PROPOSAL PENELITIAN
Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Oleh :
NIM. 175080500111007
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karuniaNya sehingga proposal ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian ini ialah Pemanfaatan Senyawa Kitosan dari Daphnia magna sebagai
terimakasih kepada semua pihak yang mendukung hingga selesainya penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih belum sempurna. Kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan
proposal ini. Semoga proposal ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi
kepada semua pihak, khususnya bagi mahasiswa program studi Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya guna kemajuan serta
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
ABSTRAKSI .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah.................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.5 Metode Penelitian.................................................................................. 3
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Luka Terbuka (Vulnus apertum) ........................................................... 4
2.2 Daphnia magna ..................................................................................... 4
2.3 Kitosan .................................................................................................. 4
2.4 Efek Penggunaan Kitosan pada Vulnus apertum .................................. 6
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 7
3.2 Tahap Penelitian .................................................................................... 7
3.3 Bahan .................................................................................................... 7
3.4 Alat ........................................................................................................ 7
3.5 Cara Kerja ............................................................................................. 8
3.5.1 Kultur Daphian magna ................................................................ 8
3.5.2 Ekstraksi Kitosan ......................................................................... 8
3.5.3 Pembuatan Salep dan Larutan Kitosan ........................................ 9
3.5.4 Pengujian Kitosan dengan Berbagai Metode terhadap Mencit .... 9
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya ................................................................................... 11
4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
LAMPIRAN .......................................................................................................... 14
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur senyawa kitin dan kitosan ...................................................... 5
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 3. Perjalanan....................................................................................... 15
vii
BAB I. PENDAHULUAN
1
2
pembekuan darah. Dugaan ini diperkuat dengan kondisi luka pada kelompok
kitosan yang cenderung lebih halus karena sedikitnya jaringan parut yang terbentuk
(Jamal, 2008). Kitosan juga memiliki keunggulan sebagai antibakteri karena
ketersediaannya di alam, biaya produksi yang murah, sifat biodegradibilitas,
biokompatibilitas, dan bioresobsibilitas yang baik, serta modifikasi kimia yang
cukup mudah ( Setya, 2008). Kitosan bekerja dengan cara merubah permeabilitas
dinding sel bakteri sehingga terjadi ketidakseimbangan tekanan internal sel dan
menyebabkan kebocoran elektrolit intraseluler, seperti kalium. Selain itu protein
dengan berat molekul rendah lainnya seperti asam nukleat dan glukosa juga ikut
mengalami kebocoran. Sel bakteri pada akhirnya akan mengalami lisis. (Herliana,
2010). Kitosan dapat diperoleh dari kitin yang merupakan bahan penyusun utama
dari cangkang crustacea. Salah satu crustacea yang mengasilkan kitin adalah
Daphnia. Mengingat Daphnia sangat mudah didapat dan mengandung kitosan yang
berfungsi untuk penyembuhan luka, maka kitosan dari Daphnia sangat berpotensi
untuk dijadikan formula penyembuh luka.
Daphnia adalah crustasea berukuran kecil yang hidup di perairan tawar.
Daphnia sering juga disebut sebagai kutu air. Terdapat banyak spesies (kurang lebih
400 spesies) dari famili Daphniidae dan distribusi organime ini sangat luas.
Berdasarkan semua spesies yang ada, Daphnia sering digunakan sebagai pakan
untuk larva ikan (Pangkey, 2009). Selain digunakan sebagai pakan larva ikan,
Daphnia juga digunakan sebagai sumber penghasil kitin. Kitin tersusun atas
komponen β (1-4) yang terikat pada gula amino N-asetil-glukosamina dan
merupakan sumber utama penghasil kitosan yang digunakan sebagai bahan
penggumpalan, bahan penyembuh luka bakar, bahan stabilisator kertas dan bahan
antara untuk obat-obatan serta gen (Cauchie et al., 1995).
3
2.3 Kitosan
4
5
Kitosan diperoleh melalui kitin. Kitin diperoleh melalui dua tahap yaitu
deproteinasi dan demineralisasi. Deproteinasi merupakan tahap penghilangan
gugus protein. Pelarut yang biasa digunakan antara lain adalah NaOH, KOH,
Na2CO3 dan K2CO3. Penggunaan pelarut basa kuat dalam waktu tertentu akan
melepas ikatan antara protein dan kitin. Demineralisasi merupakan tahap
penghilangan gugus mineral. Mineral ini dihilangkan dengan pelarut asam, di
antaranya adalah HCl, HNO3, H2SO4,CH3COOH dan HCOOH. Tetapi yang paling
umum digunakan adalah HCl. Untuk memperoleh senyawa khitosan, maka serbuk
khitin dideasetilasi. deaasetilasi merupakan proses penghilangan gugus asetil, yaitu
dengan cara penambahan larutan basa/alkali. Beberapa larutan yang sering
digunakan adalah OH, Ca(OH)2, LiOH dan Na3PO4 (Sedjati, 2006).
3.3 Bahan
1. Bahan sampel :
Daphnia magna diperoleh melalui kultur menggunakan kotoran ayam. Mencit
(Mus musculus) 15 ekor dengan berat 100 gr.
2. Bahan kimia :
Aquades, Alkohol 70%, pofidon iodine 10%, vaselin album, HCl 1,5 M, NaOH
3,5% dan NaOH 60%.
3.4. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian :
Seperangkat alat gelas, kandang tikus 15 pintu ( 60cm x 40 cm ), jangka sorong,
kapas, skapel, bunsen, spirtus, mortar, oven, desikator, vorteks mixer, suntik,
saringan 100 mesh, bak fiber ( 200 cm x 100cm x 60 cm ) , aerator, sarung tangan,
masker, dan jaring paranet 3 meter.
7
8
dx(1)+𝑑𝑥(2)+𝑑𝑥(3)+𝑑𝑥(4)
𝑑𝑥 = 4
Keterangan
dx : diameter luka hari ke-x (dalam mm)
dx(1)’(2)’(3)’(4) : diameter luka diukur dalam berbagai arah
10
𝑑12 −𝑑𝑥 2
𝑃𝑥 = 𝑥 100%
𝑑12
Keterangan:
Px : Persentase penyembuhan luka hari ke-x (dalam%)
d1 : Diameter luka hari pertama
dx : Diameter luka hari k-x
Pada akhir penelitian didapatkan data meliputi waktu penyembuhan (dalam hari)
dan persentase penyembuhan (dalam%).
11
DAFTAR PUSTAKA
Cauchie, H. M., Hoffmann L., Jaspar-Versali M.F., Salvia M., Thome J.P., 1995.
Daphnia magna straus living in an aerated sewage Lagoon as a source of
khitin: ecological aspects. Belg. J. Zool. 125 (1): 67-68.
Dewi. S. P. 2010. Perbedaan efek pemberian lendir bekicot (Achatina fulica) dan
bioplacenton terhadap penyembuhan luka bersih pada tikus putih. Skripsi.
Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Mahmudah. 2013. Uji aktivitas film kitosan yang mengandung asiatikosida sebagai
penutup luka bakar pada tikus putih betina (Rattus Norvegicus) galur
sprague dawley secara in vivo. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Putri, F. R. dan Sri T. 2012. Efektivitas salep kitosan terhadap penyembuhan luka
bakar kimia pada Rattus norvegicus. Mutiara Medika. 12 (1): 24-30.
12
13
Rohmawati, N. 2008. Efek penyembuhan luka bakar dalam sediaan gel ekstrak
etanol 70% daun lidah buaya (Aloe vera L.) Pada kulit punggung kelinci
New Zealand. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Setya, M. 2008. Efek Khitosan terhadap Kultur Galur Sel HSC-4 dan HAT-7 secara
in-vitro. Jakarta: Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Wardono, A. P., Bari. H. R., Rizqi. A. J. H., dan Sri. T. 2012. Pengaruh kitosan
secara topikal terhadap penyembuhan luka bakar kimiawi pada kulit Rattus
Norvegicus. Mutiara Medika. 12(3): 177-187.
LAMPIRAN
Harga
Justifikasi Jumlah
No. Material Kuantitas Satuan
Pemakaian (Rp)
(Rp)
1. Mencit Satu kali 15 ekor 5.000 75.000
(Mus musculus) pakai
2. Asam Asetat Satu kali 250 ml 200.000 250.000
2% pakai
3 Vaselin album Satu kali 1 kg 150.000 150.000
pakai
4 NaOH 60% Satu kali 1 kg 50.000 60.000
pakai
5 NaOH 3,5% Satu kali 1 kg 30.000 45.000
pakai
6 Pofidone Satu kali 25 ml 10.000 20.000
Iodine 10% pakai
Sub Total 600.000
2. Peralatan Penunjang
14
5 Vortex Satu 1 buah 500.000 500.000
Mixer kali
pakai
Sub Total 11.075.000
3. Perjalanan
Total 12.000.0000
15