ABSTRAK
Sungai Sei Sikambing merupakan salah satu anakan sungai atau Sub DAS dari Sungai Deli. Sub DAS Sei
Sikambing terbentang sepanjang 4.223,93 ha meliputi Kabupaten/Kota Deli Serdang dan Medan. Pertumbuhan
penduduk yang pesat di pinggiran DAS Sei Sikambing merubah fungsi daerah resapan air menjadi daerah berpotesi
banjir di Kota Medan.
Metodologi Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pengolahan data primer meliputi data karakteristik
dan geometri sungai, data sekunder terdiri dari data stasiun hujan, data curah hujan harian maksimum, dan data
karakteristik DAS yang di analisa kedalam metode Hidrograf Satuan Sintetik, HEC-RAS dan Simulasi HEC-HMS.
Pada perhitungan debit banjir rancangan diperlukan data curah hujan, data pengukuran sungai, dan kondisi sungai.
Berdasarkan data tersebut dapat dihitung hujan rencana kala ulang 2,5,10,20,25 dan 50 tahun dengan analisa
distribusi frekuensi curah hujan seperti Distibusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Log Pearson III dan
Distribusi Gumbel, sehingga dipilih analisa Distribusi Gumbel yang lebih mendekati dan lebih teliti. Berdasarkan
pengolahan data dengan metode HSS Nakayasu diperoleh nilai debit banjir puncak (QP) sebesar 0,1294 m3/detik
dan Q15 sebesar 1,9412 m3/detik Q25 sebesar 3,2354 m3/detik dan Q50 sebesar 6,4708 m3/detik. Data debit banjir kala
ulang 15, 25 dan 50 kemudian dimodelkan dan disimulasikan pada software Hydrologic Engineering Center River
Analysis System (HEC-RAS) Versi 4.0 dan The Hydrologic Modeling System (HEC-HMS) untuk melihat sejauh
mana pengaruh banjir yang terjadi pada kawasan sepanjang 1 km sungai seikambing yang dianalisa.
Hasil perhitungan analisa dan pembahasan menyimpulkan bahwa debit banjir menyebabkan kenaikan air sungai
sebesar 4,03 meter dari bantaran sungai, luapan air sungai dapat mencapai daerah pemukiman warga yang memiliki
resiko kerusakan. Hasil simulasi HEC-RAS menyatakan bahwa sungai sekambing memiliki kapasitas pengendalian
debit banjir namun sangat rentan terhadap banjir dan erosi tanah.
ABSTRACT
River Sei Sikambing is one fish a river or sub-watershed of the River Deli. Subzone Sei Sikambing stretches covering
4223.93 ha from District/City Deli Serdang and Medan. Rapid population growth in the suburbs Watershed Sei
Sikambing change the function of the water catchment areas into potential areas floods in Medan.
The methodology of study uses quantitative methods with the processing of primary data include characteristic data
and the geometry of the river, secondary data comprising data rainfall station, the maximum daily rainfall data, and
the data were analyzed watershed characteristics into Synthetic Unit Hydrograph method, HEC-RAS and
Simulation HEC- HMS.
In the calculation of the design flood discharge is necessary rainfall data, measurement data stream, and river
conditions. Based on these data can be calculated when the rain plan 2,5,10,20,25 and 50 years with a frequency
distribution analysis, The distribution of rainfall such as Normal, Log Normal Distribution, Distribution Log
Pearson III and Gumbel distribution, so that the selected analysis Gumbel distribution more closer and more
thoroughly. Based on the processing data of Synthetic Unit Hydrograph Nakayasu method obtained value of flood
discharge peak (QP) at 0.1294 m3/sec and amounted to Q15 at 1.9412 m3/sec , Q25 at 3.2354 m3/sec and Q50 at
6.4708 m3/sec. Data discharge flood return period of 15, 25 and 50 then modeled and simulated in software
hydrologic Engineering Center River Analysis System (HEC-RAS) version 4.0 and the hydrologic Modeling System
(HEC-HMS) to see how far the effects of the floods that occurred in the area along 1 km river seikambing analyzed.
The calculation result analysis and discussion concluded that the flood discharge river water led to a rise of 4.03
meters of the river banks, river flood water can reach the residential area residents who have a risk of damage.
HEC-RAS simulation results stating that sekambing river flood discharge capacity control but are highly vulnerable
to flooding and soil erosion.
1. Pendahuluan
Kota Medan adalah salah satu kota yang sangat pesat pertumbuhannya, dimana daerah pinggiran yang selama
ini adalah daerah pertanian ataupun lahan kosong berubah menjadi daerah pemukiman dan perumahan penduduk,
yang selama ini merupakan daerah resapan air telah berubah fungsi menjadi penyumbang banjir karena tanah diatas
perumahan tersebut tidak lagi menyerap air. Kota Medan dilintasi oleh beberapa sungai termasuk diantaranya
Sungai Sei Sikambing. Sungai Sei Sikambing merupakan anak Sungai Deli. Dengan kondisi saat ini, Sungai Sei
Sikambing berpotensi menimbulkan banjir di Kota Medan.
Peristiwa banjir menjadi permasalahan yang mengganggu aktivitas atau kepentingan manusia. Permasalahan
timbul setelah manusia melakukan kegiatan pada daerah dataran banjir. Seperti halnya yang terjadi di pinggir DAS
Sei Sekambing, Kabupaten Deli Serdang. Untuk menghindari terjadinya longsor perlu didirikan tanggul atau
revetment, yang berguna untuk meminimalkan limpasan air ke tebing sungai. Dalam perencanaan bangunan ini
perlu diketahui data debit banjir dan elevasi muka air banjirnya.
Pengujian bertujuan menganalisa nilai debit banjir rencana, elevasi muka air, dan luasan daerah resiko banjir.
Oleh karena keterbatasan waktu dan luasnya DAS Deli, maka batasan masalah dalam kajian ini yaitu perhitungan
debit banjir dan elevasi muka air banjir daerah aliran sungai Sei Seikambing Kabupaten Deli Serdang. Diperlukan
beberapa pembatasan masalah pada analisa nilai debit banjir dan elevasi muka air banjirnya, serta luasan lahan kritis
di ekosistem DAS Sei Seikambing.
2. Tinjauan Pustaka
Banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dimana air tersebut melimpah terhadap beberapa bagian sungai.
Ketika sungai melimpah, air menyebar pada dataran banjir dan pada umumnya mendatangkan masalah pada
manusia. Yang dimaksud banjir adalah fenomena terjadinya luapan air yang mengalir akibat kapasitas penampang
Sungai yang tidak dapat menampung debit air yang mengalir di atasnya. Selanjutnya aliran yang melimpah tersebut
menyebar pada bantaran banjir yang pada umumnya sudah dihuni atau diberdayakan oleh manusia.
Konsep perhitungan didasarkan dari data yang ada, pengalaman, dan kepentingan daerah sekitar Sungai Sei
Seikambing. Maka, langkah-langkah dalam perhitungan debit banjir yang harus dilakukan adalah:
1. Analisis distribusi frekuensi curah hujan :
2. Uji Kecocokan (Goodnes of fittest test):
a. Uji Chi-kuadrat
b. Uji Smirnov- Kolmogorov
3. Pemilihan Disribusi frekuensi curah hujan yang tepat
4. Debit banjir rencanakan
5. Setelah didapat debit banjir maka dilakukan pemodelan sungai dengan menggunakan HEC-RAS 4.0 Beta.
6. Model hidrologi dengan program HEC-HMS dirancang untuk mensimulasikan proses hujan-limpasan dari
sistem aliran.
Distribusi frekuensi yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi, yaitu:
1). Distribusi Gumbel
2). Distribusi Normal
3). Distribusi Log Normal
4). Distribusi Log Pearson Type III
Uji kesesuaian (the goodness of fittes test) dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran analisis curah hujan,
terhadap simpangan data vertikal maupun simpangan data horizontal. Maka, diketahui apakah pemilihan metode
distribusi frekuensi yang digunakan, dalam perhitungan curah hujan dapat diterima atau ditolak. Pengujian
parameter yang sering dipakai adalah:
1). Uji Chi-kuadrat
2). Uji Smirnov-Kolmogorov
Analisis debit banjir yang biasa dipakai yaitu Rasional dan Empiris. Metode empiris yang dikenal seperti,
Hidrograf satuan sintetis Nakayasu, Hidrograf satuan sintetis Snyder dan Hidrograf Satuan Gama I, disamping
dapat menunjukan besarnya debit puncak, cara ini juga dapat menggambarkan kronologis peningkatan dan
penurunan debit seperti kondisi kenyataan. Dalam tugas akhir ini akan digunakan Hidrograf satuan sintetis
Nakayasu dan Hidrograf satuan sintetis Snyder.
Dalam perencanaan sungai digunakan program HEC-RAS (Hydrologic Engineering System-River Analysis
System). HEC-RAS adalah sebuah sistem yang didesain untuk penggunaan yang interaktif dalam lingkungan yang
bermacam-macam. Ruang lingkup HEC-RAS adalah menghitung profil muka air dengan pemodelan aliran steady
dan unsteady, serta penghitungan pengangkutan sedimen. Element yang paling penting dalam HEC-RAS adalah
tersedianya geometri saluran, baik memanjang maupun melintang. Dengan adanya HEC-RAS maka tinggi muka air
diketahui, yang berguna sebagai acuan untuk menentukan elevasi puncak krib.
3. Metode Penelitian
Pada penelitian ini digunakan metode kuantitatif dengan mengumpulkan data-data dari instansi terkait serta
melakukan survey dan pengukuran ke daerah studi dengan mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis seperti HSS, HEC-HMS dan HEC-RAS.
Pada tahap ini adalah untuk mengumpulkan alat dan bahan guna untuk melakukan studi pengukuran atau hal teknis
lainnya di lokasi studi. Alat dan bahan untuk keperluan studi ini meliputi:
Current meter
Berfungsi untuk mengukur kecepatan dengan pengubahan kecepatan linear menjadi kecepetan angular, alat
ini berfungsi mengukur arah dan kecepatan arus.
Theodolite
Salah satu alat ukur ketinggian yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar.
Meteran
Sebagai patokan pengukuran ketinggian/kedalaman, juga digunakan sebagai titik tembak pada alat
theodolite.
GPS handheld
digunakan untuk menentukan koordinat titik-titik kontrol yang membangun kerangka dasar nasional untuk
survei dan pemetaan di darat.
Stopwatch
Digunakan untuk mengukur waktu dengan sensitifitas yang tinggi.
Kamera digital
Digunakan untuk merekam gambar pada kondisi sebenarnya.
Setelah data-data social dan teknis diperoleh, kemudian dilakukan analisis data. Analisis data meliputi:
Analisis teknis
Setelah didapat debit minimum dan maksimum air sungai, profil memanjang dan melintang sungai, maka
akan dapat dianalisa debit banjir rencana dengan perbandingan metode HSS, HEC-HMS, dan HEC-RAS,
sehingga dapat disimpulkan kapasitas pengendalian banjir pada sungai seikambing.
Analisis non teknis
Hasil yang diperoleh dari analisis data dan pengamatan lokasi dilapangan maka dapat bermanfaat untuk
perencanaan bangunan air sebagai upaya alternatif pengendalian banjir secara structural pada daerah aliran
sungai Sei Seikambing.
Variabel yang diamati pada studi penelitian tugas akhir ini adalah, sebagai berikut:
Kecepatan aliran aiar sungai seikambing.
Kedalaman permukaan sungai pada aliran sungai seikambing.
Potensi banjir dari sungai sebagai analisa upaya pengendalian banjir secara structural pada daerah aliran
sungai Seikambing.
Masih sering terjadinya banjir di Sungai Deli, kemungkinan besar sungai tersebut telah mengalami
penurunan fungsi dan telah terjadi kerusakan pada daerah catchment area atau DAS Deli yang meliputi kerusakan
hutan atau adanya perubahan tata guna lahan. Untuk itu pada analisa hidrologi dalam studi ini diperlukan adanya
inventarisasi kondisi sungai dan perhitungan banjir rencana dibeberapa titik pengamatan dengan beberapa metode
yang telah banyak digunakan di Indonesia. Untuk mendapatkan distribusi curah hujan di seluruh daerah aliran
Sungai, maka di berbagai tempat pada suatu daerah aliran sungai tersebut dipasang alat pengukur curah hujan
daerah. Adapun beberapa data hidrologi sungai yang dibutuhkan:
Berdasarkan semua Distribusi Probabilitas memiliki nilai X2 < X2cr , namun Distribusi yang di pilih dalam
menganalisis seri data hujan adalah Distribusi Gumbel.
25.0000
20.0000
15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
Grafik Debit Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu pada Q
350.0000
300.0000
250.0000
200.0000
150.0000
100.0000
50.0000
0.0000
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
Grafik Debit Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu pada Q15
600.0000
500.0000
400.0000
300.0000
200.0000
100.0000
0.0000
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
1000.0000
800.0000
600.0000
400.0000
200.0000
0.0000
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
1200.0000
1000.0000
800.0000
600.0000
400.0000
200.0000
0.0000
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
b. HSS Snyder
Pada analisis sungai seikambing dengan luas sebesar 24,27 ha dengan panjang sungai utama L = 1 km. Jarak antara
outlet ke titik pada sungai yang terdekat dengan titik pusat (Lc) = 1 km. Hidrograf satuan DAS tersebut memiliki
satuan jika durasi hujan tR = 12 jam; nilai Ct = 2,5 dan Cp = 0,4.
Hidrograf Satuan Snyder adalah sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan analisa dan pembahasan HSS Nakayasu dan HSS Snyder serta simulasi Software
Hydrologic Engineering Center River Analysis System (HEC-RAS) Versi 4.0 dan The Hydrologic Modeling System
(HEC-HMS) dapat disimpulkan bahwa:
5.2 Saran
1. Diharapkan Sungai dibangun bangunan pengendalian banjir seperti tanggul dan sungai buatan pada sisi
kanan dan kiri sungai yang berguna menjaga fungsi sungai.
2. Pembangunan tanggul penahan banjir sebaiknya mencapai kondisi Q50 dimana air sungai meluap pada
ketinggian 4,03 meter sehingga dalam mengatisipasi banjir diperlukan tanggul setinggi 4,5 meter.
3. Masyarakat harus tetap menjaga lingkungan aliran sungai untuk meminimalkan resiko banjir.
Daftar Pustaka
Iman, Subarkah. 1980, Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air. Penerbit Idea Dharma, Bandung.
Kawet,L. Wuisan.E.M. Tangkudung,H. 2013, Studi Perbandingan Antara Hidrograf SCS (Soil
Conservation Service) dan Metode Rasional Pada DAS Tikala. Universitas Sam Ratulangi,
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil.
Sihotang,Rico. 2011, Analisa Banjir Rancangan Dengan Metode HSS Nakayasu Pada Bendungan Gintung.
Universitas Gunadarma, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Sosrodarsono, S.,Masateru Tominaga, Yusuf Gayo. 1985. Perbaikan dan Pengaturan Sungai. PT.Pradinya
Paramita. Jakarta.
Syahputra, Ichsan. 2015, Kajian Hidrologi dan Analisa Kapasitas Tampang Sungai Krueng Langsa
Berbasis HEC-HMS dan HEC-RAS. Universitas Abulyatama, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Sipil.