Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN DIABETES SELF MANAGEMENT DENGAN KEJADIAN ULKUS


DIABETIK DI RS dr. SOEPRAOEN

MALANG

OLEH

SISKA PUTRI UTAMA BUDIANTO

NIM. 15.1.054

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN MALANG

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN DIABETES SELF MANAGEMENT DENGAN KEJADIAN ULKUS


DIABETIK DI RS dr. SOEPRAOEN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya Keperawatan Pada Prodi Keperawatan

Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen

Malang

OLEH

SISKA PUTRI UTAMA BUDIANTO

NIM. 15.1.054

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN

MALANG

2017
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : SISKA PUTRI UTAMA BUDIANTO

Tempat/tanggal lahir : Kediri, 04 Juni1997

NIM : 15.1.054

Alamat : Jl. Cendrawasih Perum Sukorejo indah blok GG 13 Kediri

Menyatakan dan bersumpah bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan belum
pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari beberapa jenjang pendidikan
di perguruan tinggi manapun.

Jika dikemudian hari ternyata saya terbukti melakukan pelanggaran atas pernyataan dan
sumpah tersebut diatas, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dari almamater.

Malang,

Yang Menyatakan

Ttd

Siska Putri Utama B

NIM. 15.1.54
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah Disetujui untuk Disajikan

di Depan Tim Penguji

Tanggal

Oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ttd. Ttd.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi kronis diabetes militus (DM). Awal
terjadinya ulkus diabetik dengan adanya neuropati dan penyakit vaskuler perifer sebagai dampak
perifer sebagai dampak hiperglikemia serta adanya trauma akibat kurangnya pasien melakukan
perawatan kaki. Ketidak kontrolan kadar gula darah atau hipeglikemia dihubungkan dengan faktor
kepatuhan terhadap penatalaksanaan diabetes. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara kepatuhan pasien dengan kejadian ulkus diabetik (Nandang A, et al, 2011).

Diabetes militus (DM) merupakan penyakit yang kompleks dimana melibatkan hampir
semua organ vital dari tubuh. Sekitar 347 juta orang di seluruh dunia terdiagnosa penyakit DM dan
sebagian besar merupakan DM tipe 2. Angka insiden dari DM terus meningkat dan diperkirakan akan
terus meningkat dua kali lipat pada tahun 2030. Pasien dengan DM merupakan masalah kesehatan
yang sangat serius. Dimana dapat mengenai organ lain seperti mata, ginjal, kaki, kulit, dan jantung.
(Singh, et al, 2013). Di Indonesia berdasarkan laporan Riskesdas 2007 yang dikeluarkan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Prevelensi
nasional penyakit DM adalah 1,1% (Riskesdas, 2007). Indonesia kini telah menduduki peringkat
keempat jumlah penyandang DM terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India. Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah penyandang diabetes pada tahun 2003 sebanyak 13,7
juta orang dan berdasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan pada 2030 akan ada 20,1 juta
penyandang DM dengan tingkat pravelensi 14,7% untuk daerah urban dan 7,2% di rural. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta
pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030. (Pusat Data dan Informasi PERSI, 2012).
Penderita DM mempunyai kemampuan untuk menderita ulkus 17 kali lebih besar dibandingkan non
DM. (Pyene, 2002). Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi kronis penyakit DM yang
menyebabkan kematian dan morbiditas seumur hidup. Ulkus yang tidak pernah sembuh, edema
kaki, nyeri saat berjalan atau istirahat, gangren, dan amputasi merupakan penderitaan yang akan
mengganggu kualitas hidup (Supartondo, et al,1987; Batista, 2009). Di Bombay, India dilaporkan
lebih dari 10% penderita DM yang menjalani rawat inap memerlukan perawatan kaki diantaranya
70% memerlukan intervensi bedah (debridemendan perawatan luka) dan lebih dari 80%memerlukan
amputasi pada ekstermitas bawah (Jain, et all, 2012). Ulkus yang tidak kunjung sembuh merupakan
penyebab utama amputasi. Penderita ulkus diabetik yang mengalami amputasi akan mengalami
depresi, hilangnya kontak sosial, terganggunya seksual dan terbatasnya kegiatan sehari hari
(Pinzur, 2009). Dilaporkan angka mortalitas penderita ulkus diabetik sekitar 6% sampai 13,8%
(Batista, 2009). Di Jawa Timur Malang menempati urutan angka ke-3 diabetus di Jatim yaitu 7.534
penderita.

Munculnya luka pada kaki diabetik ditandai dengan adanya luka terbuka pada permukaan
kulit sehingga mengakibatkan infeksi sebagai akibat dari masuknya kuman atau bakteri pada
permukaan kaki. Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya luka kaki diabetik yang meliputi,
riwayat DM 10 tahun, laki laki perokok aktif, kadar glukosa darah yang tidak terkonrol, gangguan
penglihatan yang dapat berpengaruh pada kemampuan melakukan perawatan kaki, polineuropati,
trauma kaki (lecet), kekurangan latihan fisik, pengetahuan tentang penyakit DM yang kurang, tidak
maksimalnya kepatuhan dalam pencegahan luka, kadar glukosa 200mg/Dl, kadar HDL 45 mg/dl,
ketidakpatuhan diit rendah gila, perawatan kaki yang tidak teratur, penggunaan alas kaki yang tidak
tepat hal tersebut dapat menjadi pemicu timbulnya luka sebesar 99,9% dari kasus yang ditimbulkan
(Hartini, 2009).

Bahwa komplikasi kaki diabetik seperti kejadian ulkus merupakan penyebab terserang
amputasi berdasarkan kejadian non traumatik . resiko amputasi 15 40 kali lebih sering pada
pasien DM dibanding non DM sehingga menyebabkan lama rawat lebih panjang (Decroli dkk, 2008).
Solusi pencegahan pada pasien ulkus diabetik strategi pengelolahan untuk merawat luka diabetes
adalah dengan mencegah tekanan dan kaki jatuh kedepan. Penerapan kerangka kerja dalam
perawatan luka diabetik dikenal dengan TIME (tissue management, inflamasi, infection control,
moisture balance, and ephitelial (edge) advancement). Selain itu juga selalu memonitor kadar gula
darah pasien dan memperhatikan penyebab yang dapat menyebabkan trauma minor pada kaki yang
tidak terlihat seperti pembentukkan kallus akibat menggunakan alas kaki yang tidak sesuai (Holt,
2013); Saad et all, 2013).
1.2 Rumusan Masalah

Dari penjelasan diatas maka dapat dirumuskan suatau masalah,sbb.

1. Bagaimanakah self management pada pasien diabetik ulkus?


2. Bagaimanakah dengan kejadian ulkus diabetik pada pasien yang sudah terkena diabetik
ulkus?
3. Apakah ada hubugan antara self management dengan kejadian ulkus diabetik di Rs dr.
Soepraoen?
4. 1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara self management dengan kejadian ulkus diabetik
di Rs dr. Soepraoen.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi self management pada pasien diabetik ulkus di Rs dr.


Soepraoen.

2. Mengidentifikasi kejadian ulkus diabetik pada pasien yang sudah terkena


diabetik ulkus di Rs dr. Soepraoen.

3. Menganalisa hubungan antara diabetes self management dengan kejadian


ulkus diabetik di Rs dr. Soepraoen.
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi profesi keperawatan


Diharapkan penelitan ini dapat memberikan masukan bagi profesi dalam
mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukan tentang hubungan
diabetes self management dengan kejadian ulkus diabetik.

1.4.2 Bagi peneliti yang akan datang


Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan,
khususnya bagi ilmu keperawatan.

1.4.3 Lahan penelitian


Sebagai masukan bagi setiap ruangan Rumah Sakit sehingga dalam
pembelajaran dapat memberikan masukan yang baik dan tepat, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai