Pembimbing
Disusun oleh:
1220221098
2013
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Disusun oleh :
Pembimbing
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan kasus dengan judul Kolik Renal. Laporan kasus ini merupakan salah satu
syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan klinik Pendidikan Profesi Dokter di Bagian
Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa.
Laporan kasus ini sedikit banyak membahas mengenai penyakit yang menjadi
masalah-masalah di berbagai negara berkembang termasuk Indonesia. Hanya
sebagian masalah kecil yang penulis bahas, namun diharapkan laporan kasus ini bisa
memberikan sedikit pengetahuan kepada para pembaca mengenai penyakit ini.
Dalam menyelesaikan tugas ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dr. B. Susanto Permadi, Sp.PD dan dr. Hascaryo Nugroho,
Sp.PD selaku dokter pembimbing dan teman-teman Co-Ass yang telah membantu
dalam proses pembuatan laporan kasus ini.
Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. S
No. RM : 38334-2013
Umur : 39 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
ANAMNESA (Subyektif)
Keluhan Utama : nyeri hebat pada pinggang sebelah kiri, hilang timbul sejak
2 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dari IGD Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa pada 26 Juni
2013 pukul 17.00 WIB. Pasien mengeluh nyeri hebat pada pinggang sebelah
kiri, hilang timbul sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan tajam seperti
ditusuk-tusuk terutama saat BAK dan menjalar sampai ke lipatan paha sebelah
kiri. Saat serangan, pasien merasa sangat lemas dan nyeri yang dialami pasien
hingga menggangu aktifitas. Nyeri berkurang jika pasien berbaring dan minum
air hangat. Pasien juga mengeluhkan anyang-anyangan dan BAK berdarah
sekitar 1 minggu yang lalu. Pasien belum mengkonsumsi obat apapun. Keluhan
tidak disertai mual, muntah dan demam. Pasien mengaku jarang mengkonsumsi
air putih dan jarang berolahraga.
Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-
Abdomen : I : Datar
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba
membesar, terdapat nyeri tekan lumbal sinistra menjalar ke
pinggang kiri bagian belakang dan nyeri ketok CVA (-/+)
P : Timpani
S : Pada tanggal 26 Juni 2013 pasien atas nama Ny. Siti Solekah berumur 39
tahun datang ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa pukul 17.00
WIB dengan keluhan nyeri hebat pada pinggang sebelah kiri, hilang timbul
sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan tajam seperti ditusuk-tusuk
terutama saat BAK dan menjalar sampai ke lipatan paha sebelah kiri. Saat
serangan, pasien merasa sangat lemas dan nyeri yang dialami pasien hingga
menggangu aktifitas. Nyeri berkurang jika pasien berbaring dan minum air
hangat. Pasien juga mengeluhkan anyang-anyangan dan BAK berdarah
sekitar 1 minggu yang lalu. Pasien belum mengkonsumsi obat apapun.
Keluhan tidak disertai mual, muntah dan demam. Pasien mengaku jarang
mengkonsumsi air putih dan jarang berolahraga.
A : Kolik renalis
P : - Inf RL 20 tpm
1. Nyeri hebat pada pinggang sebelah kiri sifatnya hilang timbul dan sangat
mengganggu aktifitas
2. Nyeri dirasakan tajam seperti ditusuk-tusuk terutama saat BAK dan menjalar
sampai ke lipatan paha sebelah kiri serta berkurang jika pasien berbaring
3. Keluhan anyang-anyangan dan BAK berdarah sekitar 1 minggu yang lalu
4. Jarang mengkonsumsi air putih dan jarang berolahraga
5. Pada pemeriksaan fisik abdomen terdapat nyeri tekan lumbal sinistra menjalar
ke pinggang kiri bagian belakang dan nyeri ketok CVA (-/+)
Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-
Abdomen : I : Datar
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba
membesar, terdapat nyeri tekan lumbal sinistra menjalar ke
pinggang kiri bagian belakang dan nyeri ketok CVA (-/+)
P : Timpani
A : Kolik renal
P : - Inf RL 16tpm
Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-
Abdomen : I : Datar
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba
membesar, terdapat nyeri tekan lumbal sinistra menjalar ke
pinggang kiri bagian belakang dan nyeri ketok CVA (-/+)
P : Timpani
A : Kolik renal
P : - Inf RL 16tpm
Darah Rutin
Ht : 37,2 % 37-43 %
RDW : 10,6 % 10 16 %
Granulosit % : 73,5 % 50 80 %
PDW : 14,5 % 10 18 %
Kimia Darah
Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-
Abdomen : I : Datar
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba
membesar, terdapat nyeri tekan pinggang kiri bagian belakang
dan nyeri ketok CVA (-/+)
P : Timpani
A : Kolik renal
P: - Inf RL 16tpm
Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-
Abdomen : I : Datar
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba
membesar, terdapat nyeri tekan pinggang kiri bagian belakang
dan nyeri ketok CVA (-/+)
P : Timpani
P: - Inf RL 16tpm
Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-
Abdomen : I : Datar
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba
membesar, terdapat nyeri tekan pinggang kiri bagian belakang
dan nyeri ketok CVA (-/+)
P : Timpani
A : Kolik renal
P: - Inf RL 16tpm
Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-
Abdomen : I : Datar
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba
membesar, terdapat nyeri tekan pinggang kiri bagian belakang
dan nyeri ketok CVA (-/+)
P : Timpani
A : Kolik renal
P: - Inf RL 16tpm
BNO
Lesi opak pada cavum pelvis sinistra suspek ureterolithiasis sinistra 1/3 distal
IVP
Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba
membesar, terdapat nyeri tekan pinggang kiri bagian belakang
dan nyeri ketok CVA (-/+)
P : Timpani
A : Kolik renal
P: - Inf RL 16tpm
Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba
membesar, terdapat nyeri tekan pinggang kiri bagian belakang
dan nyeri ketok CVA (-/+)
P : Timpani
A : Kolik renal
P: - Inf RL 16tpm
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Nyeri
II.1.1. Definisi
II.1.2. Klasifikasi
II.1.3. Proses
II.1.4. Karakteristik
II.1.5. Nosiseptor
II.1.6. Mekanisme
II.2.1. Definisi
II.2.2. Etiologi
II.2.3. Posisi
a. Ginjal (Nefrolithiasis)
b. Ureter (Ureterolithiasis)
c. Vesika urinaria (Vesikolithiasis)
d. Uretra (Uretrolithiasis)
II.2.4. Proses
1) Intrinsik
a. Herediter: penyakit ini diduga diturunkan dari orang tua
b. Usia: paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
c. Jenis kelamin: jumlah pasien pria tiga kali lebih banyak daripada wanita
2) Ekstrinsik
a. Iklim dan temperatur: daerah yang bersuhu panas menyebabkan tubuh
bayak mengeluarkan keringat yang akan mengurangi produksi urin dan
mempermudah pembentukkan batu.
b. Asupan air: kurangnya asupan air menyebabkan kadar semua substansi
dalam urin akan meningkat dan mempermudah pembentukkan batu.
c. Diet: diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terbentuknya
batu saluran kemih.
d. Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai pada oramg yang pekerjaannya
banyak duduk atau aktifitas terbatas.
e. Infeksi atau obstruksi saluran kemih: ISK dapat menyebabkan nekrosis
jaringan ginjal dan menjadi inti batu. Infeksi oleh bakteri yang memecah
urea dan membentuk ammonium akan mengubah pH urin menjadi alkali
dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehingga mempercepat
pembentukkan batu.
II.2.6. Patofisiologi
Batu terdiri dari kristal-kristal yang terlarut dalam urin dan akan tetap
berada dalam urin (metastable) jika tidak mengalami presipitasi (pH urin,
GFR, korpus alienum pada saluran kemih) ---- kristal mengalami presipitasi --
-- membentuk inti batu (nukleasi) ---- menarik bahan2x lain (agregasi) ----
kristal menjadi lebih besar ---- agregat kristal masih rapuh ---- agregat kristal
menempel pada epitel saluran kemih (retensi kristal) ---- mengendap ---
menyumbat saluran kemih.
II.2.7. Jenis
B. Batu struvit
Batu struvit disebut juga batu infeksi karena terbentuknya batu ini
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini
adalah golongan pemecah urea yang dapat menghasilkan enzim urease dan
merubah urin dalam suasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak
seperti pada reaksi: CO(NH2)2 + H20 2NH3 + CO2. Bakteri yang
termasuk pemecah urea diantaranya adalah: Proteus, Klebsiella, Serratia,
Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus.
Secara epidemiologi, kristal ini ditemukan pada 5-10% dari kasus batu
saluran kemih. Sekitar 80% batu asam urat terdiri dari asam urat murni dan
sisanya merupakan campuran kalsium oksalat. Penyakit batu asam urat banyak
diderita oleh pasien dengan penyakit gout, mieloproliferatif dan pasien denga
terapi antikanker. Sumber asam urat berasal dari diet yang mengandung purin
dan metabolisme endogen di dalam tubuh. Degradasi purin di dalam tubuh
melalui asam inosinat diubah menjadi hipoxantin. Dengan batuan enzim
xantin oksidase, hipoxantin diubah menjadi xantin yang akhirnya diubah
menjadi asam urat. Faktor yang menyebabkan terbentuknya kristal asam urat:
II.2.9. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa (NSAID)
b. ESWL (Extracorporeal Shockwave
Lithotripsy)
II.2.10. Pencegahan