Anda di halaman 1dari 14

BAB.

II
RUANG LINGKUP
1. PERSYARATAN RAWAT GABUNG
Persyaratan dalam rawat gabung terdiri dari :
A. Kondisi Bayi
1) Semua bayi
2) Kecuali bayi beresiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan untuk menyusu
pada ibu.
B. Ibu
Ibu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
C. Ruangan Rawat Gabung
1) Untuk Bayi
(bedding - in).
2) Untuk Ibu
(Bila perlu ada tangga injakan naik ke tempat tidur).
Panduan Rawat Gabung Ibu dan Bayi
Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014
5

3) Ruangan
dengan ruang petugas (di rumah sakit).
4) Sarana
2. KRITERIA RAWAT GABUNG
A. Ibu dan Bayi dalam Keadaan Sehat
1. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.
2. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat, refleks
mengisap baik, tidak ada tanda infeksi dan sebagainya.
3. Bayi yang lahir dengan sectio cesarea dengan anestesia umum, rawat gabung dilakukan
segera setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk), misalnya 4-6 jam setelah
operasi selesai. Bayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu masih mendapat infus.
4. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai Apgar minimal 7).
5. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
6. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.
7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.
B. Ibu dan Bayi dalam Kondisi Tidak Sehat
1. Bayi yang sangat prematur.
2. Bayi berat lahir kurang dari 2000-2500 gram.
3. Bayi dengan sepsis.
Panduan Rawat Gabung Ibu dan Bayi
Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014
6

4. Bayi dengan gangguan napas.


5. Bayi dengan cacat bawaan berat, misalnya : hidrosefalus, meningokel, anensefali, atresia
ani, abio/palato/galactoschizis, omfalokel, dan sebagainya).
6. Ibu dengan infeksi berat, misalnya KP terbuka, sepsis, dan sebagainya.
7. Kriteria-kriteria masih ditentukan juga oleh beberapa aspek pertimbangan klinis, misalnya
bayi dengan berat badan 2000-2500 gram meskipun keadaan lain-lainnya dalam batas
normal, perawatan gabungnya harus dengan pengawasan yang sangat ketat.
3. PERAN DALAM MENCIPTAKAN RAWAT GABUNG
A. Peran Institusi
1) Pimpinan mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan rawat gabung.
2) Mensosialisasikan kebijakan pada unsur terkait.
3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung.
4) Menyiapkan SDM yang terampil.
5) Melakukan monitoring dan evaluasi.
6) Memberikan Reward dan Punishment secara internal.
B. Peran Tenaga Kesehatan
1) Melaksanakan kebijakan dan tata tertib rawat gabung.
2) Melaksanakan perawatan ibu dan anak.
3) Merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan-kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi
dan Edukasi) kepada ibu dan keluarganya.
4) Memotivasi ibu melakukan perawatan payudara, cara menyusui, perawatan bayi, dan
perawatan nifas.
5) Mengatasi masalah laktasi.
Panduan Rawat Gabung Ibu dan Bayi
Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014
7
6) Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi kelainan yang timbul.
7) Melakukan pencatatan pelayanan yang diberikan.
C. Peran Ibu
1) Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan, misalnya : merawat payudara,
kebersihan diri, menyusui dan merawat bayi.
2) Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan kepada petugas
D. Peran Suami dan Keluarga
1) Memberikan dukungan pada ibu.
2) Membantu merawat ibu dan bayi.
3) Membantu persiapan alat kebutuhan ibu dan bayi.
4) Mengambil keputusan yang mendukung.
BAB. III
TATA LAKSANA
1. PRAKTEK RAWAT GABUNG
A. Cara Memandikan Bayi
1) Siapkan alat-alat.
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah memandikan bayi.
3) Bayi diletakkan telentang di atas tempat tidur / meja dengan alas perlak dan handuk.
4) Muka dan telinga dibersihkan dengan kain (waslap) basah kemudian dikeringkan dengan
handuk.
5) Seluruh tubuh bayi disabun dengan menggunakan waslap yang telah diolesi sabun (leher,
dada, perut, lipatan ketiak, kedua tangan / lengan, kedua kaki / tungkai, bagian belakang
bayi).
6) Bayi dibersihkan dengan menggunakan kain lap (waslap) basah dalam ember mandi bayi.
7) Bayi diangkat dan dikeringkan dengan handuk.
Panduan Rawat Gabung Ibu dan Bayi
Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014
8
8) Tali pusat ditutup dengan kain kasa yang telah direndam dalam alkohol 70%.
9) Dada, perut dan punggung diolesi minyak telon, tempat lipatan seperti pangkal paha, ketiak
dan leher diberi bedak supaya tidak mudah lecet, dan diberi pakaian.
B. Cara Menyusui
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.
2) Ibu duduk atau berbaring santai.
3) Payudara dipijat / massage supaya lemas.
4) Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI. Oleskan ASI
tersebut pada putting susu dan areola sekitarnya sebelum menyusui.
5) Bayi diletakkan di pangkuan bila ibu duduk, dan di sebelah ibu bila ibu tiduran.
6) Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari di atas dan keempat jari lainnya di
bagian bawah payudara.
7) Sebagian besar areola payudara harus berada di dalam mulut bayi.
8) Setiap payudara harus disusui sampai kosong, kurang lebih 10-15 menit.
9) Bayi menyusu pada dua payudara bergantian, setelah payudara pertama terasa kosong.
10) Bila akan melepaskan mulut bayi dari putting susu, masukkan jari kelingking antara mulut
bayi dan payudara.
11) Sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu dan areola sekitarnya serta
biarkan kering oleh udara.
12) Bayi digendong di bahu ibu atau dipangku tengkurap agar dapat bersendawa.
13) Periksa keadaan payudara, mungkin ada perlukaan / pecah-pecah atau terbendung.
14) Bayi menyusu setiap kali membutuhkan, sebagian dengan posisi berubah-ubah.
15) Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang, di luar waktu menyusui.
C. Cara Merawat Tali Pusat
1) Siapkan alat-alat.
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.
3) Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa yang dibasahi alkohol 70%.
4) Setelah bersih, tali pusat dikompres alkohol / povidon iodine 10% (betadine) lalu dibungkus
dengan kain kasa steril kering.
Panduan Rawat Gabung Ibu dan Bayi
Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014
9
5) Setelah tali pusat terlepas / puput, pusar tetap dikompres dengan alkohol / povidon iodine
10% sampai kering.
2. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN RAWAT GABUNG
Untuk melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi yang perlu dipersiapkan adalah institusi
pelayanan, ibu hamil, suami, dan atau keluarga, petugas, sarana dan prasarana pelayanan.
A. Institusi Pelayanan
1) Perlu adanya kebijkan yang tertulis dari Rumah Sakit yang merupakan komitmen dari unsur
terkait untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi.
2) Rawat gabung ibu dan bayi merupakan salah satu kegiatan/program untuk mendukung
keberhasilan menyusui pada program sayang ibu dan sayang bayi.
3) Program sayang ibu dan sayang bayi dengan memberikan hak ibu antara lain : medapat
pelayanan yang sesuai standar, dekat dengan bayinya, bisa mencurahkan kasih sayang
sesuai keinginan.
4) Hak bayi, antara lain : mendapatkan gizi terbaik untuk tumbuh dan kembang. Gizi terbaik
bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) yang tidak dapat tergantikan oleh apapun, dan juga
dapat setiap saat mendapatkan ASI sesuai kebutuhan, mendapat kasih sayang dan selalu
dekat dengan ibunya.
B. Ibu Hamil, Suami dan atau Keluarga
1) Salah satu faktor keberhasilan menyusui adalah kesiapan calon ibu dan dukungan dari
keluarga. Sehingga sejak awal ibu hamil sudah memahami pengertian rawat gabung.
2) Suami dan keluarga perlu juga mendapatkan informasi tentang rawat gabung ibu dan bayi
sejak masa kehamilan pada waktu pelayanan Antenatal Care (ANC).
3) Informasi dapat diperoleh melalui sosialisasi tentang rawat gabung ibu dan bayi minimal 2
kali pertama pada ANC (trisemester 1 dan 2), dimulai secara kelompok, dilanjutkan dengan
konseling kepada ibu, suami dan keluarga.
C. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah sebagai berikut :
1) Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
2) Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung.
Panduan Rawat Gabung Ibu dan Bayi
Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014
10
3) Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
4) Terampil melakukan asuhan pada ibu dan bayi yang lahir dengan tindakan.
5) Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi dan perlekatan yang baik.
6) Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam menyusui bayinya,
misalnya : puting ibu lecet, payudara bengkak, dll.
7) Mampu menolong ibu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi harus berpisah dari
ibunya.
8) Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar.
9) Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan rawat gabung.
D. Sarana dan Prasarana Pelayanan Rawat Gabung
Untuk melaksanakan rawat gabung perlu adanya saran dan prasarana yang mendukung, antara
lain :
1) Ruang klinik kebidanan (ANC) dilengkapi dengan ruang konsultasi dan pojok laktasi.
2) Kamar bersalin : ruang nifas dengan rawat gabung dengan ruang penyuluhan dan
bimbingan.
3) Ruang perinatologi, dilengkapi dengan ruang istirahat bagi ibu yang bayinya dirawat.
4) Sarana dan prasarana yang tersedia harus memenuhi persyaratan rawat gabung.
3. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI
A. Pelaksanaan rawat gabung hendaknya disiapkan semenjak perawatan kehamilan (ANC).
B. Diawali dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada masa persalinan di kamar bersalin.
C. Dilanjutkan rawat gabung di ruang perawatan, antara lain :
1) Menyusui On Cue (melihat tanda-tanda bayi ingin menyusui).
2) Menyusui eksklusif.
3) Asuhan bayi baru lahir, antara lain :
hygiene bayi).
Panduan Rawat Gabung Ibu dan Bayi
Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014
11
4) Asuhan ibu nifas, antara lain :
mengenali tanda bayi ingin menyusu, dan tanda bayi telah puas dalam menyusu.
pembengkakan mamae, engorgement, dll).
5) Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Keberhasilan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi, untuk mendukung
keberhasilan menyusui, calon ibu perlu mendapatkan informasi tentang :
BAB. IV
DOKUMENTASI
Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan / asuhan yang diberikan kepada ibu dan
bayi, hal-hal yang perlu ditulis/direkam pada pencatatan dan pelaporan rawat gabung adalah :
1. Cakupan Rawat Gabung
A. Jumlah rawat gabung
1) Rawat gabung penuh
Panduan Rawat Gabung Ibu dan Bayi
Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014
12
2) Rawat gabung parsial
B. Inisiasi menyusu dini
C. Menyusui On Cue
Pendokumentasian rawat gabung menggunakan formulir :
a. Formulir Follow Up Bayi
b. Informasi dan Persetujuan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Rawat Gabung
c. Formulir Rawat Gabung dan ASI Eksklusif
2. Jumlah Persalinan
A. Persalinan normal.
B. Persalinan dengan tindakan.
3. Jumlah Ibu dan Bayi yang Bermasalah dalam Menyusui.
4. Jumlah Rujukan (dirujuk atau menerima rujukan).
Pencatatan dan pelaporan menggunakan sistem dan format yang telah ada, misalnya :
mencatat asuhan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk ibu dan bayi yaitu pada rekam medis
dan RL 1 hal 2.
Alur pelaporan mengikuti sistem yang telah ada, misalnya : di rumah sakit dari ruangan di
koordinir oleh bagian pencatatan dan pelaporan RS. Pencatatan dan pelaporan ini penting
dilaksanakan, sebab catatan ini merupakan data yang dapat dianalisis dan dapat digunakan sebagai
bahan informasi.
Panduan Rawat Gabung Ibu dan Bayi
Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014
13

Download
of 13

Close

Share Panduan Rawat Gabung Doc

Embed
750x600
size(px)
start
on

http://documen
Link

Anda mungkin juga menyukai