Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan

kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meterorologi,

elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika dilakukan untuk

mengetahui kondisi bawah permukaan bumi dengan menggunakan metode-metode

tertentu.

Secara umum metode geofisika terdii atas metode aktif dan metode pasif.

Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur

respons yang dilakukan oleh bumi contohnya metode geolistrik. Metode pasif

dilakuka dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi contohnya

metode magnetic dan metode self potensial.

Metode geolistrik adalah metode eksploasi geofisika untuk menyelidiki

keadaan bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat

kelistrikan tersebut adalah tahanan jenis.

Metode Self potensial atau SP adalah salah satu metode geofisika pasif yang

mengukur besaran beda potensial diatas permukaan dari sumber yang dihasilkan

secara alami oleh medium dibawah permukaan bumi. Sedangkan metode Magnetik

adalah metode eksplorasi geofisika yang dilakukan dengan meninjau hasul

pengukuran anomaly magnetic. Anomaly magnetic ini diakibatkan oleh perbedaan

suseptibilitas atau permeabilits magnetic di suatu daerah disekelilingnya.

1
Pemahaman tentang beberapa metode diatas tidak cukup tanpa dilandasi atau

ditambah dengan kegiatan praktikum lapangan dengan menggunakan metode

metode diatas.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan kegiatan praktikum

goefisika dengan mengunakan metode geofisika antara lain geolistrik,self potensial

dan suseptiblitas magnetic untuk memperkenalkan dan mempelajari bagaimana cara

kerja alat dan penerapannya dari masing-masing metode tersebut.

I.2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

1. Bagaimana aplikasi metode geolistrik dalam eksplorasi sumber daya

alam ?

2. Bagaimana aplikasi metode Self Potensial dalam pemetaan zona intrusi

air laut ?

3. Bagaimana aplikasi metode magnetik dalam eksplorasi sumber daya

alam ?

b. Tujuan

1. Untuk mengetahui aplikasi metode geolistrik dalam eksplorasi sumber

daya alam

2. Untuk mengetahui aplikasi metode Self Potensial dalam pemetaan zona

intrusi air laut

3. Untuk mengetahui aplikasi metode suseptibilitas magnetik dalam

eksplorasi sumber daya alam

2
I.3 Instrumentasi yang digunakan

Adapun instrumen/alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat

dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 1.3 Alat dan Bahan dalam penelitian

No. Alat dan Bahan Spesifikasi Fungsi

Resistivitymeter Mengukur besarnya tahanan jenis


1.
(Naniura NRD 350)) batuan di bawah permukaan

5 batang elektroda

(2 buah elektroda

arus AB,2 Panjang 30 cm Menginjeksikan arus kebawah

2. buahelektrodapoten dengan permukaan bumi dan menangkap

sial NM dan 1 diameter 0,5 cm beda potensial

buahsebagaititikteng

ah)

Menghubungkan elektroda arus


3. 2 rol kabel arus 300 meter
dengan resistivitymeter

Menghubungkan elektroda potensial


4. 2 rol kabel potensial 300 meter
dengan resistivitymeter

Sumberenergiketikamenginjeksikana
5. Aki 12 Volt
rus

Menghubungkanakidenganresistivity
6. KabelPenghubung 1 meter
meter

3
Untukmenancapkanbatangelektroda
7. Palu 2,5 kg
arusdanpotensialkedalamtanah

Mengukurpanjangbentanganelektrod
8. Rol meter 100 meter
a

Menentukan koordinat titik


9. GPS GPS-76 Garmin
pengukuran

Sebagai alat komunikasi


10. HP (Hand Phone)

Menjalankan program (software)

11. Satu unit Laptop Intel inside yang digunakan dalam pengolahan

data

Microsoft Office Office Excel Menghitung data hasil pengukuran


12.
Excel 2013 lapangan

Software Memperlihatkan gambaran kolom


13.
PROGRES stratigrafi bawah permukaan

Memperlihatkan Penampang 2D
14. Software RES2DInv
bawah permukaan

Penghubung elektroda-elektroda
15. Voltmeter

Untuk Membuat Peta kontur


16. Software Surfer 9
topoggrafi lokasi penelitian

Untuk melakukan pengukuran


17. Alat MS2k
suseptibilitas magnetik vertikal

4
Untuk Menerima data dari alat MS2k
18. Suseptibilitas Meter

larutan Copper Untuk mengkalibrasi Elektroda


19.
Sulphate (CuSO4) Porous Pot

5
BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Metode Geolistrik

a. Teori Dasar

Metode Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yangmempelajari

sifat aliran listrik di dalam bumi dengan cara pendeteksian di permukaan bumi.

Penyelidikan air tanah secara tidak langsung dapat dilakukan dengan metode ini.

Pengukuran dengan metode ini relatif mudah untuk dilakukan. Pada prinsipnya,

pengukuran dilakukan dengan menginjeksikan arus ke bawah permukaan dan

mengukur variasi beda tegangan di permukaan (Dewi, 2014).

Metode geolistrik resistivitas adalah besaran/ parameter yang menunjukkan

tingkat hambatanya terhadap arus listrik. Bahan yang mempunyai resistivitas makin

besar, berarti makin sukar untuk dilalui arus listrik. Biasanya tahanan jenis diberi

simbol . Tahanan jenis adalah kebalikan dari daya hantar jenis yang diberi simbul

. Metode ini didasarkan dengan anggapan bahwa bumi bersifat homogen isotropis.

Pada kenyataannya, bumi terdiri dari lapisan-lapisan bebatuan dengan nilai

resistivitas berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur dipengaruhi oleh lapisan-

lapisan tersebut dan menyebabkan nilai tahanan jenis yang terukur tergantung pada

jarak elektroda. Nilai tahanan jenis yang terukur bukanlah tahanan jenis yang

sebenarnya melainkan tahanan jenis semu () (Dewi, 2014).

6
1. Hukum ohm sebgai hukum dasar resistivitas

Hubungan antara beda potensial, arus dan hambatan listrik diberikan oleh

George Simon Ohm (Anonim, 2005) sebagai berikut :



= (1)

dengan, R = Hambatan (Ohm)

I = Arus (Ampere)

V = Beda Potensial (Volt)

Apabila ditinjau sebuah selinder dengan luas penampang A,panjangnya L,

hambatan R dan memiliki tahanan jenis ( Gambar .9) maka hubungan yang

diperoleh dinyatakan dengan rumus :



=
(2)

dengan, = Resistivitas (m)

R = Hambatan ()

A = Luas Penampang (m2)

L = Panjang Penampang (m)

Gambar 2.1.1 Sileinder dengan luas luas penampang A,panjangnya L, hambatan R

dan memiliki tahanan jenis (Anonim, 2005)

7
2. Potensial arus dalam bumi

a. Arus tunggal dekat permukaan

Apabila titik arus terpasang dekat permukaan bumi maka perambatan arus

radial berupa permukaan setengah bola dan terlihat pemukaan ekipotensial berupa

garis setengan lingkaran

Gambar 2.1.2 Pola arus listrik yang dipancarkanoleh elektroda arus tunggal di

permukaan medium setengah tak berhingga (Anonim, 2005).

Oleh karena permukaan yang dilalui arus I adalah luas setengah permukaan

bola = 2 2 dan arus mengalir secara radial setengah lingkaran pada jarak r dari

titik sumber arus C1 maka persamaan potensialnya adalah :



() = 2 (3)

8
b. Arus ganda dekat permukaan

Gambar 2.1.3. Arus listrik dilewatkan pada elektroda arusA dan B (Anonim, 2013).

Pengukuran di lapangan menggunakan dua buah elektroda untuk menglirkan

arus (C1 dan C2) dan beda potensialnya diukur diantara dua titik P1 dan P2 (Gambar

2.11) disebabkan oleh arus +I dan I yang di injeksikan melalui elektroda arus C1

dan C2, maka dengan menggunakan persamaan (2.3), potensial di titik M oleh arus

yang melewati elektroda A dan B pada Gambar 2.11 adalah:

I 1 1
VM (4)
2 r1 r2

dengan, r1 = jarak elektroda potensial M dengan elektroda arus A

r2 = jarak elektroda potensial M dengan elektroda arus B

Tanda negatif pada persamaan (4) disebabkan oleh arus yang harus

berlawanan pada elektroda arus ganda.

Potensial yang terukur di titik N adalah:

I 1 1
VN (5)
2 r3 r4

dengan, r3 = jarak elektroda potensial N dengan elektroda arus A

r4 = jarak elektroda potensial N dengan elektroda arus B

dengan demikian beda potensial terukur di titik M dan N adalah:

9
1 1 1 1
= 2 ( + ) (6)
1 2 3 4

Persamaan (6) adalah nilai beda potensial dari sebuah media dengan nilai

resistivitas yang seragam pada medium homogen. Sedangkan di dalam medium

tanah, kondisi sangat berbeda sehingga bidang equipotensial yang muncul akan

sangat tidak beraturan. Oleh karena itu, dalam pengukuran di lapangan dikenal

istilah resistivitas semu (apparent resistivity). Nilai resisitivitas semu tergantung pada

resisitivitas lapisan-lapisan pembentuk formasi (medium yang tidak homogen).

Untuk menentukan nilai resistivitas semu ( ) digunakan rumus :

2 1 1 1 1 1
=
( + ) (7)
1 2 3 4

persamaan (7) adalah persamaan dasar dari metode resistivitas dan sering

dituliskan :

=
(8)

1 1 1 1 1
dimana, = 2 ( + ) (9)
1 2 3 4

K merupakan faktor geometri yang nilainya tergantung dari susunan konfigurasi

elektroda yang digunakan.

3. Konfigurasi Schlumberger

Dalam penelitian ini menggunakan konfigurasi Schlumberger. Konfigurasi

Schlumberger pertama kali diperkenalkan oleh Conrad Schlumbergerpada tahun

1912, dan banyak digunakan di Eropa. Konfigurasi ini juga dapat digunakan untuk

resistivity mapping dan resistivity sounding.

10
Gambar 2.1.4. Konfigurasi Schlumberger.

Untukkonfigurasi Schlumberger, r1 = s b, r2 = s + b, r3 = s + b, danr4 = sb,

persamaan (2.9) menjadi :

1 1 1 1 1 (2 2 )
= 2 ( + + + ) = 2
(10)

atau dapat ditulis Faktor Geometri untuk konfigurasi Schlumberger adalah :

2
(11)
2

Prinsip konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya,

sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan alat

ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah.

Perubahan jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.

Keunggulan konfigurasi Schlumberger adalah kemampuan untuk menembus

kedalaman secara vertikal dan mendeteksi adanya sifat tidak homogen lapisan

batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika

terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.

Prasetiawati (2004) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang

mempengaruhi nilai resistivitas semu adalah sebagai berikut :

1. Ukuran butir penyusun batuan, semakin kecil besar butir maka kelolosan arus

akan semakin baik, sehingga mereduksi nilai tahanan jenis.

11
2. Komposisi mineral dari batuan, semakin meningkat kandungan mineral lempung

(clay) akan mengakibatkan menurunnya nilai resisivitas.

3. Kandungan air, air tanah atau air permukaan merupakan media yang mereduksi

nilai tahanan jenis.

4. Kelarutan garam dalam air di dalam batuan akan mengakibatkan meningkatnya

kandungan ion dalam air sehingga berfungsi sebagai konduktor.

5. Kepadatan, semakin padat batuan akan meningkatkan nilai resistivitas.

4. Konfigurasi Wenner

Metode ini diperkenalkan oleh Wenner (1915). Konfigurasi Wenne

rmerupakan salah satu konfigurasi yang sering digunakan dalam eksplorasi

geolistrik dengan susunan jarak spasi sama panjang (r1 = r4 = a dan r2 = r3 = 2a).

Jarak antara elektroda arus adalah tiga kali jarak elektroda potensial, jarak potensial

dengan titik souding-nya adalah 2/a , maka jarak masing elektroda arus dengan titik

soundingnya adalah 2/3a . Target kedalaman yang mampudicapai pada metode ini

adalah 2/a .

Untuk konfigurasi Wenner, r1 = r4 = a dan r2 = r3 = 2a, maka persamaan (7)

menjadi:

I 1 1 1 1 I
V (10)
2 a 2a 2a a 2 a

V
sehingga: 2 a (11)
I

atau, K 2 a

12
Gambar2.1.5. Susunan konigurasi wenner

A. Konsep Resistivitas Semu

Bumi diasumsikan bersifat homogen isotropis. Tapi pada kenyataannya, bumi

terdiri dari lapisan-lapisan yang resistivitasnya () yang berbeda-beda, sehingga

resistivitas yang terukur bukan merupakan resistivitas sebenarnya; oleh sebab itu,

harga resistivitas yang diukur seolah-olah merupakan harga untuk satu lapisan saja

(Gambar.9) terutama untuk spasi yang lebar. Maka resistivitas yang terukur adalah

resistivitas semu ( ). Resistivitas semu merupakan resistivitas dari suatu medium

fiktif homogen yang akivalen dengan medium berlapis yang ditinjau.

1

2

Gambar2.1.6. Resistivitas semu

Medium berlapis yang ditinjau misalnya terdiri dari 2 lapis dan mempunyai

resistivitas berbeda (1 2 ). Dalam pengukuran, medium ini terbaca sebagai

medium satu lapis homogen yang memiliki satu harga resistivitas yaitu resistivitas

semu . Resistivitas semu (apparent resistivity ) dirumuskan dengan:

13

=
(12)

dengan :

= resistiviti semu (m)

K = Faktor geometri

= Beda potensial pada MN (mV)

= Kuat arus (mA)

B. Sifat Kelistrikan Batuan

Sifat listrik batuan adalah kelistrikan batuan jika dialirkan arus listrik ke

dalamnya. Arus listrik ini dapat berasal dari alam itu sendiri akibat adanya ketidak

setimbangan atau arus listrik sengaja diinjeksikan ke dalam lapisan: Hendrajaya

(1998) menyatakan bahwa sifat listrik batuan merupakan karakteristik dari batuan

yang dialiri arus listrik ke dalam batuan tersebut. Arus listrik ini dapat berasal dari

alam sendiri sebagai akibat dari ketidakseimbangan konsentrasi atau dapat juga

berasal dari arus listrik yang dengan sengaja diinjeksikan ke dalamnya.

Telford dkk (1990) mengemukakan bahwa aliran arus listrik di dalam batuan

dapat digolongkan menjadi tiga macam besarnya dipengaruhi oleh porositas batuan

dan juga dipengaruhi oleh jumlah air yang terperangkap dalam pori-pori batuan,

yaitu:

1. Konduksi elektronik jika batuan mempunyai elektron bebas sehingga arus listrik

dialirkan oleh elekron-elektron bebas.

14
2. Konduksi elektrolit terjadi jika batuan bersifat poros dan pori-pori terisi oleh

cairan elektrolit. Konduksi ini bergantung pada jenis ion, konsentrasi dan

mobilitas ion, dimana cairan-cairan elektrolitik mengisi pori-pori batuan.

3. Konduksi dielektrik terjadi jika batuan bersifat dielektrik terhadap aliran

aruslistrik yaitu terjadi polarisasi saat bahan dialiri arus listrik.

Sifat dari mineral golongan logam mempunyai sifat konduktivitas listrik yang

sangat baik dan mempunyai nilai resistivitas listrik yang rendah. Resistivitas

merupakan suatu parameter yang bergantung pada sifat-sifat material penghantar.

Resistivitas juga merupakan perbandingan antara kuat medan listrik dengan rapat

arus, dengan teori arus dapat mengalir bila ada beda potensial atau diberikan

medan listrik (dalam suatu konduktor).

C. Resistivitas Batuan

Dari semua sifat fisika batuan dan mineral, resistivitas memperlihatkan variasi

harga yang sangat banyak. Pada mineral-mineral logam, harganya berkisar

pada108 hingga 107 . Begitu juga pada batuan-batuan lain, dengan

komposisi yang bermacam-macam akan menghasilkan range resistivitas yang

bervariasi pula, sehingga range resistivitas maksimum yang mungkin adalah dari

1.6108 (perak asli) hingga 1016 (belerang murni).

Dalam konduktor berisi banyak elektron bebas dengan mobilitas yang sangat

tinggi. Sedangkan pada semikonduktor, jumlah elektron bebasnya lebih sedikit.

Isolator dicirikan oleh ikatan ionik sehingga elektron-elektron valensi tidak bebas

bergerak.

15
Secara umum, berdasarkan harga resistivitas listriknya, batuan dan mineral

dapat dikelompokkan menjadi 3 (Telford dkk, 1990), yaitu:

Kondukror baik :108 < < 1

Konduktor pertengahan :1 < < 107

Isolator : > 107

Kebanyakan mineral membentuk batuan penghantar listrik yang tidak baik

walaupun beberapa logam asli dan grafit menghantarkan listrik. Resistivitas yang

terukur pada material bumi utamanya ditentukan oleh pergerakan ion-ion bermuatan

dalam pori-pori fluida. Air tanah secara umum berisi campuran terlarut yang dapat

menambah kemampuannya untuk menghantar listrik, meskipun air tanah bukan

konduktor listrik yang baik. Variasi resistivitas material bumi ditunjukkan pada Tabel

1. (Telford dkk, 1990) dan Tabel 2. (Soenarto, 2004).

Tabel 2. Nilai resistivitas lapisan batuandalam bumi(Telford, dkk. 1990)

No. Material Resistivitas(m)


1 Lempung 1-100

2 Lempung Kering 30

3 Air permukaan ( Batuan Beku) 0.1-3000

4 Air permukaan (Batuan Sedimen) 10-100

5 Air Tanah 100

6 Air (Batuan Beku) 0.5-150

7 Air (Batuan Sedimen) 1-100

8 Air Laur 0.2

9 Batupasir 1-6,4 x 108

16
10 Batugamping 60-107

1. Prosedur penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian lapangan ada 5 (lima) tahapan yang dilakukan

yaitu survey pendahuluan, penyiapan alat, pengambilan data (data akuisiton)

,pengolahan data (data processing), dan interpretasi(interpretation).

a. Survei pendahuluan

Agar data yang diperoleh berkualitas baik dan mewakili daerah penelitian,

maka dilakukan pendahuluan dengan membuat desain survey dan menentukan titik-

titik pengukuran serta pengambilan data sumur bor sebagai data pendukung.

b. Penyiapan alat

Peralatan utama yang dipakai dalam pengambilan data geolistrik adalah

Resistivitymeter merek IPMGEO-4100. Resistivitymeter ini merupakan alat yang

portable dengan system pengoperasian yang cukup mudah dan sederhana.

Berikut tahapan penyiapan alat di lapangan :

a. Merangkai serta menyusun alat sesuai dengan prosedur yang benar.

b. Menentukan jarak titik elektroda potensial MN dan arus AB menggunakan roll

meter.

c. Menancapkan elektroda potensial MN dan elektroda arus AB pada jarak yang

sudah ditentukan menggunakan palu.

d. Menghubungkan Aki (Power Supply), Resistivitymeter IPMGEO-4100

daneletroda-elektroda menggunakan kabel penghubung.

17
e. Mengaktifkan power pada resistivitymeter, mengukur dan mencatat

bedapotensial (mV) dan arus (mA) yang ditampilkan di multimeter digital.

f. Setiap elektroda digeser sesuai jarak yang telah ditentukan mengikuti

arahlintasan, lalu mengukur kembali kuat arus dan bedapotensial untuk datum

point kedua, dans eterusnya.

c. Pengambilan data (data akuisition)

Pengukuran dilakukan dengan menekan tombolInjeck (Menginjeksikan arus),

kemudian menekan tombol Hold secara bersamaan untuk mengetahui nilai Arus dan

Tegangan, kemudian mencatat data pada table pengamatan seperti Tabel 3.Pada

penelitia ini, konfigurasi elektroda yang digunakan adalah konfigurasi Schlumberger.

Pada konfigurasiini, elektroda arus dipindahkan lebih jauh dari titik tengah setiap

selesai melakukan pengukuran, langkah ini dilakukan untuk menghasilkan arus yang

dapat menembus lapisan tanah lebih dalam.

Untuk jarak elektroda arus (AB) yang sudah cukup jauh, jarak antara elektroda

potensial (MN) juga diperbesar dengan aturan jarak elektroda potensial 1/5 dari jarak

elektroda arus. Pengukuran dilakukan pada tiap titik sounding dengan mencatat

posisi koordinat, data yang diperoleh dari pengukuran ini berupa arus (I) dan beda

potensial (V).

Adapun prosedur sounding dengankonfigurasi Schlumberger

tersebutadalahsebagaiberikut:

1) Tempatkan elektroda-elektroda arus dan tegangan dengan konfigurasi

Schlumberger pada bentangan terpendek yang direncanakan (eksentrisitas bs

13). Catat kuat arus listrik dan beda potensial yang terukur. Hitung a dan plot

18
hasilnya (a sebagai fungsi jarak setengah bentangan AB2) pada kertas skala

log-log.

2) Pindah elektroda arus (elektroda potensial tetap) pada jarak ke 2 yang telah

ditentukan. Catat I dan V yang terukur. Hitung dan plot a seperti pada point 1.

3) Lakukan langkah pada point2 (dapat berkali-kali) sampai pembacaan beda

potensialnya sukar (karena sangat kecil). Biasanya perpindahan elektroda arus

(elektroda potensial tetap) dapat ditetapkan sampai beberapa kali (4 atau 5 kali)

tergantung kemampuan alat ukurnya.

4) Pindahkan elektroda tegangan ke posisi ke 2 yang sudah ditetapkan dengan

elektroda arus tetap. Hitung dan plot a yang dihasilkan. Bila harga a tidak

meloncat terlalu jauh, maka maka hasil pengukuran kita cukup baik. Akan tetapi

kalau meloncat cukup jauh, maka hasil pengukuran kita tidak baik sehingga

perlu melakukan langkah lain, misalnya mengubah arah bentangan atau

berpindah tempat.

5) Kalau point 4 tidak ada masalah, maka lakukan langkah langkah 2 s/d 4 berkali-

kali sehingga jarak bentangan maksimum yang direncanakan

Catatan:

Loncatan harga a pada saat perpindahan elektroda potensial terjadi apabila

ada ketidak homoginan secara lateral terutama disekitar elektroda potensial. Oleh

karena itu apabila perpindahan elektroda arus selalu dibarengi dengan perpindahan

elektroda potensial, data yang dihasilkan akan mempunyai kemungkinan tidak

smooth mengingat ketidak homoginan secara lateral dekat permukaan hampir

19
selalu ada (walaupun kecil). Ketidak homoginan lateral yang cukup besar dapat

terjadi bila arah strike perlapisan tanah berbeda dengan arah bentangan.

Hal-hal lain yang perlu dihindari pada saat pengukuran di lapangan adalah:

mengukur dengan bentangan sejajar kabel listrik PLN atau pipa-pipa (baik dibawah

maupun diatas permukaan), mengukur pada saat hujan, dan sebagainya.

Ciri-ciri data yang diambil benar :

1) Nilai ra tidak berubah secara dratis, tapi perlahan-lahan (dapat dilihat pada tabel

atau hasil ploting pada grafik).

2) Bila arus yang dimasukkan tetap, maka DV dan R yang terbaca (pada

resistivitymeter) akan semakin kecil saat elektroda C semakin jauh dari 0,

kecuali jika elektroda potensial pindah atau arus dinaikkan.

3) Nilai DV yang terbaca (pada resistivitymeter) 0,4

d. Pengolahan data (data processing)

Hasil yang diperolehdaripengukuran di lapangan adalah berupa nilai tahanan

jenis semu. Untuk mengetahui informasi tentang kondisi Litologi bawah permukaan

bumi diperlukan nilai tahanan jenis sebenarnya dari setiap lapisan batuan bawah

permukaan sehingga perlu dilakukan pengolahan data. Metode pengolahan data

dibagi 2 (dua), yaitu metode interpretasi langsung dengan menggunakan perangkat

lunak komputer (software) dan metodei nterpretasi tak langsung dengan cara

pencocokan kurva lapangan dengan kurva standar atau metode pencocokan kurva

manual.

20
b. Akuisisi Data

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan seperangkat NANIURA

NRD 300hf. Metode pengukuran yang dilakukan dalam pengukuran resistivitas

adalah dengan metode geolistrik konfigurasi schlumberger. Pada metode ini,

pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan dengan jalan mengubah-ubah jarak

elektroda. Tahap-tahap pengambilan data pengukuran di lapangan adalah

sebagaiberikut:

1. Memasang elektroda sesuai dengan jarak yang ditentukan (meter)

2. Menghubungkan kabel kemasing-masing elektroda baik itu elektroda arus

maupun elektroda potensial dan menghubungkan kabel tersebut

kealatnaniura.

3. Menghubungkan Naniura dengan accu dan menyalakan Naniura serta

menormalkan nilai potensial dengan cara memutar knop sampai nilai

potensial menjadi nol.

4. Menekan tombol start kemudian hold untuk memulai proses pengukuran.

Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 kali per titik pengukuran.

5. Mencatat hasil pengukuran berupa nilai arus (I) dan potensial (V).

6. Mengubah jarak elektroda (AB dan MN) berdasarkan konfigurasis

chlumberger

21
7. Melakukan poin (4) sampai (6) sebanyak jumlah data yang diinginkan.

1.1.1. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data geolistrik yaitu sebagai berikut :

1. Menginput data pengukuranke Ms. Excel dan melakukan penghitungan di

excel secara bertahap mulai dari mencari nilai I rata-rata, V rata-rata,

hambatan (R), K, a, serta log a. Nilai a serta loga disimpan dalam

bentuk (*.ind)

Gambar 2.2.7. Pengolahan data di Ms. Excel

22
Gambar 2.1.8. Nilai a, log a, dan AB/2

Gambar 2.1.9 Data dalam format (*.ind)

23
2. Buka program Progress.exe

3. Set Configurations pada Schlumberger

4. Pada window OBSERVED DATA lakukan perintah :

File>>Open>> (misal :GF-01.ind)

Gambar 2.1.10 Tampilan pada window observed data

5. Setelah berhasil membuka data pindah window keFORWARD MODELLING

6. Isi table Model Parameters dengan angka pada Depth untuk perkiraan

kedalaman dan Resistivity untuk perkiraan harga resistivity.

7. Lakukanperintah :

- Processing>> Forward Processing

Sehingga terdapat grafik yang melewati titik-titik data.

24
Gambar 2.1.11. Grafik forward modelling

- Pindah window ke INVERS MODELLING dan lalukan perintah :

Processing>> Invers Processing

Dalam melakukan invers processing parameter Max Iteration dan RMS cut

off dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.

- Lakukan langkah diatassampai didapatkan RMS (Root Mean Square)

yang kecil.

- Pindah window ke INTERPRETED DATA untuk melihat hasil akhir.

25
8. Interpretasi

Gambar 2..1.12. Hasil interpretasi data

26
II.2 Metode Self Potensial

a. Teori Dasar

Metode Geolistrik Potensial Diri ( SP/ Self Potential Methode )

Metode Self potential (SP) adalah metode pasif, karena pengukurannya

dilakukan tanpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah, perbedaan

potensial alami tanah diukur melalui dua titik dipermukaan tanah. Potensial yang

dapat diukur berkisar antar beberapa millivolt (mV) hingga 1 volt.

Self potensial adalah potensial spontan yang ada di permukaan bumi yang

diakibatkan oleh adanya proses mekanis ataupun oleh proses elektrokimia yang di

kontrol oleh air tanah. Proses mekanis akan menghasilkan potensial elektrokinetik

sedangkan proses kimia akan menimbulkan potensial elektrokimia (potensial liquid-

junction, potensial nernst) dan potensial mineralisasi.

Komponen rekaman data potensial diri yang diperoleh dari lapangan

merupakan gabungan dari tiga komponen dengan panjang gelombang yang

berbeda, yaitu efek topografi (TE) ), SP noise (SPN ) dan SP sisa (SPR). Metode

potensial diri (SP) merupakan salah satu metode geofisika yang prinsip kerjanya

adalah mengukur tegangan statis alam (static natural voltage) yang berada di

kelompok titik titik di permukaan tanah. Potensial diri umumnya berhubungan

dengan perlapisan tubuh mineral sulfide (weathering of sulphide mineral body),

perubahan dalam sifat-sifat batuan (kandungan mineral) pada daerah kontak -

kontak geologi, aktifitas bioelektrik dari material organik, korosi, perbedaan suhu dan

tekanan dalam fluida di bawah permukaan dan fenomena-fenomena alam lainnya.

27
Prinsip dasar dari metode potensial diri adalah pengukuran tegangan statis

alam (Static Natural Voltage) pada permukaan tanah. Orang yang pertama kali

menggunakan metode ini adalah untuk menentukan daerah yang mengandung

mineral logam.

b. Akuisisi Data

Prosedur dan Peralatan

Penelitian menggunakan metode SP sangat simple dan praktis yaitu hanya

ada base elektroda dan elektroda rover (elektroda yang berjalan) sepanjang

lintasan. Alat yang diperlukan berupa elektroda, kabel dan milivolt(multimeter).

Elektroda yang digunakan dalam penelitian metode SP harus elektroda yang

kontak dengan tanah tak berpolarisasi atau non polarisasi. Porous pots adalah

elektroda logam yang digantung di dalam larutan super jenuh (seperti Tembaga di

dalam larutan copper sulfate / CuSO4) di dalam tempat yang porous. Elektroda

porous pots menghasilkan kontak potensial elektrolitik yang sangat rendah seperti

potensial di bawah permukaan yang kecil juga. Model porous pots yang terbuat dari

porcelain yang bagus akan menghidari evaporasi dari larutan garam di dalamnya.

Gambar 2.2.1 .Alat untuk metode Self Potensial

28
Porous pots yang digunakan harus tertutup karena agar menjaga larutan didalamnya

tetap dalam keadaan jenuh untuk waktu lebih dari seminggu, bahkan dalam keadaan

kering. Untuk pengisian kembali larutan CuSO4 harus dilakukan sehari sebelum

dilakukannya pengukuran hal ini dikarenakan kemungkinan perubahan potensial

selama pengukuran dilakukan. Dan salah satu tips yang berguna dalam pengisian

ulang porous pot ketika telah digunakan adalah mencampur larutan sisa CuSo4

yang lama dengan larutan CuSO4 yang baru kemudian dilarutkan menjadi satu

larutan CuSO4 yang baru.Elektroda pengukuran dilapangan untuk satu set

pengukuran harus sama, tidak boleh digantikan selama pengukuran. Pots untuk

base station selalu ukurannya

lebih besar karena untuk menjamin kontak elektrikal yang konstan terhadap waktu

dalam pengukuran. Elektroda (pots) yang berjalan ukurannya lebih kecil dari dari

pots base station.

Elektroda dari bahan tembaga selalu digunakan dalam porous pot karena

merupakan elektroda yang non polarisasi. Sedangkan elektroda dari bahan steel

harus dihindari dalam pengukuran SP karena kontak potensial yang cukup tinggi dan

error yang besar akan mungkin berkembang jika pada pengukuran SP elektroda

yang digunakan adalah dari bahan stainless steel (Corwin, 1989).

Milivoltmeter yang harganya tidak terlalu mahal dapat digunakan untuk pengukuran

metode Self Potensial ini dimana alat milivoltmeter yang digunakan harus mampu

membaca nilai potensial dalam range milivolt. Background potensial untuk suatu

penelitian metode SP adalah 10 mV. Nilai potensial yang terbaca juga mungkin bisa

29
melebihi 1.0 V dan ini terjadi pada kedalaman dangkal atau pengukuran lubang bor

dengan sumber yang besar.

Interpretasi untuk metode Self Potensial umumnya dilakukan secara kualitatif

dimana mengevaluasi profil amplitude atau grid kontur. Suatu sumber aliran di

bawah permukaan menghasilkan suatu potensial, aliran fluida di bawah permukaan

akan menghasilkan pola potensial yang relative negatif.

c. Pengolahan data

KODE PEMBACAAN RATA- terkoreksi penjumlahan


WAKTU VARHAN KETERANGAN
LOKASI 1 2 3 4 5 RATA varhan leap frog
- S1.26 -3.5 -3.4 -3.4 -3.5 -3.5 8.44 -3.46 0.6 -4.06 -4.06
- - -
+ S2.21 17.8 17.6 17.4 17.5 17.3 8.55 -3.60 1.3 -4.90 -8.96
- - - - -
- S2.21 11.4 11.4 11.3 11.4 11.4 9.1 -11.38 1.2 -12.58 3.62
+ S2.3 1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 9.16 1.42 1.2 0.22 3.84
- S2.4 -1.7 -1.7 -1.6 -1.7 -1.7 9.18 -1.68 1.2 -2.88 6.72
+ S2.5 -8.5 -8.6 -8.5 -8.6 -8.6 9.21 -8.56 1.2 -9.76 -3.04
- S2.6 -4.7 -4.7 -4.7 -4.7 -4.7 9.23 -4.70 2 -6.70 3.66
+ S2.7 -1.5 -1.6 -1.6 -1.7 -1.7 9.26 -1.62 2 -3.62 0.04
- S2.8 0.7 0.8 0.8 0.8 0.8 9.29 0.78 2.1 -1.32 1.36
+ S2.9 -1.1 -1.4 -1.2 -1.2 -1.2 9.31 -1.22 2.1 -3.32 -1.96
- S2.10 -1.4 -1.4 -1.3 -1.3 -1.5 9.33 -1.38 2.7 -4.08 2.12
+ S2.11 3.5 3.4 3.4 3.5 3.5 9.38 3.46 2.8 0.66 2.78
- S2.12 3 3.1 3 3 3.1 9.4 3.04 2.8 0.24 2.54
+ S2.13 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 9.46 0.40 2.4 -2.00 0.54
- S2.14 0.5 0.5 0.5 0.6 0.6 9.51 0.54 2.2 -1.66 2.20
+ S2.15 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 9.53 3.10 2.1 1.00 3.20
- S2.16 4.5 4.7 4.8 4.8 4.9 9.56 4.74 2.1 2.64 0.56
+ S2.17 0.6 0.6 0.5 0.5 0.5 9.59 0.54 2.2 -1.66 -1.10
- S2.18 -5.4 -5.5 -5.6 -5.7 -5.8 10.02 -5.60 2.4 -8.00 6.90
+ S2.19 -5.8 -5.8 -5.8 -5.8 -5.8 10.05 -5.80 2.3 -8.10 -1.20
- S2.20 -2.7 -2.7 -2.7 -2.7 -2.8 10.08 -2.72 2.4 -5.12 3.92
+ S2.21 6 6 6 6 6 10.12 6.00 2.4 3.60 7.52
- S2.22 9.3 9.3 9.3 9.3 9.2 10.16 9.28 2.9 6.38 1.14
- - - - -
+ S2.23 17.5 17.5 17.5 17.4 17.4 10.18 -17.46 2.3 -19.76 -18.62
- S2.24 -5.5 -5.6 -5.5 -5.6 -5.6 10.2 -5.56 2.3 -7.86 -10.76
+ S2.25 -7 -7 -7 -7 -7.1 10.24 -7.02 2.2 -9.22 -19.98
- S2.26 5.6 5.6 5.6 5.5 5.5 10.26 5.56 2.2 3.36 -23.34

30
+ S2.27 -2.6 -2.5 -2.5 -2.4 -2.4 10.28 -2.48 2.9 -5.38 -28.72
- S2.28 -6.8 -6.8 -6.7 -6.7 -6.8 10.32 -6.76 1.9 -8.66 -20.06
+ S2.29 -5.2 -5.2 -5.2 -5 -5 10.35 -5.12 2.3 -7.42 -27.48
- S2.30 6.2 6.3 6.2 6 6.3 12.23 6.20 2.9 3.30 -30.78
+ S2.31 7.7 7.6 7.6 7.6 7.6 12.25 7.62 2.9 4.72 -26.06
- S2.32 2.2 2.6 2.6 2.5 2.5 12.27 2.48 2.9 -0.42 -25.64
+ S2.33 -4 -4.1 -4.1 -4.1 -4.1 12.32 -4.08 3 -7.08 -32.72
- S2.34 -2.9 -2.9 -2.9 -2.9 -2.9 12.35 -2.90 3 -5.90 -26.82
+ S2.35 2.2 2.1 2.2 2.1 2.2 12.37 2.16 3 -0.84 -27.66
- S2.36 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 12.4 7.60 2.9 4.70 -32.36
+ S2.37 5.7 5.7 5.7 5.6 5.7 12.43 5.68 3.2 2.48 -29.88
- S2.38 1.6 1.5 1.6 1.5 1.6 12.46 1.56 3.2 -1.64 -28.24
+ S2.39 -2.2 -2.3 -2.3 -2.3 -2.3 12.49 -2.28 3.1 -5.38 -33.62
- S2.40 -6.4 -6.4 -6.4 -6.4 -6.4 12.54 -6.40 3.2 -9.60 -24.02
+ S2.41 -7.5 -7.6 -7.6 -7.6 -7.6 12.58 -7.58 3.2 -10.78 -34.80
- S2.42 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 13 4.70 3.2 1.50 -36.30
+ S2.43 8.6 8.6 8.5 8.6 8.5 13.03 8.56 3.1 5.46 -30.84
- S2.44 0.7 0.7 0.8 0.7 0.8 13.08 0.74 3.1 -2.36 -28.48
+ S2.45 1.3 1.2 1.1 1.2 1.2 13.16 1.20 3.1 -1.90 -30.38
- S2.46 0.8 0.7 0.8 0.7 0.7 13.18 0.74 2.9 -2.16 -28.22
+ S2.47 -1.6 -1.7 -1.7 -1.7 -1.7 13.2 -1.68 3.9 -5.58 -33.80
- S2.48 -2.8 -2.7 -2.7 -2.8 -2.8 13.21 -2.76 3.9 -6.66 -27.14
+ S2.49 -2.5 -2.5 -2.4 -2.5 -2.5 13.24 -2.48 3.9 -6.38 -33.52
- S2.50 1.5 1.4 1.5 1.6 1.7 13.27 1.54 2.9 -1.36 -32.16
+ S2.51 -4.4 -4.5 -4.5 -4.3 -4.2 13.3 -4.38 2.9 -7.28 -39.44
- S2.52 -3.6 -3.6 -3.6 -3.6 -3.6 13.33 -3.60 2.8 -6.40 -33.04
+ S2.53 1.6 1.5 1.6 1.6 1.6 13.35 1.58 2.8 -1.22 -34.26
- S2.54 4.7 4.8 4.9 4.9 4.8 13.39 4.82 2.7 2.12 -36.38
UNTUK
PROSES
+ S2.55 1.1 1.1 1.2 1.1 1.2 13.44 1.14 2.8 -1.66 -38.04 LOOPING

Tabel 3 Pengolahan data metode Self potensial

31
20.00

10.00

0.00
0 200 400 600 800 1000 ANOMALI
-10.00
ELEVASI DITURUNKAN
-20.00

-30.00

-40.00

Gambar 2.2.2. Grafik Anomali dan Elevasi hasil Pengolahan data

II.3 Metode Suseptibilitas Magnetik

a. Teori Dasar

Suseptibilitas magnet adalah kemampuan suatu bahan magnet untuk

dimagnetisasi yang ditentukan oleh nilai suseptibilitas magnet yang ditunjukkan oleh

persamaan:

M = kH...................................(1)

dengan M adalah intensitas magnet dalam A/m, k adalah nilai suseptibilitas suatu

bahan dan tidak memiliki dimensi serta H adalah kuat medan magnet dalam A/m.

Nilai k adalah parameter dasar yang digunakan dalam metode magnet. Nilai

suseptibilitas batuan semakin besar jika dalam batuan tersebut dijumpai banyak

mineral yang bersifat magnet. Litologi (karakteristik) dan kandungan mineral batuan

adalah faktor yang mempengaruhi harga suseptibilitas suatu bahan (Telford et al,

1990).

magnetik untuk termagnetisasi ditentukan oleh suseptibitas kemagnetan

Metode geomagnet banyak digunakan dalam eksplorasi panas bumi, pencarian

32
mineral dalam bumi, mencari nilai suseptibilitas magnetik tanah dan lain sebagainya.

Kelebihan dari metode geomagnet salah satunya adalah penerapan dan

penggunaan alat yang relatif mudah, sehingga banyak digunakan untuk proses

eksplorasi bumi. Sedangkan pada hasil penelitian metode geomagnet masih dirasa

kurang, karena memerlukan proses pengolahan data yang cukup banyak dan perlu

ketelitian yang sangat tinggi. Sehingga masih diperlukan metode geofisika lain untuk

mendukung hasil dari penelitian metode geomagnet.

Dasar teori dari metode geomagnetik adalah Gaya Coulomb (Nuha,2012). Jika

dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-

masing m1 dan m2, maka gaya magnetik yang dihasilkan adalah (Rusli,2007): F =

Dimana : F adalah gaya yang bekerja diantara dua magnet dengan kuat

medan magnet m1 dan m2. adalah permeabilitas medium yang melingkupi kedua

magnet. r adalah jarak kedua magnet. m1 adalah kuat kutub magnet 1. m2 adalah

kuat kutub magnet 2 Kuat Medan Magnetik Kuat medan magnetik pada suatu titik

dengan jarak r dari muatannya dapat dinyatakan sebagai (Syirojudin,2010): H =

Intensitas magnetik. Suatu benda magnetik yang ditempatkan pada suatu

medan magnet dengan kuat medan H, maka akan terjadi polarisasi atau intensitas

magnetik pada benda tersebut yang besarnya adalah (Syirojudin,2010): M = H

Dimana : M adalah intensitas magnetik. adalah suseptibilitas magnetik. H

adalah kuat medan magnetik Induksi Magnetik Adanya medan magnetik regional

yang berasal dari bumi dapat menyebabkan terjadinya induksi magnetik pada

batuan yang mempunyai suseptibilitas baik. Total medan magnetik yang dihasilkan

pada batuan ini dinyatakan sebagai induksi magnetik(Syirojudin,2010). Apabila

33
suatu benda magnetik diletakkan dalam suatu medan magnetik H maka benda

tersebut akan termagnetisasi dan menghasilkan medan sendiri H, sehingga medan

magnet total yang terukur oleh magnetometer disebut sebagai Induksi Magnetik B

yang merupakan jumlah dari medan magnetik pada benda dengan medan magnet

utama, yang dinyatakan sebagai:

B = H+H = 0 (H + M) = 0 (1+ ) H

Dimana : 0 adalah permeabilitas magnetik ruang hampa. 0 = (1+ )

adalah permeabilitas magnetik relatif, sehingga persamaan tersebut dapat ditulis:

B = 0 H Persamaan ini menunjukkan bahwa jika medan magnetik

remanen dan luar bumi diabaikan, medan magnet total yang terukur oleh

magnetometer di permukaan bumi adalah penjumlahan dari medan bumi utama H

dan variasinya (M). M adalah anomali magnet dalam eksplorasi magnetik

(Syirojudin,2010). Dalam satuan CGS induksi magnetik B dinyatakan dalam

Gauss. Namun dalam prakteknya terukur dalam satuan Gamma () dengan 1

setara dengan 1 nano tesla setara dengan 10 Gauss. Suseptibilitas Kemagnetan

Kemudahan suatu benda (Kahfi,2008) yang dirumuskan dengan persamaan:

M = H Suseptibilitas dalam satuan SI dan emu dinyatakan dengan persamaan :

= 4 adalah suseptibilitas magnetik dalam satuan SI dan adalah suseptibilitas

magnetik dalam satuan emu(Syirojudin,2010). Suseptibilitas magnetik dapat

diartikan sebagai derajat kemagnetan suatu benda. Nilai suseptibilitas magnetik

untuk setiap bahan berbeda-beda, hal ini bergantung dengan jenis bahan.

Suseptibilitas magnetik ini akan menentukan sifat magnetik pada setiap bahan.

Harga pada batuan semakin besar apabila dalam batuan semakin banyak dijumpai

34
mineral-mineral yang bersifat magnetik. Berdasarkan harga suseptibilitas , benda-

benda magnetik dapat digolongkan menjadi diamagnetik, paramagnetik,

ferromagnetic, antiferomagnetic, dan ferromagnetic(Rosanti,2012).

1. Diamagnetik adalah benda yang mempunyai niai kecil dan negatif.

2. Paramagnetik adalah benda magnetik yang mempunyai nilai kecil dan positif.

3. Ferromagnetik adalah benda magnetik yang mempunyai nilai positif dan besar.

4. Antiferromagnetik adalah benda magnetic yang mempunyai nilai sangat kecil,

yaitu mendekati nilai pada benda paramagnetik.

5. ferrimagnetik adalah benda magnetik yang mempunyai nilai tinggi tetapi jauh

lebih rendah dari bahan ferromagnetik.

Tabel 4 Hubungan antara sifat magnetik dan suseptibilitas magnetik (Dearing, 1999

dalam Dian,2012)

Sifat Magnetik Suseptibilitas Magnetik

Suseptibilitas magnetik tinggi dan

Ferromagnetik berharga positif

Contoh : Besi (Fe), Nike( Ni), Khrom (Cr)

Suseptibilitas magnetik tinggi dan

berharga positif
Ferromagnetik
Contoh:Fe2S(magnetite,

pyrotite,maghmemite,gregeite)

Suseptibilitas sedang dan berharga

Antiferromagnetik positif

Contoh : Fe2O3(hematite, geothite)

35
Suseptibilitas rendah dan berharga

Parramagnetik positif

Contoh :biotite, olivine

Suseptibilitas rendah dan berharga

Diamagnetik negatif

Contoh : air, material organik

Tabel 5 Suseptibilitas Batuan Beku (Telford, et al, 1990).

Suseptibilitas

Tipe batuan
Nilai Rerata

Batuan Beku

Granite 0-50 2.5

Rhyolite 0.2-35

Dolorite 1-35 17

Augite-syenite 30-40

Olivine-diabase 25

Diabase 1-160 55

Porphyry 0.3-200 60

Gabbro 1-90 70

Basalts 0.2-175 70

Diorite 0.6-120 85

36
Pyroxenite 125

Peridotite 90-200 150

Av. acidic 0-80 8

igneous

Av. basic igneous 0.5-97 25

b. Akuisisi Data

Nama Titik : MS2K

Koordinat : Awal : 0410037 ; 9602645

Akhir : 0410032 ; 9602644

Susceptibilitas Jarak Susceptibilitas

No Jarak (cm) (m/Kg) No (cm) (m/Kg)

1 0 97 41 40 181

2 1 30 42 41 123

3 2 111 43 42 106

4 3 332 44 43 229

5 4 294 45 44 84

6 5 210 46 45 134

7 6 284 47 46 89

8 7 252 48 47 125

9 8 364 49 48 109

37
10 9 1 50 49 253

11 10 182 51 50 156

12 11 73 52 51 -73

13 12 170 53 52 245

14 13 477 54 53 215

15 14 99 55 54 200

16 15 26 56 55 240

17 16 72 57 56 141

18 17 161 58 57 247

19 18 365 59 58 90

20 19 55 60 59 66

21 20 270 61 60 -3

22 21 361 62 61 156

23 22 42 63 62 -55

24 23 146 64 63 313

25 24 221 65 64 12

26 25 -47 66 65 248

27 26 156 67 66 69

28 27 234 68 67 -24

29 28 102 69 68 265

30 29 138 70 69 -48

31 30 156 71 70 287

32 31 88 72 71 -88

38
33 32 24 73 72 257

34 33 168 74 73 145

35 34 25 75 74 190

36 35 160 76 75 279

37 36 46 77 76 287

38 37 40 78 77 290

39 38 60 79 78 24

Tabel 7 Akuisis data metode Suseptibilitas magnetik

c. Pengolahan data

600
Grafik Nilai Suseptibilitas
500
400
Suseptibilitas

300
200
100
0
-100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
-200
Jarak

Gambar II.3.1 Grafik Nilai suseptibilitas

39

Anda mungkin juga menyukai