Disusun Oleh :
M. Agung A (20140110058)
Media interaksi antara aktivitas tata guna lahan dan fasilitas transportasi adalah lalu
lintas. Lalu lintas adalah perpindahan secara terus menerus yang dapat diobservasi dan diukur
dalam hal ruang dan koordinat waktu, yang mana ruang dan waktu tersebut memberikan
dinamika karakter pada keseluruhan sistem. Dinamika tersebut didominasi oleh pengaruh
timbal balik yang kuat baik positif maupun negatif yang menyebabkan beberapa penyesuaian
untuk membentuk kondisi kesetimbangan tertentu.
Beberapa contoh penyesuaian ditunjukkan dengan mempertimbangkan situasi dari jalan
yang menghubungkan daerah pemukiman di pinggiran kota dengan pusat pekerjaan untuk
melayani orang-orang yang pulang pergi setiap harinya. Dengan pertumbuhan aktivitas
penggunaan lahan, penyesuaian lainnya akan terjadi. Bersamaan dengan hampir tercapai
batas maksimum kapasitas pelayanan jalan, transportasi umum yang beroperasi di area
tertentu menjadi lebih atraktif secara progresif. Hal ini akan membentuk kondisi
kesetimbangan yang baru. Ketika seluruh kapasitas transportasi dimanfaatkan dan puncak
persebaran telah meluas sejauh yang memungkinkan, penyesuaian lokasi akan terbentuk
mengikuti peninjauan kembali oleh pengguna jalan. Peninjauan tersebut meliputi opsi untuk
menemukan pekerjaan yang lebih cocok dan nyaman.
Nyatanya, penggunaan lahan dan sistem transportasi secara luas menjadi lebih kompleks
dan dinamis. Sebagaimana hal-hal yang lalu menunjukkan banyak contoh dimana perencana
transportasi dan perencana tata guna lahan telah bekerja secara independen, sehingga
pekerjaan yang tersisa adalah membuat dasar teori dari perilaku sistem dan mengesahkannya
secara teruji.
Diketahui bahwa muatan perilaku dari penggunaan lahan dan kompleks transportasi
adalah salah satu sosial-ekonomi yang melibatkan keinginan individu, hubungan sosial dan
perdagangan, hukum yang mengatur sistem tersebut adalah dari jenis psiko-fisik dan tidak
memiliki derajat yang sama dalam keumuman sebagai hukum fisika. Namun, dalam skala
makro, sangat menegejutkan betapa kekalnya beberapa hukum ini sebagaimana
didemonstrasikan oleh contoh dari pembayaran tol pada jalur cepat atau pada jembatan.
Setiap pengendara yang membayar tol di Jembatan Pelabuhan Sydney, misalnya, memakan
waktu berbeda yang tak terduga untuk melakukan hal yg sama. Tetapi kumpulan dari waktu
pelayanan individu bisa dideskripsikan oleh distribusi frekuensi dengan rata-rata dan varian
yang cocok.
Setelah aksioma dan hukum dasar untuk sistem penggunaan lahan transportasi
ditetapkan, ada tiga pendekatan alternatif untuk analisis dan sintetis: perilaku makro; tujuan
(optimisasi); dan prediktif (ekstrapolasi tren). Semua pendekatan pada akhirnya akan
bertahan atau gagal pada beberapa hukum yang berlaku. Sebagai contoh, fungsi tujuan dari
sebuah metode optimisasi ditentukan dalam hal atribut yang beberapa orang atau organisasi
berusaha untuk mencapainya, seperti minimalisasi waktu perjalanan individu atau
memaksimalkan hasil industri.
PERSAMAAN KONSEP
Hukum Interaksi Penggunaan Lahan dan Transportasi
Interaksi antara aktivitas penggunaan lahan dan fasilitas transportasi dapat
dikonseptualisasikan sebagai sebuah masalah yang berpotensi. Sebuah zona aktivitas
penggunaan lahan menciptakan sebuah lahan sosio-ekonomi yang menyebabkan gaya tarik
dengan aktivitas penggunaan lahan pelengkap lainnya. Sebagai contoh, sebuah pusat
lapangan pekerjaan menarik banyak pekerja dari daerah pemukinan sekitar, begitu pula
dengan area rekreasi dan kompleks olahraga yang juga menciptakan gaya tarik. Tanpa
disengaja, kekuatan daya tarik secara langsung sebanding dengan intentitas aktivitas
penggunaan lahan. Namun kekuatan tersebut berkurang seiring usaha melakukan perjalanan
meningkat. Upaya tersebut sebanding dengan jarak yg harus ditempuh, waktu perjalanan atau
biaya. Pendapat ini dinyatakan sebagai :
Ao Ld / Z (dod, tod, cod)
Dimana
Ao = daya tarik yang digunakan pada seorang individu di origin o untuk melakukan
perjalanan ke aktivitas penggunaan lahan di destinasi d;
Ld = Tingkat daya tarik aktivitas tata guna lahan yang berlokasi di d;
dod = Jarak dari o ke d;
tod = Waktu perjalanan dari o ke d;
cod = Biaya transportasi dari o ke d;
Z = Sebuah fungsi dari d, t atau c (atau kombinasi) yang menerjemahkan impedansi
transportasi kepada pencegahan terjadinya perjalanan.
Jika ada jumlah total dari pengguna transportasi yang berpotensi di Lo, sebagaimana
ditunjukkan oeleh intensitas aktivitas penggunaan lahan di o, maka jumlah total perjalanan
dari o ke d (dinotasikan sebagai Tod) menjadi :
Tod LoLd / Z (dod, tod, cod)
Kemudian ditransformasikan ke sebuah persamaan dengan memasukkan kesebandingan
konstanta, K, sehingga :
Tod = K LoLd / Z (dod, tod, cod)
Konstanta tersebut memiliki 2 fungsi penting. Fungsinya antara lain merasionalkan satuan
pemgukuran untuk L dan Z, dan merupakan indikasi kecenderungan melakukan perjalanan
untuk orang-orang yang berada di lokasi o.
FUNGSI IMPEDANSI
Fungsi impedansi transportasi termasuk arti fundamental dalam analisis spasial
penggunaan lahan dan sistem transportasi. Impedansi memiliki dua aspek, yaitu:
1. Variable independen (d,t,c) tergantung dari tujuan analisis.
2. Menyatakan transformasi jarak, waktu atau biaya dalam banyak analisis untuk
menunjukkan respon perilaku kepada pemisahan fisik.
Bentuk umum fungsi ini adalah :
Z(dod) = dod, d od, ed od
Z(tod) = tod,t od, ed od
Z(cod) = cod, c od, ed od
INTERAKSI SPASIAL
Hukum interaksi tata guna lahan dan transportasi :
=