Anda di halaman 1dari 1

Putri Salsabila - IXc

Sejarah, Peninggalan, Pendiri, Letak, Peta, Kemunduran,


Runtuhnya

Jaka Tingkir, menantu Pangeran Trenggana, memindahkan pusat pemerintahan dari


Demak ke Pajang, dan kemudian mendirikan kerajaan Pajang dan menjadi raja pertama di
Pajang dengan gelar Hadiwijaya. Jaka Tingkir melakukan penaklukan terhadap kerajaan-
kerajaan kecil di Jawa Timur. Setelah berhasil, ia memberikan hadiah kepada dua orang yang
telah berjasa selama penaklukan, mereka adalah Ki Ageng Pamanahan yang ditempatkan di
Mataram dan Ki Ageng Panjawi yang ditempatkan di Panjawi.

Kerajaan Pajang merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di pedalaman. Tidak
seperti kerajaan-kerajaan lainnya yang biasanya berada di sekitar pesisir. Sebelum menjelma
menjadi kerajaan, Pajang merupakan daerah yang bereda dalam kekuasaan Demak. Lokasinya
terletak di daerah Kartasura, dekat Surakarta (Solo). Pada waktu itu yang menjadi adipati
(semacam bupati) di Pajang adalah Joko Tingkir.

Joko Tingkir disebut juga Panji Mas atau Mas Karebet. Ia merupakan keturunan Raja
Pengging yang bernama Handoyoningrat. Pengging ini terletak di lereng tenggara Gunung
Merapi, Jawa Tengah. Setelah setelah berhasil menghabisi Ario Penangsang, Joko Tingkir
naik tahta menjadi sultan pertama Pajang, bergelar Raden Hadiwijaya.

Pada tahun 1554, Sultan Hadiwijaya merebut daerah Blora, dekat Jipang. Pada tahun
1568, semua perangkat kebesaran Majapahit yang terdapat Demak ia pindahkan ke Istana
Pajang. Selanjutnya, guna melebarkan sayap kekuasaannya ia menyerang Kediri pada tahun
1577. Tiga tahun setelah itu, raja-raja di Jawa Timur mengakui kedaulatan Pajang.
Hadiwijaya wafat pada tahun 1587, dimakamkan di Desa Butuh. Ia digantikan oleh
menantunya, Arya Pangiri. Arya Pangiri sendiri adalah putera Sunan Prawoto dari Demak.
Arya Pangiri lalu mengangkat Pangeran Benawa (Benowo), anak Hadiwijaya, menjadi adipati
di Jipang. Karena merasa lebih berhak atas tahta Pajang, Pangeran Benawa melakukan
pemberontakan terhadap Pangiri. Ia dibantu oleh sejumlah pejabat Demak. Selain Demak,
Benawa juga dibantu oleh adipati Mataram, Panembahan Senopati (Sutawijaya). Karena
didukung kekuatan yang lebih besar,

Pangeran Benawa berhasil mengalahkan Pangiri, yang tak lain masih saudara iparnya
sendiri. Benawa menjadi sultan Pajang pada tahun 1588.

Pada perkembangan selanjutnya, Pangeran Benawa lebih memilih menjadi penyiar


Islam daripada mengurusi Pajang. Karena itu, yang berkuasa atas Jawa selanjutnya adalah
Mataram. Pada tahun 1589 Pangeran Benawa digantikan oleh Gagak Bening atas kebijakan
Sutawijaya. Pada tahun 1591, Gagak Bening meninggal dan digantikan oleh anak Benawa,
yang ketika itu telah menjadi bawahan Mataram.

Pada tahun 1618, putera Benawa memberontak terhadap Sultan Agung, Raja Mataram.
Karena tak seimbang, Sultan Agung dengan mudah melumpuhkan perlawanan penguasa
Pajang ini. Abdi-abdi Pajang yang selamat melarikan diri ke Giri dan Surabaya. Setelah
pemberontakan betul-betul redam, Sultan Agung mengirimkan penduduk Pajang ke Mataram
untuk menjadi buruh kerja paksa. Dengan demikian, tamatlah riwayat Pajang yang berkuasa
hanya 45 tahun. Seluruh pusaka kerajaan lalu Pajang dipindahkan ke Mataram.

Anda mungkin juga menyukai