BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
berisikan tujuan kuantitatif yang harus dicapai dalam waktu tertentu yang dirumuskan dari
Deklarasi Millenium dan Indonesia merupakan salah satu dari 189 negara
bidang kesehatan memiliki andil yang sangat besar dengan 5 tujuan yang harus dicapai
Masing-masing tujuan MDGs terdiri dari target yang memiliki batas minimum pencapaian
Pencapaian tujuan dalam MGDS memiliki target waktu hingga 2016, maka agenda
kedepan untuk melanjutkan MGDs dikembangkan suatu konsepsi dalam kontek kerangka
atau agenda pembangunan pasca 2016, yang disebut Sustainable Development Goals
(SDGs) yang merupakan kerangka kerja untuk 15 tahun ke depan hingga tahun 2030 yang
memiliki tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs yaitu : 1).
dan prasarana lingkungan serta pertumbuhan ekonomi; 3). Lingkungan yang lebih besar
Jangka Menegah Nasional (RPJMN) 2016-2019 yang termaktuf dalam agenda Prioritas
Kabinet Kerja yang di kenal dengan Nawa Cita diantaranya memiliki arah kebijakan yaitu
meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat pada seluruh siklus kehidupan baik
pada tingkat individu, keluarga maupun masyarakat untuk program Indonesia sehat.
RPJMN memiliki fokus kebijakan pada penguatan upaya kesehatan dasar (primary
health care) yang berkualitas terutama melalui penguatan upaya promotif dan preventif,
dan makanan serta penurunan kematian ibu dan kematian balita. Untuk mewujudkan
antara lain sumber daya manusia yang tangguh, mandiri dan berkualitas.
(Depkes RI). Visi Indonesia tersebut tercantum gambaran masyarakat Indonesia dimasa
depan yang memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan seoptimalnya. Untuk
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Depkes RI, 2000)
Berdasarkan visi tersebut telah ditetapkan dasar, tujuan, strategi dan paradigma
kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
Kesehatan merupakan hak dan investasi, dan semua warga negara berhak atas
miskin. Berdasarkan Visi dan Misi Bupati Kayong Utara yang mencanangkan pengobatan
gratis bagi seluruh masyarakat terutama masyarakat miskin, Sistem Jaminan Kesehatan
Kabupaten Kayong Utara yang sehat dan sejahtera. Dalam Sistem Jaminan Kesehatan
Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada
Januari 2014 maka seluruh peserta Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) telah
menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) daerah yang di tanggung oleh BPJS
Sistem informasi kesehatan (SIK) merupakan salah satu progam pemerintah dalam
bidang kesehatan. Sistem informasi kesehatan sangat dibutuhkan dalam upaya menunjang
informasi yang tepat dan akurat. Profil Puskesmas merupakan salah satu media informasi
kesehatan yang menampilkan berbagai macam data dan informasi kesehatan dalam
bentuk indiktor pelayanan kesehatan serta analisa terhadap keadaan yang terjadi dalam
Profil sebagai dokumen informasi yang berisi tentang data dan informasi dalam
sebuah sistem informasi yang selain melakukan semua pengolahan transaksi dalam
sebuah organisasi, juga memberi dukungan informasi untuk fungsi manajemen dan
pengambilan keputusan.
Penyusunan Profil Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016 merupakan salah satu
mata rantai pelaksanan sistem informasi kesehatan ditingkat puskesmas dalam rangka
1.2.1 Maksud
Maksud pembuatan profil ini adalah memenuhi kebutuhan ketersediaan data dan
informasi yang dapat dijadikan bahan kajian berbagai pihak internal puskesmas
1.2.2 Tujuan
a. Menyajikan Informasi Umum Tentang Gambaran Umum Puskesmas Tanjung
penyajiannya.
b. Gambaran Umum
BAB ini berisi tentang gambaran umum puskesmas yang terdiri dari letak geografis,
administratif, dan situasi keadaan sumberdaya kesehatan, serta berisi tentang faktor-
e. Kesimpulan
BAB ini menguraikan keseluruhan tentang hal-hal penting dari Profil Kesehatan
Puskesmas Tanjung Satai di Tahun 2016. Selain hal-hal yang sudah tercapai bab ini
f. Saran
BAB ini menguraikan tentang kritik dan saran mengenai hal-hal penting yang
dianggap masih kurang untuk perkembangan dan kemajuan puskesmas dimasa yang
akan datang.
g. Lampiran
Pada lampiran berisi resume/angka pencapaian puskesmas dan lampiran tabel yang
BAB II
PEMBANGUNAN KESEHATAN
2.1.2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, ditetapkanlah misi yaitu :
BAB III
GAMBARAN UMUM
Kayong Utara yang secara Geografis berada di sisi barat dari Ibu Kota Kabupaten
Kayong Utara yaitu Sukadana atau berada pada Posisi Astronomi 005541 Lintang
Selatan sampai dengan 10 1853 Lintang Selatandan 10901358 Bujur Timur sampai
berikut:
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Teluk Batang, Kec. Simpang Hilir dan Kec.
Sukadana.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Kepulauan Karimata dan Selat Karimata.
Agustus 2016, desa yang menjadi wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai semula 8
desa menjadi 5 desa, sehingga luas dan jumlah penduduk mengalami perubahan.
3.2 Demografi
Wilayah Binaan Puskesmas Tanjung Satai pada Kecamatan Pulau Maya terdiri
dari 5 Desa dan 25 Dusun yang dihuni oleh 16.011 jiwa terdiri dari 8 236 laki-laki dan
7. 775 perempuan yang tersebar,untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel.1. Jumlah penduduk di wilayah Binaan Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016
Persebaran penduduk Kecamatan Pulau Maya Tahun 2016 tidak merata antar
wilayah. Diantaranya Desa Dusun Kecil dengan Luas wilayah 174,67 KM2 dengan
jumlah Penduduk 2 653 jiwa sedangkan Desa Dusun Besar dengan luas 107,21 KM2
sebagai petani dan nelayan, sebagaian kecil bekerja pada sektor jasa dan industri.
Keadaan sosial masyarakat hidup rukun berdampingan satu sama lain meskipun terdiri
dari masyarakat yang mejemuk baik dari sisi agama, ras maupun suku.
3.4 Pendidikan
Sasaran Kerja Puskesmas Tanjung Satai pada Kecamatan Pulau Maya terdiri
dari berbagai lapisan masyarakat diantaranya anak usia sekolah yang tersebar di sarana
pendidikan dari tingkat TK/PAUD sampai SMA, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
JUMLAH SEKOLAH
NO NAMA DESA
PAUD/ SMP/ SMA/
SD/MI
TK MTS SMK/MA
1 Tanjung Satai 2 3 1 /1/
3 Kemboja 2 4 1 -
5 Dusun Kecil 1 3 2 -
7 17 6 3
JUMLAH
BAB IV
DERAJAT KESEHATAN
Angka kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi berusia satu tahun. Data kematian yang terdapat pada suatu
komunitas dapat diperoleh melalui survey, karena sebagian besar kematian terjadi
gambaran kasus rujukan. Angka Kematian Bayi (AKB) diwilayah Puskesmas Tanjung
Satai merupakan angka yang berasal dari laporan bulanan yang berasal dari Pustu,
Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup diwilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Satai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 mengalami angka
penurunan, dengan rincian di tahun 2011 terdapat kasus kematian sebanyak 17 bayi
atau 43,37 per 1000 kelahiran hidup, dan terjadi penurunan di tahun 2012 terdapat 3
kasus dan terjadi penurunan yang signifikan dengan tidak terdapat kasus kematian
bayi pada tahun 2013, dan pada tahun 2014 terjadi kenaikan yang siginfikan dengan
11 kasus yang tersebar di seluruh wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai dan
terjadi penurunan pada tahun 2015 sebesar 8 Kasus, tetapi angka kematian kembali
meningkat menjadi 12 kasus pada tahun 2016, dari angka diatas dapat disimpulkan
bahwa angka kematian bayi pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 terjadi
peningkatan sehingga masih diperlukan upaya lebih serius untuk menekan angka
17
12
11
3
8
Angka Kematian Ibu adalah kematian perempuan ketika hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak teriminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
Satai terjadi peningkatan di tahun 2012 sebesar 2 kasus dengan Plasenta Previa dan
keracunan dalam kehamilan, dan pada tahun 2013terdapat 1 kasus dengan Retensio
Plasenta,dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
terdapat kasus, tetapi di tahun 2014 sampai tahun 2016 tidak terdapat kasus dengan
demikian kondidi tersebut harus tetap di jaga agar angka kematian dapat
Grafik.2. Angka Kematian Ibu di Wilayah Binaan Puskesmas Tahun 2011 sampai
Tahun 2016.
1 1
0 0
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
tahun (59 bulan) selama satu tahun per 1.000 kelahiran hidup. AKABA
balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Berdasarakan laporan
dari Pustu, Polindes dan Poskesdesserta data di Puskesmas Tanjung Satai Kecamatan
Pulau Maya di 5 tahun terakhir 2011 sampai dengan 2016 tidak terdapat kasus
kematian balita. Namun meskipun demikian program tersebut harus terus dilaksanakan
diperoleh dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) Polindes dan Puskesmas
Pembantu dan Poskesdes. Selain itu angka kesakitan juga diperoleh dari hasil laporan
tingkat Puskesmas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Sepuluh Penyakit
Migraina
740 Hipertensi
Asma
1484
807 Caries Gigi
kesehatan yang utama di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai. Kasus yang paling
tinggi dari sepuluh penyakit terbesar adalah Nasopharingitis (common cold) ISPA dengan
jumlah penderita sebanyak 2.365 kasus atau 15,15 %, yang kedua Dyspepsia sebanyak
1.484 kasus atau 9,50 % dan yang ketiga adalah Influenza, virus tidak teridentifikasi
Berikut ini gambaran Morbiditas menurut penyakit yang berbasis lingkungan yang
binaan Puskesmas Tanjung Satai yang didapatkan dari laporan Pustu, Polindes dan
4.2.1 Malaria
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai terdapat kasus Malaria sebesar 124 Kasus
yang terdiri dari 1 kasus Malaria positif dan 123 kasus malaria negatif.
4.2.2 TB Paru
Semakin kita jumpai termasuk juga ancaman MDR (Multi Drugs Resistens) yang
perlu diawasi. Berdasarkan laporan P2M Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016,
4.2.3 DBD
umur, sampai saat ini penyakit demam berdarah lebih banyak menyerang anak-
anak, tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan kenaikan
setiap ada kasus tersangka DBD yaitu untuk memastikan tindak lanjut apakah
Abatesasi. Selama tahun 2016 telah dilaksanakan abatesasi dan survey jentik di
Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016 tidak temukan kasus DBD dengan kata lain
4.2.4 Diare
Penyakit Diare di Kecamatan Pulau Maya terjadi sebanyak 525 kasus, 500
diantaranya merupakan pasien rawat jalan terdiri dari 196 pasien balita dan 304
pasien dewasa serta sebagian 25 kasus adalah pasien rawat inap terdiri dari 10
pasien balita dan 15 pasien dewasa, dari semua pasien tersebut telah mendapatkan
wabah. Pada kasus diare telah dilakukan upaya promotif berupa penyuluhan
4.2.5 Kusta
survey aktif ke lokasi penderita dalam upaya penemuan kasus dan pengobatan
lebih awal. Survey aktif diharapkan dapat mencegah meluasnya penyakit. Pada
tahun 2016 di wilayah Binaan Puskesmas Tanjung Satai terdapat 2 kasus yaitu di
4.2.6 PD3I
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator diantaranya adalah
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status gizi balita, status gizi ibu hamil
Kurang Energi Kronis (KEK). Untuk balita dengan gizi kurang di berikan pelayanan
rawat jalan, meliputi konsultasi gizi dan pemberian MP ASI sesuai dengan umur balita.
Sedangkan untuk balita dengan gizi buruk menjalani rujukan dengan rawat inap
dibawah asuhan medis, nutrisi dan asuhan keperawatan (dirujuk). Deteksi kasus gizi
tahun 2016 sebanyak 243 kunjungan (KN1) dari total jumlah bayi baru lahir
249 kunjungan dari 244 bayi baru lahir atau sebesar 102 %, dikarenakan ada
kunjungan bayi yang dilahirkan di luar wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai.
Puskesmas Tanjung Satai sebesar 840 atau 72,10 % dari 1165 bayi dan balita
4.3.3. BBLR
2016 bahwa terdapat 5 kasus berat bayi lahir rendah (BBLR) dan semuanya
tidak terdapat kasus gizi buruk di tahun 2016. Di wilayah Puskesmas Tanjung
antusias. Dari hasil laporan penimbangan bayi dan balita di posyandu perbulan
jumlah kunjungan bayi berbanding jumlah semua bayi yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Satai (D/S) pada tahun 2016 sebesar 68,67 % (target
nasional 60 %.) dan (N/D) sebesar 59,27 %. Berdasarkan hasil laporan Program
Gizi Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016, terdapat 7 (0,60 %) kasus balita
dilakukan. Berikut adalah uraian beberapa hal mengenai upaya pelayanan kesehatan di
kesehatan profesional (Dokter, bidan, maupun perawat) kepada ibu hamil dimasa
dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Cakupan K1 merupakan
gambaran seberapa besar ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke
besar ibu hamil yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dengan
paling sedikit 4 (empat) kali kunjungan selama kehamilan dengan kriteria sekali
di trimester pertama, berikutnya sekali pada trimester ke 2 (dua), dan 2 (dua) kali
tahun 2016, dari 365 sasaran yang mendapatkan pelayanan K 1 sebesar 421 ibu
hamil atau 115, 34 %, persentase K4 adalah 313 ibu hamil atau 85,75 %. Data
Pedoman SPM dengan SK Gubernur No.208 tanggal 2 Juni 2004) pada tahun
2008 sebesar 90 % dan pada tahun 2016 sebesar 95 %. Dari Capaian tersebut
kunjungan K4 tidak memenuhi target oleh karena ibu hamil pindah wilayah, K1
Komplikasi dan kematian maternal dan bayi baru lahir sebagian besar
terjadi pada masa sekitar persalinan, hal ini dapat disebabkan persalinan yang
Dari 349 sasaran ibu bersalin Cakupan persalinan di wilayah binaan Puskesmas
Tanjung Satai pada tahun 2016 sebesar 217 kasus atau 62,17 %, dengan demikian
jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 54, 31 %, telah terjadi peningkatan
angka persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Dari capaian diatas dapat
capain tersebut akan terus ditingkatkan dengan upaya lintas program maupun
lintas sektoral.
Satai tahun 2016 terdapat 250 kasus persalinan (217 kasus persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan dan 33 kasus di tolong oleh dukun) menunjukan bahwa
Puskesmas Tanjung Satai dari pelayanan 250 kasus ibu bersalin yang
mendapatkan pelayanan nifas KF1 sebesar 222 (88,8 %) dan pelayanan nifas KF 3
Satai tahun 2016 menunjukkan bahwa persentase siswa SD/MI yang diperiksa
kesehatanya sebesar 326 siswa atau 89,86 % dari 365 siswa SD/MI kelas 1 yang
diperiksa kesehatanya sebesar 284 atau 97 % dari 311 siswa SMP/MTS kelas 1 se
Satai tahun 2016 menunjukkan bahawa persentase siswa SMA/MA yang diperiksa
kesehatannya sebesar 206 atau 90,75 % dari 227 siswa SMA/MA kelas 1 yang ada
Tanjung Satai tahun 2016 peserta KB Baru sebesar 211 peserta dari 3.045 PUS
Puskesmas Tanjung Satai sebagai pengguna aktif alat kontrasepsi padatahun 2016
adalah sebesar 2.350 PUS atau 77,17 % dari 3045 PUS yang ada di wilayah kerja
Berdasarkan data dari KIA & KB Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016
menunjukan bahwa cakupan Kunjungan Neonatal (KN) sebesar 249 atau 102 %,
dari jumlah 244 Neonatus, dari data tersebut jumlah bayi yang ada semuanya
IUD
MOV
IMPLANT
SUNTIK
PIL
KONDOM
Puskesmas Tanjung Satai alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh
peserta KB aktif adalah suntik sebesar 1.997 (72 %), yang kedua PIL sebesar
IUD sebesar 12 (0,39 %), MOW sebesar 6 (0,19 %) dan yang terakhir kondom
sebesar 5 (0,16 %) dan untuk metode lainnya selain yang disebutkan diatas
peserta KB aktif tidak ada yang menggunakannya. Dari capaian diatas dapat
(MKJP) hal ini dipengaruhi oleh kurang pengetahuan masyarakat tentang MKJP
kontrasepsi tersebut tidak dapat beraktifitas berat serta mitos yang berkembang
dan peningkatan kemampuan Bidan dalam pemasangan MKJP serta upaya lintas
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi
ASI (MP-ASI). Pada tahun 2016 jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif sebesar
85 (25,57 %) dari 332 bayi yang ada, hal ini telah mencapai target nasional
yakni 39 %.
Satai pada tahun 2016 capaian menunjukan cakupan imunisasi BCG sebesar
91,5 %, DPT+HB 1 sebesar 91,1 %, DPT +HB 3 sebesar 89,7 %, Polio 3 sebesar
90,6 %, dan Imunisasi Campak sebesar 93,1 %. Untuk lebih jelasnya dapat
93.1 29.1 HB 0
91.5 BCG
87.7
POLIO 1
DPTHB 1
91.1
89.7 POLIO 2
DPTHB 2
POLIO 3
DPTHB 3
91.1
90.6 POLIO 4
CAMPAK
90.1 91.6
Tanjung Satai pada tahun 2016 menunjukan terdapat capaian imunisasi Campak
sebesar 93,1 % dan imunisasi HB 0 sebesar 29,1 %, hal tersebut terjadi karena
kurangnya pengetahuan keluarga akan pentingnya imunisasi bagi bayi baru lahir
Puskesmas Tanjung Satai bahwa dari 5 desa semuanya tidak UCI karena capain
imunisasi HB 0 yang jauh dari target, hal ini dikarenakan kurang pengetahuan
orang tua tentang pentingnya imunisasi pada bayi baru lahir yang juga di
program dan kerjasama lintas sektoral salah satunya dengan aparat desa dan para
kader posyandu. Untuk lebih jelasnya berikut capaian UCI perdesa di Wilayah
94 92.9 93 93.3
92.1
92
90
88
86
84.3
84
82
80
78
Tanjung Satai Satai Lestari Kemboja Dusun Besar Dusun Kecil
pemberian Vit A selama 2 kali pada bulan Pebruari dan Agustus tahun 2016
adalah sebesar 99 % angka tersebut telah mencapai target nasional yakni sebesar
80 %.
binaan Puskesmas Tanjung Satai untuk Fe 3 (ibu hamil yang dapat Fe sebanyak
90 tablet) sebesar 50,13 %. Jika dibandingkan dengan target yang akan dicapai
pada tahun 2016 berdasarkan indikator indonesia sehat tahun 2016 sebesar 10 %
diberikn kepada keluarga miskin dalam bidang kesehatan, yang terdiri dari
gizi. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai
kunjungan pasien rawat jalan terdiri dari 7.022 atau 44,98 % yang merupakam
kunjungan pasien BPJS dan 8.588 kunjungan pasien belum BPJS dan kunjungan
pasien rawat inap 158 atau 1,01 % yang merupakan 92 kunjungan BPJS, 66
Dasar juga melayani pelayanan rawat inap serta melayani penderita gawat
darurat sebelum di rujuk kerumah sakit. Pada tahun 2016 jumlah kunjungan
rawat jalan dan rawat inap puskesmas sebanyak 15.768 kunjungan, 98,24 % dari
16.049 jiwa penduduk di wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai. Untuk lebih
Kepesertaan Persentase
Pelayanan BPJS Pemanfaatan
No Jumlah Pelayanan
Kesehatan Belum
BPJS
BPJS
1 Rawat jalan 7.022 8.588 15.610 97,26 %
2 Rawat Inap 92 66 158 1,01 %
7.114 8.654 15.768 98,24 %
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016
Dari 158 pasien rawat inap yang berkunjung ke Puskesmas Tanjung
Satai terdiri dari pasien sembuh 113 orang, pasien dirujuk ke RSUD terdekat 16
orang, pulang atas permintaan sendiri 26 orang dan meninggal dunia 3 pasien.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu untuk
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
dilakukan upaya penyuluhan hidup bersih dan sehat rumah tangga di wilayah
binaan Puskesmas Tanjung Satai, serta penyuluhan PHBS sekolah sebagai upaya
penanaman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sejak dini dengan dilakukannya
praktek mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun serta praktek
memotong kuku dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut disertai praktek cara
menggosok gigi yang baik dan benar yang dilakukan pada 16 Sekolah Dasar
Tanjung Satai Tahun 2016, didapatkan bahwa rumah tangga yang diperiksa
berjumlah 2.284 (49.02 %) dari 4.659 rumah tangga yang ada, dengan
persentase rumah sehat adalah 1.357 (59,41) %. Tahun 2013 dusun Suka Maju
dilakukan pembinaan untuk menjadi dusun ber PHBS dan dusun Kesling.
sangat antusias dan mendukung untuk menjadi dusun ber PHBS dan Kesling.
membuat Pos Merokok yang digunakan oleh perokok untuk tempat bertemu dan
4.5.2. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang telah lama dikembangkan
wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai terdapat 28 posyandu yang terdiri dari
Mandiri.
lakukan setiap strata posyandu berbeda yakni : 1). Strata Posyandu Pratama di
mitra kader untuk mendukung kegiatan Posyandu dan adanya pendekatan SMD
dan MMD sebagai upaya penyelesaian masalah yang ada di masyarakat dengan
adanya program sesuai situasi dan kondisi setempat; 3). Posyandu Purnama
dukungan dari semua pihak terutama aparat desa yang merupakan penggerak
masyarakat (UKBM) dari, oleh dan untuk masyakat serta dukungan pembinaan
lintas sektoral sebagai intervensi yang paling penting dalam peningkatan strata
Grafik.4. Strata Posyandu Wiyalah Kerja Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016
24
4
0
0
Satai selama tahun 2016 telah dilakukan 81 kali penyuluhan kesehatan yang
terdiri dari 50 kali penyuluhan kepada anak sekolah dan 31 kali penyuluhan
ditempati, rumah sehat sangat penting untuk mewujudkan masyarakat yang sehat.
lingkungan.
Tanjung Satai Tahun 2016, didapatkan bahwa rumah tangga yang diperiksa
berjumlah 2.020 (43,35 %) dari 4.659 rumah tangga yang ada, dengan persentase
Puskesmas Tanjung Satai pada tahun 2016, dari 4.659 rumah tangga yang
diperiksa sebanyak 1.589 yang memiliki jamban dan hanya 1.104 rumah tangga
membuatnya. Masalah ini perlu menjadi perhatian serius bagi puskesmas untuk
jamban sehat.
Dari 2020 rumah tangga yang diperiksa terdapat 415 (20,54 %) rumah
tangga yang memiliki tempat sampah. Hal tersebut di pengaruhi oleh kurangnya
Puskesmas sebagai tempat berobat dan terkesan tidak memiliki waktu untuk
capaian rumah tangga tempat sampah perlu dilakukan upaya lintas program dan
lintas sektoral melalui melalui lomba desa yang menerapkan tempat sampah
sebagai salah satu indikator penilaian rumah tangga ber-PHBS dan lingkungan
sehat.
Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) yang telah diperiksa sebanyak
58 TUPM dan diperoleh persentase sehat sebesar 63, 8 % (37 TUPM) yang ada.
BAB V
Jenis sarana dan fasilitas kesehatan serta pembiayaan yang menunjang pelayanan
yang memadai karena wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai yang sangat luas dan
5.2.2 Ketenagaan
Jumlah tenaga yang ada di Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016 sebanyak
58orang yang bertugas di Puskesmas Induk, Pustu dan Polindes dan Poskesdes.
tahun 2016 mengalami penambahan, hal ini di pengaruhi oleh masuknya pegawai
sebagai berikut:
baik dari pemerintah maupun masyarakat swasta. Pada tahun 2016 sumber dana
Puskesmas Tanjung Satai berasal dari APBD Pemerintah Kabupaten Kayong Utara
Preventif dan Promotif. Kebijakan Kepala Daerah melalui pengobatan gratis melalui
Bantuan Iuran (PBI daerah) pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS serta
Jamkesmas sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) Pusat yang menjadi penerimaan
Puskesmas berupa jasa pelayanan kesehatan dan operasional belanja alat kesehatan,
bahan medis habis pakai (BMHP). untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
bulan Agustus 2013, seiring dengan pembentukan Puskesmas Tanjung Satai, desa
yang menjadi wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai semula 8 desa menjadi 5
desa, sehingga luas wilayah binaan secara berubah keseluruhannya adalah 674, 08
KM terdiri dari 5 Desa dan 25 Dusun yang dihuni oleh 16.011 jiwa terdiri dari 8
236 laki-laki dan 7. 775 perempuan yang tersebar merata di seluruh wilayah kerja
2. Situasi Mortalitas diwilayah Puskesmas Tanjung Satai dari Angka Kematian Bayi
(AKB) terdapat 12 kasus pada Tahun 2016 sementara pada tahun 2015 terdapat 8
kasus kematian bayi. Angka Kematian Balita (AKABA) pada Tahun 2014 dan 2016
tidak terdapat kasus. Angka Kematian per-306 kelahiran hidup diwilayah Puskesmas
Tanjung Satai sebanyak 0 kasus, berarti angka kematian per-306 kelahiran hidup
berjumlah 0 kasus kematian. Angka Kematian Ibu (AKI) 2 tahun terakhir tidak
3. Angka kesakitan yang terjadi pada tahun 2016 berdasarkan dari Sepuluh Penyakit
Terbesar yang Kasus yang paling tinggi dari sepuluh penyakit terbesar adalah
Nasopharingitis (common cold) ISPA dengan jumlah penderita sebanyak 2.365 kasus
atau 15,15 %, yang kedua Dyspepsia sebanyak 1.484 kasus atau 9,50 % dan yang
ketiga adalah Influenza, virus tidak teridentifikasi 1.067 kasus atau 6,83 %.
4. Dari hasil kegiatan imunisasi wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016
77,6 %, DPT +HB 3 sebesar 78.3 %, Polio 3 sebesar 73.1 %, dan imunisasi campak
sebesar 72.4 %.
5. Kegiatan pemberantasan penyakit menular yang sudah dilakukan adalah deteksi dini
kasus dengan cara melaporkan kasus yang potensial wabah setiap minggu yang
adalah kegiatan survey PHBS dengan hasil yang diperoleh bahwa masyarakat yang
sebesar 46.19 %. Rumah yang memiliki tempat sampah 42,20 %. Penggunaan akses
air bersih ledeng 42, PAH 525, SGL 101, Tempat umum pengolahan makanan yang
7. Kegiatan promosi kesehatan dilakukan penyuluhan PHBS rumah tangga dan PHBS
buah, terdiri dari tingkatan strata Posyandu yang terdiri dari 0 Pratama, 24 Madya, 4
Purnama, 0 Mandiri.
6.2 Saran
1. Keadaan geografis wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai yang merupakan wilayah
sangat terpencil dan kepulauan yang luas menjadi faktor penentu pemerataan
dan program Puskesmas keliling di seluruh wilayah kerja Puskesmas akan sangat
Satai.
lintas sektoral untuk dapat berperan aktif melalui kesepakatan bersama dalam rangka
berkelanjutan.
seperti pengadaan PMT untuk balita serta sweeping bumil untuk memeriksa ibu hamil