Anda di halaman 1dari 15

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Neisseriaceae adalah keluarga Beta Proteobacteria terdiri dari bakteri aerobik Gram-negatif
(Bergey tahun 2005), termasuk Neisseria, Chromobacterium, Kingella, dan Aquaspirillum.
Genus Neisseria berisi dua patogen manusia penting, N. gonorrheae dan N. meningitidis. N.
gonorrhoeae menyebabkan gonore, dan N. meningitidis adalah penyebab meningitis
meningokokus. N. gonorrhoeae infeksi memiliki prevalensi tinggi dan mortalitas rendah,
sedangkan Infeksi N. meningitidis memiliki prevalensi rendah dan kematian yang tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Neisseriacea?
2. Apa saja jenis jenis dari Neisseriacea?
3. Bagamaina tanda dan gejala penyakitnya?
4. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan penyakit nya?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Neisseriacea?
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang termasuk kedalam Neisseriacea?
3. Mahasiswa dapat mengetahui gejala yang timbul pada penyakit tersebut
4. Mahasiswa dapat mengetahui pencegahan dan penanggulangan penyakit tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

1. Identifikasi Neisseria

Family Neisseriaceae mencakup specialNeisseria dan Moraxella(Branhamella)catarrhalis


disampingspesies Acinetobacter, Kingella dan Moraxella. Neisseria adalah coccus gram
negative yang biasanya tampak berpasangan. Neisseriagonorrhoea(gonokokus) dan
Neiserriameninngitidis (meningokokus) bersifat patogen pada manusia, bakteri-bakteri ini
secara khas ditemukan bersama atau didalam sel polimorfonuklir.
Beberapa Neisseria merupakan penghuni normal pada saluran pernapasan manusia, jarang
menimbulkan penyakit, dan hidup diluar sel (ekstraseluler).

Gonokokus dan meningokokus memiliki hubungan yang erat, dengan 70% homologi
DNA, keduanya dibedakan dengan beberapa tes laboratorium dan sifat khasnya.
Meningokokus jarang memiliki plasmid, sedangkan Gonokokus punya. Yang terpenting,
kedua spesies ini dibedakan olegh gambaran klinis umum dari penyakit yang
ditimbulkannya. Meningokokus secara khas ditemukan di saluran pernapasan abgian atas
dan menyebabkan meningitis, sedangkan gonokokus menyebabkan infeksi saluran kelamin.

Ciri khas Neisseria adalah diplococcus gram negatife, tak bergerak, diiametrnya kira-
kira 0,8 m. Bila sendiri-sendiri, coccus berbetuk seperti ginjal, bila organism ini terlihat
berpasangan bagian yang rata atau vekung saling berdekatan.

Bila ditanam pada perbenihan yang diperkaya (misalnya Mueller Hinton, dimodifikasi
oleh Thayer Martin), dalam 48 jam Gonokokus dan Meningokokus akan membentuk koloni
mukoid, cembung, mengkilat dan mennonjol.

Neisseria paling baik tumbuh pada lingkungan aerob, tetapi ada beberapa yang
tumbuh dilingkungan anaerob. Kebanyakan bakteri ini meragikan karbohidrat, membentuk
asam, tetapi tidak menghasilkan gas.

Gonokokus dan Meningokokus paling baik tumbuh pada perbenihan yang


mengandung zat-zat organic kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin atau protein
hewan dan dalam atmosfer yang mengandung C02 5%. Bakteri ini dengan cepat mati oleh
pengeringan, sinar matahari, pemanasan basah dan berbagai desinfektan.

Neisseria biasanya terisolasi di Thayer-Martin agar -sebuah plate agar yang


mengandung antibiotik ( Vankomisin , Colistin ,nistatin , dan kotri ) dan nutrisi yang
memfasilitasi pertumbuhan spesies Neisseriasementara menghambat pertumbuhan bakteri
dan jamur mengkontaminasi. Further testing to differentiate the species includes testing
foroxidase (all clinically relevant Neisseria show a positive reaction) and
the carbohydratesmaltose , sucrose , and glucose test in which N.Pengujian lebih lanjut
untuk membedakan spesies mencakup pengujian untuk oksidase(semua Neisseria klinis
yang relevan menunjukkan reaksi positif) dan karbohidratmaltosa , sukrosa ,
dan glukosa tes di mana N.gonorrhoeae will only oxidize (that is, utilize) the
glucose. gonorrhoeae hanya akan mengoksidasi (yaitu, memanfaatkan) glukosa.

2. Jenis jenis Neisseria

A. Neisseria gonorrhoeae

Neisseria gonorrhoeae, juga dikenal sebagai gonokokus (jamak),


atau gonokokus(tunggal),adalah spesies Gram-negatif biji kopi
berbentuk diplococci bakteri bertanggung jawab atas infeksi menular
seksual gonore .Bakteri ini menyebabkan penyakit gonorrhoe atau kencing nanah. Penyakit
ini merupakan penyakit kelamin yang sering terjadi dan manusia merupakan satu-satunya
hospes alamiah.

Istilah gonorrhoe mula-mula diperkenalkan oleh Galen pada 130 tahun sebelum
masehi. Penyakit ini sudah dikenal orang sejak zaman tiongkok purba dan mesir purba.
Pada tahun 1874, Neisser menemukan penyebab penyakit ini dari secret purulen dari
urethra seorang yang menderita urethritis akut, vaginitas dan pada secret mata penderita
konjungtivitas akut. Pada tahun 1885, Bumm berhasil membiakan kultur murni kuman ini
dan berhasil menularkan penyakit ini dengan jalan menginokulasikannya pada sukarelawan.
Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Beta Proteobacteria

Ordo : Neisseriales

Familia : Neisseriaceae

Genus : Neisseria

Spesies : Neisseria gonorrhoeae

A. Morfologi dan pewarnaan.

Dari secret urethra yang purulen (ecoulemnet) yang dibuat apusan, tampak bakteri Neiserria
gonorrhoeae berbentuk oval dengan ukuran 0,8 m x 0,6 m, berpasangan (kadang-kadang
breupa single coccus) dan berhadapan menurut sumbu panjangnya menyerupai biji kopi.
Dari biakan murni, 25% tampak dalam betuk berpasangan / diplococcus, 75% tampak
single coccus, tetras 8 atau lebih.

Letak bakteri didalam specimen bisa terletak dalam sel PMN pada stadium akut, atau
diluar sel pada stadium yang lanjut.Neiserria gonorrhoeae tidak bergerak dan tidak
membentuk spora. Bakteri ini tidak berkapsul, kecuali pada varians yang mukkoid terdapat
kapsul yang dapat dilihat dengan pewarnaan negative atau tes Quellung..

Pada pewarnaan Gram, bersifat Gram negative. Dapat diwarnai baik dengan metilen
blue + eosin. Hasil pewaranaan terbaik adalah dengan pewarnaan polikromasi, misalnya
dengan pewarnaan Pappheim saashoff dengan bahan methyl green-pyronine. Deteksi
terhadapNeiserria gonorrhoeae dapat pula denganfluorescent antibody staining.
B. Perbenihan dan reaksi biokimia.

Neisseria yang kokus Gram-negatif yang membutuhkan suplemen nutrisi untuk tumbuh di
dalam kultur laboratorium. Khususnya, mereka tumbuh pada agar-agar
cokelat dengankarbon dioksida . Coccus ini adalah fakultatif intraseluler dan biasanya
muncul secara berpasangan (diplococci), dalam bentuk biji kopi.. N. Dari sebelas
spesies Neisseria yang mengkolonisasi manusia, hanya dua yang
patogen. gonorrhoeae adalah agen penyebabgonore (juga disebut "The Clap," yang berasal
dari kata Perancis "clapier," yang berarti "bordil") dan ditularkan melalui kontak seksual .

Pada media sederhana sukar tumbuh dan diperlukan medium yang diperkaya. Bersifat
aerob, suhu optimal yang dibutuhkan adalah 34-37C dengann pH 7,2-7,6. Pertumbuhan
terhenti pada suhu 30C atau 38,5C. untuk pertumbuhannya juga memerlukan Co2 2-
10%(sungkup lilin).

Koloni yang tumbuh pada agar coklat (CAP) yang diinkubasikan 48 jam, berbentuk
bulat, konveks, halus, berwarna putih keabuan dengan diameter 0.5-1 mm. pada inkubasi
lebih lanjut koloni menjadi besar, kasar permukaannya, konsistensinya lunak. Media selektif
yang biasa digunakan adalah Thayer Martin yang terdiri atas agar coklat yang mengandung:

Vankomisin untuk menghambat bakteri Gram positif.

Kolistimetat untuk menghambat bakteri Gram negative.

Nistatin untuk menghambat jamur.

Pada medium ini, setelah inkubasi 48 jam akan tampak koloni yang transparan.
Sedikit cembung, halus mukoid dan kecil-kecil sperti ujung jarum. Neiserria non pathogen
(Neiserria sicca, Neiserria catarrhalis) tidak tumbuh pada media ini. Media yang digunakan
unutk media transport adalah sedium Muller Hinton dan Transgrow.

Koloni genus Neiserria menghasilkan indofenol oksidase sehingga memberikan tes


oksidase positif. Tes oksidase dilakukan dengan meneteskan reagens 1% tetrametil
parafenilen diamin monohidrokhlorid pada koloni maka koloni akan berubah menjadi merah
jambu dan makin lama menjadi hitam. Dalam tes ini, reagens tersebtu membunuh
mikroorganisme tetapi tidak merubah morfologi dan sifat pewarnaan. Tes oksidase
terganggu oleh adanya asam yang dihasilkan pada proses peragian terhadap karbohidrat,
tetapi dapat diatasi dengan penambahan Natrium bicarbonate. Perlu diingat bahwa tes
oksidase positif juga diberikan oleh beberapa koloni dari genus lain, misalnya:

Pseudomonas

Aeromonas

Acinotobacter

Bordetella

Haemophillus

Pasteurella

Golongan ragi ( yeast)

Neiserria gonorrhoeae meragikan glukosa dengan membentuk asam tanpa gas dan tidak
meragikan gula-gula lainnya.

C. Daya tahan tubuh.

Dalam keadaan kering, bakteri mati dalam 1-2 jam, dan dengan pemanasan basah
suhu 55C bakteri mati dalam 5 menit. Pada pemberian argentum nitrat (AgNo3) 1/4000
bakteri mati dalam 2 menit dan biakan pada suhu kamar mati dalam 1-2 hari, sedangkan
biakan pada 37C mati dalam 406 hari.

Gonococcus sangat peka terhadap sulfonamide dan penisilin, tetapi galur yang panas
cepat resisten terhadap sulfonamide. Gonococcus dapat mengandung plasmid yang
menurunkan sifat genetic dengan menghasilkan beta-laktamase yang menyebabkan resisten
terhadap penisilin.

D. Variabilitas.

Ada 5 macam tipe koloni berdasarkan perbedaan pada antigen permukaan. Tipe 1 dan
2 virulen untuk manusia, sedangkan tipe 3, 4, 5 avirulen. Tipe yang virulen relative resisten
terhadap fagositosis oleh sel PMN (polimorfonukleur) dan tipe ini mempunyai pili.

E. Struktur antigen.

Antigen gonococcus adalah kompleks, tersusun dari lipid-karbohidrat nukleo-protein.


Bila fraksi glikolipid disuntikkan pada kelinci akan memberikan titer presipitin yang tinggi,
tetapi titer aglutinin rendah. Fraksi nukleo protein dari Neiserria gonorrhoeae idebntik
dengan Neiserria meningitides danpneumococcus tipe tertentu. Antigen lainnya, yaitu
berupa antigen pili.

Meskipun terdapat antibody mucosal Ig A, dan Ig M juga Ig G serum yang bersifat


bakterisidal in vitro, tetapi tidak ada imunitas pada manusia. Pada simpanse pernah
diadakan percobaan vaksinasi dan menimbulkan kekebalan, tetapi pada manusia belum
berhabsil.

6. Metabolit bacterial.

Gonococcus menghasilkan metabolit yang pada dasarnya dapat dikelompokan


menjadi 2 yaitu metabolit toksin dan toksin.

a. Metabolit non toksin

Polisakarida spesifik
Enzim katalase
Enzim endofenol oksidase

b. Toksin

Sel bakteri mengandung endotoksin yang mampu membunuh hewan percobaan


bila disuntikan dalam jumlah besar. Endotoksin ini mirip dengan endotoksin
meningococcus.

7. Bentuk klinis.

Masa inkubasi penyakit bervariasi antara 1-32 hari, biasanya sekitar 4 hari atau 2-8
hari.

Gejala pada laki-laki:

1. Urethritis anterior acuta.

Keluhan mula-mula terasa gatal dan panasa seperti terbakar dibagian distal urethra.
Kadang-kadang terdapat pula ereksi-erksi yang nyeri, demam dan leukositas. Tetapi pada
10% penderita terjadi tanpa gejala sama sekali, disebut urethtritis gonorrhoeica yang
asimptomatik. Kemudian dari mulut urethra, akan keluar secret yang mukopurlen
berwarna kuning.

Neiserria gonorrhoeae tidak bisa menyerang epitel squamus bertatah tetapi


menyerang epitel stratifiedcollumnar. Penetrasi bakteri ke dinding urethra laki-laki lewat
ruang intraseluler dan mencapai jaringan bawah epitel pada hari ke 3-4. Sel PMN,
limfosit, sel plasma dan sel mast, segera muncul ditempat tersebut terutama didaerah
kelenjar littre dan salurannya, serta Lacuna morgagni. Sejumlah besar leukosit dan serum
yang mengandung gonococcus masuk ke lumen urethra menimbulkan secret yang khas
disebutecoulement. Sasluran kelenjar littre dapat tersumbat sehingga terbentuk retensi
kista dan terjadi abses. Penyebaran bakteri selanjutnya melalui jaringan bawah epitel dan
secara limfogen, menimbulkan prostatitis dan epididimitis. Keluhan prostatitis misalnya
anyang-anyangan (dull pain) di daerah perineum dan dengan rectal touching (mesase
prostat) dadpat dikeluarkan secret. Pada pemeriksaan klinis osteum urethraeksterna
tampak merah bengkak dan ekteropion.

2. Urethritis posterior

Biasanya, terjadi 2 minggu sesudah urethritis akut. Keluhan yangtimbul sama dengan
urethritis anterior, hanya tempat yang sakit di bagian proksimal urethra. Terdapat
keluhan-keluhan miksi, seperti disuria, polakisuria, misuria bahkan hematuria.

3. Pan urethritis yang menahun

Di sini gejala hanya ringan saja, berupa tetesan-tetesan nanah atau bercak padad
celana pada pagi hari, yang disebut bonjour drops, la goutte millitaire atau good morning
drops.

Penyembuhan diurethra menimbulkan striktura dimana epitel bertatah menggantikan


epitel kolumnar yang rusak. Dalam hal ini pengobatan harus membuka saluran urethra
yang tertutup itu dengan alat-alat khusus

Gejala pada wanita:

Sekitar 20-80%, gonorrhoe pada wanita bersifat asimptomatik. Pada wanita I nfeksinya
bisa dibagi meurut letak organ, yaitu sebagai berikut:

a. Gonorrhoe bagian bawah

Gejala tampak pada serviks dan organ bawahnya, yaitu pada:

Kelenjar serviks terdapat secret mukoporeulen.

Kelenjar skene.

Kelenjar bartholini, terjadi bartolinitis yang biasanya unilateral.


Rectum, timbul proktitis.

Vulva vagina, terjadi vulvovaginitis.

b. Gonorrhoe bagian tengah

Akan menyebabkan endometritis.

c. Gonorrhoe bagian atas

Menyebabkan Pelvic inflammatory Disease (P.I.D), juga salpingitis (pada tuba falopii)
yang biasanya bilateral dan bila kedua tuba sampai tertutup dapat menyebabakan sterilitas
pada wanita. Sekitar 40%, gonorrhoe pada wanita disertai proctitis gonorrhoe-ica, karena
hubungan seks melalui anus, sedang pada laki-laki proktitis terjadi pada homoseksual.

Selain gejala-gejala diatas, baik pada laki-laki maupun wanita, sering didapati
adanya ekstragenital gonorrhoe pada farings. Hal itu dapat terjadi karena hubungan seks
yang tidak wajar (fellatio, cunnilingus). Juga pada bayi baru lahir, gonococcus dapat
menyerang mata karena mata berhubungan dengan vulva dan vagina ibu yang menderita
gonorrhoe. Pencegahan dilakukan dengan tindakan credeyaitu dengan meneteskan 1%
AgNo3 atau sekarang bisa pula dengan salep teramisin atau salep antibiotika yang lain,
namun demikian sering gagal pada kondisi premature dan PRM. Gejala pada mata
disebut conjunctivitis gonorrhoica atau gonoblenorrhoe dan bisa menimbulakan kebutaan.

Pada anak perempuan umur 2-8 tahun dapat terjadi vulvivaginitas karena epitel anak
perempuan adalah kolumnar. Juga dapat disebabkan karena pH vagina yang alkalis.

Komplikasi

1. Septisemia (bakterimia), dengan gejala menggigil dan timbulnya lesi-lesi pada kulit
berupa papula hemoragik atau pustule.

2. Arthritis

Dapat terjadi oleh karena penyebaran secara hematogen. Bentuk ini sangat ganas
dan infeksius, bisa menyerang satu atau dua sendi, biasanya ssendi lutut,
pergelangan tangan dan siku. Namun demikian, pemeriksaan biakan dari cairan sendi
seringkali negative.

3. Osteomielitis

4. Ondokarditis sub akut

5. Meningitis

6. Perihepatitis

7. Peritonitis umum
8. Penularan

Penularan infeksi Neiserria gonorrhoeaebiasanya melalui hubungan seksual, tetapi


dapat pula melalui benda yang baru saja terkontaminasi, misalnya handuk, sapu tangan,
dan bantal.

9. Diagnosis laboratorium

Untuk pengambiln bahan pemeriksaan, diperlukan prasarana sebagai berikut:

1. Kapas steril.

2. Lidi kapas (kapas yang diberi tangkai dengan panjang 10-20 cm) steril.

3. Speculum vagina, khususn untuk pengambilan bahan pada wanita dari vagina dan
serviks uteri.

4. Tabung steril untuk mengirimkan bahan ke laboraturium atau lebih baik specimen
dimasukkan kedalam medium transport.

Untuk specimen pada penderita laki-laki:

1. berupa nanah yang keluar dari urethra.

2. Bila terjadi urethritis posterior, bahan pemeriksaan diambil dengan cara memasukan
lidi kapas steril yang dibasahi aquadest kedalam urethra.

3. Dapat berupa hasil sentrifugasi dari urin.

4. Pada prostatitis, specimen diperoleh dari endapan urin setelah pemijatan kelenjar
prostat.

Selain itu, specimen pada wanita dan laki-laki juga bisa diambil dari rectum (prokitis),
sendi (arthritis), mata (gonoblenorrhoe), darah (gonokoksemia), faring (faringitis), kulit (lesi
kutaneus).

Beberapa keadaan yang dapat merupakan rangsangan untuk maksud


pengambilan specimen adalah:

1. Rangsangan alamiah, misalnya menstruasi.

2. Rangsangan fisiologis, misalnya koitu menggunakan kondom.

3. Rangsangan artificial:

Mekanik, masasse urethra laki-laki dan masasse vesikuloprostat.

Khemis.

Minum alcohol.
Selanjutnya terhadap specimen dilakukan:

1. Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan Gram.

2. Pembiakan pada medium selktif.

3. Fermentasi gula.

4. IFA (Imunne Flouresence Antibody) technique.

Pada diagnosis laboraturium, perlu diingat adanya bakteri atau organisme lain yang
terdapat didaerah system urogenital eksterna yang sering ikut terambil oleh lidi kapas steril
yang digunakan sehingga harus berhati-hati dalam menegakkan diagnosis gonorrhoe.

10. Pengobatan

Untuk pengobatan, penisilin merupakan obat pilihan, tetapi sekarang diperlukan dosis yang
sangat besar karena mekanisme resistensi bakteri.

Procaine peniciline G (injeksi) atau ampicilin (per oral), yang dikombinasi dengan
probenisid.

Obat lainnya tetrasiklin, spektinomisin, kanamisin, dan golongan kuinolon.

Terdapat kesulitan untuk melakukan control terhadap penyakit gonorrhoe oleh karena
beberapa hal berikut ini:

Masa inkubasi yang sangat pendek.

Adanya gonorrhoe asimptomatik.

Aktivitas seksual dengan partner seks yang banyak.

Kadar hambat minimal penisilin terhadap Neiserria gonorrhoeae yang makin


meningkat.

11. Pencegahan

Hindari seks bebas

Pendidikan kesehatan (health education).

Pencegahan dengan obat antimokroba tidak dianjurkan karena cenderung


meningkatkan resistensi bakteri
Gonore dapat menginfeksi tenggorokan. Oleh karena itu penting untuk
menggunakan perlindungan ketika melakukan seks oral. Jika memberikan oral
seks seorang laki-laki (penisnya dalam mulut), maka ia perlu memakai kondom.
Tidak peduli apakah seorang laki-laki atau perempuan, jika memasukkan mulut
dalam kontak dengan pasangan anus atau vulva saat berhubungan seks, harus
menggunakan gigi bendungan .

B. Neisseria menigitidis

Neisseria menigitidis (meningokokus) merupakan bakteri kokus gram negatif


yang secara alami hidup di dalam tubuh manusia. Meningokokus hanya menginfeksi
manusia dan tidak pernah diisolasi dari hewan karena bakteri tidak bisa mendapatkan
zat besi dari sumber lain selain manusia ( transferin dan laktoferin ). Meningokokus bisa
menyebabkan infeksi pada selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang
(meningitis), infeksi darah dan infeksi berat lainnya padadewasa dan anak-anak.
Neisseria gonorhoeae, juga merupakan kokus gram negatif alami pada manusia, yang
menyebabkan gonore, suatu penyakit menular seksual yang bisa mengenai uretra,
vagina dan anus dan bisa menjalar ke sendi. Banyak spesies Neisseria yangsecara
normal hidup di tenggorokan dan mulut, vagina dan usus, tetapi mereka
jarang menyebabkan infeksi.

Neisseria menigitidis

A. MORFOLOGI

Berbentuk diplococcus dan masing masing coccus memiliki diameter 0,8


,tidak bergerak, tidak berspora dan gram (-). Bentuk coccusnya menyerupai biji
kopi. Pada koloni yang sudah tua atau yang sudah kontak dengan antibiotika,
kuman menggelembung.
2. Penyebarannya

pada daerah daerah yang penduduknya padat penyakit yang disebabkan


neisseria intra cellularis dapat terjadi secara epidemis. Penyakit dapat tersebar
melalui cairan hidung atau mulut.

3. Patogenitas

infeksi oleh neisseria intracellularis pada umumnya adalah anak anak.


Penyakit yang ditimbulkan berupa peradangan lokal yang selanjutnya kuman
menyebar ke kelenjar getah bening lalu kesirkulasi darah untuk menuju ke
meningen. Melalui proses perkontinutatum dari proses peradangan yang dekat
dengan otak, misalnya : otitis media, mastoiditis, dan sinusitis.

4. Sifat Biakan

Neisseria intaselullaris tumbuh baik di media yang mengandung serum atau


darah dan suhu untuk tumbuh diantara 25 -43 c. suhu optimum :37 c, dan pH 7,4
7,6. pada serum agar koloni transparan, kecil lebih besar dari diplococcus
pneumonia, bulat tepinya meninggi dan berwarna putih abu-abu. Permukaan seperti
berembun koloni cepat mengadakan otolisis. pada media cair tumbuh dekat
permukaan dan menyebabkan kekeruhan seperti embun dan membentuk endapan
pada dasar tabung dan membutuhkan O2 untuk pertumbuhan maksimal.

5. Diagnosis

Standar emas diagnosis adalah isolasi N. meningitidis from sterile body


fluid. Meningitidis dari cairan tubuh yang steril. Sebuah CSF spesimen dikirim ke
laboratorium segera untuk identifikasi organisme. Diagnosis bergantung pada kultur
organisme padaagar-agar cokelat piring. Pengujian lebih lanjut untuk membedakan
spesies mencakup pengujian untuk oksidase ,katalase (semua Neisseria klinis yang
relevan menunjukkan reaksi positif) dankarbohidrat maltosa , sukrosa ,
danglukosa tes di mana N. Meningitidisakan memfermentasi (yaitu, memanfaatkan)
glukosa dan maltosa.Serologi menentukan subkelompokorganisme.

Jika bakteri mencapai sirkulasi, maka kultur darah harus ditarik dan diproses
sesuai.

Uji klinis yang digunakan saat ini untuk diagnosis penyakit meningokokus
memakan waktu antara 2 dan 48 jam dan sering bergantung pada kultur bakteri
baik dari darah atau cairan serebrospinal (CSF) sampel. Namun,reaksi rantai
polimerase tes dapat digunakan untuk mengidentifikasi organisme bahkan setelah
antibiotik telah mulai mengurangi infeksi. Sebagai penyakit memiliki risiko kematian
mendekati 15% dalam waktu 12 jam infeksi, sangat penting untuk memulai
pengujian secepat mungkin tapi tidak untuk menunggu hasil sebelum memulai
terapi antibiotik.

6. Pengobatan

Infeksi meningitidis harus dirawat di rumah sakit segera untuk pengobatan


dengan antibiotik. generasi ketiga sefalosporin (misalnya sefotaksim, ceftriaxone,
dll) harus digunakan untuk mengobati infeksi meningokokus yang dicurigai atau
terbukti budaya sebelum hasil kerentanan. Empiris pengobatan harus diusahakan
jika LP tidak dapat dilakukan dalam waktu 30 menit masuk ke ED!. Sementara
pengobatan antibiotik dapat mempengaruhi hasil dari sebuah LP (budaya / sensi),
diagnosis dapat didirikan atas dasar darah-budaya dan ujian klinis.

7. Pencegahan

Semua kontak terbaru dari pasien yang terinfeksi selama 7 hari sebelum
timbulnya harus menerima obat untuk mencegah mereka dari tertular infeksi Hal ini
terutama mencakup anak-anak dan pengasuh anak mereka atau nursery-sekolah
kontak, serta siapa saja yang telah kontak langsung dengan pasien melalui ciuman,
berbagi peralatan, atau intervensi medis sepertimulut-ke mulut resusitasi . Siapapun
yang sering makan, tidur atau tinggal di rumah pasien selama 7 hari sebelum timbulnya
gejala, atau mereka yang duduk di samping pasien pada penerbangan pesawat dari 8 jam
atau lebih, juga harus menerimakemoprofilaksis .

Saat ini ada tiga vaksin ini tersedia di AS untuk mencegah penyakit
meningokokus. Semua tiga vaksin yang efektif terhadap serogrup yang sama: A, C,
Y, dan W-135. Dua vaksin konjugat meningokokus (MCV4) diizinkan untuk
penggunaan di AS vaksin konjugasi pertama berlisensi pada tahun 2005, kedua
pada 2010. Vaksin konjugasi adalah vaksin yang lebih disukai untuk orang 2 sampai
55 tahun. Sebuah vaksin polisakarida meningokokus (MPSV4) telah tersedia sejak
1970-an dan adalah vaksin meningokokus hanya dilisensikan untuk orang tua dari
55. MPSV4 dapat digunakan pada orang usia 2 - 55 tahun jika MCV4 vaksin tidak
tersedia atau kontraindikasi. Informasi tentang siapa yang harus menerima vaksin
meningokokus tersedia dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Neisseria adalah coccus gram negative yang biasanya tampak berpasangan.
Neisseriagonorrhae (gonokokus) Neiserriameninngitidis (meningokokus) bersifat
patogen pada manusia, bakteri-bakteri ini secara khas ditemukan bersama atau
didalam sel polimorfonuklir. Beberapa Neisseria merupakan penghuni normal pada
saluran pernapasan manusia, jarang menimbulkan penyakit, dan hidup diluar sel
(ekstraseluler).

B. Daftar Pustaka

1. Jawetz, M. & A., 1995, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, Edisi 16, 258-260,
EGC, Jakarta
2. Jawetz, M. & A., 1996, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 20, 281-285 EGC, Jakarta
3. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993, Mikrobilogi
Kedokteran, 98-99, Binarupa Aksara, Jakarta
4. www.blogger.com/feeds/1618934887094632271/posts/default
5. neisseriagonorrhoeae.blogspot.com/feeds/posts/default
6. puspasca.ugm.ac.id/files/(2843-H-2004)
7. www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/p321202
8. journal.unair.ac.id/filerPDF/IJCPML-12-2-06

Anda mungkin juga menyukai