Anda di halaman 1dari 1

Teori klasik menyatakan bahwa suatu negara akan memperoleh keuntungan dengan

melakukan spesialisasi dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki keunggulan
komparatif (comparative advantage) terbesar yaitu suatu barang yang dapat dihasilkan
dengan lebih murah dan mengimpor barang yang memiliki comparative disadvantage, yaitu
suatu barang yang jika dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar.

nilai suatu barang nergantung dari banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk
memproduksi barang tersebut (labor cost value theory). Perdagangan antar negara akan
timbul apabila masing-masing negara memiliki comparative cost yang terkecil.

Dalam teori neoklasik perdagangan internasional tidak bersumber pada perbedaan tingkat
produktivitas atau perkembangan teknologi antar negara, melainkan pada perbedaan
kelimpahan atau kekayaan faktor produksi. Negara yang memiliki banyak tenaga kerja akan
berspesialisasi pada produksi yang bersifat padat karya terutama komoditi primer, serta
mengimpor produk yang menggunakan faktor produksi yang langka di negaranya seperti
produk manufaktur yang bersifat padat modal.

Teori ini mendorong negara berkembang untuk memfokuskan pengembangan aneka komoditi
primer sebagai andalan ekspor yang nantinya akan ditukarkan dengan produk manufaktur.
Sehingga, negara berkembang akan lebih berpeluang dalam mengembangkan
perekonomiannnya serta memperoleh keuntungan maksimal dari hubungan perdagangan
internasional

Anda mungkin juga menyukai