PENDAHULUAN
Ulkus diabetikum adalah ulkus yang terjadi pada kaki penderitadiabetes dan
merupakan komplikasi kronik yang diakibatkan oleh penyakit diabetes itu sendiri.Diabetes
Melitus (DM) memiliki berbagai macam komplikasi kronik dan yang paling
seringdijumpai adalah kaki diabetik (diabetic foot). Di Amerika Serikat, penderita kaki
diabetikmendekati angka 2 juta pasien dengan diabetes setiap tahunnya.Sekitar 15%
penderita DM dikemudian hari akan mengalami ulkus pada kakinya.Insiden ulkus
diabetikum setiap tahunnya adalah 2% di antara semua pasien dengandiabetes dan 57,5%
di antara pasien diabetes dengan neuropatiperifer.1
Meningkatnya prevalensi diabetes di dunia menyebabkan peningkatan kasus amput
asi kaki karena komplikasidiabetes. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta
amputasi dilakukan pada penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti, setiap 30
detik ada kasus amputasi kaki karenadiabetes di seluruh dunia.Sebanyak 85% amputasi
pada ekstremitas bawah pada pasien diabetes didahului oleh ulkus padakaki. Oleh sebab
itu, pencegahan dan manajemen yang tepat dari lesi-lesi kaki merupakan halyang
terpenting. Ulserasi disebabkan oleh interaksi beberapa faktor, tetapi terutama adalah
neuropati.1
Ulkus diabetikum merupakan gambaran secara umum dari kelainan tungkai bawah
secara menyeluruh pada penderita diabetes melitus yang diawali dengan adanya lesi
hingga terbentuknya ulkus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai
adanya kematian jaringan setempat yang sering disebut dengan ulkus diabetik karena
adanya komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati,
yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan dan dapat
berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob yang pada
tahap selanjutnya dapat dikategorikan dalam gangren yang pada penderita diabetes melitus
disebut dengan gangren diabetik.1
1
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI PASIEN
No. RM : 09.29.66
Nama
9 : Ny. J
Agama :Islam
Pendidikan : SMP
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 29 Juli 2017
Keluhan Utama
Luka pada telapak kaki kanan,bengkak dan bernanah di punggung kaki kanan.
Keluhan Tambahan
Didaerah luka ditelapak kaki tidak terasa nyeri tetapi dipunggung kaki yang bernanah
terasa nyeri, makan dan minum berkurang, lemas, sakit kepala, mual, muntah >3x sehari
2
Riwayat Perjalanan Penyakit
3 tahun yang lalu pasien mulai mengeluhkan mual tanpa sebab yang jelas dan
sembuh dengan meminum obat maag dari warung. Pasien juga mengeluhkan berat badan
semakin menurun walaupun makan setiap hari dengan porsi biasa, dari pengakuan pasien
bahwa dulu ia merupakan seorang yang berat badan berlebih tapi sekarang berat badannya
menjadi kurus. Pasien juga mengeluhkan bahwa penglihatannya menjadi kabur dan
semakin hari dirasa semakin memburuk. Dari semua gejala tersebut pasien belum pernah
2 minggu sebelum masuk rumah sakit (tanggal 17 Juli 2017) pasien menginjak
paku dihalaman rumahnya dan saat itu pasien tidak memakai alas kaki sehingga paku
langsung menusuk telapak kakinya, luka bekas tertusuk paku tersebut terasa nyeri tetapi
tidak langsung berdarah, setelah ditekan dibagian samping luka kemudian luka itu
berdarah. Pada waktu itu luka hanya diobati dengan betadine dan tidak ditutup. 3 hari
kemudian pasien memeriksakan luka bekas tertusuk paku tersebut ke mantri di daerah
setempat karena lukanya menjadi bernanah dan memerah, dan saat itu pasien di ukur GDS
dan tekanan darahnya, dengan hasil pengukuran GDS 500 mg/dl dan tekanan darah
140/90. Waktu itu baru diketahui jika ternyata pasien mempunyai kadar gula darah tinggi
dan tekanan darah tinggi. Dari mantri tersebut pasien diberi obat tetapi pasien lupa apa saja
nama obatnya.
Beberapa hari kemudian yang awalnya luka hanya berupa lubang kecil, kemudian
luka menjadi lebih besar, membengkak, berbau amis, bernanah dan terkadang keluar darah
dan dipunggung kaki pasien timbul semacam bisul besar. Pasien tidak mengeluhkan nyeri
pada luka, tetapi dipunggung kaki yang membengkak terasa nyeri. Perawatan luka selama
3
dirumah dilakukan oleh sendiri, hanya dengan mengelap dan membersihkan luka dengan
5 hari sebelum masuk rumah sakit pasien memeriksakan diri ke puskesmas untuk
mengobati luka di kaki, pasien diberi antinyeri dan antibiotik tapi tidak memeriksakan
GDS nya karena tidak tersediannya alat pengukur kadar gula darah di puskesmas tersebut
dan diberi rujukan ke Rumah sakit. Keesokan harinya pasien memeriksakan diri ke
poliklinik RS Advent, ketika dicek kadar gula darahnya adalah sebesar 300 mg/dl, pasien
dianjurkan untuk dirawat untuk merawat luka tapi ketidak sediaan ruangan membuat
1 hari sebelum masuk rumah sakit kondisi pasien mulai lemah, maka malam
harinya pasien dibawa oleh keluarganya ke IGD RSPBA. Saat masuk rumah sakit pasien
datang ke UGD RS Pertamina Bintang Amin, saat di pasien mengeluh luka pada telapak
kaki kanan dan bengkak serta bernanah dipunggung kaki kanan tidak kunjung sembuh
sejak 2 minggu yang lalu, didaerah luka ditelapak kaki tidak terasa nyeri tetapi dipunggung
kaki yang bernanah terasa nyeri. Pasien juga mengeluh mual,muntah, pusing, lemas, sakit
Batu ginjal/saluran
- Cacar - Malaria -
kemih
- Cacar air - Disentri - Burut (hernia)
- Difteri - Hepatitis - Penyakit prostat
- Batuk rejan - Tifus abdomen - Wasir
- Campak - Hipotensi Diabetes
- Influenza - Sifilis - Alergi
- Tonsilitis - Gonore - Tumor
4
- Kholera Hipertensi - Penyakit Jantung
Demam rematik Ulkus
- - - Asma Bronkhial
akut ventrikulus
- Pneumonia - Ulkus duodeni - Gagal Ginjal Kronik
- Pleuritis - Gastritis - Sirosis Hepatis
- Tuberkulosis - Batu empedu Riwayat Operasi
luka
luka
Keadaan
Hubungan Diagnosa Penyebab Meninggal
Kesehatan
Kakek - - -
Nenek - - -
Ayah - - -
Ibu Hipertensi Meninggal usia tua
Saudara - - -
Anak-anak - - -
Suami Hipertensi+DM Meninggal Tidak diketahui
5
Riwayat Kebiasaan
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dengan 5 orang anak,suami pasien meninggal 10
tahun yang lalu. Pasien bekerja serabutan. Biaya kesehatan ditanggung BPJS.
Riwayat Gizi
Sebelum sakit, pasien makan tidak teratur, 3x sehari atau terkadang 2x sehari dan tidak
memperhatikan gizi yang terkandung dalam makanan yang setiap ia makan. Pasien sering
mengkonsumsi nasi, sayur, tahu, tempe, ikan, telur, daging ayam, gorengan, kerupuk, teh
manis. Jarang mengkonsumsi buah-buahan. Beberapa hari terakhir, sejak sakit nafsu
makan menurun, makan dalam jumlah sedikit dan sering dimuntahkan. Pasien belum
6
ANAMNESIS SISTEM
Sistem Cerebrospinal Gelisah (-), Lemah (+), demam (+), sakit kepala (+)
Sistem Cardiovascular Akral hangat (+), sianosis (-), anemis (-), berdebar-
debar (-)
Sistem Musculosceletal Badan terasa lemas (+), atrofi otot (-), kelemahan
otot (-), nyeri ketika menggerakan pergelangan kaki
kanan
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
TD : 140/90 mmHg
S : 36,5 C
N : 100 X / menit
P : 28 X / menit
Tinggi badan :157 cm
Berat badan : 45 kg
IMT : 18,2/berat badan kurang
Aspek Kejiawaan
Tingkah laku : wajar/gelisah/tenang/hipoaktif/hiperaktif
7
Alam perasaan : biasa/sedih/gembira/cemas/takut/marah
Proses pikir : wajar/cepat/gangguan waham/fobia/obsesi
Status Generalisata
Kulit
Kepala
Mata
Telinga
8
Hidung
Mulut
Leher
Thorax
Simetris
Sela iga normal
9
Paru-Paru
Depan Belakang
Inspeksi Kanan
Palpasi Kanan
Kiri Rh (-/-)
Wh(-/-)
Jantung
10
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut simetris dengan dinding dada, asistes (-), distended
Auskultasi : Bising usus (+) normal, bruit hepar (-), bruit epigastrium ()
Palpasi : Nyeri tekan perut (+), nyeri tekan hepar (-), hepar tidak teraba,
Ekstremitas
Akral hangat
Ekstremitas inferior dextra dan sinistra: Oedem (+) pada dorsum pedis dan nyeri
Akral hangat
STATUS LOKALIS
Pemeriksaan Pedis Dextra
Inspeksi : Tampak jaringan nekrotik, pada plantar dextra mengenai lapisan dermis
berukuran 3x5 cm, belum mencapai tendo dan tulang, eritem pada sekitar luka (+), edema
11
(+),bernanah (+), berbau (+), nyeri tekan (-). Tampak abses berukuran 5x5 cm diderah
dorsum pedis, nyeri tekan (+)
Palpasi : Akral teraba hangat (+), pulsasi menurun (+)
Ulkus diabetikum pada pasien tersebut menurut klasifikasi Wagner pada pasien
tersebut termasuk kategori 3 yaitu, ulkus dengan Abses dengan atau tanpa osteomyelitis.
PEMERIKSAAN EKG
12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium RSPBA, tanggal 30-07-2017
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 0-3%
Batang 1 2-6 %
Segmen 85 50-70 %
Limposit 10 20-40 %
Monosit 4 2-8 %
Lk: 40-54 %
Hematokrit 35%
Wn: 38-47 %
MCV 86 80-96
MCH 27 27-31 pg
13
KIMIA DARAH
RESUME
Pasien wanita 56 tahun dengan keluhan utama luka telapak kaki kanan sejak 2
minggu yang lalu. Awalnya luka didapat dari luka tusuk paku, telah dilakukan pengobatan
namun luka meluas. Keluhan disertai dengan mual, pusing, lemas, sakit kepala, muntah
setiap makan, baal didaerah luka. Riwayat diabetes melitus dan hipertensi baru diketahui
Pemeriksaan fisik status generalis dalam batas normal dan status lokalis ditemukan
jaringan nekrotik dan cairan mukous pada plantar dextra regio pedis dextra, eritem pada
sekitar luka (+), edema (+), kesemutan (+), bernanah (+) dan Abses pada dorsum pedis
dextra.
DAFTAR MASALAH
2. Hipertensi stage I
4. Retinopati Diabetikum.
14
DIAGNOSIS KERJA
Ulkus diabetikum Grade III regio plantar pedis dextra + diabetes miletus tipe 2
DIAGNOSA BANDING
1. Abses pedis dextra e.c deep vein thrombosis (DVT) + DM tipe 2 uncontolled +
Retinopati Diabetikum.
PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakologis
a. Edukasi
b. Terapi Nutrisi
c. Latihan Jasmani
2. Farmakologis
Diet DM
Infus RL XX TPM
Paracetamol 500 mg tab 3x1
Inj Omeprazole 2x1
Inj Ondansentron 3x1
Inj Ceftriaxone 2x1 gr (skin test)
Infus Metronidazole 500mg/8 jam
Metformin 3x500mg
Glimipiride 2x2mg
Amlodipine 1 x 10mg
15
Sucralfat Syr 3x 1 c
Direncanakan dilakukan Debridement
Membersihkan luka dengan NaCl dan Betadine serta menutupnya dengan
kassa
ANJURAN PEMERIKSAAN
Periksa HbA1c, GDPP, TTGO
Kimia darah (Trigliserida, HDL, LDL, ureum, creatinin, Urin Lengkap)
Kultur pus dan sensitivitas antibiotik
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
S Luka di telapak kaki kanan, mual, lemas, muntah ketika makan, sakit kepala, susah
tidur
O Keadaan umum:
Suhu : 37,5OC
Pernapasan : 24 x/m
Kepala:
Wajah oedem (-), oedem palpebra (-), konjungtiva (-/-), sklera ikterik -/-, pupil isokor,
reflek cahaya +/+
16
Leher:
Paru:
Jantung:
Abdomen:
P: tympani pada regio epigastrium danregio umbilicus, Tes undulasi (-), shifting
Extremitas:
Extremitas inferior: oedem +/-, bengkak (+/-), luka di telapak kaki kanan, dan bengkak
17
Pemeriksaan Penunjang :
- GDS : 341
P Istirahat
Diet DM
Mengganti balutan kassa
Infus RL XV 20 TPM
Paracetamol 500 mg tab 3x1
Inj Omeprazole 2x1
Inj Ceftriaxone 2x1 gr
Metformin 3x500mg
Amlodipin 10 mg tab 1x1
Glimipiride 2x2mg
Infus Metronidazole flash
Sucralfat Syr 3x 1 c
Cek GDS/24 jam
Direncanakan dilakukan Debridement (Gentamisin + NaCl)
Senin, 31 Juli 2017
S Lemas, mual,muntah,nyeri di punggung kaki kanan
O Keadaan umum:
Nadi : 70 x/m
Suhu : 35,4OC
Pernapasan : 24 x/m
Kepala:
18
Wajah oedem (-), oedem palpebra (-), konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik -/-, pupil
isokor, reflek cahaya +/+
Leher:
Paru:
A: Vesikuler pada paru kanan dan kiri, Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
Abdomen:
P: tympani pada regio epigastrium danregio umbilicus, Tes undulasi (-), shifting
Extremitas:
19
Pemeriksaan Penunjang :
- GDS : 336
A Ulkus diabetikum + diabetes miletus tipe 2+ hipertensi stage 1
P Istirahat
Diet DM
Mengganti balutan kassa
Infus RL XV 20 TPM
Paracetamol 500 mg tab 3x1
Inj Omeprazole 2x1
Inj Ceftriaxone 2x1 gr
Metformin 3x500mg
Amlodipin 10 mg tab 1x1
Glimipiride 2x2mg
Infus Metronidazole flash
Sucralfat Syr 3x 1 c
Cek GDS/24 jam
Direncanakan dilakukan Debridement (Gentamisin + NaCl)
Selasa, 1 Agustus 2017
S Lemes, sakit kepala
Nadi : 80 x/m
Suhu : 36,1OC
Pernapasan : 20 x/m
Kepala:
Wajah oedem (-), oedem palpebra (-), konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik -/-, pupil
isokor, reflek cahaya +/+
20
Leher:
Paru:
A: Vesikuler pada paru kanan dan kiri, Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
Abdomen:
P: tympani pada regio epigastrium danregio umbilicus, Tes undulasi (-), shifting
Extremitas:
Extremitas inferior: oedem +/-, bengkak (+/-), luka di telapak kaki kanan
Pemeriksaan Penunjang :
21
Hasil Pemeriksaan Kimia darah :
- GDS : 249
A Ulkus diabetikum + diabetes miletus tipe 2+ hipertensi stage 1
P Istirahat
Diet DM
Mengganti balutan kassa
Infus RL XV 20 TPM
Paracetamol 500 mg tab 3x1
Inj Omeprazole 2x1
Inj Ceftriaxone 2x1 gr
Metformin 3x500mg
Amlodipin 10 mg tab 1x1
Glimipiride 2x2mg
Infus Metronidazole flash
Sucralfat Syr 3x 1 c
Cek GDS
Dilakukan Debridement dan Rawat Alih dengan bagian Bedah (dr Mizar Sp.B
22
BAB III
ANALISA KASUS
23
dalam. Proses infeksi oleh pasien ini dapat dilihat dari nekrosis pada telapak dan
punggung kaki kanan penderita yang ditandai dengan jaringan mati berwarna kehitaman,
bernanah, berbau dan disertai pembusukan.2
Tanda dan gejala kaki diabetes mellitus yaitu seperti sering kesemutan, nyeri pada
kaki saat istirahat, sensasi rasa berkurang, kerusakan jaringan (nekrosis), penurunan
denyut arteri dorsalis pedis, tibialis, poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal
serta kulit kering. Kaki diabetik dan dipengaruhi lama diabetes, managemen diabetes dan
kapatuhan terhadap obat, diet, olahraga, evaluasi jantung, ginjal dan mata, alergi,
kebiasaan merokok, minum alkohol.2
KASUS
Pada kasus didapatkan luka pada telapak kaki kanan, pemeriksaan penunjang gula
darah sewaktu mengalami peningkatan (200 mg/dl). Sehingga dapat disimpulakan bahwa
ulkus diabetik disebabkan oleh diabetes milletus.
Keluhan khas pada DM diantaranya adalah poliuri, polidipsi, polifagia, penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Sedangkan keluhan tidak khas DM
diantaranya, lemah, kesemutan, tidak terasa nyeri (baal), gatal, mata kabur, disfungsi
ereksi pada pria, pruritus vulvae pada wanita.3
KASUS
Penurunan berat badan, lemas, tidak terasa nyeri (baal), mata kabur.
III. HIPERTENSI
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg sistolik
dan/atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang makan
obat antihipertensi.3
24
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
KASUS
Pada kasus didapatkan tekanan darah pada saat masuk rumah sakit 140/90 mmHg
dapat dikatakan bahwa pasien termasuk hipertensi stage 1. Pada perawatan di ruang
ULKUS DIABETIKUM
1. Perencanaan makan
Standar yang dianjurkan adalah dengan komposisi : Karbohidrat 60-70%, protein 10-15%,
dan lemak 20-25%. Jumlah kolesterol yang disarankan <300 mg/hari. Serat 25 gr/hari
25
BB kurang : <90% BB idaman
2. Latihan jasmani
3. Farmakologi3
b. Insulin
Indikasi :
-Ketoasidosis diabetik
-Stres berat
26
c. Terapi Kombinasi3
27
d. Perawatan Ulkus
Debridement menjadi salah satu tindakan yang terpenting dalam perawatan luka.
Debridement adalah suatu tindakan untuk membuang jaringan nekrosis, callus dan jaringan
fibrotik. Jaringan mati yang dibuang sekitar 2-3 mm dari tepi luka ke jaringan sehat.
Debridement meningkatkan pengeluaran faktor pertumbuhan yang membantu proses
penyembuhan luka. 4
Debridement enzimatis menggunakan agen topikal yang akan merusak jaringan
nekrotik dengan enzim proteolitik seperti papain, colagenase, fibrinolisin-Dnase, papain-
urea, streptokinase, streptodornase dan tripsin. Agen topikal diberikan pada luka sehari
28
sekali, kemudian dibungkus dengan balutan tertutup. Penggunaan agen topikal tersebut
tidak memberikan keuntungan tambahan dibanding dengan perawatan terapi standar. Oleh
karena itu, penggunaannya terbatas dan secara umum diindikasikan untuk emperlambat
ulserasi dekubitus pada kaki dan pada luka dengan perfusi arteri terbatas.4
HIPERTENSI3
Modifikasi gaya hidup dengan target tekanan darah <140/90 mmHg atau <130/80 pada
pasien DM atau penyakit ginjal kronis. Bila target tidak mencapai makan berikan obat
inisial.
-Pada hipertensi stage II dapat diberikan kombinasi dua obat, biasanya golongan diuretik,
tiazid, penghambat ACE atau anatgonis reseptor AII atau penyekat reseptor beta atau
penghambat kalsium.
29
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Riyanto B. Infeksi pada Kaki Diabetik. Dalam : Darmono, dkk, editors. Naskah
Lengkap Diabetes Mellitus Ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit dalam, dalam rangka
Purna Tugas Prof Dr.dr.RJ Djokomoeljanto. Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Semarang, 2007. p.15-30.
2. Soegondo, Sidartawan. 2009. Ilmu Penyakit Dalam : Farmakoterapi pada
Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus Tipe 2. Jakarta : FKUI (pp. 1884-1890)
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.2006. Panduan Pelayanan
Medik. Jakarta: FKUI :9
4. Misnadiarly. Diabetes Mellitus : Ulcer, Infeksi, Ganggren. Penerbit Populer
Obor,Jakarta, 2006.
31