Anda di halaman 1dari 5

LO 4 MENJELASKAN TENTANG BAYI LAHIR HIDUP ATAU

MATI DAN TANDA-TANDA PERAWATAN


1. Lahir mati (still birth)
Kematian hasil konsepsi sebelum atau dikeluarkan dari ibunya, tanpa mempersoalkan usia
kehamilan ditandai dengan janin yang tidak bernapas atau tidak menunjukkan tanda
kehidupan lain
a. Tanda-tanda maserasi (aseptic decomposition)
Maserasi adalah proses pembusukkan intrauterin. Tanda-tanda maserasi mulai terlihat
pada hari ke 3 atau 4 dari kematian, yaitu terlihatnya vesikel atau bula yang berisi
cairan kemerahan, epidermis berwarna putih, keriput, dan bau tengik, dan tubuh
mengalami perlunakkan.
b. Dada belum mengembang
Iga masih datar dan diafragma masih setinggi iga ke 3-4.
c. Pemeriksaan maksroskopik paru
Paru-paru bisa tersembunyi di belakang kandung jantung atau telah mengisi rongga
dada. Paru-paru berwarna kelabu ungu merata dengan berat 1/70x berat badan, padat,
tidak teraba derik udara dan pleura yang longgar
d. Uji apung paru
Uji ini dilakukan dengan teknik tanpa sentuh untuk menghindari kemungkinan
timbulnya artefak. Semua organ leher dan dada dikeluarkan dari tubuh dan dilepaskan
dari tulang belakang. Lalu semua bagian dimasukkkan ke dalam air dan dilihat
apakah mengapung atau tenggelam, paru kiri dan kanan dilepaskan dan dimasukkan
kembali ke dalam air, dan dilihat apakah terapung atau teggelam. Setelah itu tiap
lobus dipisahkan dan dimasukkan ke dalam air, dan dilihat lagi apakah mengapung
atau tenggelam. 5 potong kecil dari bagian perifer tiap lobus dimasukkan ke dalam
air, dan diperhatikan apakah mengapung atau tenggelam. Uji apung ini harus
dilakukan meneyeluruh sampai potongan kecil paru. Paru bayi yang lahir mati masih
dapat mengapung oleh karena kemungkinan adanya gas pembusukkan. Bila potongan
mengapung, letakkan di antara 2 karton dan ditekan untuk mengeluarkan gas
pembusukkan, lalu masukkan kembali ke air dan amati apakah masih mengapung
atau tenggelam. Bila masih mengapung berarti paru tersebut berisi udara residu. Hasil
negatif belum berarti pasti lahir mati karena adanya kemungkinan bayi dilahirkan
hidup tapi kemudian henti napas dan udara direapsorpsi. Maka diperlukan lagi
pemeriksaan histopatologik berikutnya, terlebih jika sudah terjadi pembusukkan.
Hasil uji apung positif berarti pasti lahir hidup.
e. Mikroskopik paru-paru.
Setelah paru-paru dikeluarkan, dilakukan fiksasi dengan larutan formalin 10%. 12
jam kemudian dibuat irisan-irisan melintang dan difiksasi selama 48 jam. Kemudian
dibuat sediaan histopatologis dengan pewarnaan He dan bila paru telah membusuk
digunakan pewarnaan Gomori atau Ladewig. Tanda khas untuk paru bayi belum
bernapas adalah adanya tonjolan yang berbentuk seperti bantal yang kemudian
bertambah tinggi dengan dasar menipis sehingga membentuk club shape. Pada paru
bayi belum bernapas yang sudah membusuk tampak serabut retikulin pada permukaan
dinding alveoli berkelok-kelok seperti rambut keriting, sedangkan pada projection
berjalan dibawah kapiler sejajar dengan permukaan projection dan membentuk
gelung-gelung terbuka. Pada paru bayi lahir mati mungkin ditemukan tanda inhalasi
cairan amnion yang luas karena asfiksia intra uterin, tampak sel-sel verniks akibat
deskuamasi sel-sel permukaan kulit. Tampak juga sedikit sel amnion yang bersifat
asidofilik dengan batas tidak jelas dan inti terletak eksentrik dengan batas tidak jelas
juga. Pada bronkioli dan alveoli terlihat mekonium berbentuk bulat dan berwarna
jernih sampai hijau tua. Pada maserasi dini ada deskuamasi sel-sel epitel bronkus atau
fagositosis mekonium oleh sel alveoli. Kolon dapat menggelembung berisi mekonium
menandakan adanya usaha untuk bernapas. Lahir mati ditandai pula oleh adanya
keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya kehidupan.1, 2
2. Lahir hidup
Adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang lengkap, yang setelah pemisahan,
bernafas atau menunjukkan tanda kehidupan lain, tanpa mempersoalkan usia gestasi, sudah
atau belumnya tali pusar dipotong dan uri dilahirkan. Dada sudah mengembang dan
diafragma sudah turun sampai sela iga 4-5.
a. Pemeriksaan makroskopik paru
Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung, paru
berwarna merah muda tidak merata dengan pleura tegang dan menunjukkan
gambaran mozaik karena alveoli terisi udara. Apeks paru kanan paling dulu atau jelas
terisi karena halangan paling minimal. Gambaran marmer terjadi akibat pembuluh
darah intersisial berisi darah. konsistensinya seperti spons, teraba derik udara, pada
pengisisan paru dalam air terlihat jelas ke luarnya gelembung udara dan darah. Berat
paru bertambah hingga dua kali atau kira-kira 1/35 x berat bedan karena berfungsinya
sirkulasi darah jantung dan paru.
b. Uji apung paru
Memberikan hasil positif. (hasil negatif harus dilanjutkan dengan pemeriksaan
mikroskopik paru) Pemeriksaan mikroskopik paru menunjukkan alveoli paru yang
mengembang sempurna dengan atau tanpa emfisema obstruktif serta atau tidak
adanya projection. Pada perwarnaan gomori atau ladewig, serabut retikulin tampak
tegang.
c. Adanya udara dalam saluran cerna yang dapat dilihat dalam rontgen. Udara dalam
duodenum atau saluran yang lebih distal menunjukkan telah hidup 6-12 jam. Bila
dalam usus besar berarti telah hidup 12-24 jam.1
d. Sistem kardiovaskuler
Pada bayi yang lahir hidup akan terjadi perubahan aliran darah di dalam jantung
akibat berfungsinya paru-paru. Tekanan pada jantung sebelah kiri meningkat
sehingga menyebabkan foramen ovale menutup. Arteria dan vena umbilikalis tidak
lagi berfungsi dan kemdudian mengalami obliterasi. Sayangnya penutupan foramen
ovale dan obliterasi pembuluh darah baru dapat dilihat setelah beberapa minggu,
padahal pembunuhan bayi dilakukan tidak berapa lama sesudah dilahirkan.2
LO 8 MENJELASKAN TENTANG MEDIKOLEGAL INFANTICIDE
Dalam KUHP, pembunuhan anak sendiri tercantum dalam bab kejahatan terhadap nyawa
orang:
Pasal 341. Seorang Ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam
karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.
Pasal 342. Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak
sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama 9 tahun.
Pasal 343. Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang
lain yang turut serta melakukan sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya, misalnya di tempat sampah,
got, sungai dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan
anak sendiri (pasal 341, 342), pembunuhan (pasal 338, 339, 340, 343), lahir mati
kemudian dibuang (pasal 181), atau bayi yang diterlantarkan sampai mati (pasal 308).
Pasal 181. Barang siapa mengubur, menyembuyikan, membawa lari atau menghilangkan
mayat dengan maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya diancam dengan
pidana penjara selama 9 bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
Pasal 308. Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran anaknya,
tidak lama sesudah melahirkan, menempatkan anaknya untuk ditemukan atau
meninggalkannya dengan maksud untuk melepaskan diri dari padanya, maka maksimum
pidana tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi separuh.

Adapun bunyi dari pasal 305 dan 306 tersebut adalah sebagai berikut:
Pasal 305. Barang siapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun untuk
ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri
daripadanya, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan.
Pasal 306. (1) Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 itu mengakibatkan
luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun dan 6
bulan. (2) Jika mengakibatkan kematian, pidana penjara paling lama 9 tahun.
Untuk memenuhi kriteria pembunuhan anak sendiri, dengan sendirinya bayi atau anak tersebut
harus dilahirkan hidup setelah seluruh tubuhnya keluar dari tubuh ibu (separate existence). Bila
bayi lahir mati kemudian dilakukan tindakan membunuh, maka hal ini bukanlah pembunuhan
anak sendiri ataupun pembunuhan. Juga tidak dipersoalkan apakah bayi yang dilahirkan
merupakan bayi yang cukup bulan atau belum cukup bulan, maupun viabel atau non-viabel.1

Anda mungkin juga menyukai