Konsep teori I
A. Perspektif keperawatan anak
1. Filosofi keperawatan Anak
Perawatan Berfokus pada anak Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak,
mengingat anak bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingk keluarga, untuk
itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap
dalam kehidupan anak (Wong, perry 2002)
2. Morbiditas
Prevalensi penyakit khusus dalam populasi pada waktu tertentu. Angka morbiditas ini mungkin
menunjukkan penyakit akut, kronik atau ketidakmampuan. Penyakit yang didapat pada masa kanak
kanak bervariasi sesuai usia, seperti penyakit ISPA.
3. Keperawatan pediatrik
a. Asuhan berpusat pada keluarga karena keluarga merupakan lingkungan paling dekat dalam hidup
anak. Dua konsep dasar nya yaitu memampukan dan pemberdayaan. Memampukan anggota
keluarga menunjukkan kompetensi dalam memenuhi kebutuhan anak, sedangkan pemberdayaan
merupakan interaksi tenaga kesehatan dengan keluarga.
b. Asuhan atraumatik
Penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh tenaga kesehatan melalui intervensi yang
mengahpuskan/ memperkecil distress psikologis dan fisik pada anak.
4. Berpikir kritis dalam proses keperawatan pediatrik
Berpikir dengan tujuan dan mengarah sasaran yang membantu individu membuat penilaian
berdasarkan data bukan perkiraan (Alfaro, Lefevre. 1995). Didalam proses keperawatan pedaitrik
tenaga kesehatan diharapkan mampu untuk berpikir dengan kulaitas yang tinggi mengingat anak
masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
Konsep teori II
A. Komunikasi pada bayi , anak dan keluarga
1. Komunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui gerakan-gerakan bayi
dan menggunakan komunikasi non verbal dengan tehnik sentuhan seperti mengusap,
menggendong, memangku, dan lain-lain.
2. Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan bahasa anak
dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua
sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan.
Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahunya sangat tinggi,
inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat, setiap komunikasi harus berpusat pada
dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih
dalam berbicara (Behrman, 1996).
Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan
sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk
menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan
fikiran anak di saat melakukan komunikasi.
3. Cara komunikasi dengan anak
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
2. Bercerita
3. Memfasilitasi
4. Biblioterapi
5. Meminta untuk menyebutkan keinginan
6. Pilihan pro dan kontra
7. Penggunaan skala
8. Menulis
9. Menggambar
C. Imunisasi
Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah tindakan pemberian kekebalan terhadap serangan penyakit tertentu dengan jalan
memasukkan suatu zat antibody ke dalam tubuh.
Kekebalan atau imunitas dibagi menjadi beberapa macam :
a. Imunitas Pasif Bawaan (Alami)
b. Imunitas Pasif Buatan
c. Imunitas Aktif Bawaan (Alami)
d. Imunitas Aktif Buatan
Imunisasi yang diberikan pada anak :
a. Imunisasi DPT
Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab
difteri dan tetanus. Efek samping yang mungkin terjadi adalah demam ringan dan pembengkakan
lokal di tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.
b. Imunisasi TT
Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. Efek
samping dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan,
pembengkakan dan rasa nyeri.
c. Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa
menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai
d. BCG
e. Imunisasi campak
f. Hepatitis B
D. Pengkajian fisik
Hal hal yang dipersiapkan sebelum pengkajian :
1. Meminimalkan stress dan kecemasan
2. Membantu hubungan saling percaya
3. Memungkinkan persiapan anak
4. Menjaga keamanan hubungan antara orang tua anak
5. Memaksimalkan keakuratan
Pemeriksaan fisik :
1. Pengukuran pertumbuhan
a. Berat badan
b. Tinggi badan (panjang badan)
c. Ketebalan lipatan kulit
d. Lingkar lengan
e. Lingkar kepala
2. Pengukuran fisiologis
a. Suhu
b. Pernapasan
c. Nadi
Tingkatan nadi:
Tingkat 0 : tidak dapat diraba
Tingkat 1: sulit untuk diraba, lemah, halus
2: sulit diraba, dpat lenyap dengan tekanan
3 : mudah diraba, tidak mudah hilang dengan tekanan (normal)
4: kuat, berdenyut, tidak hilang dengen tekanan
d. Tekanan darah
Daerah yang dapat digunakanuntuk mengukur tekanan anak yaitu Lengan atas( arteri brakhialis)
lengan depan ( arteri radialis),paha (arteri poplitea)
3. Penampilan umum
a. Kulit
b. Kelenjar limfe
c. Kepala leher
d. Mata
e. Telinga
f. Hidung
g. Dada
h. Abdomen
i. Genetalia
j. Punggung dan ektremitas
4. Reflek pada bayi
a. Berkedip
b. Tanda babinski
c. Merangkak
d. Menari atau melangkah
e. Ekstrusi
f. Galants (inkuvasi badan)
g. Moros
h. Neck rghting
i. Menggenggam (palmar grasp)
j. Rooting
k. Kaget (startle)
l. Mengisap
m. Tonic neck