Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA


2016

Efektivitas Pemberian Guided Imagery Terhadap Nyeri Disminore Pada


Remaja Di SMP N 03 Colomadu
1)
Nur Aeni Eki S, 2) Yeti Nurhayati, 3) Sunardi

1) Mahasiswa SI Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta


2),3) Dosen Prodi SI Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Tahap pertama masa remaja pada perempuan yaitu mengalami menstruasi atau
haid. Salah satu ketidaknyamanan fisik yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari saat
menstruasi yaitu dismenore. Manajemen non farmakologis dapat dilakukan dengan teknik
guided imagery. Guided Imagery adalah suatu teknik yang menggunakan imajinasi
individu dengan imajinasi terarah untuk mengurangi stress ataupun nyeri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas pemberian guided imagery terhadap
nyeri disminore pada remaja di SMP N 03 Colomadu.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pre-Experimental dengan rancangan
penelitian One Group Pretest-Posttest. Penelitian dilakukan di SMPN 03 Colomadu.
Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Besar sampel berjumlah 54 siswa
perempuan. Uji normalitas data pada penelitian menggunakan Kolmogorov-Smirnov.
Tingkat nyeri responden setelah (post) dilakukan guided imagery yang tidak
mengalami nyeri dengan jumlah 12 siswi (22,2%), yang mengalami nyeri ringan 26 siswi
(48,1%) dan responden yang mengalami nyeri sedang 16 siswi (29,6%). Hasil uji paired t
test didapatkan hasil bahwa Sig (2-tailed) menunjukan nilai p < 0,001 (p-value < 0,05).
Kesimpulan dalam penelitian ini adanya pengaruh pemberian guided imagery
terhadap nyeri disminore pada remaja di SMPN 03 Colomadu.

Kata Kunci : Guided Imagery, Nyeri Disminore, Remaja

1
STUDY PROGRAM OF NURSING
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016

The Effectiveness of the Guided Imagery Technique for Dysmenorrhea


Reduction of the Teenagers of SMP N 03 colomadu
1)
Nur Aeni Eki S, 2) Yeti Nurhayati, 3) Sunardi

1) Student in Nursing study STIKES Kusuma Husada Surakarta


2),3) Lecturer of Study Program of Nursing STIKES Kusuma Husada Surakarta
Abstract

In the early of adolescents girls experince their menstrual periods. One of the
physical discomfort which can interfere daily activities during this period is
dysmenorrhea. Non-pharmalogical management can be done by using guided imagery
technique. Guided imagery is a technique to syncronize someone imajination with
directed imagination with directed imagination in order to reduce stress and pain of
dysmenorrhea. This research aims to determine the effectiveness of guided imagery
technique for dysmenorrhea reduction in the case of the teenagers of SMP N 03
Colomadu.
This research used pre-experimental research with One Group Pretest-Posttest
research design. The research was conducted in SMP N 03 Colomadu. The sampling
technique was purposive sampling. The sample size was 54 female students. The
Kolomogorov-Smirnov was used for the data normality test.
After the giving of guided imagery, we collected data that 12 respondents (22,2%)
did not feel any pain of dysmenorrhea, 26 respondents (48,1%) experienced low level of
dysmenorrhea and 16 respondents (29,6%) experienced medium level of dysmenorrhea.
The paired t test results the Sig (2-tailed) that shows p value < 0,001 (p-value < 0,05).
The conclusion of this research is that there is influence of guided imagery giving
on dysmenorrhea in the case of SMP N 03 Colomadu teenagers.

Keyword : Guided Imagery, Dysmenorrhea Pain, Teenagers

2
PENDAHULUAN selama menstruasi (Saryono,2009).
Kesehatan reproduksi merupakan Secara.fisiologi menstruasi terjadi akibat
masalah kesehatan yang penting untuk dari aktivitas prostaglandin yang tidak
mendapatkan perhatian terutama seimbang di daerah uterus yang
dikalangan remaja sebagai penerus menstimulasi kontraksi otot polos
bangsa. Kesehatan reproduksi adalah dinding uterus untuk mengeluarkan
suatu keadaan fisik, mental dan sosial dinding endometrium yang diluluhkan
yang utuh, bukan hanya bebas dari (Ganong & William, 2007). Dismenore
penyakit atau kecacatan dalam segala ini umumnya terjadi sekitar 2 atau 3
aspek yang berhubungan dengan sistem tahun setelah menstruasi pertama dan
reproduksi, fungsi serta prosesnya mencapai klimaksnya saat wanita
(Rejeki, 2009). Tahap pertama masa berusia 15-25 tahun (Simanjuntak,
remaja pada perempuan yaitu 2008). Nyeri hebat dirasakan sangat
mengalami menstruasi atau haid. menyiksa oleh sebagian wanita bahkan
Menurut (Sukarni & Margareth, 2013) kadang menyebabkan kesulitan berjalan
menstruasi merupakan suatu perdarahan ketika haid menyerang. Banyak wanita
rahim yang sifatnya fisiologik yang terpaksa harus berbaring karena terlalu
datangnya teratur tiap bulan dan disertai menderita sehingga tidak dapat
pelepasan endometrium. Menstruasi mengerjakan sesuatu apapun. Beberapa
dimulai antara usia 12-15 tahun dan wanita bahkan pingsan, keadaan ini
dapat menimbulkan berbagai gejala muncul cukup hebat sehingga
pada remaja, diantaranya nyeri perut, menyebabkan penderita mengalami
sakit kepala terkadang disertai vertigo, tidak dapat melakukan aktivitas untuk
perasaan cemas dan gelisah (Anurogo, sementara waktu.
2008). Banyak wanita usia reproduktif Menurut (Gagua, 2012) studi
yang mengalami ketidaknyamanan fisik epidemiologi pada populasi remaja
atau merasa tersiksa saat menjelang atau berusia 12-17 tahun di Amerika Serikat
selama haid berlangsung. Salah satu melaporkan prevalensi dismenorea
ketidaknyamanan fisik yang dapat 59,7%, mereka yang mengeluh nyeri,
mengganggu aktivitas sehari-hari saat 12% berat, 37% sedang, dan 49%
menstruasi yaitu dismenore ringan. Sementara di Indonesia angka
(Kasdu,2005). kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi
Disminore adalah nyeri perut berkisar 45 95% di kalangan wanita
yang berasal dari kram rahim dan terjadi usia produktif. Dismenorea atau nyeri

3
menstruasi berdasarkan jenisnya dibagi berfungsi sebagai pengalih perhatian
menjadi 2 yaitu : dismenorea primer dari stimulus yang menyakitkan dengan
(nyeri menstruasi tanpa kelainan organ demikian dapat mengurangi respon nyeri
reproduksi) dan dismenorea sekunder (Jacobson, 2006). Mekanisme imajinasi
(nyeri menstruasi yang terjadi karena positif dapat melemahkan
kelainan ginekologik). Angka kejadian psikoneuroimmunologi yang
dismenore tipe primer di Indonesia mempengaruhi respon stres, selain itu
adalah sekitar 54,89%, sedangkan dapat melepaskan endorphin yang
sisanya adalah penderita dengan tipe melemahkan respon rasa sakit dan dapat
sekunder (Proverawati, 2009). mengurangi rasa sakit atau
Penanganan untuk nyeri meningkatkan ambang nyeri (Hart,
disminore terdapat dua tindakan yaitu 2008).
secara farmakologis dan non Berdasarkan studi pendahuluan
farmakologis. Secara farmakologis dapat yang dilakukan penulis pada bulan Juni
menggunakan obat analgesik sebagai 2015 diperoleh dari 10 remaja yang
penghenti rasa saki tdan anti peradangan mengalami menstruasi dan belum
non- steroid Non Steroid Anti Inflamasi diberikan guided imagery ada 8 anak
Drugs (NSAID), sedangkan prosedur yang mengalami nyeri disminore, 5
non farmakologi dapat dilakukan dengan remaja putri mengatakan mereka setiap
relaksasi, hipnoterapi, kompres air menstruasi sering merasakan nyeri
hangat, olahraga teratur (Arifin, 2008). disminore, untuk mengurangi nyeri
Manajemen non farmakologis dapat mereka hanya tiduran tanpa melakukan
dilakukan dengan teknik guide imagery hal apapun dan 3 remaja putri lainnya
yaitu menurut Patricia (dalam Kalsum, jika merasakan nyeri disminore mereka
2007) adalah suatu teknik yang mengomsumsi obat anti nyeri, mereka
menggunakan imajinasi individu dengan mengatakan dengan mengomsumsi obat
imajinasi terarah untuk mengurangi nyeri berkurang tetapi hanya sebentar.
stress ataupun nyeri. Menurut Rank Dari uraian tersebut, penulis
(2011) menyatakan guided imagery tertarik untuk melakukan penelitian
merupakan teknik perilaku kognitif tentang Efektivitas Pemberian Guided
dimana seseorang dipandu untuk Imagery Terhadap Nyeri Disminore
membayangkan kondisi yang santai atau Pada Remaja Di SMP N 03 Colomadu.
tentang pengalaman yang
menyenangkan. Guided imagery dapat

4
Tujuan Penelitian yang pertama (pretest) untuk
Tujuan umum dari penelitian mengetahui tingkat skala nyeri sebelum
ini adalah untuk mengetahui pengaruh dilakukan guided imagery.

Efektivitas Pemberian Guided Imagery Populasi dalam penelitian ini

Terhadap Nyeri Disminore Pada Remaja adalah semua remaja perempuan yang

Di SMP N 03 Colomadu. sudah mengalami pubertas dan

Tujuan khusus : menstruasi yang berada di SMPN 03

Tujuan khusus dari penelitian ini Colomadu yang berjumlah 80 siswa

adalah untuk: perempuan. Pemilihan sampel pada

1. Mendiskripsikan karakteristik penelitian ini yaitu secara purposive

responden. sampling (sampel bertujuan), yaitu

2. Mendiskripsikan nyeri disminore teknik penentuan sampel dengan

pada remaja sebelum diberikan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010).

guided imagery. Sampel pada penelitian ini berjumlah 54

3. Mendiskripsikan nyeri disminore siswi.

pada remaja setelah diberikan guided Alat yang digunakan dalam

imagery. penelitian ini adalah lembar observasi.

4. Menganalisis Efektivitas Pemberian Dalam pengisian lembar observasi

Guided Imagery Terhadap Nyeri menggunakan metode check list agar

Disminore Pada Remaja Di SMP N dapat memberikan hasil secara langsung.

03 Colomadu. Alat yang yang digunakan untuk


mengidentifikasi nyeri menggunakan

METODOLOGI PENELITIAN skala numeric (Numerical Rating Scales,

Penelitian ini telah dilakukan pada NRS ). Sedangkan dalam pelaksanaan

tanggal 01 Oktober 2015 sampai dengan pemberian guided imagery

20 Desember 2015 di SMPN 03 menggunakan SOP guided imagery.

Colomadu. Jenis penelitian ini adalah Analisis univariat digunakan

Pre-Experimental dengan rancangan untuk menjelaskan atau

penelitian One Group Pretest-Posttest. mendeskripsikan karakteristik masing-

Menurut Sugiyono (2010) desain One masing variabel yang diteliti. Analisis

Group Pretest-Posttest adalah univariat pada penelitian ini digunakan

membandingkan dengan keadaan untuk mengetahui remaja yang

sebelum perlakuan. Sebelum dilakukan mengalami nyeri disminore di SMPN 03

perlakuan, peneliti melakukan observasi Colomadu.

5
Analisa bivariat dilakukan pada penelitian berdasarkan umur adalah
dua variabel untuk mengetahui interaksi 74, 07 % untuk usia 13 tahun yaitu
antar variabel tersebut, baik bersifat sebanyak 40 siswi, untuk responden
komparatif, asosiatif ataupun korelatif. 25,92 % dengan usia 14 tahun
Uji normalitas data pada penelitian ini sebanyak 14 siswi. Hal ini
menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa responden
karena data berdistribusi normal maka terbanyak adalah siswi yang berusia
akan dilakukan paired t test. Analisa 13 tahun.
bivariat pada penelitian ini Penelitian menunjukkan bahwa
menggunakan uji paired t test. siswi-siswi SMPN 03 Colomadu
Interpretasi apabila nilai p < 0,05 maka yang sudah mengalami menstruasi
Ho ditolak, Ha diterima artinya ada berumur 13 tahun (74, 07 %) dan 14
pengaruh pemberian guided imagery tahun (25,92 %). Hal ini
terhadap nyeri disminore pada remaja menunjukkan bahwa responden
dan apabila nilai p 0,05 maka Ho sudah memasuki tahap
diterima, Ha ditolak artinya tidak ada perkembangan remaja yang berupa
pengaruh guided imagery terhadap perkembangan seks sekunder (Fatia,
tingkat nyeri disminore pada remaja. 2009). Menurut Ali dan Asrori
(2014) perkembangan remaja dibagi
HASIL PENELITIAN DAN menjadi perkembangan intelektual,
PEMBAHASAN perkembagan seksual, perkembangan
1. Karakteristik Responden emosional, perkembangan
Tabel 1 Karakteristik Responden kreativitas, perkembangan sosial dan
perkembangan nilai, moral dan sikap.
Menurut Umur ( n = 54 )
Hasil penelitian ini juga
Klasifikasi Frekuensi Presentase
mendukung penelitian sebelumnya
(orang) (%)
yang dilakukan oleh Rakhma (2012)
13 tahun 40 74,1 %
yang menunjukan dismenore dialami
14 tahun 14 25,9 %
Total 54 100 % lebih banyak pada tingkat usia dua

Berdasarkan tabel 1 diatas belas tahun keatas. Penelitian Thing

diperoleh distribusi frekuensi (2011) pada remaja yang mengalami

karakteristik siswi SMPN 03 menstruasi rata-rata berumur 15,5

Colomadu yang menjadi responden tahun. Dismenore akan bertambah


berat setelah beberapa tahun setelah

6
menstruasi pertama sampai usia 23 - nyeri berat sebanyak 16 siswi
27 tahun kemudian dismenore akan (29,6%).
mulai mereda. American Academy of Disminore merupakan nyeri
Pediatrics, Committee on perut yang berasal dari kram rahim
Adolescence, American College of dan terjadi selama menstruasi
Obstetricians and Gynecologists and (Nugroho & Utomo, 2014).Hasil
Committee on Adolescence Health penelitian yang dilakukan oleh
Care (2006) mengungkapkan median Rakhma (2012) yang membagi
usia menstruasi pertama stabil antara derajat dismenore dalam tiga derajat
usia 12 sampai 13 tahun, dan hanya nyeri dismenore yaitu derajat nyeri
10% yang mengalami menstruasi ringan, derajat nyeri sedang dan
pertama pada usia 11,1 tahun dan derajat nyeri berat. Siswi yang
90% sudah mengalami menstruasi mengalami dismenore derajat nyeri
pada usia 13,75 tahun. ringan sebanyak 60 siswi, dismenore
2.Analisa Univariat derajat nyeri sedang sebanyak 44
Nyeri Disminore sebelum diberikan siswi dan dismenore derajat nyeri
Guided Imagery berat sebanyak 25 siswi. Maka
Tabel 2 Nyeri Disminore sebelum sebagian besar siswi SMK Arjuna
diberikan Guided Imagery ( n = 54 ) mengalami nyeri ringan.
Variabel Frekuensi Persentase Penelitian yang dilakukan
(%)
Nyeri 10 18,5 %
dengan penelitian sebelumnya sama
Ringan dalam hal pembagian derajat nyeri.
Nyeri 28 51,9 %
Sedang Penelitian yang dilakukan membagi
Nyeri 16 29,6%
nyeri menjadi nyeri ringan, nyeri
Berat
sedang dan nyeri berat. Penelitian
Berdasarkan tabel diatas dapat
Rahkma (2012) juga membagi nyeri
disimpulkan bahwa tingkat nyeri
menjadi nyeri ringan, nyeri sedang
responden sebelum (pre) dilakukan
dan nyeri berat.
guided imagery yang mengalami
Disminore terjadi akibat
nyeri ringan dengan jumlah 10 siswi
endometrium mengandung
(18,5%), yang mengalami nyeri
prostaglandin dalam jumlah yang
sedang sebanyak 28 siswi (51,9%)
tinggi, akibat pengaruh progesteron
dan responden yang mengalami
selama fase luteal pada siklus
menstruasi, sehingga menyebabkan

7
kontraksi miometrium yang kuat dan Variabel Frekuensi Persentase
(%)
mampu menyempitkan pembuluh Nyeri 23 42,6 %
darah, menyebabkan iskemi. Ringan
Nyeri 31 57,4 %
Nyeri merupakan bentuk Sedang
ketidaknyamanan yang didefinisikan Berdasarkan tabel diatas dapat

dalam berbagai perspektif. Menurut disimpulkan bahwa tingkat nyeri

Tournaire & Thea-Yonneau (2007) responden setelah (post) dilakukan

dalam Andarmoyo (2013) nyeri guided imagery yang mengalami

adalah pengalaman yang tidak nyeri ringan menjadi 23 siswi

menyenangkan, baik sensori (42,6%), yang mengalami nyeri

maupun emosional yang sedang menjadi 31 siswi (57,4%)

berhubungan dengan risiko atau dan responden yang mengalami

aktualnya kerusakan jaringan tubuh. nyeri berat sudah tidak ada. Hal ini

Pengkajian nyeri berguna untuk menunjukkan bahwa pemberian

menetapkan data dasar, menegakkan guided imagery terhadap nyeri

diagnosa yang sesuai dan disminore sangat efektif.

menentukan tindakan yang tepat. Hasil penelitian ini sesuai

Nyeri merupakan suatu yang nyata dengan penelitian yang dilakukan

yang bisa diukur dan dijelaskan oleh Ratnasari, Ratna, Judha (2012)

untuk mengevaluasi tindakan yang berjudul Pengaruh Pemberian

keperawatan. Penelitian ini Guided Imagery Terhadap Nyeri

menunjukkan bahwa siswi yang Pada Pasien Post Operasi Fraktur di

mengalami nyeri sebelum diberikan RSUD Panembahan Senopati

guided imagery, mereka tidak Bantul. Pasien yang mengalami

melakukan hal-hal yang dapat nyeri fraktur setelah diberikan

mengurangi nyeri. Sebagian besar guided imagery mengalami

siswi yang merasakan nyeri penurunan intensitas nyeri. Pasien

disminore hanya tidur berbaring yang berjumlah 30 sebelum

untuk menghilangkan nyeri. diberikan guided imagery

Nyeri Disminore setelah diberikan mengalami nyeri sedang, setelah


diberikan guided imagery 17 orang
Guided Imagery
menjadi nyeri ringan.
Tabel 3 Nyeri Disminore setelah Guided Imagery merupakan

diberikan Guided Imagery ( n = 54 ) teknik yang menggunakan imajinasi

8
seseorang untuk mencapai efek rangsangan yang bermakna dikirim
positif tertentu (Smeltzer, Bare, ke amigdala. Amigdala mempunyai
Hinkle, & Cheever, 2010). serangkaian tonjolan reseptor yang
Relaksasi guided imagery akan disiagakan untuk berbagai macam
membuat tubuh lebih rileks dan neurotransmiter yang mengirimkan
nyaman. Ketika responden sinyal ke wilayah sentralnya
dianjurkan untuk nafas dalam, sehingga terbentuk pola respon
secara perlahan tubuh responden perilaku yang sesuai dengan
akan merasakan rileks. Perasaan rangsangan yang diterima (Guyton
rileks akan diteruskan ke & Hall, 2007).
hipotalamus untuk menghasilkan Guided Imagery dapat
Corticotropin Releasing Factor memberikan rasa pemberdayaan
(CRF). Selanjutnya CRF atau kontrol pada individu. Dengan
merangsang kelenjar pituitary untuk pemberdayaan diri dan nafas yang
meningkatkan produksi teratur dan dalam akan
Proopioidmelanocortin (POMC) meningkatkan enkephalin dan
yang menyebabkan meningkatnya endorphin dan dengan adanya
produksi enkephalin olek medulla rangsangan berupa bayangan
adrenal. Kelenjar pituitary juga tentang hal hal yang disukai maka
menghasilkan endorphin responden akan merasa rileks dan
neurotransmiter yang dipercaya mengurangi nyeri yang dirasakan.
mempengaruhi suasana hati Guided Imagery dapat
menjadi rileks (Guyton & Hall, memberikan rasa pemberdayaan
2007). atau kontrol pada individu. Teknik
Area perilaku kesadaran yang ini dapat diinduksi oleh seorang
bekerja pada tingkat sadar adalah terapis yang membimbing pasien.
amigdala yang berproyeksi pada Gambaran mental yang dihasilkan
jalur sistem limbik seseorang dalam digunakan adalah semata-mata
hubungan dengan alam sekitar dan produk dari imajinasi individu.
pikiran. Maka amigdala dianggap Beberapa individu mengalami
membantu menentukan pola respon kesulitan dalam membayangkan.
perilaku seseorang sehingga dapat Mereka mungkin tidak
menyesuaikan diri dengan setiap mendapatkan gambar yang jelas.
keadaan. Dari hipokampus Seseorang yang mengalami

9
kesulitan dalam membayangkan berarti nilai p>0,05 yang
dimungkinkan karena perasaan menunjukkan bahwa data
gugup pada terapis. Kegugupan ini berdistribusi normal, maka dapat
dapat diatasi dengan melakukan dilanjutkan dengan melakukan
terapi mandiri (tanpa terapis) paired t test untuk membandingkan
dengan menggunakan rekaman nyeri disminore pada kelompok
suara. sebelum dan kelompok sesudah.
3.Analisa Bivariat Tabel 5 Hasil Analisis Statistik
Tabel 4 Uji Normalitas Intensitas Paired T Test Pada Pemberian
Skala Nyeri dengan Pemberian Guided Imagery
Guided Imagery dengan dan Post.
Kolmogorov-Smirnov Mean SD t Sig
(2-
Kolmogorov-Smirnov tailed
Statistic df Sig )
Sebelum 2,5926 ,59932
7,555 .000
Sebelum 54 1,60276 0,071
Sesudah 2,0741 ,72299

Sesudah 54 1,48790 0,211


Hasil penelitian diatas
membuktikan bahwa pemberian
Berdasarkan tabel diatas uji
guided imagery menunjukkan hasil
normalitas intensitas skala nyeri
yang efektif dalam mengatasi nyeri
menggunakan Kolmogorov-
dismenore. Hal ini terlihat dari hasil
Smirnov karena sampel yang ada
uji paired t test pada pemberian
hanya 54 responden. Kolmogorov-
guided imagey didapatkan hasil
Smirnov akan memberikan hasil
bahwa Sig (2-tailed) menunjukan
lebih akurat ketika jumlah sampel
nilai p < 0,001 (p-value < 0,05)
yang kita miliki lebih dari 50
dan t tabel 15,34 sehingga
(Dahlan,2012).
didapatkan hasil bahwa H0 ditolak
Pada uji normalitas intensitas
dan Ha diterima, hasil tersebut
skala nyeri menggunakan uji
disimpulkan bahwa ada perbedaan
Kolmogorov-Smirnov dengan
yang signifikan antara nyeri pre dan
pemberian guided imagery
post. Responden yang diberikan
didapatkan nilai p pada kelompok
guided imagery mengalami
sebelum p=0,071 dan pada
penurunan nyeri, dari yang sebelum
kelompok sesudah p=0,211 . Hal ini

10
diberikan guided imagery menunjukkan bahwa terjadi
mengalami nyeri sedang setelah penurunan yang signifikan nyeri
diberikan guided imagery menjadi pada kelompok eksperimen
nyeri ringan. sebelum dan sesudah pemberian
Guided imagery diberikan perlakuan guided imagery.
kepada siswi SMPN 03 Colomadu Didukung Hasil uji t didapat nilai t
yang mengalami nyeri disminore, hitung sebesar 7,828 dengan nilai p
sebelum diberikan siswi yang value sebesar 0,000 (p<0,05). Nyeri
mengalami nyeri disminore diukur mengalami penurunan dari rata-rata
dahulu skala nyerinya kemudian sebesar 5,77 pada sebelum
setelah itu diberikan guided pemberian perlakuan guided
imagery. Siswi dibimbing untuk imagery dan mengalami penurunan
membayangkan sesuatu yang indah setelah diberikan perlakuan guided
sambil mendengarkan musik yang imagery menjadi rata-rata sebesar
disukai. Setelah itu diukur kembali 3,90. Hasil analisis uji t juga
skala nyerinya. Responden yang menunjukkan ada perbedaan yang
sudah diberikan guided imagery signifikan tingkat nyeri jika
mengatakan bahwa mereka dibandingkan antara pasien yang
mengalami penurunan rasa nyeri. diberikan perlakuan guided imagery
Hasil penelitian ini dan yang tidak diberikan perlakuan
mendukung penelitian sebelumnya guided imagery. Didukung hasil uji
yang dilakukan oleh Ratnasari, t didapat nilai t hitung sebesar
Ratna, Judha (2012) tentang 8,920 dengan nilai p value sebesar
Pengaruh Pemberian Guided 0,000 (p<0,05). Rata-rata nyeri
Imagery Terhadap Nyeri Pada pada kelompok eksperimen sebesar
Pasien Post Operasi Fraktur Di 3,90 dan rata-rata tingkat nyeri pada
Rsud Panembahan Senopati kelompok kontrol 5,83. Hal
Bantul. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya
menunjukkan ada pengaruh yang perbedaan yang signifikan tingkat
signifikan pemberian guided nyeri pasien yang diberi perlakuan
imagery terhadap nyeri pada pasien guided imagery dan yang tidak
postoperasi fraktur di RSUD diberikan perlakuan guided
Panembahan Senopati Bantul. imagery.
Berdasarkan hasil uji t

11
Kesamaan hasil dengan 4. Hasil uji paired t test pada pemberian
penelitian sebelumnya memberikan guided imagey didapatkan hasil
gambaran efektifitas guided bahwa Sig (2-tailed) menunjukan
imagery dalam menurunkan tingkat nilai p < 0,001 (p-value < 0,05) dan
nyeri. Hal ini berimplikasi bahwa t tabel 7,555 sehingga H0 ditolak dan
guided imagery dapat dijadikan Ha diterima, sehingga dapat
sebagai alternatif terapi yang dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
digunakan oleh perawat untuk pemberian guided imagery terhadap
penanganan nyeri pada pasien. nyeri disminore pada remaja di
SMPN 03 Colomadu.r.,
SIMPULAN Saran
1. Karakateristik remaja menunjukkan 1. Bagi pihak sekolah
bahwa siswi-siswi SMPN 03 Guided imagery selanjutnya dapat
Colomadu yang sudah mengalami dijadikan suatu treatment untuk
menstruasi berumur 13 tahun (74, 07 mengatasi masalah pada remaja yang
%) dan 14 tahun (25,92 %). mengalami nyeri disminore di
2. Nyeri disminore sebelum (pre) sekolah yang bisa dilakukan oleh
dilakukan guided imagery tingkat guru.
nyeri responden yang tidak 2. Bagi Institusi Pendidikan
mengalami nyeri dengan jumlah 3 Guided Imagery dapat dijadikan
siswi (5,6%), yang mengalami nyeri untuk tambahan kepustakaan bagi
ringan sebanyak 16 siswi (29,6%) mahasiswa mengenai terapi non
dan responden yang mengalami nyeri farmakologis dengan teknik
sedang sebanyak 35 siswi (64,8%).
guided imagery untuk mengatasi
3. Setelah diberikan guided imagery
nyeri disminore.
yang tidak mengalami nyeri menjadi
3. Bagi Remaja
12 siswi yang sebelum diberikan
Guided imagery dapat dijadikan
berjumlah 3 siswi, siswi yang
mengalami nyeri ringan dan nyeri
suatu terapi untuk mengatasi nyeri

sedang juga mengalami perubahan disminore yang tepat sehingga


menjadi 26 dan 16 siswi. Hal ini remaja tetap merasa nyaman pada
menunjukkan bahwa pemberian saat mengalami nyeri disminore ,
guided imagery terhadap nyeri dengan demikian konsentrasi
disminore sangat efektif. belajar tidak terganggu, serta

12
meningkatkan kualitas hidup Hasil penelitian tentang guided
remaja untuk bersekolah. imagery dapat dijadikan bahan
4. Bagi Peneliti masukan bagi peneliti lain untuk
Guided Imagery dapat dijadikan pengembangan ilmu keperawatan,
sebagai aplikasi metode penelitian khususnya penatalaksanaan nyeri
dan sebagai sumber informasi disminore.
dalam memberikan tindakan
selain untuk nyeri misalnya untuk
penanganan stress.
5. Bagi Peneliti Lain

aetiTsibilisi, Georgia. Vol. 13.


162-8
DAFTAR PUSTAKA
Ali dan Asrori.(2014). Psikologi Ganong, William, F.(2007). hysiology of
Remaja. Jakarta : Bumi Aksara Reproduction in Women.
In:DeCherney
Andarmoyo.(2013). Konsep dan Proses
Keperawatan Nyeri. Yogayakarta: Guyton.(2006). Buku Ajar Fisiologi
Ar-ruzz Media Kedokteran Edisi 7. Jakarta : EGC

Anurogo. 2008. Segala sesuatu tentang Hart, J. (2008). Guided Imagery. Mary
nyeri haid. Ann Liebert, INC, 14(6), 295-299
http://www.kabarindonesia.com/be
rita.php?pil=3&dn2008061916480
Diakses tanggal 01 Juli 2015. Jacobson, A.F. (2006). Cognitive-
behavioral interventions for IV
insertion pain. AORN JOURNAL,
Arifin.(2008). Nyeri Haid. Jakarta : 84(6), 1031-1045
EGC

Kalsum. (2007). Pengaruh teknik guided


Fatia, (2009). Kesehatan Reproduksi imagery terhadap penurunan
Remaja. tingkat kecemasan pada klien
http://www.kespro.com.&z2=1439 wanita dengan gangguan tidur
800093&z3=283c6b011e86632 (insomnia) usia 20 25 tahun di
Diakses tanggal 01 Juli 2015 kelurahan Ketawanggede
kecamatan Lowokwaru Malang.
Gagua, T. (2012). Primary http://elib.ub.ac.id/bitstream/12345
Dysmenorrhea: Prevalence In 6789/18032/1/Pengaruh-Teknik-
Adolescent Population Of Tbilisi, Guided Imagery-terhadap-
Georgia And Risk Factors. penurunan-tingkat-kecerdasan.pdf
Departement og Gynecology and diakses pada tanggal 01 Juli 2015
Obstetrics, Medical University

13
Kasdu, D. (2005). Solusi Program Saryono.(2009). Sindrom
Wanita Dewasa.Jakarta: Pustaka Pramenstruasi. Pustaka
Pembangunan Nusantara. Pembangunan Nusantara : Jakarta

Nugroho dan Utomo.(2014). Masalah Simanjuntak, Pandapotan.(2008).


Kesehatan Reproduksi Wanita. Gangguan Haid dan Siklusnya.
Yogyakarta:Nuha Medika Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Proverawati dan Misaroh. (2009).
Menarche Menstruasi Pertama Smeltzer, S.C & Bare, B.G.(2002). Buku
Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Ajar Medikal Bedah Edisi 8
Medika Volume 2, Alih Bahasa Kuncara,
H.Y, dkk. Jakarta : EGC
Rakhma, Astrida. (2012). Gambaran
Derajat Disminore Dan Upaya Smeltzer. Suzanne C. Bare Brenda G.
Penanganannya Pada Siswi Hinkle Janice L & Cheever Kerry
Sekolah Menengah Kejuruan H.(2010).
Arjuna Depok Jawa Barat. 1-114.
Brunner & Suddarths Textbook of
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/hand Medical-Surgical Nursing edisi 12
le/123456789/24158 diakses pada Philadelphia: Wolters Kluwer
tanggal 20 Januari 2016 Health

Rank. (2011). Guided Imagery therapy. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian


http://www.minddisorders.com Pendidikan. Bandung : Alfabeta
diakses pada tangal 01 Juli 2015
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Ratnasari, Ratna, Judha. (2012). Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Pengaruh Pemberian Guided
Imagery Terhadap Nyeri Pada Sukarni dan Margareth.(2013).
Pasien Post Operasi Fraktur Di Kehamilan, Persalinan, Nifas.
RSUD Panembahan Senopati Yogyakarta:Nuha Medika
Bantul.
http://journal.respati.ac.id/index.ph
p/medika/article/view/21 diakses Thing. (2011). Hubungan Kebiasaan
pada tanggal 20 Januari 2016 Olahraga Dengan Dismenore
Pada Siswi SMA Santo Thomas 1
Medan Tahun 2011/2012.
Rejeki. (2009). Kesehatan Reproduksi http://repository.usu.ac.id/bitstrea
Remaja. m/123456789/31583/7/Cover.pdf
http://drhandri.wordpress.com/200 diakses pada tanggal 20 Januari
8/05/14/kesehatan-reproduksi- 2016
remaja diakses pada tanggal 01 Juli
2015

Saryono. (2008). Metodelogi Penelitian


Kesehatan. Yogyakarta : Mitra
Cendikia Press

14

Anda mungkin juga menyukai