SINTESIS PROTEIN
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi struktural dan
fungsional dari sel. Protein struktural menghasilkan beberapa komponen sel dan
beberapa bagian diluar sel seperti kutikula,serabut dan sebagainya. Protein
fungsional (enzim dan hormon) mengawasi hamper semua kegiatan
metabolisme , biosintesis, pertumbuhan, pernapasan dan perkembangbiakan dari
sel. Namun demikian sebuah sel tidak mungkin membuat protein yang
dibutuhkan oleh individu yang bersel banyak. Sintesis protein adalah proses
pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode
genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom.
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida.
Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai
polipeptida karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa
DNA merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi
ke generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan
asam amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari
DNA melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino
yang spesifik. Menurut (Suryo, 2008:59-61) DNA merupakan susunan kimia
makromolekular yang komplek, yang terdiri dari tiga macam molekul yaitu :
Gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa, Asam pospat, dan Basa
nitrogen, dibedakan atas dua tipe dasar yaitu : pirimidin {sitosin (S) dan timin
(T)} dan purin {adenine (A) dan guanine (G)}.
Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri spesifik suatu
jenis makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetik dari DNA
ke asam amino (protein). Konsep tersebut dikenal dengan dogma genetik. Tahap
pertama dogma genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi
mRNA. Tahap kedua dogma genetik adalah proses translasi atau penerjemahan
kode genetik pada RNA menjadi urutan asam amino. Dogma genetik dapat
digambarkan secara skematis sebagai berikut.
DNA transkripsi RNA translasi Protein!
B. Rumusan masalah
C. Tujuan pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Organel tempat sintesis protein
1.ribosom
Gbr. Ribosom melekat pada RE dan ribosom bebas
Ribosom adalah suatu organel sel yang banyak menempel pada reticulum
endoplasma kasar (REK). Ribosom telibat dalam proses sintesis protein. Pada
ribosom akan terjadi proses penerjamahan kode-kode genetik, kodon yang
dibawa oleh mRNA. Selama proses penerjemahan ribosom menempel dan
bergeser sepanjang molekul mRNA dari ujung 5-3. Dalam penerjemahan
tersebut akan terlibat tRNA yang membawa anti kodon, tRNA tersebut
menggandeng asam amino.
Ribosom merupakan tempat sel membuat atau mensintesisi protein. Sel
yang memiliki laju sintesis protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah
ribosom yang sangat banyak. Misal, sel hati manusia memiliki beberapa juta
ribosom. Tidak mengejutkan jika sel yang aktif dalam mensintesis protein juga
memiliki nukleus yang terlihat jelas.
Ribosom ada yang terdapat bebas di sitoplasma atau melekat pada
retikulum endoplasma, yang disebut RE kasar. Tiap ribosom terdiri dari 2 sub
unit yang berbeda ukuran. Dua sub unit ini saling berhubungan dalam suatu
ikatan yang distabilkan oleh ion magnesum.
Pada saat sintesis protein ribosom mengelompok menjadi poliribosom
(polisom). Sebagian besar protein dibuat oleh ribosom bebas akan berfungsi di
dalam sitosol. Sedang ribosom terikat umumnya membuat protein yang
dimasukkan ke dalam membran, untuk pembungkusan dalam organel tertentu
seperti lisosom atau dikirim ke luar sel.
Ribosom bebas maupun terikat secara struktural identik dan dapat saling
bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif dari masing-masing
jenis ribosom begitu metabolismenya berubah.
Gambar: ribosom bebas dan ribosom trikat
Jumlah ribosom sendiri sangat banyak, tetapi jumlahnya berfariasi
tergantung pada macam organismenya. Ribosom dibangun dari molekul protein
dan RNA. Hasil pengamatan dengan mikroskop elektron dalam bentuk 3
dimensi dan teknik-teknik pewarnaan tertentu menunjukkan bahwa ribosom
sebenarnya adalah gabungan dari sub unit kecil dan sub unit besar.
1. Inisiasi
tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub
unit ribosom. Pertama, sub unit ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA
dan tRNA inisiator khusus. Sub unit ribosom kecil melekat pada segmen leader
pada ujung 5(upstream) dari mRNA. Pada arah downstream dari mRNA
terdapat kodon inisiasi, AUG, yang memberikan sinyal dimulainya proses
translasi. tRNA inisiator yang membawa asam amino metionin, melekat pada
kodon inisiasi.Penyatuan mRNA, tRNA inisiator, dan sub unit ribosom kecil
diikuti oleh perlekatan subunit ribosom besar, menyempurnakan proses inisiasi
translasi.
2. Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino ditambahkan satu peratu
pada asam amino pertama.
a. Pengenalan kodon : kodon mRNA pada tempat A dari ribosom membentuk
ikatan hydrogen dengan anti kodon molekul tRNA yang baru masuk yang
membawa asam amino yang tepat.
b. Pembentukan ikatan peptida : molekul rRNA dari subunit ribosom besar,
berfungsi sebagai ribozim, mengkatalis pembentukan ikatan peptide yang
menggabungkan polipeptida memanjang dari tempat P keasam amino yang baru
tiba di tempat A. pada tahap ini polipeptida memisahkan diri dari tRNA tempat
perlekatannya semula, dan asam amino pada ujung karboksilnya berikatan pada
asam amino yang dibawa oleh tRNA ditempat A.
c. Translokasi : tRNA itempat A, sekarang terikat pada polipeptida yang sedang
tumbuh, di translokasikan ketempat P. saat RNA berpindah tempat,
antikodonnya tetap berikatan dengan hydrogen pada kodon mRNA, mRNA
bergerak bersama-sama dengan anti kodon ini dan membawa kodon berikutnya
untuk ditranslasi di tempat A. sementara itu tRNA yang tadinya berada pada
tempat P ke tempat E dan dari tempat ini keluar dari ribosom.
3. Terminasi
2. Anti Kodon
Anti kodon merupakan komplemen dari kodon, pada bagian ujung RNA-t
yang tumpul terdapat urutan basa tertentu yang komplemen terhadap kodon.
Jika kodon memiliki urutan CAU maka anti kodon memiliki urutan GUA. Ingat
bahwa pada RNA, A akan berpasangan dengan U, sedangkan G berpasangan
dengan C.
3. Kodon dan Macam Asam Amino yang dipesannya.
Urutan basa baru bisa terbaca jika terdapat kodon AUG. karenanya,
kodon AUG disebut sebagai kodon permulaan atau kodon start. Proses sintesis
protein akan berakhir jika terdapat kodon UAA, UAG dan UGA. Karenanya,
kodon tersebut disebut sebagi kodon terminasi atau penghenti atau kodon stop.
Kodon yang terbaca pada RNA-d akan di datangi oleh RNA-t yang
memiliki anti kodon komplemennya. Karena RNA-t membawa asam amino
tertentu, maka kodon tertentu dijawab dengan membawa asam amino tertentu
pula. Misalnya, kodon UUU akan menyebabkan RNA-t membawa Fenilalanin
datang. Artinya, kodon UUU dibawa oleh asam amino Fenilalanin.
Rangkaian kodon yang terdiri dari 3 nukleotida dibutuhkan untuk
informasi pembuatan polipeptida tertentu dinamakan sistrom. Setiap kodon
pada DNA ataupun transkripsinya pada mRNA akan menentukan jenis asam
amino yang akan menyusun polipeptida atau protein.
4. Ribisom
Ribosom adalah lokasi utama berlangsungnya sintesis protein. Ribosom
yang fungsional terdiri dari ribosom sub unit besar dan sub unit kecil. Suatu
ribosom memiliki suatu tempat pengukatan RNA-d dan 3 tempat pengukatan
RNA-t yaitu sisi P (peptide), A (asam amino) dan E (exit).
b. tahap dan proses Mekanisme Sintesis Protein
Pada tahun 1950, Paul Zamecnik melakukan percobaan untuk mengetahui
tahapan dan tempat terjadinya sintesis protein. Paul menginjeksikan asam amino
radioaktif ke tubuh tikus dan berhasil menjelaskan tempat terjadinya sintesis
protein, yaitu di dalam ribosom. Selanjutnya, penelitian dilakukan bersama
dengan Mahlon dan menyimpulkan bahwa molekul RNA pemindah (RNA t)
berperan dalam sintesis protein. Akhirnya, Francis Crick menemukan bahwa
RNA pemindah harus mengenali urutan nukleotida untuk disusun sebagai asam
amino sesuai pemesanan, yang kemudian dibawa oleh RNA pembawa pesan
Sintesis Protein.
Tahapan sintesis protein mengikuti aturan dogma sentral, dimana
informasi genetik dipindahkan dari DNA ke DNA melalui tahap replikasi. Dari
DNA ke RNA melalui tahap transkripsi. Selanjutnya dari RNA ke protein
melalui sintesis protein. Sebelum terjadi sintesis protein, DNA pada struktur
nukleosom akan lepas dari protein histon oleh bantuan kerja enzim polimerase.
Secara umum, proses sintesis protein meliputi tiga tahapan utama, antara lain:
a. Replikasi DNA
Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan cara membelah. Sebuah sel
membelah menjadi 2 sel, 2 sel membelah menjadi 4 sel, 4 sel membelah
menjadi 8 sel dan seterusnya. Sebelum sel membelah, terjadi perbanyakan
komponen-komponen di dalam sel termasuk DNA. Perbanyakan DNA
dilakukan dengan cara replikasi. Dengan demikian, replikasi adalah proses
pembuatan (sintesis) DNA baru atau penggandaan DNA di dalam nukleus. Pada
saat replikasi berlangsung, DNA induk membentuk kopian DNA anak yang
sama persis sehingga DNA induk berfungsi sebagai cetakan untuk pembentukan
DNA baru Sintesis Protein.
RNA Virus dapat Membentuk DNA
Menurut Baltimore, Mizushima, dan Temin (1970), beberapa virus dapat
mensintesis DNA dari RNA hasil cetakan yang berantai tunggal. Enzim yang
berperan disebut DNA polimerase bergantung RNA atau Transkriptase
Sebaliknya. (Suryo, Genetika, hlm. 101) Sintesis Protein.Replikasi merupakan
tahapan rumit yang mengawali sintesis protein. Oleh karena itu, kalian perlu
menyimak dengan saksama.
Gambar . Tahapan
replikasi DNA.
Proses replikasi dimulai pada beberapa daerah spesifik dari rantai DNA,
disebut pangkal replikasi. Beberapa tahapan dan enzim yang berperan dalam
sintesis protein, antara lain:
Gambar . Tahapan
transkripsi RNA.
Lalu, bagaimana mekanisme translasi tersebut? Langkah-langkah pada proses
translasi adalah sebagai berikut:
1) Inisiasi Translasi
Ribosom sub unit kecil mengikatkan diri pada mRNA yang telah
membawa sandi bagi asam amino yang akan dibuat, serta mengikat pada bagian
inisiator tRNA. Selanjutnya, molekul besar ribosom juga ikut terikat bersama
ketiga molekul tersebut membentuk kompleks inisiasi. Molekul-molekul tRNA
mengikat dan memindahkan asam amino dari sitoplasma menuju ribosom
dengan menggunakan energi GTP dan enzim. Bagian ujung tRNA yang satu
membawa antikodon, berupa triplet basa nitrogen. Sementara, ujung yang lain
membawa satu jenis asam amino dari sitoplasma. Kemudian, asam amino
tertentu tersebut diaktifkan oleh tRNA tertentu pula dengan menghubungkan
antikodon dan kodon (pengkode asam amino) pada mRNA Sintesis Protein.
Gambar . Tahap
inisiasi translasi.
Kodon pemula pada proses translasi adalah AUG, yang akan mengkode
pembentukan asam amino metionin. Oleh karena itu, antikodon tRNA yang
akan berpasangan dengan kodon pemula adalah UAC. tRNA tersebut membawa
asam amino metionin pada sisi pembawa asam aminonya.
2) Elongasi
Tahap pengaktifan asam amino terjadi kodon demi kodon sehingga
dihasilkan asam amino satu demi satu. Asam-asam amino yang telah diaktifkan
oleh kerja tRNA sebelumnya, dihubungkan melalui ikatan peptida membentuk
polipeptida pada ujung tRNA pembawa asam amino. Misalnya, tRNA
membawa asam amino fenilalanin, maka antikodon berupa AAA kemudian
berhubungan dengan kodon mRNA UUU. Fenilalanin tersebut dihubungkan
dengan metionin membentuk peptida. Nah, melalui proses elongasi, rantai
polipeptida yang sedang tumbuh tersebut semakin panjang akibat penambahan
asam amino.
Gambar . Tahap
elongasi translasi.
Keterangan :
a. tRNA membawa antikodon AAA & asam amino (fenilalanin)
b. antikodon AAA berpasangan dengan kodon Mrna
c. pembentukan ikatan peptida
d. pemanjangan rantai polipeptida & ribosom siap menerima tRNA selanjutnya.
3) Terminasi
Proses translasi berhenti setelah antikodon yang dibawa tRNA bertemu
dengan kodon UAA, UAG, atau UGA. Dengan demikian, rantai polipeptida
yang telah terbentuk akan dilepaskan dari ribosom dan diolah membentuk
protein fungsional.
C. fungsi protein
Protein terdiri atas polimer linear dari asam amino dan terdapat kurang lebih
17% dari jumlah seluruh polimer yang berada di dalam tubuh. Fungsi molekul
protein adalah untuk memelihara struktur tubuh (seperti kolagen), untuk fasilitas
pergerakan (seperti actin dan myosin untuk kontraksi otot), dalam transportasi
(seperti transportasi oksigen oleh hemoglobin, system transportasi pada
membran sel), dalam metabolism (seperti enzim), dalam regulasi (seperti factor-
faktor pertumbuhan, dan factor-faktor transkripsi), dan dalam fungsi imun
(seperti immunoglobulin). Meskipun bermacam-macam fungsi dari protein
tubuh, dapat disimpulkan pada satu nomor besar dari perbedaan jenis-jenis
protein, setengah dari protein tubuh berisi hanya empat yaitu struktur protein
kolagen, actin, dan myosin, dan juga protein transportasi oksigen yaitu
hemoglobin.
Protein tubuh didistribusikan ke berbagai organ, dengan jumlah terbanyak
(kurang-lebih 40%) dalam jaringan otot. Dalam penambahan untuk daya
penggerak dan bekerja, otot protein juga mengandung asam amino yang dapat
dimobilisasi saat terjadi stress. Otot protein tidak memiliki bentuk yang
berbeda, seperti glikogen, atau lemak, dan kekurangan otot protein akan
berdampak pada fungsi protein.
Fungsi jaringan otot adalah memberikan prioritas yang lebih rendah dari
pada terhadap fungsi jaringan perut, seperti hati dan usus, yang kandungan
proteinnya kurang lebih 10%. dan Sekitar 30% dari protein tubuh ini terdapat
dalam kulit, darah, dan kedua lesi kulit dan dampak anemia berpengaruh
terhadap kekurangan protein. Beberapa protein seperti kolagen akan
dihancurkan jika terjadi masa kekurangan nutrisi pada tubuh, hal ini terjadi
bukan dikarenakan protein kurang penting tetapi jenis protein tersebut sangat
mudah rusak.
beberapa fungsi protein tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : (Almatsier,
prinsip dasar ilmu gizi,2005)
1. Pertumbuhan dan pemeliharaan
karena sebagian protein tubuh berbentuk hormon pertumbuhan, maka fungsi
protein termasuk dalam pertumbuhan dan pemeliharaan. dengan proses sintesis
dan degradasi protein, pertumbuhan dan pemeliharan sel maupun jaringan tubuh
yang rusak tetap akan tertangani dengan baik oleh protein tubuh.
2. Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh
hormon-hormon tubuh dan enzim merupakan bentukan ikatan-ikatan tubuh
yang bertindak sebagai katalisator atau membantu perubahan-perubahan
biokimia yang terjadi didalam tubuh. dengan mengonsumsi protein yang cukup
maka ikatan-ikatan ini akan berfungsi dengan baik.
3. Mengatur keseimbangan air
cairan dalam tubuh manusia dipisahkan oleh membran-membaran sel.
membran-membran sel ini dneganbantuan protein memiliki funsi untuk menjaga
homeostatis dari cairan itu sendiri, salah satu masalah yang timbul jika terjadi
kekurangan protein, adalah dengan terjadinya edema pada bagian tubuh
tertentu.
4. Netralitas Tubuh
sebagian besar jarignan tubuh membutuhkan pH netral untuk menjalankan
fungsinya, dan protein dapat bereaksi terhadap asam dan basa dalam tubuh
untuk menjaga pH pada kondisi konstan.
5. Pembentukan Antibodi
tinggi-rendahnya daya tahan tubuh sangat bergantung pada pembentukan
antibodi dalam tubuh. dan kemampuan tubuh untuk memproduksi antibodi ini
sangat bergantung pada tinggi rendahnya protein tubuh. sebab protein tubuhlah
yang mampu untuk membentuk enzim-enzim yang berguna dalam pembentukan
antibodi ini.
6. Mengangkut zat gizi
dalam hal transportasi sari-sari makanan dalam tubuh protein juga memiliki
andil yang sangat besar, sebab sebagian besar dari zat-zat gizi didalam tubuh
hanya bisa diangkut oleh protein.
7. Juga sebagai Sumber energi
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2010. BIOLOGI Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kimball, John W. 1992. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga
Schumm,Dorothy E..1993.Intisari Biokimia.Jakarta : Binarupa
Marianti, Samadi dan Aditiya, 2006.Biologi Sel, Semarang :Unnes
Dr. juwono, achmad zulfa juniarto, biologi sel. Jakarta : EGC, 2002
Yatim, widan : biologi sel lanjut . Bandung : taristo 1996
Yatim, wildan : biologi sel modren. Bandung, 2012
Karmana, oman. Cerdas belajar biologi. Grafindo media pratama. Bandung :
2008
Prof subowo. Biologi sel. Angkasa. Bandung : 1995
Sintesis Protein - Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gen bersama rangkaian DNA-nya
memengaruhi sifat makhluk hidup. Bagaimanakah caranya? Jawaban singkat dari pertanyaan tersebut
adalah bahwa DNA mengen- dalikan sintesis protein. Mengapa sintesis protein sangat penting?
Pada tingkat biokimia, protein sangatlah penting. Protein merupakan pembentuk sel, bagian dari molekul-
molekul dan enzim. Enzim yang sebagian besar terbuat dari protein bertanggung jawab bagi pembentukan
hampir semua makromolekul (molekul besar) pada sel
Seperti yang terlihat dari bagan, bahwa sintesis protein terjadi melalui dua tahap, yaitu transkripsi dan
translasi. Proses sintesis protein juga dibantu oleh asam nukleat lain, yakni RNA (ribonucleic acid).
Berdasarkan sifatnya, RNA dapat dibedakan menjadi R A genetik dan R A nongenetik. RNA genetik
umumnya terdapat pada virus dan berfungsi layaknya DNA bagi virus, bertanggung jawab dalam
membawa unsur genetik (genom virus). Adapun RNA nongenetik tidak berfungsi layaknya DNA. Mahkluk
hidup umumnya memiliki DNA maupun RNA.
Berdasarkan letak dan fungsinya dalam sintesis protein, RNA dibedakan atas messenger RNA (mR A),
transfer RNA (tR A), dan ribosom RNA (rR A).
essenger RNA (mRNA) atau disebut juga RNA duta, merupakan RNA terbesar dan terpanjang.
RNA ini membentuk pita panjang dan berfungsi sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida. Oleh
karena itu, RNA ini disebut juga kodon karena merupakan hasil transkripsi DNA di dalam inti sel.
Transfer RNA (tRNA) merupakan RNA pendek yang bertindak sebagai penerjemah kodon dari
mRNA sehingga disebut juga antikodon. RNA ini berfungsi juga mengikat asam-asam amino yang
akan disusun menjadi pita polipeptida di ribosom. Sisi anti kodon tRNA akan berhubungan
dengan kodon mRNA.
Ribosom RNA (rRNA) merupakan RNA yang terdapat di dalam ribosom. RNA ini berupa pita
tunggal tidak bercabang dan fleksibel. Hingga kini fungsi rRNA belum banyak diketahui, namun
diduga berkaitan dengan sintesis protein.
Secara garis besar, sintesis protein dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap transkripsi dan tahap
translasi.
a. Transkripsi
Proses transkripsi, sesuai namanya merupakan proses pencetakan atau penulisan ulang DNA ke dalam
mRNA. Proses ini terjadi di dalam nukleus.
Pada tahap ini, setiap basa nitrogen DNA dikodekan ke dalam basa nitrogen RNA. Misalnya, jika urutan
basa nitrogen DNA adalah ACG TAG CTA, maka urutan mRNA hasil transkripsi adalah UGC AUC GAU
Tahap transkripsi dapat dibagi lagi menjadi tiga tahap, yaitu iniasi, elongasi, dan terminasi.
1) Inisiasi
Tahap ini diawali oleh melekatnya enzim RNA polimerase pada pita DNA pada titik awal. Pita DNA akan
terbuka, akibatnya basa nitrogen pada pita tersebut menjadi bebas. Basa nitrogen pada salah satu pita
tersebut akan menjadi cetakan mRNA. Pita DNA ini disebut juga pita bermakna atau sense. Adapun pita
yang tidak ditranskripsi disebut pita tak bermakna atau antisense. Enzim RNA polimerase mulai
menyintesis RNA dari titik awal pita.
2) Elongasi (pemanjangan)
Enzim RNA polimerase akan terus membentuk mRNA hingga terbentuk pita mRNA. Pita mRNA ini akan
terus memanjang. Oleh karena itu, tahap ini disebut tahap elongasi.
3) Terminasi
Pada saat enzim RNA polimerase sampai pada tempat pemberhentian (terminal site) DNA, transkripsi
akan terhenti. Setelah itu, mRNA dibebaskan dan RNA polimerase terlepas dari DNA. DNA akan kembali
seperti bentuknya semula. Hasil dari transkripsi, yakni mRNA selanjutnya akan keluar dari inti sel melalui
membran inti menuju sitoplasma.
b. Translasi
Tahap translasi adalah tahap penerjemahan kode mRNA oleh tRNA ke dalam urutan asam amino. Tahap
ini terjadi di dalam sitoplasma dengan bantuan ribosom.
Ribosom merupakan salah satu organel dalam sitoplasma yang berperan dalam sintesis protein. Ribosom
terdiri atas dua bagian, yaitu subunit besar dan subunit kecil . Ribosom mengandung protein dan rRNA
Tahap translasi mirip tahap transkripsi. Keduanya menggunakan enzim untuk membuat rantai polimer
polinukleotida pada transkripsi dan polipeptida pada translasi. Pada proses translasi juga terjadi tahap
inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Pada tahap translasi kode genetik atau kodon dari mRNA diterjemahkan menjadi rangkaian asam amino.
Apakah kodon itu? Kodon merupakan urutan tiga basa nitrogen pada mRNA. Setiap urutan tiga basa
tersebut memiliki arti khusus yang dapat diterjemahkan dalam proses translasi. Urutan tiga basa tersebut
dikenal sebagai triplet. Misalnya, AUG, AAA, UCA, dan UUA.
Kodon pada mRNA dikenali oleh antikodon pada tRNA. Jika urutan triplet pada mRNA adalah AUG AAA
UCA UUA maka urutan antikodonya adalah UAC UUU AGU AAU. Triplet antikodon terletak pada salah
satu sisi tRNA. Pada sisi yang lain, tRNA membawa asam amino yang sesuai dengan pesanan kodon
(a) Letak sisi antikodon dan tempat melekatnya asam amino pada tRNA. (b) Struktur
tiga dimensi tRNA.
Dari 64 macam triplet kodon, terdapat 61 macam yang dapat mengodekan 20 macam asam amino.
Akibatnya, terdapat beberapa asam amino yang dapat dikodekan oleh lebih dari satu triplet atau disebut
juga kodon sinonim. Tiga triplet lainnya tidak mengodekan asam amino, tetapi berfungsi sebagai kodon to
, triplet yang memerintahkan penghentian proses translasi. Selain kodon stop, terdapat juga kodon ta t
yang memerintahkan dimulainya proses translasi, yaitu kodon AUG dan berfungsi juga sebagai pengode
asam amino metionin. Agar lebih memahami kode genetik, perhatikan tabel berikut
Translasi dimulai ketika mRNA dan tRNA inisiator berikatan dengan ribosom subunit kecil. Molekul tRNA
inisiator merupakan molekul yang membawa asam amino pertama dan merupakan komplemen kodon
AUG (kodon start). Biasanya membawa asam amino metionin. Antikodon pada tRNA inisiator adalah
UAC. Setelah itu, ribosom subunit besar berikatan dengan ribosom subunit kecil. Fase inisiasi ini sempurna
setelah terbentuknya ribosom yang fungsional.
Tahap inisiasi pada translasi
Elongasi terjadi setelah tRNA kedua berikatan dengan kodon selanjutnya setelah kodon start. Misalnya,
kodon lain setelah kodon start adalah GUC, maka akan berikatan dengan antikodon tRNA CAG yang
membawa asam amino valin. Kedua asam amino, metionin dan valin, akan berikatan dengan bantuan
enzim peptidil transferase.
Setelah metionin dan valin berikatan, tRNAmet yang awalnya membawa metionin, dilepaskan dari ribosom.
Kemudian, ribosom bergerak pada molekul mRNA sepanjang satu kodon. Pergerakan ini membuat
tRNAval bergerak ke tempat yang ditinggalkan tRNAmet . Molekul tRNA ketiga, kemudian berikatan
dengan kodon mRNA ketiga dan membawa asam amino lainnya. Proses elongasi ini terus mengikatkan
asam amino hingga terbentuk rantai polipeptida
Translasi terhenti ketika ribosom mencapai kodon stop pada mRNA. Kodon stop tidak berikatan dengan
tRNA, namun ia berikatan dengan protein khusus yang disebut release factors (faktor pelepas). Faktor
pelepas menghentikan translasi dan menghidrolisis ikatan antara asam amino terakhir pada rantai
polipeptida baru dan tRNA-nya
Pada proses sintesis protein, satu macam gen umumnya hanya mengatur satu sintesis polipeptida.
Polipeptida yang terbentuk terlebih dahulu dimodifikasi untuk menjadi protein yang fungsional. Misalnya,
beberapa polipeptida harus disatukan untuk membentuk satu protein yang memiliki fungsi tertentu.
Translasi berakhir ketika ribosom mencapai stop kodon.