Anda di halaman 1dari 26

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 3 No.

1 April 2012: 1 - 19

Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong,


Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
The Outburst of gas and water mixing at Pari Temple village,
Porong District, Sidoarjo Regency, East Java
Hanik Humaida, A. Zaennudin, dan N. E. Sutaningsih
Badan Geologi
Jln. Diponegoro 57 Bandung 40122

SARI

Semburan gas di Desa Candi Pari yang terjadi pada 20 November 2011 berada sekitar 3,2 km sebelah
barat titik pusat semburan lumpur Sidoarjo (LUSI). Semburan gas ini didominasi oleh gas hidrokarbon
disertai oleh air yang keluar melalui sumur bor dengan kedalaman sekitar 35 m. Sumur bor ini dibuat
tiga tahun yang lalu untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, kecuali untuk air minum karena
mutunya tidak layak untuk dikonsumsi sebagai air minum. Berdasarkan analisis, komposisi kimia
hidrokarbon dan isotop kar-bon dari semburan gas LUSI tersebut merupakan gas hidrokarbon
termogenik yang mempunyai kesamaan dengan semburan-semburan gas di sekitar LUSI. Gas
hidrokarbon yang terdapat di dalam semburan Candi Pari berasal dari kedalaman antara 1.514 2.514 m
yang mendorong air meteorik yang berada di lapisan atasnya.
Kata kunci: Candi Pari, semburan gas hidrokarbon, Porong, LUSI

ABSTRACT

The gas outburst at Candi Pari village that occured on November 20, 2011 was a gas outburst about 3.2
km to the west of the main eruption point of LUSI. This outburst was followed by hydrocarbon gas
dominated water that came out of shallow bore hole of 35 m deep. This bore hole was built three years
ago for daily needs, but not as drinking water. Based on analysis, chemical composition of the
hydrocarbon and isotop of the carbon the gases are thermogenic hydrocarbon. These gases are similar
with bubbles and outburst gases from around LUSI. The hydrocarbon gases of Candi Pari were
originating from a depth of 1,514 2,514 m that pushed out the meteoric water on the upper layer.
Keywords: Candi Pari, outburst hydrocarbon gases, Porong, LUSI

Naskah diterima 27 Februari 2012, selesai direvisi 21 Maret 2012


Korespondensi, email: hanikhumaida@gmail.com
1
Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 3
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.
Geokimia gas zaman Pliosen yang
air yang ikut serta dilakukan dengan kemudian ditutupi vulkanik Pliosen
dalam semburan gas metoda Giggenbach secara tidak selaras Atas, batu lempung
dan air permukaan dan sampel gas oleh endapan batu berwar-na kebiru-
yang ada di sekitar kering. Sampling pasir biruan, selang-seling
tembusan gas. Air dengan metoda batu pasir dan serpih
terikut serta oleh Giggenbach untuk berumur Plistosen
semburan gas baik mengeta-hui Bawah Tengah.
yang berasal dari komposisi gas secara Kelompok batuan
pusat semburan keseluruhan dari tersebut kemudian
LUSI mau-pun yang suatu semburan dan ditindih secara tidak
terdapat pada tembusan gas.
selaras oleh batuan
semburan gas di luar Sedangkan sampling
gunung api
tanggul penahan dengan metoda gas
Notopuro berumur
endapan LUSI. kering dimak-sudkan
Plistosen Atas dan
Khususnya semburan untuk mendapatkan
aluvial delta Brantas
gas di Desa Candi komposisi gas
berumur Resen.
Pari, apakah air hidrokarbon yang
tersebut berasal dari terdapat dalam Batu pasir vulkanik
air formasi atau air semburan dan yang terdapat di
permukaan yang tembusan gas. sumur Banjar panji-
terdorong keluar oleh Beberapa titik lokasi 1 ini mempunyai
gas hidrokarbon dari tem-busan atau ketebalan seki-tar
bawah. Sampel air semburan gas 962 m (Kadar drr.,
yang ber-asal dari diambil dua kantong 2007) yang menipis
pusat semburan sampel yang ke arah timur
LUSI di samping peruntukannya satu (Lapindo Brantas,
dianalisis kantong sampel 2006). Lapisan
komposisinya juga untuk komposisi gas batuan ini adalah
dilakukan anali-sis hidrokarbon dan satu endapan batuan
isotop deuterium dan kantong sampel lagi vulkanik hasil
oksigennya yang di- untuk dianalisis iso- erupsi gunung api
lakukan di top karbonnya dari yang berada di se-
laboratorium Badan gas hidrokarbon. belah barat atau
Tenaga Atom barat dayanya yang
Nasional di Jakarta. berumur Pliosen
GEOLOGI
Analisis komposisi DAERAH Atas merupakan
kimia air SIDOARJO hasil orogenesa
menggunakan Plio-Plistosen. Batu
Endapan batuan di lempung berwarna
metoda titrasi dan
wilayah Sidoarjo ini kebiru-bi-ruan yang
AAS (Atomic
di-awali dengan menindih di atasnya
Absorption
terbentuknya batu adalah bagian
Sphectophotometry).
gamping pada bawah dari Formasi
Pucangan berumur pusat akti-vitasnya ke
Plis-tosen Bawah. arah tenggara dan
timurnya mem-
Bemmelen (1949)
menyatakan bahwa
pada zaman Pliosen
Bawah terdapat
banyak gu-nung api
yang masih aktif
berlokasi di seki-tar
Surakarta. Pada saat
yang bersamaan di
wilayah sebelah
timurnya terdapat
aktivitas gunung api
lainnya sebagai
ujung timur Zona
Solo, yaitu
Kompleks Gunung
Api Wilis Tua dan
Anjasmoro Tua.
Letusan-letusan dari
kompleks gunung
api tersebut
menghasilkan
endapan lahar,
aliran piroklastika,
dan atau endapan
fluvial hasil
reworked dari
endap-an
piroklastika.
Lapisan batu pasir
vulkanik yang
terdapat pada
wilayah Porong dan
seki-tarnya
merupakan lapisan
batuan hasil erupsi
gunung api tersebut.

Pada zaman Plistosen


Atas aktivitas vulkanik
dari Gunung
Anjasmoro berpindah
Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 5
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.
sangat dalam.

Semburan gas bercampur air di Candipari

Lokasi sampling air

Gambar 1. Lokasi semburan gas yang muncul di Desa Candi Pari dan Pesawahan, Kecamatan Porong,
Kabupaten Sidoarjo dan lokasi pengambilan sampel air di dalam tanggul dan sekitar LUSI.

A B
Gambar 2. Pengambilan sampel air pada aliran dari pusat semburan LUSI (A) dan air panas dari sumur
pemboran di salah satu pabrik kue di Desa Pulungan, Kecamatan Gempol, Pasuruan (B).
Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 7
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.

Tabel 2. Hasil Analisis Kimia Air dari beberapa Sampel di sekitar LUSI dan Area di luar LUSI (Bledug
Kuwu) pada Bulan November 2011 (kadar unsur dalam ppm)

LP-A Sumur Gali LP-C Sumur Bor LP-C Sumur


Unsur P. Purnomo Bledug Kuwu
(P. Sujono) Candi Pari P. Sujono
Pesawahan
SiO2 45,49 24,06 50,90 0,00
Al 0,00 0,00 0,00 0,00
Fe 0,00 0,00 0,00 0,54
Ca 91,35 81,30 83,00 341,00
Mg 25,25 32,50 17,54 39,00
Na 625,6 641,20 247,40 8016,00
K 76,62 27,62 65,64 285,70
Mn 0,00 0,15 0,18 0,06
Li 0,00 0,00 0,00 9,81
NH3 11,67 0,00 0,00 16,67
Cl 731,28 1004,44 211,14 12702,99
SO4 99,34 64,41 28,19 27,29
HCO3 620,44 258,03 635,16 254,42
H2S 1,94 5,82 5,17 4,53
B 0,00 1,54 0,00 44,98
pH lab. 7,51 7,34 6,95 7.92
DHL, umhos/cm 1443 1539 810 5060

JUNI 2011

KONTRIBUSI

MAGMA
DALAM
Deutorium

Bualan Gas

Pusat Semburan

Kalang Anyar

Air Panas G. Welirang

Jatirejo

18 Oksigen
Gambar 3. Plotting hasil analisis deuterium dan oksigen dari air
semburan LUSI bulan Juni 2011 dibandingkan dengan sampel yang
dianalisis sebelumnya diambil tahun 2007 dan 2009.
Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 9
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Gas pada Lokasi Tembusan Gas di sekitar LUSI dengan menggunakan Detektor Gas
Multiwarn (Drager) pada bulan Juni 2011

No. Lokasi Posisi Geografi Jenis dan Konsentrasi Gas Keterangan


Tidak bisa diukur, karena bualan
Tembusan gas sudah jauh
1. Rumah Okinawa S 07o3132,8 gas terdapat di kolam yang
mengecil.
o
E 112 4211,5 berdiameter sekitar 10 m.

S 07. 31 29,4 E CH4 = 84 % LEL Sampling gas kode SB-1 (2


2. Rumah Bpk Lutfi
112. 41 07,8 H2S = 88 ppm infus dan 1sampling bag)
CH4 = 45 % LEL
Pamotan pinggir jalan S 07. 31 28,6 E Telah dibuatkan pipa di pinggir
2.
aspal 112. 41 57,8 H2S = - ppm jalan
CO2 = - % vol.
PT. Candi Jaya, pabrik
Sampling gas kering dan
3. kerupuk Semburan gas di S 07o3138,6 CH4 = > 54 % LEL
Giggenbach
dalam pabrik E 112o426 H2S = 0 ppm
Sudah diseparator dan dibuang
S 07. 52578o E Tidak bisa diukur, karena
4. Bpk Suncono (SB-17) ke udara bebas dan rumah
112. 70319o aksesnya sulit
dikosongkan.
Sudah diseparator dan dibuang
Rumah Ibu Sutini (alm) S 07. 52576o E CH4 = > 100 % LEL
5 ke udara bebas, sampling gas
(SB-28) 112. 70164 o
H2S = 12 ppm kering dan Giggenbach

Semburan gas di rumah S 07. 31 29,8 E CH4 = 32 % LEL Gas keluar dari bawah keramik
6
Bpk Supardi (SB-39) 112. 42 06,6 H2S = 0 ppm di teras rumah

Semburan gas di rumah S 07. 31 30,9 E Gas sudah diditribusikan untuk


CH4 = 55 % LEL beberapa rumah di sekitarnya
7 Ibu Ning Ayu Sofa 112. 42 07,1
(SB-22) H2S = 0 ppm untuk masak.
S 07. 31 30,3 E Air sumur tidak dapat
Sumur Bpk Sudiyono CH4 = 10 % LEL digunakan lagi sejak 3 tahun
8 112. 42 06,3
H2S = 3 ppm yang lalu (pH 6)
Di sekitarnya banyak terdapat
S 07. 31 30,3 E
Lahan kosong Ibu CH4 = 10 % LEL tembusan-tembusan gas; tapi
9. 112. 42 06,3
Sumiyati H2S = 3 ppm munculnya tidak kontinyu dan
kecil.
Pengambilan contoh Pada tahun 2011
gas dilakukan dilakukan penelitian
dengan dua pe-rioda, yaitu
menggunakan bulan Juni Juli
sampling bag yang 2011 dan No-vember
telah va-kum dan 2011. Pada bulan
juga tabung vakum November 2011 pe-
Giggenbach untuk nelitian hanya
komposisi gas dilakukan di lokasi
secara keseluruhan. semburan dan
Ada empat contoh tembusan gas di
gas untuk dianalisis Candi Pari dan
komposisi Pesawah-an. Hasil
hidrokarbon dan penelitian yang
isotop karbonnya. dilakukan pada bu-
Analisis komposisi lan Juni-Juli tersaji
gas hidrokarbon dan dalam Tabel 4 dan
isotop gas karbon peneli-tian
(C) dilakukan di November dalam
Pusat Tabel 5.
Pengembangan dan
Sebagai bahan
Penelitian Minyak
evaluasi munculnya
dan Gas Bumi
(LEMI-GAS, bubble gas di LUSI
Jakarta). yang relatif berlokasi
cukup jauh
Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 11
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.
dari titik semburan utama, maka dilakukan Komposisi gas dari Candi Pari dan Pesawah-an
juga sampling gas di Bledug Kuwu dan mempunyai komposisi utama gas metana
Mera-pen di Kabupaten Grobogan, Jawa (CH4) dengan konsentrasi lebih dari 76% mol
Tengah (Gambar 5). Hasil analisis gas dari dan diikuti dengan hidrokarbon yang lebih
Candi Pari, Pesawahan, Bledug Kuwu, dan berat lainnya seperti etana (C2H6), propana
Merapen tersaji pada Tabel 5. (C3H8), butana (C4H10), serta pentana (C5H12).
Komposisi gas dengan konsentrasi hidrokar-
Dari hasil analisis komposisi tersebut terlihat
bon yang lebih berat (C2+) yang relatif tinggi
adanya perbedaan komposisi antara Bledug
Kuwu, Merapen, Candi Pari, dan Pesawahan.
(lebih dari 0,2 % mol), yaitu 4,4 % mol
Tampak jelas bahwa gas dari Bledug Kuwu untuk gas dari Candi Pari dan 5,2 % mol gas
mempunyai komposisi utama karbondioksi-da dari Pesawahan menunjukkan salah satu ciri
gas thermogenic.
(CO2), gas Merapen komposisi utamanya
adalah gas metana (CH4) dengan tidak disertai
gas hidrokarbon yang lebih berat lainnya C2+, PEMBAHASAN
sedangkan gas dari Candi Pari dan Pesawahan
Apabila dibandingkan dengan gas yang ada di
mempunyai komposisi yang hampir sama.
daerah Siring, Wunut, Jatirejo, Jabon, dan
Berdasarkan nilai isotop 13C serta kompo-sisi Ketapang, komposisi gas yang ada di Candi
gasnya, gas Merapen merupakan gas ke-ring
Pari dan Pesawahan ini mempunyai kompo-sisi
yang berasosiasi dengan produk biogenic
yang hampir sama. Bahkan konsentrasi
(Gambar 6). Sedangkan gas Bledug Kuwu
metananya mempunyai nilai yang lebih ting-gi.
mengandung jejak metana skala minor (ter-
Sedangkan konsentrasi C2+ berada pada kisaran
abaikan) dengan karbon dioksida dalam gas
terindikasikan berasal dari diagenesa batuan yang sama. Berdasarkan nilai isotop carbon
karbonat. 13C dan konsentrasi hidrokarbon serta
A B
Gambar 5. Pengambilan sampel di Bledug Kuwu dan Merapen pada bulan Desember 2011. Sampling
gas dari tembusan gas berukuran kecil pada radius 200 m dari pusat semburan di Bledug Kuwu (A) dan
pengambilan sampel di Merapen (B).
Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 13
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.
1983). Gas alam Selain uap air, gas
plotting terhadap hasil aktivitas yang terkandung 20% 10.000 ppm
nilai-nilai tersebut, mikroba adalah metana dan H2S sekitar 35
gas Can-di Pari dan mengandung C1 dengan Low
ppm. Sedangkan
sang-at dominan Explosion Limit
Pesawahan contoh semburan
merupakan gas yang (13C < -55 ) (LEL)
pada bulan Juli 2006
dengan sedikit
berasal dari sumber menunjukkan bahwa
kandungan C2 dan
yang sama dengan komponen utama gas
indi-kator jejak C3. Gas di dekat pusat
asosiasi ther- semburan
kematangan
mogenic
organik, % Ro, mempunyai
mengandung
sebesar 0,7 - 1% komposisi utama
hidrokarbon C2+
serta merupakan metana (83 - 85,4%)
sangat besar dengan
produk thermogenic dan CO2 (9,9 -
C1 kaya akan 13C >
(Gambar 6). 11,3%) serta terdapat
-50 . Gas yang
hidrokar-bon yang
Komposisi isotop tidak berasosiasi
lebih berat. Pada
karbon dari gas alam thermogenic asal
ba-tuan sumber bulan September
atau gas hidrokarbon 2006 gas yang dekat
terestrial maupun
dapat digunakan dengan pusat
marin dengan
untuk mengetahui semburan
kematangan termal
sumber hasil proses mempunyai
tinggi hanya
dari bak-teri (James konsentrasi CO2
mengandung C1
and Burn, 1984), sampai dengan
yang sangat
thermal (Sch-oell, 74,3% di samping
diperkaya oleh 13C
1983), atau migrasi CH4. Sedangkan gas
(Schoell, 1983).
(Leythaeuser et al., yang teremisikan di
1982). Demikian Secara umum gas
permukaan tanah
juga, data isotop yang teremisikan ke
dengan jarak 500 m
karbon dari CO2 permu-kaan di
dari pusat semburan
dapat digunakan sekitar area LUSI
mempunyai kan-
untuk mempunyai kom-
dungan CO2 yang
posisi utama gas
memperkirakan asal lebih rendah
gas tersebut (Hunt, metana (C1) dengan
(18,7%). Dari
1996). ting-kat kebasahan
sampel tersebut juga
relatif (C2+) lebih dianalisis isotop
Sebagian besar gas besar 0,2% mol,
alam dalam karbon dari
dengan nilai isotop hidrokarbon dengan
cekungan sedimen
karbon bergeser dari nilai isotop sebesar -
berasal dari hasil
waktu ke waktu. 48,6 sampai -
aktivitas bakteri
Pada awal terjadinya 51,8 sebagaimana
maupun degradasi
termal dari kerogen sem-buran, tercan-tum pada
pada kedalaman kandungan gas yang Tabel 6 (Mazzini et
tinggi (Schoell, utama adalah uap.
al., 2007).
September 2009.
Nilai isotop tersebut Secara umum emisi
menunjukkan adanya gas di lokasi
campuran gas yang semburan lumpur
berasal dari sumber mengandung
yang dalam dan hidrokarbon dengan
dangkal. Isotop senyawa
karbon dari CH4
13
( CCH4) yang relatif
rendah (-51,8)
serta adanya
hidrokarbon yang
lebih berat me-
nunjukkan bahwa
gas berasal dari
campur-an antara
biogenic dan
thermogenic. Dalam
kasus yang terjadi di
LUSI, over pressure
ter-jadi pada
kedalaman 1.323 -
1.871 m (Mazzi-ni et
al., 2007) yang
merupakan lapisan
yang baik untuk
sumber gas biogenic,
sedangkan gas yang
mempunyai nilai
isotop yang lebih
berat (-48,6)
merupakan gas
thermogenic yang
berasal dari formasi
yang lebih dalam.

Kajian terhadap gas


yang teremisikan ke
permukaan secara
intensif telah
dilakukan. Sampling
dan analisis baik
komposisi mau-pun
isotop dilakukan
secara kontinyu pada
periode Februari -
Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 15
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.

Legend Abbreviations
Februari 2009 B = Biogenic
Maret 2009 B(m) = Biogenic (marine)
April 2009 B(t) = Biogenic (terrestrial)
September 2009 T = Associated Gases
September 2006 To/Tc = Oil/Condensate associated
(Mazzini et al, 2007) TT(m) = Non-associated dry (marine)
TT(h) = Non-associated dry (humic)
November 2011 M = Mixed gas

Gambar 7. Diagram rasio-rasio isotop karbon gas


metana terhadap komposisi hidrokarbonnya (C1-C4+)
pada periode pengambilan yang berbeda.
Pergeseran sumber Dari perhitungan
gas dari awal tersebut di atas
terjadinya semburan terlihat bah-wa pada
lumpur sampai saat awal terjadinya
dengan September semburan gas yang
2009 yang teremisikan di
menunjukkan asal permukaan berasal
gas yang sema-kin dari kedalaman
dalam dapat 1.229 m.
ditentukan Kedalaman asal gas
berdasarkan kore-lasi ini berada di bawah
umum dari indikator pipa drilling tanpa
kematangan organik, casing (1.091 m)
%Ro (North, 1985)
dan di atas pipa
dan hasil analisis
pada saat terjadi-
isotop tingkat
nya stagnasi proses
kematangan gas serta
drilling (1.293m)
paleo tempera-tur
seba-gaimana
maksimum. Dengan
terlihat pada
nilai gradien tempe-
Gambar 9 (Davis et
ratur wilayah LUSI
al., 2008).
sebesar 3,5o C
(Siswoyo dan Sedangkan sumber
Sandjojo, 1980) dan emisi gas pada bulan
0
suhu permukaan 27 Feb-ruari 2009
C, maka kedalaman menjadi lebih dalam
pembentukan awal lagi yaitu pada
gas LUSI berkisar kedalaman 2.514 m
antara 1.229 - 2.514
dan pada Septem-
m seperti tercantum
dalam Tabel 7.
Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 17
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.
ber 2009 gas berasal dari sumber yang lebih an sumber gas. Namun demikian sumber gas
dalam lagi, yaitu 2.800 m. Bergesernya sum- pada saat ini (November 2011), yang berasal
ber gas menjadi lebih dalam ini sangat di- dari sumber yang relatif lebih dangkal, karena
mungkinkan, karena lubang bor yang terbuka semakin jauhnya semburan gas yang timbul.
(open hole) yang ada pada sumur pengeboran
Fakta-fakta karakter gas seperti yang dibahas
mempunyai kedalaman sampai dengan 2.834
di atas tentunya memberikan implikasi yang
m, yang berarti gas berasal dari Formasi Ku-
harus dicermati dengan sangat serius. Antisi-
jung sebagaimana terlihat dalam Gambar 9
pasi terhadap dampak adanya potensi bencana
(Davis et al., 2008).
pada kemudian hari akibat keluarnya gas dari
Kedalaman pembentukan gas pada bulan kedalaman yang sangat dalam sebaiknya di-
November 2011 lebih dangkal dibandingkan lakukan oleh berbagai pihak. Mengingat gas
pada bulan September 2009. Apabila dilihat dari kedalaman tinggi pada umumnya berte-
dari debit semburan yang mencapai pun-caknya kanan besar dan berpotensi menimbulkan
pada Juni 2008 sampai Juni 2009, yaitu sebesar bencana terhadap lingkungan sekitarnya.
120.000 m3/hari (Zaennudin drr, 2010) dan Selain itu berdasarkan pada kajian model-ling
seiring dengan berjalannya waktu debitnya terhadap kerawanan bencana juga telah
terus menurun, bahkan pada Juni 2011 debit dilakukan, sehingga dapat digunakan sebagai
semburan tercatat hanya 12.500 m3/hari. Hal pertimbangan untuk mengantisipasi potensi
ini mengindikasikan adanya ko-relasi antara bencana tersebut.
debit semburan dengan kedalam-
Gambar 9. Stratigrafi sumur Banjar Panji-1 (Davis et al., 2008) dan kedalaman asal gas yang
teremisikan di permukaan.
Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 19
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.
AAPG Bulletin 68, p. Northeast Java Basin,
ACUAN 957 960. Surrounding Area, Indonesia. Proc. 16th
James, A.T., 1990, Abstract in Sess. CCOP, Bandung
Bemmelen, R. W., 1979, p. 272 280.
Correlation of International Geo-
van, 1949, The
reservoired gas-es logical Workshop on Zaennudin, A., Badri,
Geology of In-
using the carbon Sidoarjo Mud I., Padmawidjaja, T.,
donesia, Govt.
isotopic composition Volcano. Hu-maida, H., dan
Printing Office,
of wet gas Sutaningsih, E.N.,
Martinus Nyhoff, The Lapindo Brantas,
components, AAPG 2010, Fenome-na
Hague, 732 pp. 2006, Banjarpanji
Bull. 74, p.1441 Geologi Semburan
Mud volcano in the
Davies, R.J., Brumm, 1448. Lumpur Sidoarjo,
making sub surface Badan Geologi
M., Manga, M.,
Kadar, A. P., Kadar, study, Presentasi tang-
Rubiandini, R.,
K., and Aziz, F., 2007, gal 29 Agustus 2006.
Swarbrick, R., Tingay,
M., 2008, The East
Pleis-tocene
Leythaeuser, D.,
Java mud volcano Stratigraphy of
Schaefer, R.G., and
(2006 to present): An Banjatpanji-1 Well Yukler, A.,1982, Role
earthuquake or drilling and the of diffusion in
trigger? Earth and primary migration of
Planetary Science Let- hydrocarbons. AAPG
ters 272 (2008), p. 627 Bulletin, v. 66, no. 4,
638. Elsever. p. 408 429.
Fukushima, Y., Mori, Mazzini, A., Svensen,
J., Hashimoto, M., H., Akhmanov, G.G.,
Kano, Y., 2009, Aloi-si, G., Planke,
Subsidence associated S., Malthe-Sarenssen,
with the LUSI mud A., Istadi, B., 2007,
volcano eruption, East Triggering and
Java, invertigated by dynamic evolution of
SAR interferometry. LUSI mud volcano,
Journal Marine and Indonesia, Earth
Petroleum Ge-ology, Planet Scie. Lett. 261,
Special issue: Mud p. 375 388.
volcanism, submitted
for Q2 publication. North, F. K., 1985,
Petroleum Geology,
Hunt, J.M., 1996,
Winches-ter, USA,
Petroleum
676 p
Geochemistry and
Geology 2nd edition. Schoell M., 1983,
743 p, Freeman, San Genetic
Fran-cisco. characterization of
nat-ural gasses.
James, A.T., and
Burn, B.J., 1984, AAPG Bull. 67, 2225
Microbial al-teration 2238.
of subsurface natural Siswoyo, S. and
gas accumulation, Sandjojo, 1980, Heat
flow in Cepu area,

Anda mungkin juga menyukai