Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

Ulkus diabetikum adalah ulkus yang terjadi pada kaki penderitadiabetes dan
merupakan komplikasi kronik yang diakibatkan oleh penyakit diabetes itu sendiri.Diabetes
Melitus (DM) memiliki berbagai macam komplikasi kronik dan yang paling
seringdijumpai adalah kaki diabetik (diabetic foot). Di Amerika Serikat, penderita kaki
diabetikmendekati angka 2 juta pasien dengan diabetes setiap tahunnya.Sekitar 15%
penderita DM dikemudian hari akan mengalami ulkus pada kakinya.Insiden ulkus
diabetikum setiap tahunnya adalah 2% di antara semua pasien dengandiabetes dan 57,5%
di antara pasien diabetes dengan neuropatiperifer.1
Meningkatnya prevalensi diabetes di dunia menyebabkan peningkatan kasus amput
asi kaki karena komplikasidiabetes. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta
amputasi dilakukan pada penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti, setiap 30
detik ada kasus amputasi kaki karenadiabetes di seluruh dunia.Sebanyak 85% amputasi
pada ekstremitas bawah pada pasien diabetes didahului oleh ulkus padakaki. Oleh sebab
itu, pencegahan dan manajemen yang tepat dari lesi-lesi kaki merupakan halyang
terpenting. Ulserasi disebabkan oleh interaksi beberapa faktor, tetapi terutama adalah
neuropati.1
Ulkus diabetikum merupakan gambaran secara umum dari kelainan tungkai bawah
secara menyeluruh pada penderita diabetes melitus yang diawali dengan adanya lesi
hingga terbentuknya ulkus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai
adanya kematian jaringan setempat yang sering disebut dengan ulkus diabetik karena
adanya komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati,
yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan dan dapat
berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob yang pada
tahap selanjutnya dapat dikategorikan dalam gangren yang pada penderita diabetes melitus
disebut dengan gangren diabetik.1

1
BAB II

LAPORAN KASUS

IDENTIFIKASI PASIEN

No. RM : 09.29.66

Nama
9 : Ny. J

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Lampung, 08-04-1963

Umur :56 tahun

Status perkawinan : Janda

Agama :Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMP

Alamat : Muara Putih,Natar, Kab Lampung Selatan

Masuk IGD RSPBA : Sabtu, 29 Juli 2017, pukul 21.15 WIB

Masuk Rawat Inap : Sabtu, 29 Juli 2017, pukul : 23.05 WIB

ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 29 Juli 2017

Keluhan Utama

Luka pada telapak kaki kanan,bengkak dan bernanah di punggung kaki kanan.

Keluhan Tambahan

Didaerah luka ditelapak kaki tidak terasa nyeri tetapi dipunggung kaki yang bernanah

terasa nyeri, makan dan minum berkurang, lemas, sakit kepala, mual, muntah >3x sehari

sejak 2 hari SMRS, susah untuk tidur.

2
Riwayat Perjalanan Penyakit

3 tahun yang lalu pasien mulai mengeluhkan mual tanpa sebab yang jelas dan

sembuh dengan meminum obat maag dari warung. Pasien juga mengeluhkan berat badan

semakin menurun walaupun makan setiap hari dengan porsi biasa, dari pengakuan pasien

bahwa dulu ia merupakan seorang yang berat badan berlebih tapi sekarang berat badannya

menjadi kurus. Pasien juga mengeluhkan bahwa penglihatannya menjadi kabur dan

semakin hari dirasa semakin memburuk. Dari semua gejala tersebut pasien belum pernah

memeriksakan diri ke dokter ataupun ke petugas kesehatan lainnya.

2 minggu sebelum masuk rumah sakit (tanggal 17 Juli 2017) pasien menginjak

paku dihalaman rumahnya dan saat itu pasien tidak memakai alas kaki sehingga paku

langsung menusuk telapak kakinya, luka bekas tertusuk paku tersebut terasa nyeri tetapi

tidak langsung berdarah, setelah ditekan dibagian samping luka kemudian luka itu

berdarah. Pada waktu itu luka hanya diobati dengan betadine dan tidak ditutup. 3 hari

kemudian pasien memeriksakan luka bekas tertusuk paku tersebut ke mantri di daerah

setempat karena lukanya menjadi bernanah dan memerah, dan saat itu pasien di ukur GDS

dan tekanan darahnya, dengan hasil pengukuran GDS 500 mg/dl dan tekanan darah

140/90. Waktu itu baru diketahui jika ternyata pasien mempunyai kadar gula darah tinggi

dan tekanan darah tinggi. Dari mantri tersebut pasien diberi obat tetapi pasien lupa apa saja

nama obatnya.

Beberapa hari kemudian yang awalnya luka hanya berupa lubang kecil, kemudian

luka menjadi lebih besar, membengkak, berbau amis, bernanah dan terkadang keluar darah

dan dipunggung kaki pasien timbul semacam bisul besar. Pasien tidak mengeluhkan nyeri

pada luka, tetapi dipunggung kaki yang membengkak terasa nyeri. Perawatan luka selama

3
dirumah dilakukan oleh sendiri, hanya dengan mengelap dan membersihkan luka dengan

kapas dan betadine.

5 hari sebelum masuk rumah sakit pasien memeriksakan diri ke puskesmas untuk

mengobati luka di kaki, pasien diberi antinyeri dan antibiotik tapi tidak memeriksakan

GDS nya karena tidak tersediannya alat pengukur kadar gula darah di puskesmas tersebut

dan diberi rujukan ke Rumah sakit. Keesokan harinya pasien memeriksakan diri ke

poliklinik RS Advent, ketika dicek kadar gula darahnya adalah sebesar 300 mg/dl, pasien

dianjurkan untuk dirawat untuk merawat luka tapi ketidak sediaan ruangan membuat

pasien pulang kembali.

1 hari sebelum masuk rumah sakit kondisi pasien mulai lemah, maka malam

harinya pasien dibawa oleh keluarganya ke IGD RSPBA. Saat masuk rumah sakit pasien

datang ke UGD RS Pertamina Bintang Amin, saat di pasien mengeluh luka pada telapak

kaki kanan dan bengkak serta bernanah dipunggung kaki kanan tidak kunjung sembuh

sejak 2 minggu yang lalu, didaerah luka ditelapak kaki tidak terasa nyeri tetapi dipunggung

kaki yang bernanah terasa nyeri. Pasien juga mengeluh mual,muntah, pusing, lemas, sakit

kepala, kemudian pasien disarankan oleh dokter untuk rawat inap.

Riwayat Penyakit Dahulu

Batu ginjal/saluran
- Cacar - Malaria -
kemih
- Cacar air - Disentri - Burut (hernia)
- Difteri - Hepatitis - Penyakit prostat
- Batuk rejan - Tifus abdomen - Wasir
- Campak - Hipotensi Diabetes
- Influenza - Sifilis - Alergi
- Tonsilitis - Gonore - Tumor

4
- Kholera Hipertensi - Penyakit Jantung
Demam rematik Ulkus
- - - Asma Bronkhial
akut ventrikulus
- Pneumonia - Ulkus duodeni - Gagal Ginjal Kronik
- Pleuritis - Gastritis - Sirosis Hepatis
- Tuberkulosis - Batu empedu Riwayat Operasi

-Riwayat dengan gejala yang sama sebelumnya : Disangkal

-Riwayat hipertensi : baru diketahui setelah mengalami

luka

-Riwayat diabetes melitus : baru diketahui setelah mengalami

luka

-Riwayat penyakit jantung : disangkal

-Riwayat penyakit asma : disangkal

-Riwayat penyakit maag : disangkal

-Riwayat luka sukar sembuh : disangkal

-Riwayat alergi obat : disangkal

-Riwayat operasi : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Keadaan
Hubungan Diagnosa Penyebab Meninggal
Kesehatan
Kakek - - -
Nenek - - -
Ayah - - -
Ibu Hipertensi Meninggal usia tua
Saudara - - -
Anak-anak - - -
Suami Hipertensi+DM Meninggal Tidak diketahui

5
Riwayat Kebiasaan

-Riwayat merokok : disangkal

-Riwayat konsumsi alkohol : disangkal

-Riwayat olahraga : disangkal

-Riwayat makan : sehari 3x, konsumsi makanan

manis,asin dan berminyak,

-Riwayat memakai alas kaki : diakui

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dengan 5 orang anak,suami pasien meninggal 10

tahun yang lalu. Pasien bekerja serabutan. Biaya kesehatan ditanggung BPJS.

Riwayat Gizi

Sebelum sakit, pasien makan tidak teratur, 3x sehari atau terkadang 2x sehari dan tidak

memperhatikan gizi yang terkandung dalam makanan yang setiap ia makan. Pasien sering

mengkonsumsi nasi, sayur, tahu, tempe, ikan, telur, daging ayam, gorengan, kerupuk, teh

manis. Jarang mengkonsumsi buah-buahan. Beberapa hari terakhir, sejak sakit nafsu

makan menurun, makan dalam jumlah sedikit dan sering dimuntahkan. Pasien belum

menjaga pola makannya.

6
ANAMNESIS SISTEM

Sistem Cerebrospinal Gelisah (-), Lemah (+), demam (+), sakit kepala (+)

Sistem Cardiovascular Akral hangat (+), sianosis (-), anemis (-), berdebar-
debar (-)

Sistem Respiratorius Batuk (-), sesak napas (-)

Sistem Genitourinarius BAK (normal)

Sistem Gastrointestinal Nyeri epigastrium (+), mual (+), muntah >3x/hari


sejak 2 hari SMRS, BAB (Normal)

Sistem Musculosceletal Badan terasa lemas (+), atrofi otot (-), kelemahan
otot (-), nyeri ketika menggerakan pergelangan kaki
kanan

Sistem Integumentum Sikatriks (-), keringat dingin (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
TD : 140/90 mmHg
S : 36,5 C
N : 100 X / menit
P : 28 X / menit
Tinggi badan :157 cm
Berat badan : 45 kg
IMT : 18,2/berat badan kurang

Aspek Kejiawaan
Tingkah laku : wajar/gelisah/tenang/hipoaktif/hiperaktif

7
Alam perasaan : biasa/sedih/gembira/cemas/takut/marah
Proses pikir : wajar/cepat/gangguan waham/fobia/obsesi

Status Generalisata
Kulit

Warna : Sawo matang Efloresensi : Tidak ada

Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada

Pertumbuhan rambut : Normal Pembuluh darah : Normal

Suhu raba : Hangat Lembab/kering : Kering

Keringat, umum : - Turgor : Normal

Kepala

Ekspresi wajah : Normal Simetris muka : Simetris

Rambut : Normal Pembuluh temporal : Tidak teraba

Mata

Eksolftalmus : Tidak ada Enoftalmus : Tidak ada

Kelopak : Normal Lensa : Normal

Konjungtiva : Anemis Visus : Menurun

Sklera : Normal Gerakan mata : Normal

Tekanan bola mata : Normal Nistagmus : Tidak ada

Telinga

Tuli : Tidak tuli Selaput pendengaran : Normal

Lubang : Normal Penyumbatan : Tidak ada

Serumen : Tidak ada Perdarahan : Tidak ada

8
Hidung

Trauma : Tidak ada

Nyeri : Tidak ada

Sekret : Tidak ada

Pernafasan cuping hidung : Tidak ada

Mulut

Bibir : Tidak sianonis Tonsil : Normal

Langit-langit : Normal Bau nafas : Tidak berbau

Trismus : Normal Lidah : Kotor

Faring : Tidak hiperemis

Leher

Kelenjar tiroid : Normal, tidak ada pembesaran

Kelenjar limfe : Normal, tidak ada pembesaran

Kelenjar getah bening

Submandibula : Tidak teraba Leher : Tidak teraba

Supraklavikula : Tidak teraba Ketiak : Tidak teraba

Lipat paha : Tidak teraba

Thorax
Simetris
Sela iga normal

9
Paru-Paru

Depan Belakang

Inspeksi Kanan

Kiri Simetris dalam statis dan dinamis

Palpasi Kanan

Kiri Vocal fremitus simetris kanan dan kiri

Perkusi Kanan Sonor Sonor

Kiri Sonor Sonor

Auskultasi Kanan Suara napas vesikuler

Kiri Rh (-/-)

Wh(-/-)

Jantung

- Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak

- Palpasi : Iktus cordis tidak teraba

- Perkusi : Kiri: atas, ics II linea parasternalis sinistra

Bawah, ics IV linea midclavikularis sinistra

Kanan : atas, ics II linea parasternalis dextra

Bawah, ics IV linea parasternalis dextra

- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 tungga normal, reguler.

Murmur (-) gallop (-)

10
Abdomen

Inspeksi : Dinding perut simetris dengan dinding dada, asistes (-), distended

(-), venektasi(-), caput medusa (-), ikterik (-).

Auskultasi : Bising usus (+) normal, bruit hepar (-), bruit epigastrium ()

Palpasi : Nyeri tekan perut (+), nyeri tekan hepar (-), hepar tidak teraba,

limpa tidak teraba, nyeri ketok CVA (-) kanan/kiri.

Perkusi : Timpani pekak, shiffting dullness (-)

Ekstremitas

Ekstremitas superior dextra dan sinistra: Oedem ( - ) Deformitas (-)

Bengkak (-) Sianosis (-)

Nyeri sendi (-) Ptekie (-)

Akral hangat

Ekstremitas inferior dextra dan sinistra: Oedem (+) pada dorsum pedis dan nyeri

Jaringan Nekrotik (+) pada plantar tidak nyeri

Deformitas Sianosis (-)

Nyeri sendi (-) Ptekie (-)

Akral hangat

STATUS LOKALIS
Pemeriksaan Pedis Dextra
Inspeksi : Tampak jaringan nekrotik, pada plantar dextra mengenai lapisan dermis
berukuran 3x5 cm, belum mencapai tendo dan tulang, eritem pada sekitar luka (+), edema

11
(+),bernanah (+), berbau (+), nyeri tekan (-). Tampak abses berukuran 5x5 cm diderah
dorsum pedis, nyeri tekan (+)
Palpasi : Akral teraba hangat (+), pulsasi menurun (+)

Ulkus diabetikum pada pasien tersebut menurut klasifikasi Wagner pada pasien
tersebut termasuk kategori 3 yaitu, ulkus dengan Abses dengan atau tanpa osteomyelitis.

PEMERIKSAAN EKG

Hasil pembacaan EKG : Normal

12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium RSPBA, tanggal 30-07-2017

HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL

Lk: 14-18 gr%


Hemoglobin 11,9
Wn: 12-16 gr%

Leukosit 18.000 4500-10.700 ul

Hitung jenis leukosit

Basofil 0 0-1 %

Eosinofil 0 0-3%

Batang 1 2-6 %

Segmen 85 50-70 %

Limposit 10 20-40 %

Monosit 4 2-8 %

Lk: 4.6- 6.2 ul


Eritrosit 4,3
Wn: 4.2- 5,4 ul

Lk: 40-54 %
Hematokrit 35%
Wn: 38-47 %

Trombosit 385.000 159.000-400.000 u\l

MCV 86 80-96

MCH 27 27-31 pg

MCHC 32 32-36 g/dl

13
KIMIA DARAH

PEMERIKSAAN TANGGAL HASIL NORMAL

29 Juli 2017 407

30 Juli 2017 341 200


Gula Darah Sewaktu
31 Juli 2017 289 mg/dl

1 Agustus 2017 227

RESUME

Pasien wanita 56 tahun dengan keluhan utama luka telapak kaki kanan sejak 2

minggu yang lalu. Awalnya luka didapat dari luka tusuk paku, telah dilakukan pengobatan

namun luka meluas. Keluhan disertai dengan mual, pusing, lemas, sakit kepala, muntah

setiap makan, baal didaerah luka. Riwayat diabetes melitus dan hipertensi baru diketahui

ketika melakukan pengobatan untuk menyembuhkan luka.

Pemeriksaan fisik status generalis dalam batas normal dan status lokalis ditemukan

jaringan nekrotik dan cairan mukous pada plantar dextra regio pedis dextra, eritem pada

sekitar luka (+), edema (+), kesemutan (+), bernanah (+) dan Abses pada dorsum pedis

dextra.

Pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis, hemiglobinemia, dan GDS 407

mg/dl, 341 mg/dl, 289 mg/dl, 227 mg/dl.

DAFTAR MASALAH

1. Ulkus diabetikum grade IV

2. Hipertensi stage I

3. Diabetes miletus type II

4. Retinopati Diabetikum.

14
DIAGNOSIS KERJA

Ulkus diabetikum Grade III regio plantar pedis dextra + diabetes miletus tipe 2

uncontrolled + hipertensi stage 1+ Susp Retinopati Diabetikum.

DIAGNOSA BANDING

1. Abses pedis dextra e.c deep vein thrombosis (DVT) + DM tipe 2 uncontolled +

hipertensi stage 1 + Susp Retinopati Diabetikum.

2. Ulkus tropikum pedis dextra + DM tipe 2 uncontolled + hipertensi stage 1 + Susp

Retinopati Diabetikum.

PENATALAKSANAAN

1. Non Farmakologis

a. Edukasi

b. Terapi Nutrisi

c. Latihan Jasmani

2. Farmakologis

Diet DM
Infus RL XX TPM
Paracetamol 500 mg tab 3x1
Inj Omeprazole 2x1
Inj Ondansentron 3x1
Inj Ceftriaxone 2x1 gr (skin test)
Infus Metronidazole 500mg/8 jam
Metformin 3x500mg
Glimipiride 2x2mg
Amlodipine 1 x 10mg

15
Sucralfat Syr 3x 1 c
Direncanakan dilakukan Debridement
Membersihkan luka dengan NaCl dan Betadine serta menutupnya dengan
kassa

ANJURAN PEMERIKSAAN
Periksa HbA1c, GDPP, TTGO
Kimia darah (Trigliserida, HDL, LDL, ureum, creatinin, Urin Lengkap)
Kultur pus dan sensitivitas antibiotik

PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo sanationam : dubia ad bonam

FOLLOW UP

Minggu, 30 Juli 2017

S Luka di telapak kaki kanan, mual, lemas, muntah ketika makan, sakit kepala, susah

tidur

O Keadaan umum:

Kesadaran : tampak sakit sedang

Tekanan darah : 140/90 mmHg

Nadi : 100 x/m

Suhu : 37,5OC

Pernapasan : 24 x/m

Kepala:

Wajah oedem (-), oedem palpebra (-), konjungtiva (-/-), sklera ikterik -/-, pupil isokor,
reflek cahaya +/+

16
Leher:

JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB (-)

Paru:

I: Bentuk dada simetris statis dan dinamis

P: Vokal fremitus normal

P: Redup pada ICS V paru kanan dan ICS IV - V kiri

A: Vesikuler, Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:

I: Iktus kordis tidak terlihat

P: Iktus kordis tidak teraba

P: Batas jantung kanan atas : ICS II linea parasternaslis dextra

Batas jantung kanan bawah : ICS V linea parasternalis dextra

Batas jantung kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra

Batas jantung kiri bawah : ICS VI linea midclavikularis sinistra

A: BJ I-II intensitas normal, reguler, murmur - gallop

Abdomen:

I: Dinding perut datar, asites (-)

A: Bising usus + (normal)

P: nyeri tekan epigastrium, hepar lien tidak teraba

P: tympani pada regio epigastrium danregio umbilicus, Tes undulasi (-), shifting

dullness (-), knee chest position (-)

Extremitas:

Extremitas inferior: oedem +/-, bengkak (+/-), luka di telapak kaki kanan, dan bengkak

di punggung kaki kanan.

17
Pemeriksaan Penunjang :

Hasil darah lengkap : leukositosis, hemoglobinemia

Hasil Pemeriksaan Kimia darah :

- GDS : 341

A Ulkus diabetikum + diabetes miletus tipe 2 + hipertensi stage 1

P Istirahat
Diet DM
Mengganti balutan kassa
Infus RL XV 20 TPM
Paracetamol 500 mg tab 3x1
Inj Omeprazole 2x1
Inj Ceftriaxone 2x1 gr
Metformin 3x500mg
Amlodipin 10 mg tab 1x1
Glimipiride 2x2mg
Infus Metronidazole flash
Sucralfat Syr 3x 1 c
Cek GDS/24 jam
Direncanakan dilakukan Debridement (Gentamisin + NaCl)
Senin, 31 Juli 2017
S Lemas, mual,muntah,nyeri di punggung kaki kanan

O Keadaan umum:

Kesadaran : tampak sakit sedang

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 70 x/m

Suhu : 35,4OC

Pernapasan : 24 x/m

Kepala:

18
Wajah oedem (-), oedem palpebra (-), konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik -/-, pupil
isokor, reflek cahaya +/+
Leher:

JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB -

Paru:

I: Bentuk dada simetris statis dan dinamis

P: Vokal fremitus normal paru kanan dan kiri

P: Redup pada ICS V paru kanan dan ICS IV - V kiri

A: Vesikuler pada paru kanan dan kiri, Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:

I: Iktus kordis tidak terlihat

P: Iktus kordis tidak teraba

P: Batas jantung kanan atas : ICS II linea parasternaslis dextra

Batas jantung kanan bawah : ICS V linea parasternalis dextra

Batas jantung kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra

Batas jantung kiri bawah : ICS VI linea midclavikularis sinistra

A: BJ I-II intensitas normal, reguler, murmur - gallop

Abdomen:

I: Dinding perut datar, asites (-)

A: Bising usus + normal

P: nyeri tekan epigastrium, hepar lien tidak teraba

P: tympani pada regio epigastrium danregio umbilicus, Tes undulasi (-), shifting

dullness (-), knee chest position (-)

Extremitas:

Extremitas inferior: oedem +/-, bengkak (+/-),luka di telapak kaki kanan

19
Pemeriksaan Penunjang :

Hasil Pemeriksaan Kimia darah :

- GDS : 336
A Ulkus diabetikum + diabetes miletus tipe 2+ hipertensi stage 1

P Istirahat
Diet DM
Mengganti balutan kassa
Infus RL XV 20 TPM
Paracetamol 500 mg tab 3x1
Inj Omeprazole 2x1
Inj Ceftriaxone 2x1 gr
Metformin 3x500mg
Amlodipin 10 mg tab 1x1
Glimipiride 2x2mg
Infus Metronidazole flash
Sucralfat Syr 3x 1 c
Cek GDS/24 jam
Direncanakan dilakukan Debridement (Gentamisin + NaCl)
Selasa, 1 Agustus 2017
S Lemes, sakit kepala

O Keadaan umum: tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 80 x/m

Suhu : 36,1OC

Pernapasan : 20 x/m

Kepala:

Wajah oedem (-), oedem palpebra (-), konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik -/-, pupil
isokor, reflek cahaya +/+

20
Leher:

JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB

Paru:

I: Bentuk dada simetris statis dan dinamis

P: Vokal fremitus normal paru kanan dan kiri

P: Redup pada ICS V paru kanan dan ICS IV - V kiri

A: Vesikuler pada paru kanan dan kiri, Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:

I: Iktus kordis tidak terlihat

P: Iktus kordis tidak teraba

P: Batas jantung kanan atas : ICS II linea parasternaslis dextra

Batas jantung kanan bawah : ICS V linea parasternalis dextra

Batas jantung kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra

Batas jantung kiri bawah : ICS VI linea midclavikularis sinistra

A: BJ I-II intensitas normal, reguler, murmur - gallop -

Abdomen:

I: Dinding perut datar, asites (-)

A: Bising usus + normal

P: nyeri tekan epigastrium (-), hepar lien tidak teraba

P: tympani pada regio epigastrium danregio umbilicus, Tes undulasi (-), shifting

dullness (-), knee chest position (-)

Extremitas:

Extremitas inferior: oedem +/-, bengkak (+/-), luka di telapak kaki kanan

Pemeriksaan Penunjang :

21
Hasil Pemeriksaan Kimia darah :

- GDS : 249
A Ulkus diabetikum + diabetes miletus tipe 2+ hipertensi stage 1

P Istirahat
Diet DM
Mengganti balutan kassa
Infus RL XV 20 TPM
Paracetamol 500 mg tab 3x1
Inj Omeprazole 2x1
Inj Ceftriaxone 2x1 gr
Metformin 3x500mg
Amlodipin 10 mg tab 1x1
Glimipiride 2x2mg
Infus Metronidazole flash
Sucralfat Syr 3x 1 c
Cek GDS
Dilakukan Debridement dan Rawat Alih dengan bagian Bedah (dr Mizar Sp.B

22
BAB III

ANALISA KASUS

I. DIAGNOSIS ULKUS DIABETIKUM


TEORI
Ulkus diabetikum adalah salah satu komplikasi kronik diabetes milletus berupa
luka terbuka pada permukaan kulit yang disertai adanya kematian jaringan setempat. Ulkus
diabetikum merupakan luka terbuka pada permukaan kulit karena adanya komplikasi
makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati, yang lebih lanjut luka
pada penderita yang sering tidak dirasakan, dan dapat berkembang menjadi infeksi yang
dapat disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob.1
DM sering disertai berbagai komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang.
Komplikasi tersebut menyebabkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas, dan
penurunan kualitas hidup. Seiring dengan peningkatan jumlah penderita DM, maka
komplikasi yang sering terjadi juga semakin meningkat, satu diantaranya adalah ulserasi
yang mengenai tungkai bawah, dengan atau tanpa infeksi dan menyebakan kerusakan
jaringan di bawahnya yang selanjutnya disebut dengan kaki diabetes (KD).1
Ada 3 alasan mengapa orang dewasa lebih tinggi resikonya mengalami masalah
kaki, yaitu: Pertama, berkurangnya sensasi nyeri setempat (neuropati) membuat pasien
tidak menyadari bahkan mengabaikan luka yang terjadi karena tidak dirasakannya. Luka
timbul spontan sering disebabkan karena trauma misalnya terkena paku, tertusuk duri,
lecet akibat pemakaian sepatu/ sendal dengan bahan yang keras. Mulanya hanya luka kecil,
kemudian meluas dalam waktu yang tidak begitu lama. Kedua, sirkulasi ke tungkai yang
menurun dan kerusakan endotel pembuluh darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh
darah penderita DM antara lain berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah
perifer (yang utama). Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi.2
Kaki diabetik ditandai dengan proses vaskulopati, neuropati dan infeksi. Pada
pasien ini mulai terjadi proses vaskulopati berupa mikroangiopati dimana ditemukan
beberapa gejala yang mengarah berupa jari kaki kehitaman. Hal ini menunjukkan terdapat
gangguan pada vaskulernya. Selain itu pasien ini juga mengalami proses neuropati berupa
pasien tidak menyadari ataupun merasa nyeri pada saat mulai muncul luka hingga
baru disadari oleh pasien ketika luka ini sudah membesar, bernanah dan semakin

23
dalam. Proses infeksi oleh pasien ini dapat dilihat dari nekrosis pada telapak dan
punggung kaki kanan penderita yang ditandai dengan jaringan mati berwarna kehitaman,
bernanah, berbau dan disertai pembusukan.2

Tanda dan gejala kaki diabetes mellitus yaitu seperti sering kesemutan, nyeri pada
kaki saat istirahat, sensasi rasa berkurang, kerusakan jaringan (nekrosis), penurunan
denyut arteri dorsalis pedis, tibialis, poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal
serta kulit kering. Kaki diabetik dan dipengaruhi lama diabetes, managemen diabetes dan
kapatuhan terhadap obat, diet, olahraga, evaluasi jantung, ginjal dan mata, alergi,
kebiasaan merokok, minum alkohol.2

KASUS

Pada kasus didapatkan luka pada telapak kaki kanan, pemeriksaan penunjang gula
darah sewaktu mengalami peningkatan (200 mg/dl). Sehingga dapat disimpulakan bahwa
ulkus diabetik disebabkan oleh diabetes milletus.

II. GEJALA KLINIS DM

Keluhan khas pada DM diantaranya adalah poliuri, polidipsi, polifagia, penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Sedangkan keluhan tidak khas DM
diantaranya, lemah, kesemutan, tidak terasa nyeri (baal), gatal, mata kabur, disfungsi
ereksi pada pria, pruritus vulvae pada wanita.3

KASUS

Penurunan berat badan, lemas, tidak terasa nyeri (baal), mata kabur.

III. HIPERTENSI

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg sistolik
dan/atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang makan
obat antihipertensi.3

24
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII

Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan diastolik


(mmHg) (mmHg)

Normal <120 dan <80

Pre-hipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi stage 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi stage 2 160 atau 100

KASUS

Pada kasus didapatkan tekanan darah pada saat masuk rumah sakit 140/90 mmHg

dapat dikatakan bahwa pasien termasuk hipertensi stage 1. Pada perawatan di ruang

penyakit dalam RSPBA diberikan terapi antihipertensi sehingga pasien mengalami

penurunan tekanan darah menjadi 130/80 mmHg.

IV. PENATALAKSANAAN KASUS

ULKUS DIABETIKUM

1. Perencanaan makan

Standar yang dianjurkan adalah dengan komposisi : Karbohidrat 60-70%, protein 10-15%,

dan lemak 20-25%. Jumlah kolesterol yang disarankan <300 mg/hari. Serat 25 gr/hari

diutamakan serat larut.3

Jumlah kalori basal perhari

Laki-laki : 30 kal/KgBB idaman

Perempuan : 25 kal/KgBB idaman

BB idaman = (Tinggi badan-100)-10%

25
BB kurang : <90% BB idaman

BB normal : 90-110% BB idaman

BB lebih : 110-120% BB idaman

Gemuk : >120% BB idaman

2. Latihan jasmani

Latihan secara teratur (3-4 kali dalam seminggu selama 30 menit).3

3. Farmakologi3

a. Obat Hipoglikemi Oral (OHO)

Pemicu sekresi insulin: Sulfonilurea, glinid

Penambah sensitifitas terhadap insulin: metformin, tiazolidindon

Penghambat absorpsi glukosa : penghambat glukosidase alfa

b. Insulin

Indikasi :

-Penurunan BB yang cepat

-Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

-Ketoasidosis diabetik

-Stres berat

-Gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat

-Alergi terhadap OHO

26
c. Terapi Kombinasi3

27
d. Perawatan Ulkus
Debridement menjadi salah satu tindakan yang terpenting dalam perawatan luka.
Debridement adalah suatu tindakan untuk membuang jaringan nekrosis, callus dan jaringan
fibrotik. Jaringan mati yang dibuang sekitar 2-3 mm dari tepi luka ke jaringan sehat.
Debridement meningkatkan pengeluaran faktor pertumbuhan yang membantu proses
penyembuhan luka. 4
Debridement enzimatis menggunakan agen topikal yang akan merusak jaringan
nekrotik dengan enzim proteolitik seperti papain, colagenase, fibrinolisin-Dnase, papain-
urea, streptokinase, streptodornase dan tripsin. Agen topikal diberikan pada luka sehari

28
sekali, kemudian dibungkus dengan balutan tertutup. Penggunaan agen topikal tersebut
tidak memberikan keuntungan tambahan dibanding dengan perawatan terapi standar. Oleh
karena itu, penggunaannya terbatas dan secara umum diindikasikan untuk emperlambat
ulserasi dekubitus pada kaki dan pada luka dengan perfusi arteri terbatas.4

HIPERTENSI3

Modifikasi gaya hidup dengan target tekanan darah <140/90 mmHg atau <130/80 pada

pasien DM atau penyakit ginjal kronis. Bila target tidak mencapai makan berikan obat

inisial.

a. Hipertensi tanpa compelling indication

- Pada hipertensi stage I dapat diberikan diuretik. Pertimbangkan pemberian penghambat

ACE, penyekat reseptor beta, penghambat kalsium, atau kombinasi.

-Pada hipertensi stage II dapat diberikan kombinasi dua obat, biasanya golongan diuretik,

tiazid, penghambat ACE atau anatgonis reseptor AII atau penyekat reseptor beta atau

penghambat kalsium.

b. Hipertensi dengan Compelling indication

29
30
DAFTAR PUSTAKA

1. Riyanto B. Infeksi pada Kaki Diabetik. Dalam : Darmono, dkk, editors. Naskah
Lengkap Diabetes Mellitus Ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit dalam, dalam rangka
Purna Tugas Prof Dr.dr.RJ Djokomoeljanto. Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Semarang, 2007. p.15-30.
2. Soegondo, Sidartawan. 2009. Ilmu Penyakit Dalam : Farmakoterapi pada
Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus Tipe 2. Jakarta : FKUI (pp. 1884-1890)
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.2006. Panduan Pelayanan
Medik. Jakarta: FKUI :9
4. Misnadiarly. Diabetes Mellitus : Ulcer, Infeksi, Ganggren. Penerbit Populer
Obor,Jakarta, 2006.

31

Anda mungkin juga menyukai