Anda di halaman 1dari 23

Askep Diabetes Melitus

Oleh:
Ns. Nunung Ernawati, S.Kep
Konsep Medis
1. Pengertian
Sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah
(hiperglikemia)
2. Klasifikasi/Type Diabetes
a. Tipe I (IDDM)
b. Tipe II (N-IDDM)
c. Diabetes sekunder, berhubungan dengan
keadaan/penyakit lainnya misalnya; pankreastitis,
kelainan hormonal, obat2 glukokortikoid dan
preparat yang mengandung H. estrogen
d. Diabetes mellitus gestasional
2. Etiologi
a. DM type I ; terjadi pada individu yang mempunyai type
antigen HLA yg menyebabkan tjdnya proses autoimun
pada sel-sel pancreas shg sel tidak dapat
menghasilkan insulin, faktor imun dan lingkungan
b. DM type II;
disebabkan oleh defek sekresi insulin secara progresif
sebagai dasar terjadinya resistensi insulin. Resistensi
insulin ( penurunan sensitivitas insulin dan penurunan
reaksi intra sel)
Gangguan sekresi insulin ( sekresi insulin yang
berlebihan)
c. Gestasional DM
Disebabkan oleh hormon yang disekresi oleh placenta,
dimana hormon tersebut menghambat kerja insulin
4. Perbedaan DM type 1-type 2 dan DM gestasional
a. DM type I
Terjadi pada 5%-10% kasus DM
Awitan biasanya terjadi pada segala usia
Biasanya bertubuh kurus
Cenderung mengalami ketoacidosis diabetik
Tergantung pada terapi insulin
b. DM Type II
Terjadi 90%-95% kasus DM
Awitannya muncul pada usia dewasa, angka kejadian
meningkat pada penambahan usia
Klien sering mengalami obesitas
Berkaitan dengan faktor herediter, pola diet
Gejala awal meliputi; kelelahan, poluiria, polidipsi dan
poliphagia, luka tidak sembuh2, infeksi vagina, iritabilitas,
pandangan kabur
Lanjutan DM tpye II c. DM gestasional;
Mayoritas glukosa darah Awitan tjd pad masa
bisa dikendalikan dengan kehamilan, sering timbul
penurunan BB pada trimester II/III
Pemberian insulin dlm Terjadi sekitar 2-5%
waktu pendek kemudian kasus kehamilan
OAD dengan modifikasi Resiko melahirkan bayi
diet dan latihan makrosomia
Jarang terjadi ketosis - High risk pada wanita
Komplikasi yg tjd yang mengalami
sindrome hiperosmolar obesitas, keturunan dg
nonketotik DM, rwyt melahirkan
bayi besar
Patofisiologi DM type I
Fakt. imun Individu dg HLA Fakt. lingkungan

Destruksi sel-sel beta pankreas

Ketidakmampuan memproduksi
insulin

Hiperglikemia puasa dan post


prandial

Kadar glukosa darah tdk bs terukur oleh hati dan glukosa dari makanan tdk bs
masuk ke sel
Lanjutan DM type I
Kadar glukosa darah tdk bs terukur oleh hati dan glukosa dari makanan tdk bs
masuk ke sel

Konsentrasi glukosa gg. Metabolisme potein dan gg. Metabolisme


tinggi dalm darah lemak KH

Ginjal tdk mampu menyaring Simpanan kalori sdkt Pemecahan


selurh mol. glukosa lemak

glukosuria polipagia Pelepasan benda Peningk.


keton Glikogenolisis
dan
Diuresis osmotik
glukoneogenesis
Ketoasidosis metabolik
polidipsi dan
poliuria
Patofisiologi DM type II
Resistensi insulin gg. Sekresi insulin

Penurunan reaksi intra sel

Sekresi insulin berlebihan


Glukosa up take oleh jaringan menurun

Dlm waktu
lama
hiperglikemia Untuk menstabilkan kdr glukosa drh

Sel-sel beta pancreas tdk mampu


menjalankan tugas
Lanjutan DM type II
Kadar glukosa darah terus meningkat

Konsentrasi glukosa gg. Metabolisme potein dan gg. Metabolisme


tinggi dalm darah lemak KH

Ginjal tdk mampu menyaring Simpanan kalori sdkt


selurh mol. glukosa
Terjd proteolisis
&Cadangan
glukosuria polipagia protein sdkt Peningk.
Glikogenolisis
dan
Diuresis osmotik glukoneogenesis
Luka sulit sembuh

polidipsi dan
poliuria Sindrome Hipersomolar non
ketotik
6. Penunjang diagnostik
a. Dilakukan minimal 2x pemeriksaan:
1. Glukosa plasma sewaktu/random 200mg/dl
2. Glukosa plasma puasa/ nuchter = 126 mg/dl
3. Glukosa 2 JPP = 200mg/dl
( World Health Organization, Diabetes Mellitus)
b. Hemoglobin glikosilasi/ Hb ac1 (reaksi glukosa dan
Hemoglobin)
Kadar normal 6%
c. Urine glukosa
d. Urine keton
BukanDM BelumTentu DM
DM

Kosentrasi glukosa darah Plasma vena < 100 100-199 >200


sewaktu(mg/dL)

Darah kapiler < 90 90-199 >200

Kosentrasi glukosa darah puasa Plasma vena < 100 100 -125 >126
(mg/dL)

Darah kapiler < 90 90 - 99 >100


7. 5 Pilar Penatalaksanaan DM menurut PERKENI
2011:
a. Diet
b. Latihan
c. Terapi / obat-obatan
d. Monitoring glukosa
e. Pendidikan kesehatan/ edukasi

Keterangan:
f. Diet
Prinsip pemberian diet pada klien DM;
Memenuhi kebutuhan energi
Memberikan semua unsur makanan esensial
( vitamin dan mineral)
Mencapai dan mempertahankan BB ideal
Mencegah fluktuasi glukosa darah
Menurunkan kadar lemak darah

b. Latihan
Tujuan ;
a. Memperbaiki sensitivitas insulin
b. Menurunkan glukosa darah
c. Meningkatkan kadar HDL kolesterol dan
menurunkan total kolesterol serta trigliserida
(prodak lemak)
c. Terapi/ obat-obatan
1. Terapi insulin
a) Short acting insulin; diberikan 20-30 mnt, durasi
4-6 jam,contoh Actrapid, Humulin R, Novolin R
b) Intermediate acting insulin; biasanya diberikan
sesudah makan, durasi 16-20 jam, cont; NPH,
Humulin L, Iletin I/II NPH
c) Long acting insulin; durasi 20-30 jam, biasanya
diberikan 1 kali dalam 24 jam, cont; Humulin U,
ultralente
Pemberian injeksi insulin dilakukan secara sub
cutan s/d intra muskuler
Lokasi penyuntikan diperut, bokong, paha dan
lengan
2. Oral anti diabetik
a. Gol. Sulfonilurea, untuk merangsang langsung
pankreas mensekresikan insulin, contoh:
glucotrol, chlorpropamid/dymelor,tolinase,
orinase
b. Gol. Biguanid, memfasilitasi kerja insulin
ditempat reseptor perifer, contoh: metformin
d. Pendidikan Kesehatan / edukasi
Pendidikan kesehatan yang diberikan pada klien DM
meliputi;
a. Pengetahuan ttg penyakit, batas glukosa normal,
efek terapi insulin dengan latihan, efek insulin
terhadap makanan dan stres
b. Cara-cara terapi
c. Pengenalan, penanganan dan pencegahan
komplikasi akut Hipoglikemia dan hiperglikemia
d. Perawatan kaki diabetik
e. Perawatan mata
f. Pemenuhan hygiene umum
g. Penanganan dan pengendalian faktor resiko
8. Komplikasi DM
a. Komplikasi akut;
Hipoglikemia
Hiperglikemia
Ketoacidosis diabetik
Sindrom HHNK (hiperosmolar hiperglikemia
non ketotik)
b.Komplikasi kronis;
gg. Mikrovasculer; retinopati diabetik, nefropati,
ulcus diabetik,
Gg. Makrovasculer; PJK, arteriosklerosis,
penyakit serebrovasculer
c. Neuropati
Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnese ( data subyektif)
Keluhan klien
Riwayat penyakit; sekarang, dahulu dan rwyt
penyakit keluarga
Pemenuhan ADL
Kondisi psikososial
Persepsi klien mengenai penyakitnya
Strategi koping yang digunakan dan sistem
dukungan yang dimiliki
kardiovasculer; keluhan nyeri dada, tekanan darah,
palpitasi
Respirasi; nafas bau , percepatan respiarasi
Integumen; luka yang tidak sembuh2, gatal, iritasi
pada kulit
Neurovasculer; riwayat perubahan penglihatan,
pusing, sakit kepala, bingung, dan gejala neuropati (
kesemutan, mati rasa)
Gastrointestinal; perub. BB, diare dan konstipasi
Sist. Urinarius; perubahan frek dan pola berkemih
Seksual; kesulitan ereksi, penurunan libido
b. Data Objektif
BB dan TB
Status mental & emosional; orientasi, responsif ,
kesadaran
Neuromuskuler: motorik; rentang gerak, kekuatan
otot. Sensorik; sentuhan, nyeri, temperatur dan
refleks tendon
Kardiovasculer; tekanan darah
Gastrointestinal; bunyi peristaltik usus
Urinarius; in put dan out put
Kulit; kelembaban, lesi, temperatur dan distribusi
rambut
Diagnosis Keperawatan
1. Resiko kekurangan cairan b/d diuresis osmotik
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
perubahan metabolisme
3. Kelelahan b/d penurunan up take glukosa oleh jaringan
4. Resti infeksi b/d peningkatan glukosa darah
5. Ketakutan b/d proses perjalanan penyakit
6. Defisit pengetahuan b/d misinterpretasi informasi
7. Kerusakaan integritas kulit b/d ulcus diabetik
8. Resti terjadinya cedera b.d penurunan sensorineural
9. Resti terjadinya penurunan persepsi sensori ( visual)
b.d kerusakan retina (retinopathy)
10. Perubahan peran b.d disfungsi seksual
2. perencanaan

1. berikan pengetahuan tentang:


a) penyakit DM, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi,
penatalaksaaannya
b) Cara-cara terapi
c)Pengenalan, penanganan dan pencegahan komplikasi
akut Hipoglikemia dan hiperglikemia
d) Perawatan kaki diabetik
e) Perawatan mata
f)Pemenuhan hygiene umum
g) Penanganan dan pengendalian faktor resiko
2. Berikan cairan yang adekuat
3. Pertahankan nutrisi yang adekuat
4. Kolaborasi dengan tim gizi untuk magement diet
5. Atur jadwal aktivitas klien dengan periode istirahat
6. Ajarkan klien cara pengendalian infeksi
7. Identifikasi strategi koping klien dalam
mempersepsikan penyakitnya
8. Berikan dukungan emosional pada klien
9. Ajarkan klien tentang perawatan kaki diabetik, cara
pemotongan kuku, sikat gigi
10 monitoring kadar glukosa secara periodik

Anda mungkin juga menyukai