Anda di halaman 1dari 39

Profil Kesehatan 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Millenium Development Goals (MDGs atau Tujuan Pembangunan Milenium)

berisikan tujuan kuantitatif yang harus dicapai dalam waktu tertentu yang dirumuskan dari

Deklarasi Millenium dan Indonesia merupakan salah satu dari 189 negara

penandatanganan pada September tahun 2000. Dari delapan tujuan pembangunan

millenium yang menjelaskan mengenai tujuan pembangunan manusia yang secara

langsung juga berdampak pada penanggulangan kemiskinan ekstrim dan lingkungan,

bidang kesehatan memiliki andil yang sangat besar dengan 5 tujuan yang harus dicapai

yaitu : 1) Mengurangi tingkat kematian anak; 2) Meningkatkan kesehatan ibu; 3)

Memerangi HIV/AIDS dan Penyakit menular; 4) Memastikan kelestarian lingkungan.

Masing-masing tujuan MDGs terdiri dari target yang memiliki batas minimum pencapaian

yang harus dicapai Indonesia pada 2016.

Pencapaian tujuan dalam MGDS memiliki target waktu hingga 2016, maka agenda

kedepan untuk melanjutkan MGDs dikembangkan suatu konsepsi dalam kontek kerangka

atau agenda pembangunan pasca 2016, yang disebut Sustainable Development Goals

(SDGs) yang merupakan kerangka kerja untuk 15 tahun ke depan hingga tahun 2030 yang

memiliki tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs yaitu : 1).

Pembangunan manusia (Human Development) seperti pendidikan dan kesehatan; 2).

Lingkungan sosial ekonomi (Social Economic Development) seperti ketersediaan sarana

dan prasarana lingkungan serta pertumbuhan ekonomi; 3). Lingkungan yang lebih besar

(Environmental Development) seperti ketersediaan sumber daya alam dan kualitas

lingkungan yang baik.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 2

Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan melalui Rencana Pembangunan

Jangka Menegah Nasional (RPJMN) 2016-2019 yang termaktuf dalam agenda Prioritas

Kabinet Kerja yang di kenal dengan Nawa Cita diantaranya memiliki arah kebijakan yaitu

meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat pada seluruh siklus kehidupan baik

pada tingkat individu, keluarga maupun masyarakat untuk program Indonesia sehat.

RPJMN memiliki fokus kebijakan pada penguatan upaya kesehatan dasar (primary

health care) yang berkualitas terutama melalui penguatan upaya promotif dan preventif,

pengembangan sistem jaminan kesehatan nasional, penguatan sistem pengawasan obat

dan makanan serta penurunan kematian ibu dan kematian balita. Untuk mewujudkan

pembangunan nasional tersebut diselenggarakan pembangunan nasional secara

berkesinambungan, serta untuk tercapainya tujuan pembangunan nasional dibutuhkan

antara lain sumber daya manusia yang tangguh, mandiri dan berkualitas.

Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia adalah Indonesia Sehat tahun 2016

(Depkes RI). Visi Indonesia tersebut tercantum gambaran masyarakat Indonesia dimasa

depan yang memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan seoptimalnya. Untuk

mencapai hal tersebut pembangunan kesehatan diharapkan dapat memelihara,

meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat serta lingkunganya.

Pembangunan kesehatan lebih mengutamakan pada peningkatan kesehatan (Promotif),

pencegahan penyakit atau masalah kesehatan (Preventif) dan didukung oleh

penanggulangan atau penyembuhan (Kuratif) dan pemulihan kesehatan (Rehabilitatif),

yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Depkes RI, 2000)

Berdasarkan visi tersebut telah ditetapkan dasar, tujuan, strategi dan paradigma

pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan berguna untuk meningkatkan

kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 3

kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan memiliki tiga indikator

dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat, yaitu Mortalitas (angka kematian),

Morbiditas (angka kesakitan) dan Status Gizi Masyarakat.

Kesehatan merupakan hak dan investasi, dan semua warga negara berhak atas

kesehatannya termasuk masyarakat Kabupaten Kayong Utara khususnya masyarakat

miskin. Berdasarkan Visi dan Misi Bupati Kayong Utara yang mencanangkan pengobatan

gratis bagi seluruh masyarakat terutama masyarakat miskin, Sistem Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) yang di integrasikan melalui Jaminan KesehatanDaerah (JAMKESDA)

diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan menuju tercapainya masyarakat

Kabupaten Kayong Utara yang sehat dan sejahtera. Dalam Sistem Jaminan Kesehatan

Nasional mengharuskan PT. ASKES bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada

Januari 2014 maka seluruh peserta Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) telah

menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) daerah yang di tanggung oleh BPJS

Kesehatan sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.

Sistem informasi kesehatan (SIK) merupakan salah satu progam pemerintah dalam

bidang kesehatan. Sistem informasi kesehatan sangat dibutuhkan dalam upaya menunjang

pelaksanaan manajemen serta pengembangan upaya kesehatan yang berbasis pada

informasi yang tepat dan akurat. Profil Puskesmas merupakan salah satu media informasi

kesehatan yang menampilkan berbagai macam data dan informasi kesehatan dalam

bentuk indiktor pelayanan kesehatan serta analisa terhadap keadaan yang terjadi dalam

kurun waktu satu tahun pada suatu wilayah.

Profil sebagai dokumen informasi yang berisi tentang data dan informasi dalam

sebuah sistem informasi yang selain melakukan semua pengolahan transaksi dalam

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 4

sebuah organisasi, juga memberi dukungan informasi untuk fungsi manajemen dan

pengambilan keputusan.

Penyusunan Profil Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016 merupakan salah satu

mata rantai pelaksanan sistem informasi kesehatan ditingkat puskesmas dalam rangka

menyediakan berbagai data dan informasi dibidang kesehatan.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud pembuatan profil ini adalah memenuhi kebutuhan ketersediaan data dan

informasi yang dapat dijadikan bahan kajian berbagai pihak internal puskesmas

maupun eksternal puskesmas.

1.2.2 Tujuan
a. Menyajikan Informasi Umum Tentang Gambaran Umum Puskesmas Tanjung

Satai Tahun 2016.

b. Menyajikan Informasi Umum Tentang Status Derajat Kesehatan Puskesmas

Tanjung Satai Tahun 2016.

c. Menyajikan Informasi Umum Tentang Situasi Upaya Kesehatan Puskesmas

Tanjung Satai Tahun 2016.

d. Menyajikan Informasi Umum Tentang Situasi Sumber Daya Kesehatan

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016.

1.3. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut:


a. Pendahuluan
BAB ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematik

penyajiannya.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 5

b. Gambaran Umum
BAB ini berisi tentang gambaran umum puskesmas yang terdiri dari letak geografis,

administratif, dan situasi keadaan sumberdaya kesehatan, serta berisi tentang faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya

kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.

c. Situasi Derajat Kesehatan


BAB ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan,

dan angka status gizi masyarakat.

d. Situasi Sumber Daya Kesehatan


BAB ini berisi tentang situasi sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan.

e. Kesimpulan
BAB ini menguraikan keseluruhan tentang hal-hal penting dari Profil Kesehatan

Puskesmas Tanjung Satai di Tahun 2016. Selain hal-hal yang sudah tercapai bab ini

juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka

penyelanggaraan pembangunan kesehatan.

f. Saran
BAB ini menguraikan tentang kritik dan saran mengenai hal-hal penting yang

dianggap masih kurang untuk perkembangan dan kemajuan puskesmas dimasa yang

akan datang.

g. Lampiran
Pada lampiran berisi resume/angka pencapaian puskesmas dan lampiran tabel yang

merupakan gabungan indikator Kecamatan sehat dan indikator pencapaian Kinerja

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 6

BAB II
PEMBANGUNAN KESEHATAN

2.1. Visi dan Misi


2.1.1. Visi
Visi Puskesmas Tanjung Satai Mengacu pada Visi Dinas Kesehatan
Kabupaten Kayong Utara yaitu Terwujudnya Masyarakat Yang Sehat
dan Mandiri serta berkeadilan di Wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Satai.

2.1.2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, ditetapkanlah misi yaitu :

1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas

2) Meningkatkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan melalui

komunikasi, informasi, dan edukasi.

3) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan

melalui pemberdayaan dan kemitraan.

4) Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan dengan optimalisasi

pelaksanaan program di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai.

2.2. Motto dan Komitmen


2.2.1. Motto Kami Siap Memberikan Pelayanan Terbaik Untuk Anda

2.2.2. Komitmen S : Santun (Santun dalam tutur kata dan perilaku)

E : Empati (Melayani sepenuh Hati)

H : Handal (Pelayanan oleh tenaga kesehatan yang profesional)

A : Adil (Pelayanan Yang merata dan tidak membeda-bedakan)

T : Teladan (Menjadi Panutan masyarakat dalam berperilaku


sehat)

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 7

BAB III
GAMBARAN UMUM

3.1 Letak Geografis

Puskesmas Tanjung Satai terletak pada Kecamatan Pulau Maya Kabupaten

Kayong Utara yang secara Geografis berada di sisi barat dari Ibu Kota Kabupaten

Kayong Utara yaitu Sukadana atau berada pada Posisi Astronomi 005541 Lintang

Selatan sampai dengan 10 1853 Lintang Selatandan 10901358 Bujur Timur sampai

dengan 10904703 Bujur Timur.

Sedangkan secara administratif wilayah Kecamatan Pulau Maya adalah sebagai

berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Kubu Raya.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Karimata.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Teluk Batang, Kec. Simpang Hilir dan Kec.

Sukadana.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Kepulauan Karimata dan Selat Karimata.

Wilayah Binaan Puskesmas Tanjung Satai mengalami perubahan seiring

dengan di bentuknya Puskesmas Pelapis di Kecamatan Kepulauan Karimata pada bulan

Agustus 2016, desa yang menjadi wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai semula 8

desa menjadi 5 desa, sehingga luas dan jumlah penduduk mengalami perubahan.

3.2 Demografi

Wilayah Binaan Puskesmas Tanjung Satai pada Kecamatan Pulau Maya terdiri

dari 5 Desa dan 25 Dusun yang dihuni oleh 16.011 jiwa terdiri dari 8 236 laki-laki dan

7. 775 perempuan yang tersebar,untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 8

Tabel.1. Jumlah penduduk di wilayah Binaan Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016

No Desa Luas RT Dusun Jumlah Kepadatan


Wilayah Penduduk penduduk
(km2) LK PR (jiwa)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Tanjung Satai 150,66 16 5 1 505 1 393 2 898 14

2 Satai Lestari 126,65 30 5 1 660 1 560 3 220 22

3 Kemboja 114,89 22 5 1 704 1 554 3 258 27

4 Dusun Besar 107,21 27 6 2 034 1 948 3 982 37

5 Dusun Kecil 174,67 18 4 1 333 1 320 2 653 15

JUMLAH 674, 08 113 25 8 236 7 775 16 011 22

Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2016

Persebaran penduduk Kecamatan Pulau Maya Tahun 2016 tidak merata antar

wilayah. Diantaranya Desa Dusun Kecil dengan Luas wilayah 174,67 KM2 dengan

jumlah Penduduk 2 653 jiwa sedangkan Desa Dusun Besar dengan luas 107,21 KM2

dengan jumlah penduduk 3 982 jiwa.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 9

Tabel.2. Jumlah penduduk menurut kelompok Umur dan Jenis Kelamin di


Wilayah Binaan Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

Kelompok Penduduk (orang) Jumlah Laki-Laki


No Umur Laki-laki Perempuan dan Perempuan

1 0-4 954 908 1862


2 05-10 989 908 1897
3 11-14 823 838 1661
4 15-19 709 636 1345
5 20-24 640 645 1285
6 25-29 686 703 1389
7 30-34 602 549 1151
8 35-39 554 541 1095
9 40-44 479 386 865
10 45-49 390 357 747
11 50-54 314 266 580
12 55-59 186 163 349
13 60-64 174 176 350
14 65-69 114 86 200
15 70-74 66 60 126
16 75+ 58 62 120
JUMLAH 7 738 7 284 15 022

Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2016

3.3 Keadaan Sosial Ekonomi

Kecamatan Pulau Maya Mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian

sebagai petani dan nelayan, sebagaian kecil bekerja pada sektor jasa dan industri.

Keadaan sosial masyarakat hidup rukun berdampingan satu sama lain meskipun terdiri

dari masyarakat yang mejemuk baik dari sisi agama, ras maupun suku.

3.4 Pendidikan

Sasaran Kerja Puskesmas Tanjung Satai pada Kecamatan Pulau Maya terdiri

dari berbagai lapisan masyarakat diantaranya anak usia sekolah yang tersebar di sarana

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 10

pendidikan dari tingkat TK/PAUD sampai SMA, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel.3. Sasaran kerja berdasarkan sarana Pendidikan tahun 2016

JUMLAH SEKOLAH
NO NAMA DESA
PAUD/ SMP/ SMA/
SD/MI
TK MTS SMK/MA
1 Tanjung Satai 2 3 1 /1/

2 Satai Lestari 1 2/1 /1 / /1

3 Kemboja 2 4 1 -

4 Dusun Besar 1 3/1 1 1/ /

5 Dusun Kecil 1 3 2 -

7 17 6 3
JUMLAH

Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2016

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 11

BAB IV

DERAJAT KESEHATAN

4.1 Mortalitas (Angka Kematian)

4.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi

lahir sampai bayi berusia satu tahun. Data kematian yang terdapat pada suatu

komunitas dapat diperoleh melalui survey, karena sebagian besar kematian terjadi

dirumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

gambaran kasus rujukan. Angka Kematian Bayi (AKB) diwilayah Puskesmas Tanjung

Satai merupakan angka yang berasal dari laporan bulanan yang berasal dari Pustu,

Polindes dan Poskesdes serta Puskesmas itu sendiri.

Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup diwilayah Kerja Puskesmas

Tanjung Satai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 mengalami angka

penurunan, dengan rincian di tahun 2011 terdapat kasus kematian sebanyak 17 bayi

atau 43,37 per 1000 kelahiran hidup, dan terjadi penurunan di tahun 2012 terdapat 3

kasus dan terjadi penurunan yang signifikan dengan tidak terdapat kasus kematian

bayi pada tahun 2013, dan pada tahun 2014 terjadi kenaikan yang siginfikan dengan

11 kasus yang tersebar di seluruh wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai dan

terjadi penurunan pada tahun 2015 sebesar 8 Kasus, tetapi angka kematian kembali

meningkat menjadi 12 kasus pada tahun 2016, dari angka diatas dapat disimpulkan

bahwa angka kematian bayi pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 terjadi

peningkatan sehingga masih diperlukan upaya lebih serius untuk menekan angka

kematian bayi serendah-rendahnya.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 12

Grafik.1. Angka Kematian Bayi di Wilayah Binaan Puskesmas Tahun 2011


sampai Tahun 2016

17

12
11
3
8

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Laporan KIA & KB Tahun 2016.

4.1.2 Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu adalah kematian perempuan ketika hamil atau kematian

dalam kurun waktu 42 hari sejak teriminasi kehamilan tanpa memandang lamanya

kehamilan atau persalinan. Kematian yang merupakan disebabkan karena

kehamilannya atau pengelolaanya tetapi bukan karena sebab lain.

Gambaran Angka Kematian Ibu (AKI) di wilayah kerja Puskesmas Tanjung

Satai terjadi peningkatan di tahun 2012 sebesar 2 kasus dengan Plasenta Previa dan

keracunan dalam kehamilan, dan pada tahun 2013terdapat 1 kasus dengan Retensio

Plasenta,dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013

terdapat kasus, tetapi di tahun 2014 sampai tahun 2016 tidak terdapat kasus dengan

demikian kondidi tersebut harus tetap di jaga agar angka kematian dapat

dikendalikan,untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel dibawah ini :

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 13

Grafik.2. Angka Kematian Ibu di Wilayah Binaan Puskesmas Tahun 2011 sampai
Tahun 2016.

1 1

0 0
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Laporan KIA & KB Tahun 2016.

4.1.3 Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak berusia 0 - 4

tahun (59 bulan) selama satu tahun per 1.000 kelahiran hidup. AKABA

menggambarkan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak

balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Berdasarakan laporan

dari Pustu, Polindes dan Poskesdesserta data di Puskesmas Tanjung Satai Kecamatan

Pulau Maya di 5 tahun terakhir 2011 sampai dengan 2016 tidak terdapat kasus

kematian balita. Namun meskipun demikian program tersebut harus terus dilaksanakan

agar pencapain ini berlanjut dimasa-masa berikutnya.

4.2 Morbiditas (Angka Kesakitan)

Angka kesakitan (Morbiditas) masyarakat wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai

diperoleh dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) Polindes dan Puskesmas

Pembantu dan Poskesdes. Selain itu angka kesakitan juga diperoleh dari hasil laporan

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 14

tingkat Puskesmas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Sepuluh Penyakit

Terbesar dibawah ini :

Gambar.1. Sepuluh Penyakit Terbesar Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

437 Nasopharingitis (common cold) ISPA


510
514 2,365 Dyspepsia

Influenza, Virus tidak teridentifikasi


732
Atopic Dermatitis

Migraina
740 Hipertensi

Asma
1484
807 Caries Gigi

Diare dan Gastroenteritis non spesifik


950 1067 Penyakit otot & Jaringat pengikat lain

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

Dari gambar diatas menunjukkan kasus penyakit ISPA merupakan masalah

kesehatan yang utama di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai. Kasus yang paling

tinggi dari sepuluh penyakit terbesar adalah Nasopharingitis (common cold) ISPA dengan

jumlah penderita sebanyak 2.365 kasus atau 15,15 %, yang kedua Dyspepsia sebanyak

1.484 kasus atau 9,50 % dan yang ketiga adalah Influenza, virus tidak teridentifikasi

1.067 kasus atau 6,83 %.

Berikut ini gambaran Morbiditas menurut penyakit yang berbasis lingkungan yang

merupakan penyakit yang menjadi pemantauan wilayah setempat (PWS) di wilayah

binaan Puskesmas Tanjung Satai yang didapatkan dari laporan Pustu, Polindes dan

Poskesdes serta data di Puskesmas.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 15

4.2.1 Malaria

Penyakit Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai terdapat kasus Malaria sebesar 124 Kasus

yang terdiri dari 1 kasus Malaria positif dan 123 kasus malaria negatif.

4.2.2 TB Paru

Penyakit TB paru merupakan penyebab kematian pertama di Indonesia

untuk penyakit golongan infeksi. Komplikasi yang disebabkan penyakit TB

seperti Hemoptisis, Efusi Pluera, Empisema, Penumotoraks, Meningitis TB,

Semakin kita jumpai termasuk juga ancaman MDR (Multi Drugs Resistens) yang

perlu diawasi. Berdasarkan laporan P2M Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016,

TB dengan BTA (+) sebanyak 5 kasus yang semuanya telah mendapatkan

pengobatan lengkap sampai sembuh. Dalam penentuan rasio angka kesakitan

penderita TB 18.547 (9 %) per 100.000 penduduk.

4.2.3 DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue dapat menyerang semua golongan

umur, sampai saat ini penyakit demam berdarah lebih banyak menyerang anak-

anak, tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan kenaikan

proporsi penderita demam berdarah dengue pada orang dewasa.

Penyakit DBD di Kecamatan Pulau Maya merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat, untuk penanganan kasus DBD (Demam Berdarah

Dungue), yaitu dilakukan pelacakan kasus atau penyelidikan epidemiologi (PE)

setiap ada kasus tersangka DBD yaitu untuk memastikan tindak lanjut apakah

memerlukan fogging atau hanya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta

Abatesasi. Selama tahun 2016 telah dilaksanakan abatesasi dan survey jentik di

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 16

daerah kasus berdasarkan laporan dari Program Pemberantasan Penyakit Menular

Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016 tidak temukan kasus DBD dengan kata lain

tidak terdapat kasus.

4.2.4 Diare

Penyakit Diare di Kecamatan Pulau Maya terjadi sebanyak 525 kasus, 500

diantaranya merupakan pasien rawat jalan terdiri dari 196 pasien balita dan 304

pasien dewasa serta sebagian 25 kasus adalah pasien rawat inap terdiri dari 10

pasien balita dan 15 pasien dewasa, dari semua pasien tersebut telah mendapatkan

penanganan 100%. Penyakit diare merupakan penyakit yang dapat berpotensi

wabah. Pada kasus diare telah dilakukan upaya promotif berupa penyuluhan

kepada masyarakat melalui klinik konseling pada pasien yang berkunjung ke

puskesmas dan Penyuluhan dalam kegiatan posyandu.

4.2.5 Kusta

Penyakit Kusta adalah penyakit yang harus mendapatkan perhatian lebih

serius, sebab keterlambatan mendiagnosa dan ketidakteraturan dalam berobat

dapat beresiko penderita pada kecacatan. Selain pengobatan penderita, di perlukan

survey aktif ke lokasi penderita dalam upaya penemuan kasus dan pengobatan

lebih awal. Survey aktif diharapkan dapat mencegah meluasnya penyakit. Pada

tahun 2016 di wilayah Binaan Puskesmas Tanjung Satai terdapat 2 kasus yaitu di

Desa Dusun Besar, semua penderita mendapatkan pengobatan 100%.

4.2.6 PD3I

Tidak ditemukan Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi

(PD3I) di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 17

4.3 Status Gizi

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator diantaranya adalah

bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status gizi balita, status gizi ibu hamil

Kurang Energi Kronis (KEK). Untuk balita dengan gizi kurang di berikan pelayanan

rawat jalan, meliputi konsultasi gizi dan pemberian MP ASI sesuai dengan umur balita.

Sedangkan untuk balita dengan gizi buruk menjalani rujukan dengan rawat inap

dibawah asuhan medis, nutrisi dan asuhan keperawatan (dirujuk). Deteksi kasus gizi

buruk sebenarnya dapat dilakukan melalui hasil penimbangan rutin di posyandu.

4.3.1. Kunjungan Neonatus

Angka Kunjungan Neonatus di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai

tahun 2016 sebanyak 243 kunjungan (KN1) dari total jumlah bayi baru lahir

sebesar 244 atau 99,59 % kunjungan neonatus. Sedangkan KN lengkap sebanyak

249 kunjungan dari 244 bayi baru lahir atau sebesar 102 %, dikarenakan ada

kunjungan bayi yang dilahirkan di luar wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai.

4.3.2. Kunjungan Bayi dan Balita

Adapun kunjungan bayi dan balita yang ditimbang di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Satai sebesar 840 atau 72,10 % dari 1165 bayi dan balita

yang berkunjung ke Posyandu.

4.3.3. BBLR

Dari laporan petugas KIA di wilayah Puskesmas Tanjung Satai tahun

2016 bahwa terdapat 5 kasus berat bayi lahir rendah (BBLR) dan semuanya

mendapatkan penanganan oleh petugas Puskesmas Tanjung Satai.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 18

4.3.4. Gizi Buruk

Berdasarkan hasil laporan Program Gizi Puskesmas Tanjung Satai,

tidak terdapat kasus gizi buruk di tahun 2016. Di wilayah Puskesmas Tanjung

Satai, partisipasi masyarakat untuk menimbang anaknya ke posyandu tergolong

antusias. Dari hasil laporan penimbangan bayi dan balita di posyandu perbulan

jumlah kunjungan bayi berbanding jumlah semua bayi yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Satai (D/S) pada tahun 2016 sebesar 68,67 % (target

nasional 60 %.) dan (N/D) sebesar 59,27 %. Berdasarkan hasil laporan Program

Gizi Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016, terdapat 7 (0,60 %) kasus balita

dengan BGM (bawah garis merah) yang tersebar di setiap posyandu

balita.Keseluruhan kasus tersebut ditangani (100%) dengan mendapatkan

perawatan khusus dan tidak ditemukannya kasus gizi buruk.

4.4 Pelayanan Kesehatan Dasar

Dalam rangka mencapai Tujuan Pembangunan Kesehatan untuk Meningkatkan

Derajat Kesehatan Masyarakat. Berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat telah

dilakukan. Berikut adalah uraian beberapa hal mengenai upaya pelayanan kesehatan di

wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016.

4.4.1 Pelayanan Antenatal

Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga

kesehatan profesional (Dokter, bidan, maupun perawat) kepada ibu hamil dimasa

kehamilannya dengan mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada

dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Cakupan K1 merupakan

gambaran seberapa besar ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 19

fasilitas pelayanan kesehatan. Sedang K4 adalah merupakan gambaran seberapa

besar ibu hamil yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dengan

paling sedikit 4 (empat) kali kunjungan selama kehamilan dengan kriteria sekali

di trimester pertama, berikutnya sekali pada trimester ke 2 (dua), dan 2 (dua) kali

pada trimester ketiga.

Berdasarkan laporan bulanan KIA dan KB Puskesmas Tanjung Satai

tahun 2016, dari 365 sasaran yang mendapatkan pelayanan K 1 sebesar 421 ibu

hamil atau 115, 34 %, persentase K4 adalah 313 ibu hamil atau 85,75 %. Data

tersebut tidak memenuhi target cakupan Propinsi Kalimantan Barat (berdasarkan

Pedoman SPM dengan SK Gubernur No.208 tanggal 2 Juni 2004) pada tahun

2008 sebesar 90 % dan pada tahun 2016 sebesar 95 %. Dari Capaian tersebut

kunjungan K4 tidak memenuhi target oleh karena ibu hamil pindah wilayah, K1

Aksesnya pada usia kehamilan Trimester 2 dan 3 sehingga pelayanan K4 tidak

dapat dilaksanakan, Abortus, Melahirkan tidak cukup bulan (peremature) tidak

memriksakan diri ditrimnester ke tiga .

4.4.2 Pertolongan Persalinan

Komplikasi dan kematian maternal dan bayi baru lahir sebagian besar

terjadi pada masa sekitar persalinan, hal ini dapat disebabkan persalinan yang

tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan.

Dari 349 sasaran ibu bersalin Cakupan persalinan di wilayah binaan Puskesmas

Tanjung Satai pada tahun 2016 sebesar 217 kasus atau 62,17 %, dengan demikian

jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 54, 31 %, telah terjadi peningkatan

angka persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Dari capaian diatas dapat

digambarkan adanya peningkatan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan,

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 20

capain tersebut akan terus ditingkatkan dengan upaya lintas program maupun

lintas sektoral.

4.4.3 Ibu Nifas Mendapat Pelayanan

Berdasarkan hasil pengolahan data dari KIA & KB Puskesmas Tanjung

Satai tahun 2016 terdapat 250 kasus persalinan (217 kasus persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan dan 33 kasus di tolong oleh dukun) menunjukan bahwa

cakupan Kunjungan Ibu Nifas yang mendapatkan pelayanan di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Satai dari pelayanan 250 kasus ibu bersalin yang

mendapatkan pelayanan nifas KF1 sebesar 222 (88,8 %) dan pelayanan nifas KF 3

sebesar 225 (90 %).

4.4.4 Siswa SD/MI yang Diperiksa Kesehatannya

Berdasarkan hasil pengolahan data dari Program Gizi Puskesmas Tanjung

Satai tahun 2016 menunjukkan bahwa persentase siswa SD/MI yang diperiksa

kesehatanya sebesar 326 siswa atau 89,86 % dari 365 siswa SD/MI kelas 1 yang

ada di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai.

4.4.5 Siswa SMP/MTS yang diperiksa Kesehatannya

Berdasarkan hasil pengolahan data dari Program Gizi Puskesmas Tanjung

Satai tahun 2016 menunjukkan bahawa persentase siswa SMP/MTS yang

diperiksa kesehatanya sebesar 284 atau 97 % dari 311 siswa SMP/MTS kelas 1 se

KecamatanPulau Maya yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai.

4.4.6 Siswa SMA/MA yang Diperiksa Kesehatannya

Berdasarkan hasil pengolahan data dari Program Gizi Puskesmas Tanjung

Satai tahun 2016 menunjukkan bahawa persentase siswa SMA/MA yang diperiksa

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 21

kesehatannya sebesar 206 atau 90,75 % dari 227 siswa SMA/MA kelas 1 yang ada

di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai.

4.4.7 Peserta KB Baru

Berdasarkan Laporan pengolahan data dari Program KIA/KB Puskesmas

Tanjung Satai tahun 2016 peserta KB Baru sebesar 211 peserta dari 3.045 PUS

atau setara dengan 6,92 % dari jumlah PUS.

4.4.8 Peserta KB Aktif

Adapun peserta KB Aktif yang terjaring dalam pendataan KIA/KB

Puskesmas Tanjung Satai sebagai pengguna aktif alat kontrasepsi padatahun 2016

adalah sebesar 2.350 PUS atau 77,17 % dari 3045 PUS yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Satai.

4.4.9 Kunjungan Neonatal

Berdasarkan data dari KIA & KB Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016

menunjukan bahwa cakupan Kunjungan Neonatal (KN) sebesar 249 atau 102 %,

dari jumlah 244 Neonatus, dari data tersebut jumlah bayi yang ada semuanya

melakukan kunjungan ke tempat pelayanan kesehatan dan adanya kunjungan

dari bayi dari wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai.

4.4.10 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Gerakan Keluarga Berencana (KB) dilakukan melalui pelayanan di unit-

unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta. Keberhasilan

program keluarga berencana (KB) dapat diketahui dari beberapa indikator

seperti pencapaian peserta KB baru dan cakupan KB aktif dengan Metode

Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET). Untuk lebih jelasnya penggunaan alat


Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016
Profil Kesehatan 22

kontrasepsi di wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai dapat dilihat pada

gambar berikut ini:

Gambar.2. Jumlah penggunaan Alat Kontrasepsi KB AktifPuskesmas Tanjung


Satai 2016.

IUD
MOV
IMPLANT
SUNTIK
PIL
KONDOM

Sumber : Laporan Tahunan KIA & KB Puskesmas Tanjung Satai


Tahun 2016

Gambar diatas menunjukan bahwa pada tahun 2016 di wilayah binaan

Puskesmas Tanjung Satai alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh

peserta KB aktif adalah suntik sebesar 1.997 (72 %), yang kedua PIL sebesar

648 (21,28 %) yang ketiga Implant (AKBK) sebesar 19 (2,62 %) untuk

pemasangan implant dihitung rentang waktu selama 3 tahun yakni berjumlah 80

(2014-2016) peserta , jadi setiap tahun persertanya bertambah sedangkan untuk

IUD sebesar 12 (0,39 %), MOW sebesar 6 (0,19 %) dan yang terakhir kondom

sebesar 5 (0,16 %) dan untuk metode lainnya selain yang disebutkan diatas

peserta KB aktif tidak ada yang menggunakannya. Dari capaian diatas dapat

digambarkan masih rendahnya penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang

(MKJP) hal ini dipengaruhi oleh kurang pengetahuan masyarakat tentang MKJP

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 23

sehingga menimbulkan rasa takut dan malu apabila menggunakan alat

kontrasepsi tersebut tidak dapat beraktifitas berat serta mitos yang berkembang

dimasyarakat, dalam upaya meningkatkan penggunaan MKJP melalui program

Kia dan KB tak henti-hentinya memberikan penyuluhan dan konseling ABPK

dan peningkatan kemampuan Bidan dalam pemasangan MKJP serta upaya lintas

sektoral yang melibatkan Muspika Kecamatan Pulau Maya.

4.4.11 Pemberian ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi

secara terus menerus selama 6 bulan tanpa pemberian makanan pendamping

ASI (MP-ASI). Pada tahun 2016 jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif sebesar

85 (25,57 %) dari 332 bayi yang ada, hal ini telah mencapai target nasional

yakni 39 %.

4.4.12 Pelayanan Imunisasi

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya

merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah

mendapatkan imunisasi secara lengkap dengan ditujukan pada cakupan

imunisasi campak. Berdasarkan data pelayanan imunisasi Puskesmas Tanjung

Satai pada tahun 2016 capaian menunjukan cakupan imunisasi BCG sebesar

91,5 %, DPT+HB 1 sebesar 91,1 %, DPT +HB 3 sebesar 89,7 %, Polio 3 sebesar

90,6 %, dan Imunisasi Campak sebesar 93,1 %. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar berikut ini :

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 24

Gambar.3. Cakupan Imunisasi Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

93.1 29.1 HB 0
91.5 BCG
87.7
POLIO 1
DPTHB 1
91.1
89.7 POLIO 2
DPTHB 2
POLIO 3
DPTHB 3
91.1
90.6 POLIO 4
CAMPAK
90.1 91.6

Sumber : Laporan TahunanProgram Imunisasi Puskesmas Tanjung Satai Tahun


2016

Gambar diatas menunjukan cakupan pelayanan Imunisasi Puskesmas

Tanjung Satai pada tahun 2016 menunjukan terdapat capaian imunisasi Campak

sebesar 93,1 % dan imunisasi HB 0 sebesar 29,1 %, hal tersebut terjadi karena

kurangnya pengetahuan keluarga akan pentingnya imunisasi bagi bayi baru lahir

sehingga petugas harus terus memberikan informasi melalui kegiatan posyandu

maupun sweeping imunisasi bayi baru lahir.

Dari hasil capaian Imunisasi perdesa yang ada di wilayah binaan

Puskesmas Tanjung Satai bahwa dari 5 desa semuanya tidak UCI karena capain

imunisasi HB 0 yang jauh dari target, hal ini dikarenakan kurang pengetahuan

orang tua tentang pentingnya imunisasi pada bayi baru lahir yang juga di

pengaruhi adat istiadat yang berkembang dimasyarakat, akan tetapi petugas

puskesmas akan selalu berupaya meningkatkan capaian UCI desa melalui

program dan kerjasama lintas sektoral salah satunya dengan aparat desa dan para

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 25

kader posyandu. Untuk lebih jelasnya berikut capaian UCI perdesa di Wilayah

Binaan Puskesmas Tanjung satai Tahun 2016.

Grafik.3. Cakupan UCI perdesa Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

94 92.9 93 93.3
92.1
92
90
88
86
84.3
84
82
80
78
Tanjung Satai Satai Lestari Kemboja Dusun Besar Dusun Kecil

Sumber : Laporan Tahunan Program Imunisasi Puskesmas Tanjung Satai tahun


2016

4.4.13 Pemberian Kapsul Vit A

Hasil dari kegiatan laporan kegiatan gizi menunjukan bahwa cakupan

pemberian Vit A selama 2 kali pada bulan Pebruari dan Agustus tahun 2016

adalah sebesar 99 % angka tersebut telah mencapai target nasional yakni sebesar

80 %.

4.4.14 Pemberian Tablet Fe

Cakupan pemberian Tablet Fe pada bumil untuk tahun 2016 di wilayah

binaan Puskesmas Tanjung Satai untuk Fe 3 (ibu hamil yang dapat Fe sebanyak

90 tablet) sebesar 50,13 %. Jika dibandingkan dengan target yang akan dicapai

pada tahun 2016 berdasarkan indikator indonesia sehat tahun 2016 sebesar 10 %

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 26

maka cakupan pemberian tablet Fe 3 di Puskesmas Tanjung Satai telah mencapai

target nasional yakni 50,13 % (target Fe 1 ditiadakan).

4.4.15 Pelayanan Keluarga Miskin

Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin adalah pelayanan yang

diberikn kepada keluarga miskin dalam bidang kesehatan, yang terdiri dari

pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kebidanan dasar dan pelayanan perbaikan

gizi. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan

kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Berdasarkan data laporan kunjungan

pasien ke Puskesmas Tanjung Satai yang mendapatkan pelayanan kesehatan

berdasarkan kepesertaan asuransi kesehatan tahun 2016 yakni 15.610 (97,26 %)

kunjungan pasien rawat jalan terdiri dari 7.022 atau 44,98 % yang merupakam

kunjungan pasien BPJS dan 8.588 kunjungan pasien belum BPJS dan kunjungan

pasien rawat inap 158 atau 1,01 % yang merupakan 92 kunjungan BPJS, 66

kunjungan belum BPJS.

4.4.16 Pemanfaatan Puskesmas

Puskesmas merupakan pusat kesehatan masyarakat yang melaksanakan

pelayanan kesehatan dasar dengan menyelenggarakan kegiatan promosi

kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Pelayanan KIA dan KB, Perbaikan Gizi,

Pemberantasan Penyakit Menular dan Pengobatan.

Puskesmas perawatan disamping menyelenggrakan Pelayanan Kesehatan

Dasar juga melayani pelayanan rawat inap serta melayani penderita gawat

darurat sebelum di rujuk kerumah sakit. Pada tahun 2016 jumlah kunjungan

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 27

rawat jalan dan rawat inap puskesmas sebanyak 15.768 kunjungan, 98,24 % dari

16.049 jiwa penduduk di wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel.4. Pemanfaatan Pelayanan berdasarkan kepesertaan BPJS diwilayah kerja


Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

Kepesertaan Persentase
Pelayanan BPJS Pemanfaatan
No Jumlah Pelayanan
Kesehatan Belum
BPJS
BPJS
1 Rawat jalan 7.022 8.588 15.610 97,26 %
2 Rawat Inap 92 66 158 1,01 %
7.114 8.654 15.768 98,24 %
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016
Dari 158 pasien rawat inap yang berkunjung ke Puskesmas Tanjung

Satai terdiri dari pasien sembuh 113 orang, pasien dirujuk ke RSUD terdekat 16

orang, pulang atas permintaan sendiri 26 orang dan meninggal dunia 3 pasien.

4.5 Perilaku Masyarakat

4.5.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan

kesehatan masyarakat. PHBS Rumah Tangga adalah upaya untuk

memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu untuk

melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

gerakan kesehatan masyarakat.

Dalam upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat telah

dilakukan upaya penyuluhan hidup bersih dan sehat rumah tangga di wilayah

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 28

binaan Puskesmas Tanjung Satai, serta penyuluhan PHBS sekolah sebagai upaya

penanaman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sejak dini dengan dilakukannya

praktek mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun serta praktek

memotong kuku dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut disertai praktek cara

menggosok gigi yang baik dan benar yang dilakukan pada 16 Sekolah Dasar

Negeri yang tersebar di wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai.

Berdasarkan data laporan dari program kesehatan lingkungan Puskesmas

Tanjung Satai Tahun 2016, didapatkan bahwa rumah tangga yang diperiksa

berjumlah 2.284 (49.02 %) dari 4.659 rumah tangga yang ada, dengan

persentase rumah sehat adalah 1.357 (59,41) %. Tahun 2013 dusun Suka Maju

dilakukan pembinaan untuk menjadi dusun ber PHBS dan dusun Kesling.

Berdasarkan hasil pembinaan yang dilakukan kepada dusun tersebut masyarakat

sangat antusias dan mendukung untuk menjadi dusun ber PHBS dan Kesling.

Masyarakat di dusun tersebut mulai melakukan pembuatan jamban keluarga dan

membuat Pos Merokok yang digunakan oleh perokok untuk tempat bertemu dan

merokok. Sehingga tidak merokok di dalam rumah. Lingkungan rumah juga

tidak luput dari kegiatan seperti pembersihan pekarangan rumah masing-masing

serta melakukan penanaman tanaman obat yang digunakan sebagai bumbu

masakan di rumah. Pembenahan yang dilakukan oleh masyarakat dilakukan

secara bertahap dan berkesinambungan.

4.5.2. Posyandu

Dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat berbagai upaya telah dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya

masyarakat, yakni Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM).

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 29

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang telah lama dikembangkan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pada tahun 2016 di

wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai terdapat 28 posyandu yang terdiri dari

tingkatan strata Posyandu yang terdiri dari 0 Pratama, 24 Madya, 4 Purnama, 0

Mandiri.

Dalam upaya meningkatkan strata Posyandu perlu dilakukan beberapa

intervensi pada tingkatan strata Posyandu tersebut, sehingga pembinaan yang di

lakukan setiap strata posyandu berbeda yakni : 1). Strata Posyandu Pratama di

perlukan peningkatan pelatihan pada kader Posyandu; 2). Strata posyandu

Madya perlunya intervensi pelatihan pada Toma (tokoh Masyarakat) sebagai

mitra kader untuk mendukung kegiatan Posyandu dan adanya pendekatan SMD

dan MMD sebagai upaya penyelesaian masalah yang ada di masyarakat dengan

adanya program sesuai situasi dan kondisi setempat; 3). Posyandu Purnama

diperlukan intervensi berupa pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat

menentukan pengembangan program di posyandu dan pelatihan Dana Sehat agar

masyarakat mapan dalam perekonomian yang mendukung kebutuhan Program

Posyandu; 4). Posyandu mandiri hanya perlu intervensi pemantapan pengelolaan

dana sehat dengan menggunakan prinsip JPKM.

Besar harapan kami program peningkatan strata posyandu mendapatkan

dukungan dari semua pihak terutama aparat desa yang merupakan penggerak

perkembangan posyandu yang merupakan Upaya Kesehatan bersumber daya

masyarakat (UKBM) dari, oleh dan untuk masyakat serta dukungan pembinaan

lintas sektoral sebagai intervensi yang paling penting dalam peningkatan strata

Posyandu di wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 30

Grafik.4. Strata Posyandu Wiyalah Kerja Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

24

4
0
0

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

Sumber : Laporan Tahunan Promosi Kesehatan Tanjung Satai tahun


2016

4.5.3. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

Berdasarkan laporan pemegang Program Promkes Puskesmas Tanjung

Satai selama tahun 2016 telah dilakukan 81 kali penyuluhan kesehatan yang

terdiri dari 50 kali penyuluhan kepada anak sekolah dan 31 kali penyuluhan

kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai. Penyuluhan

kepada anak sekolah terdiri dari penyuluhan PHBS sebanyak 17 kali,

penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sebanyak 17 kali penyuluhan Napza

sebanyak 8 kali serta penyuluhan kesehatan reproduksi remaja sebanyak 8 kali.

Sedangkan penyuluhan kepada masyarakat terdiri dari penyuluhan kesehatan ibu

hamil sebanyak 8 kali, penyuluhan MKJP sebanyak 18 kali serta penyuluhan

kepada dukun beranak sebanyak 5 kali. Penyuluhan ini dilakukan untuk

mempromosikan kepada masyarakat dan anak sekolah bagaimana tindakan

penanggulangan dan pencegahan penyakit, berperilaku hidup bersih dan sehat

dan kegiatan pencegahan penyalahgunaan NAPZA serta pentingnya Kesehatan

Reproduksi bagi remaja.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 31

4.6 Keadaan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

4.6.1. Rumah Sehat

Kondisi lingkungan yang sehat sangat mempengaruhi rumah yang

ditempati, rumah sehat sangat penting untuk mewujudkan masyarakat yang sehat.

Kepadatan hunian dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit berbasis

lingkungan.

Berdasarkan data laporan dari program kesehatan lingkungan Puskesmas

Tanjung Satai Tahun 2016, didapatkan bahwa rumah tangga yang diperiksa

berjumlah 2.020 (43,35 %) dari 4.659 rumah tangga yang ada, dengan persentase

rumah sehat adalah 1.406 (30,17 %).

4.6.2. Jamban Sehat

Berdasarkan data program kesehatan lingkungan di wilayah binaan

Puskesmas Tanjung Satai pada tahun 2016, dari 4.659 rumah tangga yang

diperiksa sebanyak 1.589 yang memiliki jamban dan hanya 1.104 rumah tangga

atau sebanyak (69,47 %) yang memiliki jamban yang berkategori sehat.

Masyarakat cenderung menganggap bahwa membuat jamban memerlukan biaya

yang besar sehingga masyarakat dengan perekonomian yang lemah enggan

membuatnya. Masalah ini perlu menjadi perhatian serius bagi puskesmas untuk

melibatkan lintas sektoral dalam memberdayakan masyarakat untuk memiliki

jamban sehat.

4.6.3. Tempat Sampah

Dari 2020 rumah tangga yang diperiksa terdapat 415 (20,54 %) rumah

tangga yang memiliki tempat sampah. Hal tersebut di pengaruhi oleh kurangnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya tempat sampah, masyarakat menganggap

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 32

Puskesmas sebagai tempat berobat dan terkesan tidak memiliki waktu untuk

berkonsultasi permasalahan kesehatan terkait lingkungan yang dapat

mempengaruhi derajat kesehatan mereka. Adapun langkah untuk meningkatkan

capaian rumah tangga tempat sampah perlu dilakukan upaya lintas program dan

lintas sektoral melalui melalui lomba desa yang menerapkan tempat sampah

sebagai salah satu indikator penilaian rumah tangga ber-PHBS dan lingkungan

sehat.

4.6.4. Pelayanan Hygiene Sanitasi di Tempat Umum

Berdasarkan hasil inspeksi Hygiene Sanitasi di Tempat Umum program

kesehatan lingkungan bahwa di Kecamatan Pulau Maya tahun 2016 terdapat

Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) yang telah diperiksa sebanyak

58 TUPM dan diperoleh persentase sehat sebesar 63, 8 % (37 TUPM) yang ada.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 33

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

5.1 Sumber Daya Kesehatan

Jenis sarana dan fasilitas kesehatan serta pembiayaan yang menunjang pelayanan

kesehatan di Puskesmas Tanjung Satai.

5.2.1 Sarana dan Prasarana Kesehatan

1. Jumlah Puskesmas : 1 Unit


2. Jumlah Puskesmas Pembantu : 5 Unit
3. Jumlah Polindes : 3 Unit
4. Poskesdes : 4 Unit
5. Jumlah Posyandu : 28 buah
6. Jumlah Kendaraan Roda Dua : 3 Unit
7. Jumlah Kendaraan Air (Speedboat) : - Unit
8. Jumlah Lemari Es : 2 Unit
9. Jumlah Vaksin Carier Elektrik : 2 Unit
10. Jumlah IUD Kit : 2 Unit
11. Jumlah PHN/Bidan kit : 2 Unit
Hal ini memungkinkan untuk adanya penambahan sarana dan prasarana

yang memadai karena wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai yang sangat luas dan

terbagi menjadi beberapa wilayah yang terpisah oleh pulau-pulau. Sehingga

diperlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk mempermudah dalam

melakukan pelayanan kesehatan. Adapun sarana yang mengalami kerusakan akan

di lakukan perbaikan melalui anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Kayong Utara

melalui pengajuan yang dilakukan Puskesmas, untuk prasarana yang mengalami

kerusakan ringan akan diperbaiki oleh puskesmas melalui anggaran Dinas

Kesehatan Kabupaten Kayong sedangkan yang rusak berat akan dimusnahkan.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 34

5.2.2 Ketenagaan

Jumlah tenaga yang ada di Puskesmas Tanjung Satai tahun 2016 sebanyak

58orang yang bertugas di Puskesmas Induk, Pustu dan Polindes dan Poskesdes.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini ;

Tabel.5. Tenaga Kesehatan Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

NO KOMPOSISI PEGAWAI JUMLAH

1. Dokter Umum 2 orang


2. Dokter Gigi -
3. SKM 2 orang
4. Perawat 26 orang
A. Perawat SPK 4 orang
B. Perawat D 3 22 orang
C. Perawat S I 1 orang
5. Bidan 13 orang
A. Bidan D I -
B. Bidan D 3 13 orang
6 Perawat Gigi 3 orang
7 Pelaksana Gizi 1 orang
8 Pelaksana Farmasi 1 orang
9 Hygiene Sanitasi 1 orang
10 Analis Kesehatan 1 orang
11 Pekarya/ tenaga tehnis 1 orang
12 Tata Usaha 2 orang
13 Tenaga Kebersihan, CS, OB 3 orang
14 Tenaga Motoris 1 orang
15 Keamanan 1 orang
JUMLAH 59 orang
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 35

Situasi tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai pada

tahun 2016 mengalami penambahan, hal ini di pengaruhi oleh masuknya pegawai

baru dan mutasi pegawai ke Puskesmas Tanjung Satai, sehingga pelayanan

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai dapat di tingkatkan.

Adapun Petugas Puskesmas Pembantu, Polindes dan Poskesdes adalah

sebagai berikut:

Tabel.6. Tenaga Kesehatan (Pustu) Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


NO DESA PUSTU PETUGAS
1. Tanjung Satai Pustu Pintau Arif Budi Mulyono, A.Md.Kep
2. Satai Lestari
3. Kemboja Pustu Kemboja Nuraini A.Md. Kep
Masitah A.Md Keb
4. Dusun Besar Pustu Dusun Besar Heri Suhernadi
Gusti Wahid, A.Md. Kep
Ema Efriana A.Md.Kep
5. Dusun Kecil Pustu Dusun Kecil Radiansyah
Dini, A.Md.Kep
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

Tabel.7. Tenaga Kesehatan (Polindes dan Poskesdes) Puskesmas Tanjung Satai


Tahun 2016

NO DESA POLINDES PETUGAS


1. Tanjung Satai - -
2. Satai Lestari Polindes Trans Suka Baru Sapta Hadi A.Md. Kep
SP 2 Fitri Suryadini, A.Md Keb
3. Poskesdes Satai Lestari Erlinawati, A.Md Keb
Mega Ayu S A.Md. Kep
4. Kemboja Poskesdes Meledang Yogi Aprilianto, A.Md. Kep
Poskesdes Trans Kemboja Sri Sukarina W, A.Md.Keb
5. Dusun Besar Polindes Dusun Besar Shofia Maulida, A.Md.Keb
6. Dusun Kecil Polindes Dusun Kecil Desi Remianti
Poskesdes Pancur Nurul Wahidah, A.Md Keb
Dian Muspita Sari, A.Md Kep
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 36

5.2 Sumber Dana Puskesmas

Dalam upaya pembangunan kesehatan diperlukan pembiayaan yang bersumber

baik dari pemerintah maupun masyarakat swasta. Pada tahun 2016 sumber dana

Puskesmas Tanjung Satai berasal dari APBD Pemerintah Kabupaten Kayong Utara

sebagai operasional puskesmas dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dari

Pemerintah Pusat, yang merupakan operasional puskesmas dalam rangka kegiatan

Preventif dan Promotif. Kebijakan Kepala Daerah melalui pengobatan gratis melalui

Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) yang telah didaftarkan menjadi Penerima

Bantuan Iuran (PBI daerah) pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS serta

Jamkesmas sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) Pusat yang menjadi penerimaan

Puskesmas berupa jasa pelayanan kesehatan dan operasional belanja alat kesehatan,

bahan medis habis pakai (BMHP). untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel.8. Sumber dana Puskemas Tanjung Satai Tahun 2016.

NO SUMBER DANA PERUNTUKAN NOMINAL (RP)

1. APBD Kayong a. Perjalanan Dinas Rp 68.400.000


Utara b. Operasional, BHP, dll Rp 207.835.000
Rp 276.235.000
2. JKN BPJS (APBN) a. Jasa Layanan (60 %) Rp 674.787.000
b. Operaional, Alkes, BMHP (40 Rp 404.872.200
%)
Rp 1.079.659.200
3. Bantuan a. Perjalanan Dinas Program Rp 224.864.000
Operasional (Preventif & Promotif)
Kesehatan (BOK) b. Manajemen Puskesmas, Rp 48.821.000
(APBN) Pertemuan, Lokakarya Mini
Rp 273.685.000
Jumlah Total Anggaran Tahun 2016 Rp 1.629.579.200
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 37

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Wilayah Binaan Puskesmas Tanjung Satai mengalami perubahan seiring dengan di

bentuknya Puskesmas Tanjung Satai pada Kecamatan Kepulauan Karimata pada

bulan Agustus 2013, seiring dengan pembentukan Puskesmas Tanjung Satai, desa

yang menjadi wilayah binaan Puskesmas Tanjung Satai semula 8 desa menjadi 5

desa, sehingga luas wilayah binaan secara berubah keseluruhannya adalah 674, 08

KM terdiri dari 5 Desa dan 25 Dusun yang dihuni oleh 16.011 jiwa terdiri dari 8

236 laki-laki dan 7. 775 perempuan yang tersebar merata di seluruh wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Satai.

2. Situasi Mortalitas diwilayah Puskesmas Tanjung Satai dari Angka Kematian Bayi

(AKB) terdapat 12 kasus pada Tahun 2016 sementara pada tahun 2015 terdapat 8

kasus kematian bayi. Angka Kematian Balita (AKABA) pada Tahun 2014 dan 2016

tidak terdapat kasus. Angka Kematian per-306 kelahiran hidup diwilayah Puskesmas

Tanjung Satai sebanyak 0 kasus, berarti angka kematian per-306 kelahiran hidup

berjumlah 0 kasus kematian. Angka Kematian Ibu (AKI) 2 tahun terakhir tidak

terdapat kasus kematian ibu.

3. Angka kesakitan yang terjadi pada tahun 2016 berdasarkan dari Sepuluh Penyakit

Terbesar yang Kasus yang paling tinggi dari sepuluh penyakit terbesar adalah

Nasopharingitis (common cold) ISPA dengan jumlah penderita sebanyak 2.365 kasus

atau 15,15 %, yang kedua Dyspepsia sebanyak 1.484 kasus atau 9,50 % dan yang

ketiga adalah Influenza, virus tidak teridentifikasi 1.067 kasus atau 6,83 %.

4. Dari hasil kegiatan imunisasi wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

capaian menunjukan cakupan imunisasi BCG sebesar 76,5 %, DPT+HB 1 sebesar


Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016
Profil Kesehatan 38

77,6 %, DPT +HB 3 sebesar 78.3 %, Polio 3 sebesar 73.1 %, dan imunisasi campak

sebesar 72.4 %.

5. Kegiatan pemberantasan penyakit menular yang sudah dilakukan adalah deteksi dini

kasus dengan cara melaporkan kasus yang potensial wabah setiap minggu yang

dikenal dengan laporan W2.

6. Kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas Tanjung Satai

adalah kegiatan survey PHBS dengan hasil yang diperoleh bahwa masyarakat yang

melaksanakan sesuai standart PHBS baru 49.02 %. Kepemilikan jamban sehat

sebesar 46.19 %. Rumah yang memiliki tempat sampah 42,20 %. Penggunaan akses

air bersih ledeng 42, PAH 525, SGL 101, Tempat umum pengolahan makanan yang

berkategori sehat sebesar 63,79 % yang ada.

7. Kegiatan promosi kesehatan dilakukan penyuluhan PHBS rumah tangga dan PHBS

sekolah serta Penyuluhan UKGS sekolah.Usaha. kegiatan bersumberdaya masyarakat

di Puskesmas Tanjung Satai adalah posyandu, UKS, UKGS. Jumlah posyandu 22

buah, terdiri dari tingkatan strata Posyandu yang terdiri dari 0 Pratama, 24 Madya, 4

Purnama, 0 Mandiri.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016


Profil Kesehatan 39

6.2 Saran

1. Keadaan geografis wilayah kerja Puskesmas Tanjung Satai yang merupakan wilayah

sangat terpencil dan kepulauan yang luas menjadi faktor penentu pemerataan

pelayanan kesehatan keseluruh wilayah binaan puskesmas, melalui ketersedian tenaga

dan program Puskesmas keliling di seluruh wilayah kerja Puskesmas akan sangat

membantu meningkatkan derajat kesehatan diwilayah binaan Puskesmas Tanjung

Satai.

2. Dalam upaya meningkatkan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dibutuhkan peran

lintas sektoral untuk dapat berperan aktif melalui kesepakatan bersama dalam rangka

mendukung program kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Satai.

3. Peningkatan Program Promotif dan Preventif dalam rangka meningkatkan

pengetahuan masyarakat akan pentingnya imunisasi khususnya Ibu-ibu serta

masyarakat Kecamatan Pulau Maya pada umumnya untuk membawa anaknya ke

posyandu serta ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara

berkelanjutan.

4. Dalam upaya peningkatan peran posyandu diperlukan program yang

berkesinambungan sehingga peserta posyandu dapat maksimal penerima pelayanan

seperti pengadaan PMT untuk balita serta sweeping bumil untuk memeriksa ibu hamil

yang enggan ke Posyandu.

5. Peningkatan kelengkapan data untuk penyusunan laporan dan untuk mempermudah

penyusunan profil Puskesmas Tanjung Satai.

Puskesmas Tanjung Satai Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai