Anda di halaman 1dari 1

Menurut Maniagasi et al.

(2013), pada dasarnya bahwa dengan adanya variasi suhu yang


cukup besar dapat memberikan dampak atau pengaruh yang cukup besar pula terhadap berbagai
aktifitas metabolisme dari organisme yang mendiami suatu perairan. Variasi suhu dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu antara lain tingkat intensitas cahaya yang tiba di permukaan perairan,
keadaan cuaca,awan dan proses pengadukan. Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme
organisme. Oleh karena penyebaran organisme di perairan tawar dibatasi oleh suhu perairan
tersebut. Tinggi rendahnya suhu suatu perairan sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara
lain ketinggian suatu daerah, curah hujan yang tinggi, dan intensitas cahaya matahari yang
menembus suatu perairan.
Menurut Yumame et al. (2013), faktor- faktor yang mempengaruhi suhu antara lain: letak
ketinggian dari permukaan laut, letak tempat terhadap garis edar matahari, musim, cuaca, waktu
pengukuran, kedalaman air dan kegiatan manusia di sekitar perairan, misalnya kegiatan industri
dan pemukiman. Proses percernaan makanan yang dilakukan oleh ikan, berjalan sangat lambat
pada suhu yang rendah, tetapi lebih cepat pada perairan yang suhu lebih tinggi. Suhu air yang
optimal untuk selera makan ikan adalah antara 25oC-27oC. Kisaran suhu perairan yang ideal bagi
kehidupan ikan ialah tidak lebih besar dari 50 C. Perubahan suhu juga mempengaruhi tingkat
kesesuaian perairan sebagai habitat suatu organisme akuatik, karena setiap organisme akuatik
memiliki kisaran suhu minimum dan maksimum bagi kehidupannya.

Maniagasi, R., S. S. Tumembouw dan Y. Mundeng. 2013. Analisis kualitas fisika kimia air di areal

budidaya ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Budidaya Perairan. 1(2):29-37.

Yumame R. Y., R. Rompas dan N. P. L. Pangemanan.2013. Kelayakan kualitas air kolam di

lokasi pariwisata Embung Klamalu Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat. Budidaya

Perairan. 1(3): 56-62.

Anda mungkin juga menyukai