Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Harta merupakan titipan Allah SWT yang pada hakikatnya hanya dititipkan
kepada kita sebagai manusia ciptaannya. Konsekuensi manusia terhadap segala bentuk
titipan yang dibebankan kepadanya mempunyai aturan-aturan Tuhan baik dalam
pengembangan maupun dalam penggunaan. Terdapat kewajiban yang dibebankan
pada pemiliknya untuk mengeluarkan zakat untuk kesejahteraan masyarakat, dan ada
ibadah maliah sunnah yakni sedekah dan infaq. Karena pada hakikatnya segala harta
yang dimiliki manusia adalah titipan Allah SWT, maka setiap manusia wajib
melaksanakan segala perintah Allah mengenai hartanya.

Perhatian Islam terhadap penanggulangan kemiskinan tidak dapat


dibandingkan dengan agama manapun, baik dari segi pengarahan maupun dari segi
pengaturan dan penerapan. Al Quran sebagai pedoman kehidupan umat Islam sangat
memperhatikan permasalahan ini. Di dalamnya terdapat banyak ayat-ayat yang berisi
tentang himbauan untuk memperhatikan nasib orang-orang miskin. Yang perhatian
tersebut di antaranya tidak lebih daripada sekedar anjuran supaya manusia berbuat
baik dan kasih kepada orang-orang miskin dan realisasi perbuatan baik tersebut
tergantung kepada kemurahan hati pribadi masing-masing orang. Dengan demikian,
jelas bahwa nasib orang-orang miskin itu tergantung kepada belas kasih orang-orang
kaya. Bila orang-orang kaya tergerak untuk berbuat baik, entah karena cinta kepada
Allah maupun bahkan hanya sekedar ingin dipuji, maka mereka akan memberikan
sesuatu.

Kemudian dalam praktiknya, sebagaimana yang telah dijelaskan baik dalam al


Quran maupun hadits, bentuk dari pemberian orang-orang kaya tersebut kepada orang-
orang miskin, materi maupun non materi, memiliki beragam bentuk. Di antaranya
zakat, infaq dan s{adaqah. Adapun penjelasan mengenai ketiganya, selanjutnya akan
dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Zakat, Infaq, dan S{adaqah ?
2. Apa landasan hukum Zakat, Infaq, dan S{hadaqah ?
3. Apa saja macam-macam dari Zakat, Infaq, dan S{adaqah ?
4. Bagaimana sejarah disyariatkannya zakat ?
5. Apa saja syarat dan rukun Zakat, Infaq, dan S{adaqah ?
6. Kapan waktu pelaksanaan Zakat, Infaq, dan S{adaqah ?
7. Bagaimana perbedaan pendapat Hukum tentang Zakat, Infaq, dan S{adaqah antar
empat Maz\\hab ?
8. Apa keutamaan dan faidah Zakat, Infaq, dan S{adaqah ?
9. Apa itu amal jariyah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Zakat, Infaq, dan S{adaqah
2. Untuk mengetahui landasan hukum Zakat, Infaq, dan S{hadaqah
3. Untuk mengetahui macam-macam dari Zakat, Infaq, dan S{adaqah
4. Untuk mengetahui sejarah disyariatkannya zakat
5. Untuk mengetahui syarat dan rukun Zakat, Infaq, dan S{adaqah
6. Untuk mengetahui waktu pelaksanaan Zakat, Infaq, dan S{adaqah
7. Untuk mengetahui perbedaan pendapat Hukum tentang Zakat, Infaq, dan S{adaqah
antar empat Maz\\hab
8. Untuk mengetahui keutamaan dan faidah Zakat, Infaq, dan S{adaqah
9. Untuk mengetahui amal jariyah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat, Infaq, dan S{adaqah


1. Pengertian Zakat
Zakat secara bahasa (lugat), berasal dari kata zaka yang berarti : tumbuh,
berkembang dan berkah. Atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan.1
Berdasarkan pada firman Allah :


....

Artinya:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka ... (Q.S : At-Taubah : 103)
Sedangkan menurut terminologi syari'ah (istilah syara') zakat berarti
kewajiban atas harta atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok
tertentu dalam waktu tertentu.2 Dan dalam terminologi ilmu fiqih, zakat dapat
diartikan sebagai sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan
kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu. Bila
dihubungkan dengan pengertian secara kebahasaan, maka definisi konseptual
zakat tersebut menunjukkan bahwa harta yang dikeluarkan untuk berzakat akan
menjadi berkah, tumbuh, berkembang, bertambah, suci dan baik. 3

Zakat juga berarti derma yang telah ditetapkan jenis, jumlah dan waktu suatu
kekayaan atau harta yang wajib diserahkan dan pendayagunaannya pun ditentukan
pula, yaitu dari umat Islam untuk umat Islam. Atau Zakat adalah nama dari
sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu (nis{ab) yang
diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak
menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.

1
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, fiqh ibadah, (jakarta: Amzah, 2009)
hlm.343
2
Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq, dan Shadaqah, (Jakarta : Gema Insani, 1998), hlm.
13
3
Supena Ilyas dan Darmuin. Manajemen Zakat. Semarang: RaSAIL. 2009. Hal 1-2
Ulama' H{anafiyyah mendefinisikan zakat dengan menjadikan hak milik
bagian harta tertentu dan harta tertentu untuk orang tertentu yang telah ditentukan
oleh Syari' karena Allah.
Demikian halnya menurut mazhab Imam Syafi'i zakat adalah sebuah ungkapan
keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan secara khusus. Sedangkan menurut
maz|hab Imam H{ambali, zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang
khusus untuk kelompok yang khusus pula, yaitu kelompok yang disyaratkan dalam
Al-Qur'an. Zakat mempunyai fungsi yang jelas untuk menyucikan ataum
membersihkan harta dan jiwa pemberinya.

2. Pengertian Infaq
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk
kepentingan sesuatu. Menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan
sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan ajaran Islam. Jika zakat ada nis{abnya, infaq tidak mengenal nis{ab.
Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi
maupun rendah.4
Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi
maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit.
Jika zakat harus diberikan pada mustahiq (8 as{naf) tertentu , maka infaq boleh
diberikan kepada siapapun. Misalnya, untuk kedua orang tua, anak-yatim, dan
sebagainya.5 Bersarkan firman Allah :

Artinya :
Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja
harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang

4
Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq, dan Shadaqah, (Jakarta : Gema Insani, 1998), hlm.
15
5
Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq, dan Shadaqah, (Jakarta : Gema Insani, 1998), hlm.
15
dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya
Allah Maha Mengetahuinya. (Q.S Al Baqarah: 215)
Infaq adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang, setiap kali ia
memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Allah memberi kebebasan
kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah yang yang
sebaiknya diserahkan.

3. Pengertian S{adaqah
S{adaqah berasal dari kata s{adaqa yang berarti benar. Orang yang suka
bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Adapun secara
terminologi syariat s{adaqah makna asalnya adalah tah}qiqu syai'in bisyai'i, atau
menetapkan/menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan tidak terikat
pada syarat-syarat tertentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu
dan kadarnya. Atau pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain, terutama kepada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang
tidak ditentukan jenis, jumlah maupun waktunya, sedekah tidak terbatas pada
pemberian yang bersifat material saja tetapi juga dapat berupa jasa yang
bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyum yang dilakukan dengan ikhlas{ untuk
menyenangkan orang lain termasuk kategori sedekah.6
S{adaqah mempunyai cakupan yang sangat luas dan digunakan Al-Qur'an
untuk mencakup segala jenis sumbangan. S{adaqah ialah segala bentuk nilai
kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada
materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi, misalnya menyingkirkan
rintangan di jalan, menuntun orang yang buta, memberikan senyuman dan wajah
yang manis kepada saudaranya, dan lain-lain.
Pengertian s{adaqah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan
ketentuan-ketentuannya. Hanya saja s{adaqah mempunyai makna yang lebih luas
lagi dibanding infaq. Jika infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti
lebih luas, menyangkut juga hal yang bersifat nonmateriil.7

B. Landasan hukum Zakat, Infaq, dan S{adaqah


1. Al-Quran

6
http://alfarras.org/artikel/50-memahami-makna-shodaqoh. diakses pada 21 Mei 2017 Pukul 15.40 WIB
7
Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq, Sedekah, (Jakarta : Gema Insani, 1998), hlm. 15
a. Zakat
1) Q.S Al Baqarah ayat 43

Artinya :
Dan dirikanlah s{alat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku'.
2) Q.S Al Baqarah ayat 277\

Artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.
3) Q.S Fus{s{ilat ayat 6-7

( 6)
(7)

Artinya :
......dan celakah bagi orang yang mempersutukan(Nya) (yaitu) orang-
orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya
(kehidupan akhirat).
4) Q.S At Taubah ayat 60

Artinya :

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-


orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.

b. Infaq

1) Q.S Al Baqarah ayat 195

Artinya :

Dan infakkanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu


menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

2) Q.S At Taubah ayat 121

Artinya :

dan mereka tiada menginfakkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula)
yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi
mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada
mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

3) Q.S Saba ayat 39

Artinya :

Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang


dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi
(siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu
nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang
sebaik-baiknya.
c. S{adaqah

1) Q.S Al Baqarah ayat 276

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak


menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.

2) Q.S Al Hadid ayat 18

Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik


laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang
baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan
bagi mereka pahala yang banyak.

3) Q.S Al Mujadilah ayat 12

Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik


laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang
baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan
bagi mereka pahala yang banyak.

2. Hadis\
a. Hadis\ tentang zakat

( :





,

)
( : ,
,
) ,

Dari Ibnu Abbas r. bahwa Nabi S{allallaahu 'alaihi wa Sallam mengutus


Mu'ad| ke negeri Yaman --ia meneruskan hadis| itu-- dan didalamnya (beliau
bersabda): "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan mereka zakat dari harta
mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan
kepada orang-orang fakir di antara mereka. (Muttafaq Alaihi dan lafad|nya
menurut Bukhari.)8

b. Hadis\ tentang infaq


:

: :

( .

Artinya: Hadits Abu Hurairah ra. Bahwasanya Nabi SAW bersabda: Tidak
ada hari dimana hamba-hamba Allah berada di waktu pagi melainkan ada dua
malaikat yang turun, dimana salah satu di antara keduanya berdoa: Wahai
Allah, berikanlah ganti kepada orang yang suka berinfaq. Dan malaikat lain
berdoa: Wahai Allah binasakanlah orang yang kikir.(HR.Bukhori)9

Dari Abu Hurairah Rad{iyallahu anhu, Nabi S{allallahu alaihi wa sallam


memberitahukan kepadanya.

! :




Allah Yang Mahasuci lagi Mahatinggi berfirman, Wahai anak Adam!


berinfaklah, niscaya Aku berinfaq (memberik rizki) kepadamu HR. Muslim10

c. Hadis\ tentang s{adaqah

8
Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulugul Maram dan Dalil-Dalil Hukum, (Jakarta: Gema Insani, 2013), hlm. 241
9
Shahihul Bukhari, Kitab Az-Zakah, Bab Firman Allah Tentang Doa : Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang
yang menginfakkan hartanya no. 1442, 3/304
10
Shahih Muslim, Kitab Az-Zakah, Bab Al-Hatstsu alan Nafaqah wa Tabsyiril Munfiq bil Khalf, no. 36 (963),
2/690-691
Artinya : Dari Anas bin Malik berkata, Rasuluallah SAW bersabda:
bersedekahlah, karna sesungguhnya sedekah itu bisa mencegah dari api
neraka.11


,
:

: ,


(

)

Artinya: Dari Kharisah bin Wahbi, Rosuluallah bersabda: Bersedekahlah


kamu, maka nanti akan datang suatu zaman yang akan kamu jumpai yaitu:
seorang laki-laki sedang berjalan membawa sedekahnya, tetapi dia tidak
mendapati orang yang akan menerima sedekah. (HR.T{abrani)12

C. Macam-macam Zakat, Infaq, dan S{hadaqoh


1. Macam-macam zakat\

Zakat secara umum terbagi kepada tiga bagian, yaitu zakat fitrah, zakat ma>l, dan
zakat profesi. Dari zakat ma>l ini terbagi lagi kepada beberapa bagian yang akan
dijelaskan sebagai berikut :

a. Zakat Fitrah

Zakat fitrah atau zakat badan adalah zakat yang wajib dikeluarkan satu
kali dalam setahun oleh setiap muslim mukallaf (orang yang dibebani
kewajiban oleh Allah) untuk dirinya sendiri dan untuk setiap jiwa atau orang
yang menjadi tanggungannnya.

Jumlah yang harus dikeluarkan adalah sebanyak satu s{a' (1.k 3,5 liter/2,5
Kg) per jiwa, yang didistribusikan pada tanggal 1 Syawal setelah sholat subuh
sebelum s{alat Idul Fitri.

b. Zakat Ma>l
Zakat maal atau zakat harta benda, telah diwajibkan oleh Alloh SWT sejak
permulaan Islam, sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.
Sehingga tidak heran jika ibadah zakat ini menjadi perhatian utama islam,

11
Juwariyah,Hadits Tarbawi, (Yogyakarta: Teras,2010), hlm. 83.
12
Hussein Bahreisj, Hadits Shahih, ( Surabaya: cv. Karya Utama, 1991), hlm. 129
sampai-sampai diturunkan pada masa awal islam diperkenalkan kepada dunia.
Karena didalam islam, urusan tolong menolong dan kepedulian sosial
merupakan hal yang sangat penting dalam rangka membangun peradaban
sosial bermasyarakat islami yang berada didalam naungan Alloh SWT sang
pengatur rezeki.

Zakat ma>l ini terdiri dari beberapa macam, yaitu: zakat emas/perak/uang,
zakat ziro'ah, zakat ma'adin, zakat rikaz, zakat tijaroh.

1) Zakat Emas, Perak, dan Uang


Emas dan perak yang dimiliki seseorang wajib dikeluarkan zakatnya.
Dalilnya yaitu surat Attaubah ayat 34-35










) 34(

35( } )
yang artinya:

"Orang-orang yang menimbun emas dan perak dan tidak menafkahkannya


di jalan Alloh, peringatkanlah mereka tentang adzab yang pedih. Pada hari
emas dan perak dipanaskan dalam api neraka, lalu dibakar dengannya dahi-
dahi mereka, rusuk-rusuk, dan punggung, maka dikatakan kepada mereka,
"Inilah kekayaan yang kalian timbun dahulu, rasakanlah oleh kalian kekayaan
yang kalian simpan itu". (Q.S. At-Taubah ayat 34-35)

Lalu ada juga sebuah hadis\ yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu
Hurairoh, bahwa Nabi SAW bersabda yang artinya:

"Tidak ada seorang pun yang mempunyai emas dan perak yang dia tidak
berikan zakatnya, melainkan pada hari kiamat akan dijadikan hartanya itu
beberapa keping api neraka. Setelah dipanaskan didalam neraka jahannam,
kemudian digosokkan pada lambung, dahi, dan punggungnya, dengan
kepingan itu; setiap kepingan itu dingin, akan dipanaskan kembali. Pada
(hitungan) satu hari yang lamanya 50 ribu tahun, sehingga Allah
menyelesaikan urusan dengan hambanya". (H.R Muslim)
Dari keterangan diatas, jelaslah bagi pemilik emas dan perak, wajib
mengeluarkan zakat, karena jika tidak, ancaman dari Allah sudah menantinya.

Nishab emas sebesar 20 dinar (90 gram), dan nishab perak sebesar 200
dirham (600 gram), dan nishab uang yaitu jika sudah senilai dengan emas 20
gram atau perak 200 dirham. Sementara kadar zakatnya sebanyak 2,5%. Zakat
emas ini dikeluarkan jika sudah mencapai haul (setahun sekali).

Apabila seseorang menyimpan emas dan perak (baik dalam bentuk emas
batangan maupun perhiasan) maka wajib dikeluarkan zakatnya jika sudah
mencapai nis{ab dan haul.

Contoh kasus:

Seorang ibu memiliki emas sebanyak 200 gram. Maka zakat yang harus
dikeluarkannya adalah sebagai berikut:

2,5% x 200 gram = 5 gram

Asumsi harga 1 gram emas = Rp. 80.000,- jadi zakatnya: 5 x Rp. 80.000,- =
Rp. 400.000,-

Zakat tersebut dikeluarkan satu tahun sekali, selama emas itu masih disimpan
dan menjadi milik ibu tersebut.

2) Zakat Ziro'ah (pertanian/segala macam hasil bumi)

Mengenai zakat tumbuh-tumbuhan, Allah SWT telah menetapkannya


dalam Al-Quran surat Al-An'am ayat 141

Yang artinya:

"Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang


tidak berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-
macam buahnya, zaitun, dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya)
dan yang tidak sama (rasanya). Makanlah buahnya (yang bermacam-
macam itu) bila berbuah, dan tunaikanlah haknya dari hari memetik
hasilnya (dengan dikeluarkannya zakat); dan jangan lah kamu berlebihan,
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan". (Q.S.
Al-An'am: 141)

Hasil bumi wajib dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai nis{ab yaitu 5
wasaq (650 Kg). Adapun kadar zakatnya ada dua macam, yaitu:

Pertama, jika pengairannya alamiah (oleh hujan atau mata air) maka kadar
zakatnya adalah 10%.

Kedua, jika pengairannya oleh tenaga manusia atau binatang maka kadar
zakatnya adalah 5%.

3) Zakat Ma'adin (Barang Galian)

Yang dimaksud ma'adin (barang galian) yaitu segala yang dikeluarkan


dari bumi yang berharga seperti timah, besi, emas, perak, dll. Adapula
yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ma'adin itu ialah segala
sesuatu yang dikeluakan (didapatkan) oleh seseorang dari laut atau darat
(bumi), selain tumbuh-tumbuhan dan makhluk bernyawa.

Zakat ma'adin dikeluarkan setiap mendapatkannya tanpa nis{ab, kadar


zakatnya adalah 2,5%. Perhatikan dalil dibawah ini:

"Bahwa rosululloh SAW telah menyerahkan ma'adin qabaliyah kepada


Bilal bin Al-Hars\ Al-Muzanny, ma'adin itu hingga kini tidak diambil
darinya, melainkan zakat saja." (H.R. Abu Daud dan Malik)

Hadis\ diatas menunjukkan bahwa ma'adin itu ada zakatnya dan


menyatakan bahwa dari ma'adin itu tidak diambil melainkan zakat saja.
Dari kedua keterangan tersebut bisa dipahami bahwa zakat yang diambil
dari ma'adin itu adalah zakat emas dan perak, yaitu 2,5%.

4) Zakat Rikaz (Harta Temuan/Harta Karun)


Yang dimaksud rikaz adalah harta (barang temuan) yang sering dikenal
dengan istilah harta karun. Tidak ada nis{ab dan haul, besar zakatnya 20%.
Perhatikan dalil berikut:

"Sesungguhnya Nabi SAW bersabda mengenai harta kanzun (simpanan


lama) yang didapatkan seseorang ditempat yang tidak didiami orang: Jika
engkau dapatkan harta itu ditempat yang didiami orang, hendaklah
engkau beritahukan, dan jika engkau dapatkan harta itu ditempat yang
tidak didiami orang, maka disitulah wajib zakat, dan pada harta rikaz,
(zakatnya) 1/5". (H.R. Ibnu Majah)

Maksud dari hadis\ diatas adalah barang siapa yang mendapatkan dalam
suatu penggalian harta simpanan orang bahari atau menemukannya di
suatu desa yang tidak didiami orang, maka ia wajib mengeluarkan
zakatnya sebesar 1/5 atau 20%.

Zakat rikaz dikeluarkan oleh penemunya sekali saja, ketika ia menemukan


rikaz tersebut.

5) Zakat Binatang Ternak

Seorang yang memelihara hewan ternak (beternak) wajib mengeluarkan


zakatnya berdasarkan dalil berikut:

"Tidak ada seorang laki-laki yang mempunyai unta, lembu, atau kambing
yang tidak diberikan zakatnya, melainkan datanglah binatang-binatang itu
pada hari kiamat keadaannya lebih gemuk dan lebih besar dibandingkan
ketika di dunia, lalu mereka menginjak-injaknya dengan telapak-
telapaknya dan menanduknya dengan tanduk-tanduknya setelah binatang-
binatang itu berbuat demikian, diulanginya lagi dan demikianlah terus-
menerus hingga Alloh selesai menghukum para manusia". (H.R. Bukhori)

Yang dimaksud binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah


apa yang didalam bahasa arab disebut Al-An'am, yakni binatang yang
diambil manfaatnya. Binatang-binatang tersebut adalah unta, kambing/biri-
biri, sapi, kerbau.
"Setiap unta yang digembalakan, zakatnya setiap 40 ekor adalah seekor
anak untu betina yang selesai menyusu". (H.R. Ahmad, Nasa'i, Abu
Dawud)

"...Dan pada kambing yang digembalakan, bila ada 40 ekor, zakatnya


seekor kambing. Jika hanya punya 39 ekor, maka tidak terkena kewajiban
zakat". (H.R. Abu Daud)

Zakat ternak ini dikeluarkan setiap tahun dan apabila telah mencapai
nishab.

6) Zakat Tijaroh

Ketentuan zakat ini adalah tidak ada nis{ab, diambil dari modal (harga
beli), dihitung dari barang yang terjual sebesar 2,5%. Adapun waktu
pembayaran zakatnya, bisa ditangguhkan hingga satu tahun, atau
dibayarkan secara periodik (bulanan, triwulan, atau semester) setiap
setelah belanja, atau setelah diketahui barang yang sudah laku terjual.
Zakat yang dikeluarkan bisa berupa barang dagangan atau uang seharga
barang tersebut.

Rasulullah SAW bersabda: "Wahai para pedagang, sesungguhnya jual


beli itu selalu dihadiri (disertai) kemaksiatan dan sumpah oleh karena itu
kamu wajib mengimbanginya dengan sedekah (zakat)", (H.R. Ahmad)

"Adalah Rasulullah SAW menyuruh kamui mengeluarkan zakat dari apa


yang telah disediakan untuk dijual". (H.R. Abu Dawud)

7) Zakat Perniagaan
Yang dimaksud dengan zakat harta perniagaan adalah segala
sesuatu yang dipersiapkan untuk diperjual belikan. Kewajiban ini secara
umum telah ada dalam surat al-baqarah ayat 267 yang artinya hai orang-
orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari
bumi untuk kamu, dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu
kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan
mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji
Setiap barang perdagangan wajib dikeluarkan zakatnya dengan syarat-
syarat sebagai berikut:
(1) Ada niat untuk memperdagangkan barang tersebut.
(2) Harta perdagangan diperoleh murni dari hasil jual beli
(3) Telah terpenuhi waktu satu tahun
(4) Harta tersebut sudah mencapai satu nishab
Kadar nishab zakat perniagaan:
Kadar wajib zakat perniagaan adalah 2,5%. Sedangkan nishabnya 20 dinar
atau 90 gram emas.13

c. Zakat penghasilan (profesi)


Zakat atas penghasilan atau zakat profesi adalah istilah yang muncul
dewasa ini. Adapun istilah Ulama salaf bagi zakat atas penghasilan atau
profesi biasanya di sebut dengan Almalul mustafad , yang termasuk
dalam kategori zakat mustafad adalah, pendapatan yang dihasilkan dari
profesi non zakat yang dijalani, seperti gaji pegawai negeri/swasta,
konsultan, dokter, dan lain-lain, atau rezeki yang di hasilkan secara tidak
terduga seperti undian, kuis berhadiah (yang tidak mengandung unsur
judi), dan lain-lain.

2. Macam-macam infaq

Infaq secara hukum terbagi menjadi empat macam antara lain sebagai

berikut:

a. Infaq Mubah
Mengeluarkan harta untuk perkara mubah seperti berdagang, bercocok tanam.

b. Infaq Wajib
Aplikasi dari Infaq Wajib yaitu Mengeluarkan harta untuk perkara wajib seperti

13
Zuhri, Saifudi. Zakat di Era Reformasi. (Semarang: Fak. Tarbiyah UIN Walisongo Semarang. 2012) hal.133-
140
1) Membayar mahar (maskawin)
2) Menafkahi istri
3) Menafkahi istri yang ditalak dan masih dalam keadaan iddah

c. Infaq Haram
Mengeluarkan harta dengan tujuan yang diharamkan oleh Allah yaitu:
1) Infaqnya orang kafir untuk menghalangi syiar Islam. (QS Al-Anfal 8:36)

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka


untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan
harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan
dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu
dikumpulkan.

2) Infaq-nya orang Islam kepada fakir miskin tapi tidak karena Allah. (QS An-
Nisa' 4:38)

Artinya : Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka


karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada
Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu
menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.

d. Infaq Sunnah
Yaitu mengeluarkan harta dengan niat sadaqah. Infaq tipe ini yaitu ada 2 (dua)
macam Sebagai berikut:
1) Infaq untuk jihad.
2) Infaq kepada yang membutuhkan.
Berdasarkan firman Allah (QS Al-Anfal:60)







Artinya : Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.
Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan
cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

3. Macam-macam s{adaqah

Rasulullah saw. menjelaskan bahwa sedekah mencakup:

a. Tasbih, Tahlil dan Tahmid


Rasulullah saw. menggambarkan pada awal penjelasannya tentang
s{adaqah bahwa setiap tasbih, tahlil dan tahmid adalah sedekah. Oleh
karenanya mereka diminta untuk memperbanyak tasbih, tahlil dan
tahmid, atau bahkan d|ikir-d|ikir lainnya. Karena semua d|ikir tersebut
akan bernilai ibadah di sisi Allah swt.
b. Amar Maruf Nahi Mungkar
Disebutkan bahwa d|ikir merupakan sedekah, Rasulullah saw.
menjelaskan bahwa amar maruf nahi mungkar juga merupakan sedekah.
Karena untuk merealisasikan amar maruf nahi mungkar, seseorang perlu
mengeluarkan tenaga, pikiran, waktu, dan perasaannya. Dan semua hal
tersebut terhitung sebagai sedekah. Bahkan jika dicermati secara
mendalam, umat ini mendapat julukan khairu ummah, karena memiliki
misi amar maruf nahi mungkar.
c. Bekerja dan memberi nafkah pada sanak keluarganya
Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-
Miqdan bin Madikarib Al-Zubaidi ra, dari Rasulullah saw. berkata,
Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh
seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan
tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan
pembantunya melainkan akan menjadi sedekah. (HR. Ibnu Majah)
d. Membantu urusan orang lain
Dari Abdillah bin Qais bin Salim Al-Madani, dari Nabi Muhammad
saw. bahwa beliau bersabda, Setiap muslim harus bersedekah. Salah
seorang sahabat bertanya, Bagaimana pendapatmu, wahai Rasulullah, jika
ia tidak mendapatkan (harta yang dapat disedekahkan)? Rasulullah saw.
bersabda, Bekerja dengan tangannya sendiri kemudian ia
memanfaatkannya untuk dirinya dan bersedekah. Salah seorang sahabat
bertanya, Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.? Beliau
bersabda, Menolong orang yang membutuhkan lagi teranaiaya. Salah
seorang sahabat bertanya, Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai
Rasulullah saw.? Beliau menjawab, Mengajak pada yang maruf atau
kebaikan. Salah seorang sahabat bertanya, Bagaimana jika ia tidak
mampu, wahai Rasulullah saw.? Beliau menjawab, Menahan diri dari
perbuatan buruk, itu merupakan sedekah. (HR. Muslim)
e. Mengis{lah dua orang yang berselisih
Dalam sebuah hadis\ digambarkan oleh Rasulullah saw.: Dari Abu
Hurairah r.a. berkata, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Setiap ruas-
ruas persendian setiap insan adalah sedekah. Setiap hari di mana matahari
terbit adalah s{adaqah, mengis{lah di antara manusia (yang berselisih
adalah sedekah). (HR. Bukhari)
f. Menjenguk orang sakit
Dalam sebuah hadis\ Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Ubaidah bin
Jarrah ra berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa
yang menginfakkan kelebihan hartanya di jalan Allah swt., maka Allah
akan melipatgandakannya dengan tujuh ratus (kali lipat). Dan barangsiapa
yang berinfak untuk dirinya dan keluarganya, atau menjenguk orang sakit,
atau menyingkirkan duri, maka mendapatkan kebaikan dan kebaikan
dengan sepuluh kali lipatnya. Puasa itu tameng selama ia tidak merusaknya.
Dan barangsiapa yang Allah uji dengan satu ujian pada fisiknya, maka itu
akan menjadi penggugur (dosa-dosanya). (HR. Ahmad)
g. Berwajah manis atau memberikan senyuman
Dalam sebuah hadis\ Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu D|ar r.a.
berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, Janganlah kalian menganggap
remeh satu kebaikan pun. Jika ia tidak mendapatkannya, maka hendaklah ia
ketika menemui saudaranya, ia menemuinya dengan wajah ramah, dan jika
engkau membeli daging, atau memasak dengan periuk/kuali, maka
perbanyaklah kuahnya dan berikanlah pada tetanggamu dari
padanya. (HR. Turmud|i)
h. Berlomba-lomba dalam amalan sehari-hari
Dalam sebuah riwayat digambarkan: Dari Abu Hurairah r.a. berkata,
bahwa Rasulullah saw. bersabda, Siapakah di antara kalian yang pagi ini
berpuasa? Abu Bakar menjawab, Saya, wahai Rasulullah. Rasulullah
saw. bersabda, Siapakah hari ini yang mengantarkan jenazah orang yang
meninggal? Abu Bakar menjawab, Saya, wahai Rasulullah. Rasulullah
saw. bertanya, Siapakah di antara kalian yang hari ini memberikan makan
pada orang miskin? Abu Bakar menjawab, Saya, wahai Rasulullah.
Rasulullah saw. bertanya kembali, Siapakah di antara kalian yang hari ini
telah menengok orang sakit? Abu Bakar menjawab, Saya, wahai
Rasulullah. Kemudian Rasulullah saw. bersabda, Tidaklah semua amal di
atas terkumpul dalam diri seseorang melainkan ia akan masuk surga. (HR.
Bukhari)

D. Sejarah disyariatkannya Zakat

Dalam buku 125 Masalah Zakat karya Al-Furqon Hasbi disebutkan bahwa
awal Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, zakat belum dijalankan. Pada waktu
itu, Nabi SAW, para sahabatnya, dan segenap kaum muhajirin (orang-orang Islam
Quraisy yang hijrah dari Makkah ke Madinah) masih disibukkan dengan cara
menjalankan usaha untuk menghidupi diri dan keluarganya di tempat baru tersebut.
Selain itu, tidak semua orang mempunyai perekonomian yang cukup Us\man bin
Affan karena semua harta benda dan kekayaan yang mereka miliki ditinggal di
Makkah

Ayat-ayat Alqur'an yang mengingatkan orang mukmin agar mengeluarkan


sebagian harta kekayaannya untuk orang-orang miskin diwahyukan kepada Rasulullah
SAW ketika beliau masih tinggal di Makkah. Perintah tersebut pada awalnya masih
sekedar sebagai anjuran, sebagaimana wahyu Allah SWT dalam surat Ar-Rum ayat
39: ''Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang
melipatgandakan (pahalanya)''.
Namun menurut pendapat mayoritas ulama, zakat mulai disyariatkan pada
tahun ke-2 Hijriah. Di tahun tersebut zakat fitrah diwajibkan pada bulan Ramad{an,
sedangkan zakat ma>l diwajibkan pada bulan berikutnya, Syawal. Jadi, mula-mula
diwajibkan zakat fitrah kemudian zakat ma>l atau kekayaan.

Firman Allah SWT surat Al-Mu'minun ayat 4: ''Dan orang yang menunaikan
zakat''. Kebanyakan ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan zakat dalam
ayat di atas adalah zakat ma>l atau kekayaan meskipun ayat itu turun di Makkah.
Padahal, zakat itu sendiri diwajibkan di Madinah pada tahun ke-2 Hijriah. Fakta ini
menunjukkan bahwa kewajiban zakat pertama kali diturunkan saat Nabi SAW
menetap di Makkah, sedangkan ketentuan nis{abnya mulai ditetapkan setelah Beliau
hijrah ke Madinah.

Setelah hijrah ke Madinah, Nabi SAW menerima wahyu berikut ini, ''Dan
dirikanlah s{alat serta tunaikanlah zakat. Dan apa-apa yang kamu usahakan dari
kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya di sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan'' (QS Al-Baqarah:
110). Berbeda dengan ayat sebelumnya, kewajiban zakat dalam ayat ini diungkapkan
sebagai sebuah perintah, dan bukan sekedar anjuran.

Mengenai kewajiban zakat ini ilmuwan Muslim ternama, Ibnu Kas\ir,


mengungkapkan, ''Zakat ditetapkan di Madinah pada abad kedua hijriyah. Tampaknya,
zakat yang ditetapkan di Madinah merupakan zakat dengan nilai dan jumlah
kewajiban yang khusus, sedangkan zakat yang ada sebelum periode ini, yang
dibicarakan di Makkah, merupakan kewajiban perseorangan semata''.

Sayid Sabiq menerangkan bahwa zakat pada permulaan Islam diwajibkan


secara mutlak. Kewajiban zakat ini tidak dibatasi harta yang diwajibkan untuk dizakati
dan ketentuan kadar zakatnya. Semua itu diserahkan pada kesadaran dan kemurahan
kaum Muslimin. Akan tetapi, mulai tahun kedua setelah hijrah menurut keterangan
yang masyhur ditetapkan besar dan jumlah setiap jenis harta serta dijelaskan secara
teperinci.

Menjelang tahun ke-2 Hijriah, Rasulullah SAW telah memberi batasan


mengenai aturan-aturan dasar, bentuk-bentuk harta yang wajib dizakati, siapa yang
harus membayar zakat, dan siapa yang berhak menerima zakat. Dan, sejak saat itu
zakat telah berkembang dari sebuah praktik sukarela menjadi kewajiban sosial
keagamaan yang dilembagakan yang diharapkan dipenuhi oleh setiap Muslim yang
hartanya telah mencapai nis{ab, jumlah minimum kekayaan yang wajib dizakati.14

E. Syarat dan rukun Zakat, Infaq, dan S{adaqoh


1. Syarat dan rukun zakat
a. Rukun zakat
Adapun yang termasuk rukum zakat adalah:
1) Niat ikhlas (baca pengertian ikhlas) kepada Allah SWT
dalam menunaikan zakat fitrah
2) Pelepasan atau pengeluaran hak milik pada sebagaian harta yang
dikenakan wajib zakat
3) Penyerahan sebagian harta tersebut dari orang yang mempunyai harta
kepada orang yang bertugas atau orang yang mengurusi zakat (amil
zakat).
4) Penyerahan amil kepada orang yang berhak menerima zakat sebagai
milik.15

b. Syarat zakat
1) Milik penuh
Artinya penuhnya pemilikan, maksudnya kekayaan itu harus berada dalam
kontrol dan dalam kekuasaan yang punya, (tidak bersangkut di dalamnya
hak orang lain), baik kekuasaan pendapatan maupun kekuasaan menikmati
hasilnya.
2) Berkembang
Artinya harta itu berkembang, baik secara alami berdasarkan sunatullh
maupun bertambah karena ikhtiar manusia. Makna berkembang di sini
mengandung maksud bahwa sifat kekayaan itu dapat mendatangkan income,
keuntungan atau pendapatan. Dengan begitu nampak jelas bahwa jenis atau
macam-macam harta (kekayaan) tidak hanya yang dijelaskan dalam hadis

14
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/dakwah/10/12/24/154145-sejarah-awal-mula-kewajiban-
zakat. diakses pada 25 Mei 2017 pukul 22.00 WIB
15
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Usul Fiqh, penerj. Iskandar al-Barsany, cet. Ke-3, (Jakarta: Rajawali Press, 1993),
hlm. 185.
nabi, melainkan pada harta yang mempunyai potensi dapat dikembangkan
atau berkembang dengan sendirinya.
3) Mencapai Nisab
Artinya mencapai jumlah minimal yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Contoh: nisab ternak unta adalah lima ekor dengan kadar zakat seekor
kambing. Sehingga apabila jumlah unta kurang dari lima ekor maka belum
wajib dikeluarkan zakatnya. Adapun ketentuan nisab zakat ini berdasarkan
hadis Nabi SAW sebagai berikut:


16

4) Lebih dari kebutuhan pokok


Artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu melebihi kebutuhan pokok
yang diperlukan oleh diri dan keluarganya untuk hidup wajar sebagai
manusia.
5) Bebas dari hutang
Artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu bersih dari hutang, baik
hutang kepada Allah (naz\ar atau wasiat) maupun hutang kepada sesama
manusia.
6) Berlaku setahun
Suatu milik dikatakan genap setahun menurut al-Jazaili< dalam kitabnya
Tanyinda al-Haqa>iq syarh Kanzu Daqa>iq, yakni genap satu tahun
dimiliki.17 Hal ini sebagai mana dalam hadis Nabi SAW diriwayatkan oleh
Ibnu Umar, sebagai berikut:

18

Tahun yang dimaksud adalah hitungan tahun Qamariyyah. Syarat ini hanya
terbatas pada jenis harta: ternak, emas perak dan harta dagangan, masuk
dalam istilah zakat modal. Untuk hasil pertanian, buah-buahan, harta karun
dan yang sejenis disebut zakat pendapatan, tidak disyaratkan satu tahun.

16
Imm Muslim, Sahh Muslim,Kitab az-Zakh,(Beirut: Dr al-Fikr t.t) hlm. 390.
17
Syauqi Ismail Syahatin, Penerapan Zakat di Dunia Modern (Jakarta: Pustaka Dian Antar Kota, 1986), hlm.
128.
18
Malik bin Anas, Al-Muwaa, Kitab az-Zakah bab az-Zakah fi al-Aini min az-zahab wa al-waraqi, Hadis no.
6 I:168.
2. Syarat dan rukun infaq
a. Rukun infaq
1) Pemberi infaq (muwaffiq)
2) Penerima infaq (muwaffiq lahu)
3) Barang yang diinfaqkan
4) Penyerahan ( ijab qabul )
b. Syarat infaq
1) Tidak berlebih-lebihan (at-tabdzir) dalam menafkahkan hartanya dan tidak
pula terlalu sedikit dalam menafkahkan harta (at-taqtir).
2) Membatasi dalam menafkahkan hartanya pada halal-halal yang merupakan
kebutuhan sekunder maupun tersier (kamaliyyat) dan lebih mengutamakan
pada kebutuhan primer.
3) Jangan menafkahkan seluruh harta yang dimiliki. Hal ini dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan sebab hal yang demikian itu
sangat dibenci oleh Islam.
4) Hendaklah menafkahkan hartanya sesuai dengan kemampuan dan
kelonggarannya (has{ab as-sa'ah). Ia tidak boleh memaksakan diri dalam
melakukan hal yang demikian, sebab sebagai manusia kita juga
membutuhkan materi untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
3. Syarat dan rukun s{adaqah
a. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan berhak
untuk mentasharrufkan (memperedarkannya).
b. Orang yang diberi, syaratnya berhak memiliki. Dengan demikian tidak syah
memberi kepada anak yang masih dalam kandungan ibunya atau memberi
kepada binatang, karena keduanya tidak berhak memiliki sesuatu.
c. Ijab dan qabul. Ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang memberi
sedangkan qabul, ialah pernyataan penerimaan dari orang yang menerima
pemberian.
d. Barang yang diberikan, syaratnya adalah barang tersebut yang dapat dijual.

F. Waktu pelaksanaan Zakat, Infaq, dan S{adaqah


1. Waktu pelaksanaan zakat
a. Zakat fitrah
Berikut ini merupakan beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah.19
1) Waktu yang diperbolehkan, yaitu dari awal Ramad{an sampai hari
penghabisan Ramad{an
2) Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan Ramad{an.
3) Waktu yang lebih baik (sunnah), yaitu dibayar sesudah s{alat subuh sebelum
s{alat hari raya.
4) Waktu makruh, yaitu membayar zakat fitrah setelah s{alat ied, tetapi sebelum
terbenam matahari pada hari raya.
5) Waktu haram, yaitu waktu yang dilarang untuk menunda-nunda pembayaran
zakat fitrah, yaitu akhir hari raya idul fitri ketika matahari telah terbenam. Hal
itu diharamkan karena tujuan dari zakat fitrah adalah untuk mencukupi
kebutuhan golongan mustahiq zakat pada hai idul fitri, karena hari itu adalah
hari gembira ria.
b. Zakat Ma>l
Diwajibkan membayar zakat segera, setelah datang saat wajibnya. Dan haram
menangguhkan dari saat tersebut, kecuali jika tak mungkin, maka boleh
mengundurkan pembayaran sampai ada kesempatan.20
Harta benda yang dikenakan wajib zakat itu tidak semuanya disyaratkan cukup
haul, karena ada harta benda yang walaupun baru didapatkan hasilnya, tapi sudah
wajib zakat misalnya tanaman, barang logam yang ditemukan dari galian. Harta-
harta yang jumlahnya cukup senishab dan harus pula cukup haul adalah seperti
binatang ternak, harta perniagaan, emas dan perak. Uraiannya sebagai berikut :
1) Zakat Nuqud (Emas Dan Perak)
Perhiasan wajib dizakati jika telah mencapai haul (satu tahun penuh)
dan nis{ab. Jika perhiasan tersebut dipakai oleh istri atau anaknya yang masih
kecil atau dengan maksud disimpan, maka perhiasan tersebut wajib dizakati.
Nis{ab emas adalah 20 misqal, yaitu sama dengan 85 gram. Sedangkan nis{ab
perak sebesar 200 dirham, yaitu sama dengan 624 gram.21
2) Zakat Pertanian

19
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h. 209
20
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah3, (Bandung: PT Al Maarif, 1978), h. 30
21
Abdul Aziz Muhammad Azzam Dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Amzah,2009),
h.362
Zakat pertanian berupa palawija, buah-buahan dan biji-bijian. Kadar
zakat pertanian adalah 10% jika diairi dengan air sungai atau air hujan.
Sedangkan yang mengeluarkan biaya atau menggunakan irigasi maka kadar
zakatnya 5%. Kewajiban dikeluarkannya zakat pada zakat pertanian adalah
ketika sudah panen.22
Walaupun secara umum kewajiban zakat atas harta bila tlah dimiliki
satu haul, namun untuk hasil pertanian kewajiban mengeluarkan zakat ini
adalah waktu panen. Dengan demikian tidak perlu menunggu sampai satu
haul.
3) Zakat Rikaz
Rikaz adalah emas atau perak yang ditanam kaum jahiliyah. Apabila
kita mendapatkan emas atau perak, yang ditanam oleh kaum jahiliyah itu,
wajib kita mengeluarkan zakat sebanyak 1/5 (20%).
Sabda Rasulullah Saw.:

(.


)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw telah bersabda, Zakat rikaz itu
seperlima. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Namun dalam hadis\ ini tidak disebutkan ketentuan tentang nis{ab dan
haulnya.

Rikaz tidak disyariatkan sampai satu tahun. Tetapi bila didapat, wajib
dikeluarkan zakatnya pada waktu itu juga. Adapun nis{abnya, sebagian ulama
berpendapat bahwa disyaratkan sampai satu nis{ab. Pendapat ini menurut
maz{ab Syafii. Menurut pendapat yang lain, seperti pendapat Imam Maliki,
Imam Abu H{anifah Serta Imam Ahmad dan pengikut-pengikut mereka,
nis{ab itu tidak menjadi syarat.23

4) Zakat Peternakan
Waktu pelaksanaan zakat untuk hewan ternak adalah ketika telah dimiliki
selama satu tahun penuh.

22
Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari, (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 261
23
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h. 206
Sebagaimana diterangkan dalam hadis Abu Dawud:

Tidak ada zakat pada harta sampai ia mencapai satu haul.24

5) Zakat Perniagaan
Harta perniagaan wajib dizakati, dengan syarat-syarat seperti pada zakat emas
dan perak.Sabda Rasuluuah Saw.:


( .

Kain-kain yang disediakan untuk dijual, wajib dikeluarkan zakatnya.


(Riwayat Hakim)

Tahun perniagaan dihitung mulai berniaga. Pada tiap-tiap akhir tahun


perniagaan dihitunglah harta perniagaan itu; apabila cukup satu nis{ab, maka
wajib dibayarkan zakatnya jadi waktunya adalah satu haul

2. Waktu pelaksanaan infaq

Pelaksanaan Infaq tidak dibatasi waktu namun pelaksanaan infaq


dilakukan dengan cara memberikan infaq secara langsung kepada orang
menerima infaq, baik secara tersembunyi/rahasia (sirry) maupun secara terang-
terangan (alaniy), asalkan dilakukan dengan cara ikhlas dan terlepas dari sikap
riya.

3. Waktu pelaksanaan s{adaqah

Waktu pelaksanaan s{adaqah sama seperti infaq yaitu kapan saja dan
tidak dibatasi waktu ketika kita memiliki kemampuan untuk memberi, namun
bersedekah dapat dilakukan secara tersembunyi/rahasia (sirry) maupun secara
terang-terangan (alaniy), asalkan dilakukan dengan cara ikhlas dan terlepas
dari sikap riya. Seperti dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 271 :

24
Abdul Aziz Muhammad Azzam Dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Amzah, 2009),
h.352
Yang artinya : Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik
sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-
orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan
menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.

G. Perbedaan Pendapat Hukum Tentang Zakat, Infaq, dan S{adaqah Antar Empat
Maz\\hab
1. Menurut Maz\hab H{anafi
Menurut Maz\hab H{anafi orang mukallaf itu wajib mengeluarkan zakat fitrah atas
dirinya sendiri, anaknya yang masih kanak-kanak, pembantunya, dan anaknya
yang sudah dewasa dan dalam keadaan gila. Namun, apabila anaknya yang dewasa
itu berakal, kewajiban zakat fitrah itu tidak bisa dibebankan kepada ayahnya.
Sebagaimana, seorang suami tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah atas istrinya.
Dan mereka berpendapat zakat fitrah wajib dikeluarkan dari empat bahan pokok
yakni; gandum, gandum syair, kurma, dan anggur kering/kismis. Maz\hab ini
menyatakan bahwa membayar zakat fitrah dengan uang yang senilai hukumnya
boleh.
Maz\hab H{anafi juga berpendapat:
a. wajib zakat sepersepuluh atas tumbuh-tumbuhan milik mukatab tidak pada
hartanya yang lain.
b. Tidak wajib zakat atas harta anak kecil dan harta orang gila hingga diwajibkan
sepersepuluh atas hasil pertanian milik anak kecil dan orang gila
c. Tidak gugur hitungan hawl jika barang yang ditukar tersebut berupa emas dan
perak. Namun jika barang itu berupa binatang ternak maka gugurlah hitungan
halw-nya.
d. Apabila sebagian barang senisab itu rusak atau dirusak sebelum genap setahun,
maka hitungan hawl-nya gugur.25

2. Menurut Maz\hab H\{anbali

25
Syaikh al-Alamah Muhammad bin Abdurrahman ad-Dimasyqi. Fiqih Empat Mazhab. Bandung: Hasyimi.
2015. H 118-119
Menurut Maz\hab H{anbali orang mukallaf itu wajib mengeluarkan zakat fitrah
atas diri dan orang yang diberi nafkah, seperti istri, ayah dan anaknya, bahan yang
wajib dikeluarkan berupa gandum bur, gandum syair, kurma, kismis, dan keju.
Kalau tidak ada cukup mengeluarkan bahan pokok dalam bentuk biji-bijian dan
buah-buahan. Maz\hab ini menyatakan bahwa mengeluarkan zakat fitrah dengan
uang tidak diperbolehkan.

3. Menurut Maz\hab Maliki


Menurut Maz\hab Maliki orang mukallaf itu wajib mengeluarkan zakat fitrah atas
dirinya sendiri dan orang yang harus diberi nafkah; kedua orang tua yang fakir,
anak-anak lelaki yang tidak mempunyai harta hingga mampu bekerja, dan anak-
anak perempuan yang fakir hingga mereka bersuami, begitu pula istri, dan mereka
berpendapat bahwa bahan untuk zakat fitrah adalah gandum/syair/salat (sejenis
syair), jagung, dakhon (jenis gandum /juwawut), kurma, kismis, atau keju. Maz\hab
ini menyatakan bahwa mengeluarkan zakat fitrah dengan uang tidak
diperbolehkan.
4. Menurut Maz\hab Syafii
Menurut Maz\hab Syafii orang mukallaf itu wajib mengeluarkan zakat fitrah atas
diri dan orang yang diberi nafkah, seperti istri, ayah dan anaknya, dan mereka
berpendapat bahan yang wajib dikeluarkan sebagai zakat yaitu bahan pokok
setempat. Maz\hab ini menyatakan bahwa mengeluarkan zakat fitrah dengan uang
tidak diperbolehkan.

H. Keutamaan Dan Faidah Zakat, Infaq, dan S{adaqah


1. Ia bisa meredam kemurkaan Allah, Rasulullah bersabda: Sesungguhnya
s{adaqah secara sembunyi-sembunyi bisa memadamkan kemurkaan Rabb
(Allah) (Shahih At-taghib)
2. Menghapuskan kesalahan seorang hamba, beliau bersabda: Dan S{>>adaqah
bisa menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api (Shahih At-
Taghrib)
3. Orang yang bersedekah dengan ikhlas akan mendapatkan perlindungan &
naungan Arsy di hari kiamat. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
Tujuh kelompok yang akan mendapatkan naungan dari Allah pada hari yang
tidak ada naungan kecuali naungan-Nya diantaranya yaitu: seseorang yang
menyedekahkan hartanya dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya
tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. (Muttafaq alaih)
4. Sebagai obat bagi berbagai macam penyakit baik penyakit jasmani maupun
rohani. Rasulullah saw, bersabda: Obatilah orang-orang yang sakit diantaramu
dengan s{adaqah. (Shahih At-Taghrib) beliau juga bersabda kepada orang yang
mengeluhkan tentang kekerasan hatinya: Jika engkau ingin melunakkan hatimu
maka berilah makan pada orang miskin & usaplah kepala anak yatim. (H.R.
Ahmad)
5. Sebagai penolak berbagai macam bencana & musibah.
6. Orang yang berinfaq akan didoakan oleh malaikat setiap hari sebagaimana sabda
Rasulullah saw: Tidaklah dating sesuatu hari kecuali akan turun 2 malaikat yg
salah satunya mengatakan, Ya, Allah berilah orang-orang yg berinfaq itu
balasan, & yg lain mengatakan, Ya, Allah berilah pd orang yg bakhil
kebinasaan (hartanya). (Muttafaq alaihi)
7. Orang yg membayar zakat akan Allah berkahi hartanya, Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah s{adaqah itu mengurangi harta. (Hadis\
Riwayat: Muslim)
8. Allah akan melipatgandakan pahala orang yg bersedekah, (Al Quran Surat: Al-
Baqarah: 245)
9. S{adaqah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang, Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, S{adaqah merupakan bukti (keimanan). (Hadis
Riwayat: Muslim)
10. S{adaqah merupakan pembersih harta & mensucikannya dari kotoran,
sebagaimana wasiat beliau kpd para pedagang, Wahai para pedagang
sesungguhnya jual beli ini dicampuri dgn perbuatan sia-sia & sumpah oleh karena
bersihkanlah ia dgn s{adaqah. (Hadis Riwayat: Ahmad, Nasai & Ibnu Majah
juga disebutkan dalam Shahih Al-Jami).

I. Amal Jariyah
Amal jariah sendiri dalam bahasa arab berarti amal yang mengalir.
Maksudnya, perbuatan baik yang akan terus mendatangkan pahala bagi pelakunya
walaupun si pelaku sudah meninggal (berada di akhirat). Hal itu juga sudah di jelaskan
dalam hadist dari Abu Hurairah, yang berbunyi :
Rasulullah SAW bersabda apabila anak adam (manusia) meninggal dunia
maka terputusah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan
yaitu, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang mendoakannya (H.R
Muslim)
1. Sedekah jariah
Sedekah jariah adalah sedekah yang juga dapat di katakan dengan sedekah
yang di wakafkan. Sedekah jariah sebenarnya berbeda dengan sedekah pada
umumnya, sedekah ini adalah sebuah sedekah yang di berikan dengan ikhlas untuk
kepentingan orang banyak dan biasanya bermanfaat dalam jangka panjang.
Contohnya, sobat mempunyai sebidang tanah, dan tanah tersebut sobat wakafkan
untuk tempat didirikan sebuah masjid, maka sobat juga akan mendapatkan pahala
dari orang yang beribadah di masjid tersebut dan pahala itu juga akan menglir
terus tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melakukan ibadah, bahkan
walaupun sobat sudah wafat.

2. Ilmu yang bermanfaat


Ilmu yang bermanfaat yang di maksud di sini adalah ilmu yang di ajarkan atau
di sebarkan ke pada orang lain, dan ilmu tersebut dapat bermanfaat untuk orang
tersebut. Contoh mudahnya adalah, seorang guru mengajarkan cara sholat kepada
murid-muridnya, apabila si murid terus mengamalkan
ajaran dari gurunya itu (sholat), maka pahala akan terus mengalir kepada orang
yang si guru selama murid yang di ajari tersebut terus melakukan (mengamalkan)
ilmu yang gurunya ajarkan.

3. Anak sholeh yang mendoakan orangtuanya


Anak sholeh sebenarnya adalah bukan hanya dalam artian anak baik, tapi juga
selalu taat dalam beribadah ke pada Allah SWT (rajin beribadah, khususnya
ibadah wajib). Tapi saya kurang tahu apakah yang di maksud di sini memang
hanya doa dari anak sholeh saja, alias doa anak yang tidak sholeh (tidak rajin
beribadah khususnya ibadah wajib atau malah sangat jarang melakukan ibadah
wajib) tidak termasuk, saya tidak tahu, jadi silahkan tanya pada ahlinya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan
kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu. Sedangkan
Infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Dan s|adaqah adalah pemberian sukarela
yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin
setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan jenis, jumlah maupun waktunya,.Amal
jariyah adalah perbuatan baik yang akan terus mendatangkan pahala bagi pelakunya
walaupun si pelaku sudah meninggal (berada di akhirat). Macam-macam zakat ada zakat
fitrah dan zakat mal, sedangkan macam-macam infaq ada infaq mubah, wajib, haram, dan
sunnah. Dan macam-macam s{adaqah cukup banyak menurut Rasulullah. Hukum
zakat,infaq, dan s{adaqah menuai banyak pendapat dari kalangan para maz\hab yaitu
maz\hab h{anafi, h{ambali, syafii, dan maliki. Waktu pelaksanaan zakat telah
ditentukan,sedangkan waktu pelaksanaan infaq dan s{adaqah tidak di tentukan.
Amal jariyah adalah perbuatan baik yang akan terus mendatangkan pahala bagi
pelakunya walaupun si pelaku sudah meninggal (berada di akhirat). Amalan yang tidak
terputus antara lain s{adaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang selalu
mendoakan orang tuanya.
B. Saran
Demikianlah makalah tentang Zakat, Infaq, dan S{adaqah yang kami sampaikan.
Semoga penulis dan pembaca pada umumnya dapat memahami dan menerapkan Zakat,
Infaq, dan S{adaqah dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang muslim. Kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki tatanan penyusunan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, 2009, fiqh ibadah,
(jakarta: Amzah)
Abdul Wahab Khallaf. 1993. Ilmu Usul Fiqh. penerj. Iskandar al-Barsany. cet. Ke-3,
(Jakarta: Rajawali Press)

Didin Hafidhuddin. 1998. Panduan Praktis tentang Zakat. Infaq. dan Shadaqah. (Jakarta :
Gema Insani)
Hussein Bahreisj. 1991. Hadits Shahih. ( Surabaya: cv. Karya Utama)
http://alfarras.org/artikel/50-memahami-makna-shodaqoh. diakses pada 21 Mei 2017 Pukul
15.40 WIB

http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/dakwah/10/12/24/154145-sejarah-
awal-mula-kewajiban-zakat. diakses pada 25 Mei 2017 pukul 22.00 WIB

Ibnu Hajar al-Asqalani. 2013. Bulugul Maram dan Dalil-Dalil Hukum. (Jakarta: Gema
Insani)
Imm Muslim. Sahh Muslim. Kitab az-Zakh. (Beirut: Dr al-Fikr t.t)
Juwariyah. 2010. Hadits Tarbawi. (Yogyakarta: Teras)

Malik bin Anas. Al-Muwaa, Kitab az-Zakah bab az-Zakah fi al-Aini min az-zahab wa al-
waraqi, Hadis no. 6 I:168.
Saleh Al-Fauzan. 2006. Fiqih Sehari-Hari. (Jakarta: Gema Insani)

Sayyid Sabiq. 1978. Fikih Sunnah3. (Bandung: PT Al Maarif)

Shahihul Bukhari. Kitab Az-Zakah, Bab Firman Allah Tentang Doa : Ya Allah,
berikanlah ganti kepada orang yang menginfakkan hartanya no. 1442, 3/304
Shahih Muslim. Kitab Az-Zakah, Bab Al-Hatstsu alan Nafaqah wa Tabsyiril Munfiq bil
Khalf. no. 36 (963), 2/690-691
Supena Ilyas dan Darmuin. 2009. Manajemen Zakat. Semarang: RaSAIL
Sulaiman Rasjid. 2010. Fiqh Islam. (Bandung: Sinar Baru Algensindo)
Syaikh al-Alamah Muhammad bin Abdurrahman ad-Dimasyqi. 2015. Fiqih Empat
Mazhab. Bandung: Hasyimi

Syauqi Ismail Syahatin, 1986, Penerapan Zakat di Dunia Modern (Jakarta: Pustaka Dian
Antar Kota)
Zuhri, Saifudi. 2012. Zakat di Era Reformasi. (Semarang: Fak. Tarbiyah UIN Walisongo
Semarang)

Anda mungkin juga menyukai