2.1. Definisi :
2.2 Klasifikasi
Terdapat 2 jenis ikterus yaitu fisiologis dan patologis sekarang digunakan
terminologi non fisiologis
2.2.1 Ikterus fisiologi adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketiga
serta tidak mempunyai dasar patologi atau tidak mempunyai potensi menjadi
karena ikterus. Adapun tanda-tanda sebagai berikut :
1. Timbul pada hari kedua dan ketiga
2. Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan.
3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5% per hari.
4. Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%.
5. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.
6. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis
2.2 Ikterus Non fisiologis yang dulu disebut Ikterus patologis adalah ikterus yang
mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut
hiperbilirubinemia. Adapun tanda-tandanya sebagai berikut :
1. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama.
2. Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi
12,5% pada neonatus kurang bulan.
3. Pengangkatan bilirubin lebih dari 5 mg% per hari.
4. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama.
5. Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%.
6. Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik.
2.3 Etiologi
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar, ikterus neonatorum dapat
dibagi:
2.3.1Faktor Neonatus
2.3.1.1 Golongan darah dan rhesus
Hal ini disebabkan karena produksinya yang melebihi kemampuan bayi untuk
mengeluarkannya, misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas
Rh, ABO, golongan darah lain.6
2.3.1.2 Breast milk&Breastfeeding jaundice
Pemberian ASI berpengaruh terhadap hiperbilirubinemia.G6PD merupakan faktor
yang penting dalam pemberian ASI yang akan berhubungan dengan kejadian
hiperbilirubinemia.Menurut penelitian menyatakan bahwa ASI dapat
menyebabkan hiperbilirubinemia karena adanya asam lemak yg tidak tersaturasi
dalam kandungan ASI atau lipase yang diduga menghambat enzim G6PD.Tetapi
pemberian ASI yang dapat menyebabkan hiperbilirubinemia pun berbeda-beda
yaitu Breastfeeding hiperbilirubinemia berkembang dalam satu minggu
kehidupan. Breastfeeding meningkatkan sirkulasi enterohepatik bilirubin pada
beberapa neonatus yang masukan minumnya kurang dan mengalami dehidrasi
atau berkurangnya masukan kalori. Dengan meningkatnya sirkulasi enterohepatik
hal ini menyebabkan berkurangnya bakteri di dalam usus yang dapat mengubah
bilirubin agar tidak terlalu diserap dalam metabolisme,maka hal ini menyebabkan
kadar bilirubin yang terserap meningkat dan hiperbilirubinemia.7-8
Pada keadaan lain yaitu breastfeeding late onset atau breastmilk
jaundice,bilirubin biasanya meningkat pada hari ke 6 hingga 14 dari kehidupan
neonatus. Hiperbilirubinemia late onset biasanya terjadi pada sepertiga bayi
lahir,peningkatan bilirubin sekitar 12 hingga 20 mg/dl atau 340 mol per
L.Penyebab breastfeeding awitan lambat masih belum diketahui penyebabnya,
hal ini mungkin disebabkan komponen ASI pada maternal seperti beta
glukoronidase dan asam lemak yang nonesterified tidak diesterifikasi yang
mungkin dapat menghambat metabolisme bilirubin yang normal. Dimana
penyerapan bilirubin semakin meningkat sehingga terjadi
hiperbilirubinemia.Biasanya bilirubin akan turun secara bertahap setelah bayi
tersebut berusia 2 minggu.8
Gambar1.Patofisiologi hiperbilirubinemi.
nomor daftar pustaka
Sumber: nama author
Wholey Wang.Essentials of Pediatric.hal 370.2006
2.4 Patofisiologi
Bilirubin adalah produk penguraian heme. Sebagian besar (85-90%) terjadi dari
penguraian hemoglobin dan sebagian kecil (10-15%) dari senyawa lain seperti
mioglobin. Sel retikuloendotel menyerap kompleks haptoglobin dengan
hemoglobin yang telah dibebaskan dari sel darah merah. Sel-sel ini kemudian
mengeluarkan besi dari heme sebagai cadangan untuk sintesis berikutnya dan
memutuskan cincin heme untuk menghasilkan tertapirol bilirubin, yang
disekresikan dalam bentuk yang tidak larut dalam air (bilirubin tak terkonjugasi,
indirek). Karena ketidaklarutan ini, bilirubin dalam plasma terikat ke albumin
untuk diangkut dalam medium air. Sewaktu zat ini beredar dalam tubuh dan
melewati lobulus hati, hepatosit melepas bilirubin dari albumin dan menyebabkan
larutnya air dengan mengikat bilirubin ke asam glukoronat (bilirubin terkonjugasi,
direk).33-34
Dalam bentuk glukoronida terkonjugasi, bilirubin yang larut tersebut
masuk ke sistem empedu untuk diekskresikan. Saat masuk ke dalam usus,
bilirubin diuraikan oleh bakteri kolon menjadi urobilinogen. Urobilinogen dapat
diubah menjadi sterkobilin dan diekskresikan sebagai feses. Sebagian
urobilinogen direabsorsi dari usus melalui jalur enterohepatik, dan darah porta
membawanya kembali ke hati. Urobilinogen daur ulang ini umumnya
diekskresikan ke dalam empedu untuk kembali dialirkan ke usus, tetapi sebagian
dibawa oleh sirkulasi sistemik ke ginjal, tempat zat ini diekskresikan sebagai
senyawa larut air bersama urin(Sacher, 2004). Pada bayi yang baru lahir akan
muncul ikterus bila kadarnya >7mg/dl.
Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh pembentukan bilirubin yang
melebihi kemampuan hati normal untuk ekskresikannya atau disebabkan oleh
kegagalan hati untuk mengekskresikan bilirubin yang dihasilkan dalam jumlah
normal. Tanpa adanya kerusakan hati, obstruksi saluran ekskresi hati juga akan
menyebabkan hiperbilirubinemia. Pada semua keadaan ini, bilirubin tertimbun di
dalam darah dan jika konsentrasinya mencapai nilai tertentu (sekitar 2- 2,5mg/dl),
senyawa ini akan berdifusi ke dalam jaringan yang kemudian menjadi kuning.35
Sawar darah otak (blood brain barrier) adalah suatu lapisan yang terdiri dari
pembuluh darah kapiler yang mempunyai sel endotel dengan tight junction khas
yang berfungsi membatasi serta mengatur pergerakan molekul antara darah dan
SSP. Pada kondisi sawar darah otak normal yang dapat menembus barier ini
adalah bilirubin indirek bebas (yang tidak terikatalbumin). Pada kondisi abnormal
adanya brain injury (trauma serebral) diperberat keadaan hipoksemia,acidemia,
hiperkapnia, hipoalbumin, bilirubin yangterikat pun dapat melewati/menembus
sawar darahotak.Mekanisme Bilirubin masuk ke dalamSusunan Syaraf Pusat
(SSP)35-36