BAB I - Pendahuluan
BAB I - Pendahuluan
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manajemen system penyelanggaraan makanan menurut Depkes (2003)
menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada
konsumen dalam rangka pencapaiana status yang optimal melalui pemberian
makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian
makan yang tepat (Rahmawati, 2011). Oleh karena itu, penyelenggaraan makanan
perlu menerapkan unsur ilmu manajemen agar hasil yang dicapai sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Manajamen praktis sebagai aplikasi dari ilmu
manajemen dapat diterapkan ke dalam pengelolaan makanan di catering
pelayanan lembaga untuk jumlah produk lebih dari 50 porsi. Unsur- unsure
manajemen yang dimaksud berkaitan dengan Perencanan, pengorganisasiaan,
pelaksanaaan, pengontrolan, dan evaluasi sebagai bahan masukan untuk siklus
manajemen berikutnya. Bagian yang dikelola di dalam catering pelayanan
lembaga adalah perpaduan antara manusia , bahan pangan, dan alat pengolahan
pangan untuk menghasilkan makanan yang siap konsumsi, dengan menerapkan
system kerja tertentu, misalnya system kerja manual dengan alat sederhara dan
alat mekanis yang dioperasikan manusia
1
Pelayanan makanan yang cepat dan menyenangkan berkaitan dengan
distribusi makanan yang dikelola dengan prinsip kecepatan dan keakuratan,
didukung oleh fasilitas yang layak seperti alat makan dan alat distribusi
makanan. Untuk kepentingan ini perlu pengembangan cara-cara pendistribusian
makanan yang efisien dalam menjamu jumlah minimal 50 orang pada waktu yang
relative bersamaan sehingga tidak terjadi antrian yang bisa memboroskan waktu
istirahat jam makan karyawan. (Novita Kusumawati, 2012)
2
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi penyelenggaraan makanan di MI Unggulan Nuris
Antirogo?
2. Bagaimana tipe penyelenggaraan makanan di MI Unggulan Nuris
Antirogo
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi penyelenggaraan makanan di MI Unggulan
Nuris Antirogo
2. Untuk mengetahui tipe penyelenggaraan makanan di MI Unggulan Nuris
Antirogo
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
bahan makanan, pendistribusian/penyajian makanan dan pencatatan serta
pelaporan (Purwaningtiyas Sulistiyo, 2013).
5
2.2.2. Commisary / Terpusat
Sistem makanan terpusat digunakan untuk memfasilitasi layanan
makan yang tidak dapat diakomodir oleh sistem konvensional. Sistem
makanan terpusat memiliki fleksibilitas ragam penggunaan dapur, diantaranya
yaitu terdapat dapur sentral, dapur satelit, dapur saji dan dapur lainnya
tergantung penggunaan. Semua makanan dibuat di pabrik sentral lalu
didistribusikan ke cabang-cabang. Dalam sistem ini diatur sedemikian rupa di
dapur sentral agar rasa, ukuran, bentuk serta kualitasnya sama. Sistem ini
banyak digunakan oleh restoran francished, katering, dan restoran (yang
memiliki banyak cabang).
6
c. Dapat memenuhi deadline pemesanan.
7
2.3.3. Non-komersial
Institusi yang mengoperasikan penyelenggaraan makanan sendiri
dengan tujuan utama sebagai pelayanan dan bukan keuntungan. Contohnya
antara lain, rumah sakit, sekolah, penitipan anak (child care), dan panti
jompo (senior care).
8
Macam hidangan sederhana, tidak bnyak variasi dan sesuai dengan
kemampuan perusahaan.
Pelayanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan paling
banyak dilakukan adalah anggunakan tiket makanan yang
bertanggal.
9
Standar gizi disesuaikan menurut kebutuhan golongan yang
diasramakan serta disesuaikan dengan sumber daya yang ada.
Melayani berbagai glongan umur ataupun sekelmpok usia tertentu.
Dapat bersifat komersial, memperhitungkan laba rugi Institusi, bila
dipandang perlu dan terletak diperdagangan/kota.
Frekuensi makan 2-3 kali, dengan atau tanpa makanan selingan.
Macam pelayanan makanan tergantung policy/peraturan asrama.
Tujuan penyediaan makanan lebih diarahkan untuk pencapaian
status kesehatan penghuni.
2.4.4. Pelayanan Gizi Institusi Sekolah
10
Makanan yang disajikan adalah makanan penuh sehari 3 4 kali
makan, dengan atau tanpa selingan.
Standar makanan memuat standar makanan orang sakit sesuai
dengan peraturan diet dan syarat kesehatan yang disesuaikan
dengan policy rumah sakit.
Konsumen dapat bervariasi dan jumlahnya tidak tetap dengan
makanan yang juga berbeda dari hari ke hari.
Harga makanan per porsi sesuai dengan ketetapan rumah sakit.
Frekuensi makan, waktu makan, macam pelayanan dan distribusi
makanan disesuaikan menurut peraturan rumah sakit yang berlaku.
Melayani kekhususan dari setiap individu terutama yag
memerlukan makanan tertentu, dalam jangkauan yang terbatas.
Dilakukan dengan batas tanggung jawab tenaga gizi ataupun
tenaga terlatih dalam bidang gizi dietetik.
11
Pelayanan makanan dapat self service/melayani makanan sendiri,
dilayani dimeja, dilayani dengan kereta makanan dan cara-cara
lainnya yang sudah ditetapkan pengelola atau pemilik institusi
tersebut.
Dipersiapkan dengan standar sanitasi yang tinggi serta pelayanan
yang maksimal menurut kemampuan institusi tersebut.
Karakteristiknya :
12
Menu sederhana, disesuaikan dengan bantuan pangan yang
tersedia dan memperhitungkan kecukupan gizi.
Frekuensi makan berkisar antara 2 3 kali sehari dengan atau
tanpa makanan selingan.
13
2.5.2. Perencanaan Menu
Perencanaan menu merupakan serangkaian kegiatan menyusun
hidangan dalam variasi yang serasi untuk manajemen penyelenggaran
makanan di institusi. Kegiatan ini sangat penting dalam sistem
pengelolaan makanan, karena menu sangat berhubungan dengan
kebutuhan dan penggunaan sumber daya lainnya dalam sistem tersebut
seperti anggaran belanja, perencanaan menu harus disesuaikan dengan
anggaran yang ada dengan mempertimbangkan kebutuhan gizi dan aspek
kepadatan makanan dan variasi bahan makanan. Menu seimbang perlu
untuk kesehatan, namun agar menu yang disediakan dapat dihabiskan,
maka perlu disusun variasi menu yang baik, aspek komposisi, warna, rasa,
rupa, dan kombinasi masakan yang serasi (Purwaningtiyas Sulistiyo,
2013).
2.5.3. Persiapan Bahan Makanan
Persiapan bahan makanan adalah suatu proses kegiatan yang
spesifik dalam rangka menyiapkan bahan makanan dan bumbu-bumbu
sebelum dilakukan pemasakan. Tujuan persiapan bahan makanan adalah:
Tersedianya racikan yang tepat dari berbagai macam bahan makanan
untuk berbagai hidangan dalam jumlah yang sesuai dengan menu yang
berlaku, standar porsi dan jumlah konsumen.
Tersedianya racikan bumbu sesuai dengan standar bumbu atau standar
resep yang berlaku, menu dan jumlah konsumen (Purwaningtiyas
Sulistiyo, 2013). Prasyarat persiapan bahan makan adalah:
a. bahan makanan yang akan dipersiapkan
b. peralatan persiapan
c. protap
d. proses-proses persiapan. (Depkes RI, 2007).
2.5.4. Pengolahan Bahan
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan terhadap
bahan makanan yang telah dipersiapkan menurut prosedur yang ditentukan
dengan menambahkan bumbu standar menurut resep, jumlah klien, serta
perlakuan spesial yaitu pemasakan dengan air, lemak, pemanasan dalam
14
rangka mewujudkan masakan dengan cita rasa yang tinggi
(Purwaningtiyas Sulistiyo, 2013).
2.5.5. Pendistribusian
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran
makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang
dilayani. Macam-macam distribusi makanan: a. Sentralisasi, yaitu suatu cara
mengirim hidangan makanan dimana telah diporsi untuk setiap konsumen.
Hidanganhidangan telah diporsi di dapur pusat. b. Desentralisasi, yaitu
pengiriman hidangan dengan menggunakan alat-alat yang ditentukan dalam
jumlah porsi lebih dari satu, kemudian di ruang distribusi disajikan untuk
setiap konsumen. Sistem desentralisasi mempunyai syarat yaitu adanya
pantry yang mempunyai alat-alat pendingin, pemanas dan alat-alat makan
(Purwaningtiyas Sulistiyo, 2013).
15
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN
3.1.HASIL
3.1.1 Tipe PMI
16
Tabel 1. Tabel Latar Belakang SDM MI Nuris Antirogo
17
4 Sei Kepala Mengolah dan
meyiapkan
Juru masak makanan
Kebijakan dapur
Bahan makanan dibeli dalam keadaan segar dan berkualitas baik , bahan
makanan dibeli dibeli setiap hari kecuali bahan makanan kering, misalnya untuk
untuk bahan kering seperti mi di stock satu minggu sekali.
18
Tabel 3. Tabel Peralatan yang Digunakan
1 Irus Baik
2 Sepatula Baik
3 Serok Baik
4 Loyang Baik
7 Kompor Baik
8 Panci Gosong
11 Wajan Gosong
12 Dandang Gosong
13 Talenan Baik
14 Pisau Baik
19
ruangan terdapat dua tungku sebagai tempat mengolah makanan . tempat
untuk membersihkan peralatan masak terdapat di sisi bagian sebelah utara.
Sedangkan, tempat penyajian makanan terdapat pada sisi bagian sebelah
selatan.
20