Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMU KALAM

TOKOH FILSAFAT
Ibnu Majah
Ustadz Pembimbing :
Ust. Idi Anshori, S.Ag

DISUSUN OLEH :
Rezali Saputra

Kelas : XIIMAK1

PONDOK PESANTREN AL-ISLAM KEMUJA


MADRASAH ALIYAH
TAHUN AJARAN
2017/2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, yang berjudul:
Ibnu Majah.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membimbing umat dari jalan kegelapan menuju jalan yang
terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT yaitu agama Islam.
Walaupun saya sudah berupaya semaksimal mungkin, demi terselesainya makalah ini,
saya tetap menyadari bahwa kemampuan saya jauh dari kesempurnaan, dan sudah pasti masih
banyak kekurangannya. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun semangat saya
yang sangat saya harapkan.
Dan atas terselesaikannya penyusunan makalah ini, tak lupa saya ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen beserta teman-teman yang sudah mendukung saya
dalam pembuatan makalah ini.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang diberikan mendapat balasan dari
Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin Ya Rabbal Alamin

Kemuja, 30 September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................
Daftar Isi ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN. ..................................................................................
A. Latar Belakang .......................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN. ...................................................................................


A. Biografi Ibnu Majah ................................................................................
B. Metode Yang Digunakan Ibn Majah.......................................................
C. Hasil Karya ibnu Majah ..........................................................................
BAB III PENUTUP. ...........................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................
B. Saran ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hadits merupakan sumber ajaran islam kedua setelah Al-quran. Keberadaannya dalam
kerangka ajaran islam merupakan penjelas terhadap apa yang ada dalam al-Quran. Peranan
hadits semakin penting jika didalam al-Quran tidak ditemukan suatu ketetapan, maka hadits
dapat dijadikan dasar hukum dalam dalil-dalil keagamaan. Disamping itu, hadits diamalkan
dan diaktualisasikan dalam kehidupan keseharian. Dengan demikian, hadits mempunyai
peranan yang sangat penting didalam islam.

Masa Rasulullah Saw. merupakan masa pewahyuan dan pembentukan masyarakat islam.
Didalamnya, hadits-hadits diwahyukan oleh nabi yang terdiri atas perkataan, perbuatan dan
ketetapan nabi dalam membina islam. Keadaan hadits terus dijaga oleh sahabat. Pada abad
ke-3 sampai abad ke-5, hadits-hadits nabi dibukukan dalam berbagai kitab dengan berbagai
metode penulisannya

Tulisan ini akan mencoba membahas salah satu kitab hasil dari kodifikasi ulama
mutaqaddimin, sunan ibn majah. Kitab ini menarik untuk dikaji. Kajian ini akan membahas
terlebih dahulu setting historis kelahiran kitab dan sosok penulisnya, setelah itu baru
dilakukan pembahasan secara mendalamtentang kitab berikut analisisnya. Dengan demikian
tulisan ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang jelas tentang sunan ibn majah dan
posisinya dalam kutub al-sittah.

B. Rumausan Masalah

1. Bagaimana biografi tentang Ibnu majah?


2. Metode apa yang digunakan Ibnu majah?
3. Bagaimana penilaian para ulama tentang Ibn Majah?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui biografi tentang Ibn Majah.


2. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan Ibn Majah.
3. Untuk mengetahui bagaimana penilain para ulama.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Biagrafi Ibn Majah

Nama lengkapnya adalah abu Abdullah Muhammad bin Yazid Al-Qazwini, lahir di Qazwin
salah satu kota di Iran pada tahun 207 H/824 M.[1] Ibn Majah adalah nama yang populer di
kalangan umat Islam, setidaknya ketika setelah beliau menulis hadis dalam kitabnya Sunan
Ibn Majah. Sementara itu, al-Qazwini juga dianggap sebagai nama lain yang dinisbatkan
kepada Ibn Majah, karena tempat tersebut merupakan tempat di mana ia tumbuh dan
berkembang. Sedangkan tempat kelahiran Ibn Majah tidak ada sumber yang menjelaskannya.
Namun, nama lengkapnya ulama ini adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid Ibn Majah
al-Rubayiy al-Qazwiniy al-Hafiz dengan nama kuniyah Abu Abdullah. Dengan demikian,
nama asli pengarang kitab Sunan Ibn Majah adalah Muhammad ibn Yazid.

Ibn Majah hidup pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah yakni pada masa pemerintahan
Khalifah al-Makmun (198 H/813 M) sampai akhir pemerintahan Khalifah al-Muqtadir (295
H/908 M). Beliau meninggal dalam 74 tahun, usia tepatnya pada hari Selasa tanggal 22
Ramadan tahun 273 H.

Informasi tentang Ibn Majah ketika kecil sampai dewasa tidak banyak ditemukan dalam
beberapa literature, keterangan yang ada hanya menunjukkan bahwa Muhammad ibn Yazid
memulai karir akademiknya ketika masih kecil di desa Qazwin. Keterangan yang banyak
terhimpun adalah yang terkait erat dengan kiprahnya dalam kegiatan penyusunan hadis. Ia
amat gandrung dengan ilmu hadis walaupun pada saat itu baru berusia 15 tahun. Ibn Majah
sempat berguru kepada Ali bin Muhammad al-Tanafasy (w. 233H) Kegiatan tersebut terus
berlangsung dengan cara mencari guru ke berbagai daerah dan mendengarkan langsung
hadis-hadis sehingga pada akhirnya beliau menjadi seorang ulama hadis yang kita kenal
sampai sekarang[2].

Ibn Majah adalah seorang petualang keilmuan terbukti dengan banyaknya daerah yang
dikunjunginya. Di antara tempat yang pernah dikunjunginya adalah Khurasan: Naisabur dan
kota lainnya; al-Ray; Iraq: Bagdad, Kufah, Basrah, Wasit; Hijaz: Makkah dan Madinah;
Syam: Damaskus dan Hims serta Mesir.Petualangan tersebut dilakukan Ibn Majah tidak saja
dengan menghasilkan banyak hadis, namun juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Oleh
karena itu, Ibn Majah diakui sebagai seorang yang alim dalam hadis, ilmu sejarah dan tafsir.
Kitab hadis termasuk dalam salah satu kutub al-tisah yang banyak juga pujian terhadap
kitab sunan-nya.

Guru pertama Ibn Majah adalah Ali ibn Muhammad al- Tanafasy dan Jubarah ibn al-Muglis.
Sejumlah nama guru Ibn Majah yang banyak menyumbangkan hadis antara lain Musab ibn
Abdullah al-Zubairi, Abu Bakar ibn Abi Syaibah, Muhammad ibn Abdullah ibn Namir,
Hisyam ibn Amar, Muhammad ibn Rumh dan masih banyak guru lain yang dapat dilihat
dalam karyanya secara langsung, Sunan Ibn Majah. Sedangkan murid- murid Ibn Majah yang
banyak mengambil hadis dari Ibn Majah adalah Muhammad ibn Isa al-Abhari, Abu Hasan al-
Qattan, Sulaiman ibn Yazid al-Qazwini, Ibn Sibawaih[3].

1. Metode Yang Digunakan Ibn Majah

Sudah barang tentu, Ibn Majah sebagai pengarang mempunyai metode dalam menghimpun
hadis-hadis. Hal tersebut tidak diketahui dengan mudah ketika membaca kitabnya Sunan Ibn
Majah. Oleh karena itu, ulama berijtihad untuk menemukan metode yang digunakan Ibn
Majah dalam menghimpun hadis-hadisnya. Ulama menduga bahwa kitab hadis yang dikarang
Ibn Majah disusun berdasarkan masalah hukum. Di samping itu, ia memasukkan masalah-
masalah lain seperti zuhud, tafsir dan sebagainya. Kadang-kadang, hadis yang disebut ada
yang hadis mursal dengan tidak menyebut periwayat di tingkat pertama, sahabat. Hadis
semacam ini disebut kurang dari 20 hadis. Di samping itu, hadis-hadis yang ada juga tidak
semuanya sahih dan hasan. Di dalamnya juga terdapat hadis-hadis yaria bernilai daif,
munkar, batil, dan bahkan maudu. Walaupun begitu, Ibn Majah tidak menjelaskan sebab-
sebabnya[4].

Dari segi rijal al-hadis, Ibn Majah termasuk golongan ulama yang mempermudah
memasukkan rijal al-hadis. Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh periwayat pendusta dan
periwayat yang banyak ditinggalkan seperti Amr ibn Subh, Muhammad ibn Said al-Maslub,
al-Waqidi dan sebagainya dimasukkan dalam kitab Sunan-nya. Di samping itu, di dalam kitab
tersebut juga dilengkapi banyak hadis yang tidak dijumpai dalam kitab hadis lain yang
dikarang oleh al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, al-Tirmizi dan al-Nasai.[5]
Diantara karyanya yang popular adalah sunan ibn majah yang disusun seperti bab fikih,
jumlah haditsnya sebanyak 4.341 buah hadis. 3002 hadits diantaranya diriwayatkan oleh
Ashhab Al-Khamsah[6].

Ibn Majah membahas hadis dengan metode hukum di mana beliau memulai pembahasan
dengan kitab taharah. Bab zakat diakhirkan setelah bab puasa. Sedangkan kitab haji
diletakkan jauh dari masalah ibadah yakni setelah jihad. Hal ini dimungkinkan karena ibadah
haji itu lebih dekat dengan jihad dan demikian juga dengan ibadah. Haji merupakan dua
kombinasi yang memerlukan perhatian serius. Kitab Sunan Ibn Majah di dalamnya dibagi
dalam beberapa kitab dan setiap kitabnya masih terbagi dalam beberapa bab. Jumlah hadis
secara keseluruhan adalah 4341 buah yang terbagi dalam 37 kitab dan 1515 bab. Jumlah
tersebut merupakan hasil perhitungan akhir yang dilakukan oleh Muhammad Fuad Abd al-
Baqi. Sementara itu, dalam versi lain oleh al-Zahabi diketahui bahwa Sunan Ibn Majah hanya
memuat 4000 hadis saja yang terbagi atas 32 kitab dan 1500 bab. Atau dalam riwayat Abu al-
Hasan al-Qattan bahwa kitab Sunan Ibn Majah memuat 32 kitab, 1500 bab dan sekitar 4000
hadis[7].

Di bandingkan dengan kitab-kitab hadis lain, Sunan Ibn Majah ini memiliki kelebihan-
kelebihan. Keunggulan kitab tersebut adalah terletak pada cara pengemasannya. Pengemasan
seperti ini akan dapat mempermudah sesorang untuk mencari hadis. Di samping itu,
keunggulan lain kitab ini adalah memuat hadis-hadis yang tidak ditemukan dalam kutub al-
khamsah. Oleh karena itu, hadis-hadis tersebut dapat dijadikan informasi tambahan dan dapat
dijadikan ladang penelitian. Jumlah pasal-pasal dalam kitab Sunan Ibn Majah banyak dan
ditata dengan baik dengan sedikit sekali adanya pengulangan.

Sudah barang tentu, dibalik keunggulan di atas, ternyata Sunan Ibn Majah juga terdapat
kelemahan. Kelemahan yang ada adalah minimnya informasi atas hadis-hadis yang dinilai
daifdan maudu. Selain itu, perlu penelitian lebih jauh atas hadis-hadis yang dinilai daif.[8]

Adapun ulama yang telah mensyarahkan kitab Sunan Ibn Majah adalah:

1. al-Muglatai dalam kitabnya al-Ilam bi Sunanih alaihi al-Salam (w. 726 H.)

2. al-Kamaluddin ibn Musa al-Darimi (w. 808 H), dalam kitabnya Syarah Sunan Ibn
Majah.
3. Ibrahim ibn Muhammad al-Halabi dalam kitabnya Syarah Sunan Ibn Majah

1. Jalal al-Din al-Syuyuti, Syarah al-Zujajah bi Syarh Ibn Majah. (w. 911 H)
2. Muhammad ibn Abd al-Hadi al-Sindi dengan kitabnya Syarah Sunan Ibn Majah (w.
1138 H).[9]
1. Penilaian Para Ulama

Syihab al-Din Ahmad ibn Abi Bakr al-Busiri (w. 840 H.) memahami bahwa ada banyak hadis
yang tidak disebut oleh dua kitab sahih dan tiga kitab sunan sebelumnya. Sementara itu, pe-
nelitian yang dilakukan Muhammad Fuad Abd al-Baqi menunjukkan bahwa terdapat 4341
hadis dengan perincian 3002 hadis yang dikeluarkan sama dengan lima kitab lainnya dan
1339 hadis yang masuk dalam kategori zawaid dan tidak ada dalam lima kitab hadis
sebelumnya. Dari hadis-hadis zawaid tersebut dapat diklasifikasi sebagai berikut: 428 hadis
diriwayatkan oleh periwayat yang dapat dipercaya dan sahih sanadnya, 199 hadis sanadnya
bernilai hasan, 613 mempunyai sanad yang daif, 99 hadis memiliki sanad yang lemah,
munkar dan didustakan.

Pernyataan Muhammad Fuad Abd al-Baqi di atas juga didukung oleh al-Suyuti dan al-
Busyairi al-Misri (w. 840 H.) dalam kitabnya al-Misbah al Zujajah fi Zawaid Ibn Majah
bahwa hadis-hadis dalam zawaij bernilai sahih, hasan, daif dan maudu. Kenyataan tersebut
menafikan tuduhan al-Mizzi yang mengatakan bahwa semua hadis yang diriwayatkan dari
Ibn Majah adalah daif.[10]

Kitab Sunan Ibn Majah masih diperselisihkan keberadannya dalam kutub al-sittah oleh
ulama. Ibn Tahir al-Maqdisi adalah ulama yang kali pertama memasukkan kitab Sunan Ibn
Majah dalam kutub al-sittah.[11] Pendapat tersebut diikuti oleh ulama lain ketika
memberikan kometar terhadap Ibn Majah seperti Ibn Hajar al-Asqalani, al-Mizzi, dan al-
Zahabi. Mereka menilai berdasarkan komentar Abi Zurah yang mengatakan bahwa kitab ini
telah berada di antara orang banyak niscaya mereka akan beristirahat untuk membacanya.
Mereka juga memuji terhadap sosok pengarangnya, Ibn Majah yang dinilai seorang yang
hafiz dan mempunyai pengetahuan yang luas.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Nama lengkapnya adalah abu Abdullah Muhammad bin Yazid Al-Qazwini, lahir di
Qazwin salah satu kota di Iran pada tahun 207 H/824 M. Ibn Majah hidup pada masa
pemerintahan Dinasti Abbasiyah yakni pada masa pemerintahan Khalifah al-Makmun
(198 H/813 M) sampai akhir pemerintahan Khalifah al-Muqtadir (295 H/908 M).
Beliau meninggal dalam 74 tahun, usia tepatnya pada hari Selasa tanggal 22 Ramadan
tahun 273 H.
2. Ulama menduga bahwa kitab hadis yang dikarang Ibn Majah disusun berdasarkan
masalah hukum. Di samping itu, ia memasukkan masalah-masalah lain seperti zuhud,
tafsir dan sebagainya. Kadang-kadang, hadis yang disebut ada yang hadis mursal
dengan tidak menyebut periwayat di tingkat pertama, sahabat.
3.
3. Muhammad Fuad Abd al-Baqi menunjukkan bahwa terdapat 4341 hadis dengan
perincian 3002 hadis yang dikeluarkan sama dengan lima kitab lainnya dan 1339
hadis yang masuk dalam kategori zawaid dan tidak ada dalam lima kitab hadis
sebelumnya. Dari hadis-hadis zawaid tersebut dapat diklasifikasi sebagai berikut: 428
hadis diriwayatkan oleh periwayat yang dapat dipercaya dan sahih sanadnya, 199
hadis sanadnya bernilai hasan, 613 mempunyai sanad yang daif, 99 hadis memiliki
sanad yang lemah, munkar dan didustakan.

B. Saran

Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu masukan dari dosen
pembimbing maupun dari temen-temen sangat di butuhkan, demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Khon Abdul Majid, Ulumul Hadits, 2008,Jakarta: Amzah.

Dosen Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Studi Kitab Hadits,
2003,Yogyakarta: Teras.

http://Ibnumajah.wordpress.com/sejarah-singkat-ibnumajah

http://id.wikipedia.org/wiki/ibnumajah

http:/nippontri.multiply.com/riviews/item/9?&show_interstitial=1&u%2freviews%2fitem

Anda mungkin juga menyukai