
200 per mikroliter atau lebih tinggi dapat dipertimbangkan untuk vaksinasi. 1
19
Wanita yang diketahui hamil atau mencoba untuk hamil sebaiknya tidak
menerima vaksin varicella. Sampai saat ini, tidak ada bukti yang merugikan
kehamilan atau janin yang dilaporkan di kalangan perempuan yang secara tidak
sengaja menerima vaksin varicella sesaat sebelum atau selama kehamilan. Tetapi
Vaksinasi pada orang dengan penyakit akut, sedang atau berat sebaiknya
ditunda sampai kondisi telah membaik. Tindakan pencegahan ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya komplikasi pada pasien , seperti demam. Pada penyakit yang
cenderung ringan , seperti otitis media dan infeksi saluran pernapasan atas, mendapat
terapi antibiotik, dan paparan atau pemulihan dari penyakit lain tidak kontraindikasi
terhadap vaksin varicella. Meskipun tidak ada bukti bahwa baik varicella atau vaksin
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
a. Nama : Ny. S.A.
20
b. Usia : 26 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Tegal Wuni
e. Agama : Islam
f. Status : Kawin
g. Suku : Jawa
h. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
i. Tanggal Masuk : 20 Januari 2014
j. Diambil dari : Klinik Kulit dan Kelamin RSUD Ambarawa
ANAMNESIS
09.30 WIB di .
jarum pentul sampai sebesar biji kacang ijo diatas kulit kepala dan dahi, pasien merasa
terganggu dan memencet plenting tersebut dan keluar cairan. Plenting dirasakan
bersamaan dengan demam, badan juga dirasakan tidak enak. Pasien memeriksakan diri ke
mantri dan mendapat obat untuk 3 hari namun tidak ada perbaikan, pasien merasakan
plenting semakin menyebar ke bagian muka, dada, punggung dan perut pasien.
1 hari yang lalu SMRS, obat pasien habis dan merasa plenting-plenting
semakin menyebar ke tangan dan ada beberapa di tungkai bawah. Plenting dirasakan
sangat gatal sehingga pasien sering menggaruknya dan memencet plenting yang
dirasakan sangat mengganggunya itu. Pasien juga mengeluh merasakan panas, serta
merasakan nyeri kepala dan sulit untuk menelan semenjak sakit, BAB tidak terganggu,
BAK tidak terganggu. Pasien baru pertama kali ini mengalami sakit seperti ini, dari
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
Kesadaran: Compos Mentis
GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)
Vital sign :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 20x/menit
Suhu : 37,10C secara aksiler
BB : tidak dilakukan
TB : tidak dilakukan
Status Gizi : Kesan Status gizi cukup
Status Generalisata :
Di seluruh tubuh
22
Kepala : Mesosephal
isokor 3mm/3mm
pernafasan (-)
1. Inspeksi
Bentuk dada
Hemitorak Datar Datar
3. Perkusi
Dextra = sinistra Dextra = sinistra
(-) (-)
4. Auskultasi
(-) (-)
Suara dasar
Suara tambahan
Sonor di seluruh lapang Sonor di seluruh lapang
paru paru
23
(-) (-)
Paru - paru
24
Jantung
dan tidak melebar, thrill (-), pulsus epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal
lift (-)
Perkusi :
Auskultasi : reguler
Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)
Abdomen :
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak teraba
Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Ikterik -/- -/-
Spider nevi -/- -/-
Ptekie -/- -/-
Varises -/- -/-
Gerakan Bebas/Bebas Bebas/Bebas
Kekuatan 5/5/5 5/5/5
Tonus Normotoni Normotoni
Refleks Fisiologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks Patologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Status Dermatologik :
26
Status Venerologi : Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RESUME
Tanggal 20 Januari 2014 dilakukan anamnesis pada Ny.S.A. dengan keluhan plenting
di kulit kepala dan dahi. 4 hari yang lalu terdapat plenting menyerupai vesikel sebesar
kepala jarum pentul sampai sebesar biji kacang ijo. Dipecah oleh pasien keluar cairan.
Sudah berobat namun belum ada perbaikan. 1 hari yang lalu plenting terasa sangat
gatal, panas dan menyebar ke bagian seluruh tubuh. Pasien mengeluh nyeri kepala dan
DIAGNOSIS BANDING
- Herpes zoster
- Variola
DIAGNOSIS
- Varicella
27
PENATALAKSANAAN
1. Farmakologis
a. Valvir 500 mg 3x2 tab
b. Paracetamol 500 mg 3x1 tab (jika panas)
c. Imunos Caps 1x1
d. Salticin Cream (sue)
Valvir (valasiklovir) adalah suatu ester dari asiklovir yang secara tepat dan
hampir lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan
biovabilitas asiklovir sampai 54%.Oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir
menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena.
Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat
yang disebabkan oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya. Disamping itu, paracetamol
juga dapat digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan intensitas ringan sampai
sedang.
Imunos adalah golongan suplemen gizi untuk merangsang sistem kekebalan
tubuh selama infeksi akut & kronis dengan komposisi per kaplet Echinacea (EFLA 894)
500 mg, zinc picolinate 10 mg, selenium 15 mcg, ascorbic acid 50 mg. Untuk 5 mL
Echinacea (EFLA 894) 500 mg, zinc picolinate 5 mg, selenium 15 mcg.
Salticin (Gentamisin) merupakan suatu antibiotika golongan aminoglikosida
untuk Impetigo kontagiosa, pioderma, superinfeksi bakterial pada infeksi jamur dan
EDUKASI
28
Untuk edukasi diberikan pada pasien dan keluarganya:
PROGNOSIS
29
BAB III
PEMBAHASAN
plenting di kulit kepala dan dahi. 4 hari yang lalu terdapat plenting menyerupai vesikel
sebesar kepala jarum pentul sampai sebesar biji kacang ijo. Dipecah oleh pasien keluar
cairan. Sudah berobat namun belum ada perbaikan. 1 hari yang lalu plenting terasa
sangat gatal, panas dan menyebar ke bagian seluruh tubuh. Pasien mengeluh nyeri kepala
ditemukan lesi vesikel di seluruh tubuh. Pasien juga baru pertama mengalami sakit
seperti ini di usia dewasa dan diawali dengan demam sebelum lesi nampak secara
keseluruhan. Varicella pada usia dewasa ditemukan lebih berat gejalanya dan pada pasien
ini terdapat lesi vesikel yang merata di seluruh tubuh serta didahului dengan geala
prodromal.
Pada pemeriksaan penunjang tidak dilakukan karena tidak terdapat alat serta
penunjang dilakukannya pemeriksaan Tzanck test atau tes temple. Namun dalam
degenerasi balon, sangat sukar untuk membedakan kelainan histopatologis pada herpes
zoster dan herpes simplek. Pemeriksaan pasien varicella dapat dilihat dari perubahan
30
ruam kulit. Varicella biasanya mudah didiagnosa berdasarkan penampilan dan perubahan
pada karakteristik dari ruam yang timbul, terutama apabila ada riwayat terpapar varicella
(kandungan obat adalah valacyclofir), paracetamol 500mg 3x1 jika panas, imunos caps
famcyclovir atau valacyclovir, hal ini sebanding lurus dengan terapi yang diberikan untuk
respon varicella, pada pasien diminta untuk kembali kontrol namun pasien tidak
pemberian valacyclovir.
pasien, keadaan ini simtomatik dan menjadi lebih berat apabila varicella terjadi pada usia
dewasa.
Pada pasien ini juga diberikan terapi untuk meningkatkan system kekebalan
tubuh yang mana pada penderita varicella terdapat penurunan system imunitas sehingga
Pasien juga diberikan salticin cream yang berguna sebagai antibiotic topical
dimana salep ini bekera sebagai pencegahan terjadinya infeksi sekunder pada lesi ang
sudah pecah, sehingga diharapkan tidak terdapat bekas luka atau scar varicella pada
pasien.
31
BAB IV
KESIMPULAN
Tanggal 20 Januari 2014 dilakukan anamnesis pada Ny.S.A. dengan keluhan plenting
di kulit kepala dan dahi. 4 hari yang lalu terdapat plenting menyerupai vesikel sebesar
kepala jarum pentul sampai sebesar biji kacang ijo. Dipecah oleh pasien keluar cairan.
Sudah berobat namun belum ada perbaikan. 1 hari yang lalu plenting terasa sangat
gatal, panas dan menyebar ke bagian seluruh tubuh. Pasien mengeluh nyeri kepala dan
32
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD
dengan varicella karena sesuai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang ditemukan.
Pasien mendapatkan terapi anti virus valvir 500mg x 2, paracetamol 500mg 3x1 jika
panas, imunos caps ix1 untuk meningkatkan system kekebalan tubuh, dan salticin cream
untuk lesi yang sudah pecah supaya tidak timbuh infeksi sekunder atau scar.
DAFTAR PUSTAKA
1. www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/varicella.pdf
33
2. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Adhi, Edisi Enam
hal 115
1885-1895
http://www.ncirs.edu.au/immunisation/fact-sheets/varicella-factsheet.pdf )
Referat-Varicella )
34