Anda di halaman 1dari 9

5. a.

Metabolisme Karbohidrat
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang tergolong sebagai
katabolisme maupun anabolisme, yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat,
glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
1.Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2 piruvat
jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
2.Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini
disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas
penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan
lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah
menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat
sampai dengan siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber
energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah
menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.
b. Metabolisme Protein

PROTEIN adalah salah satu makromolekul yang terdapat dalam berbagai jaringan
dalam tubuh, interstitial dan cairan darah.

Metabolisme Protein :

1. Katabolisme

2. Anabolisme / sintesis

Katabolisme atau penguraian protein merupakan satu dalam pertukaran protein tubuh yang
terjadi secara kontinu dalam semua bentuk kehidupan.

Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan atau
terjadi kekurangan sumber energy lain (karbohidrat dan protein),tubuh akan menggunakan
asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino
memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik
bagi tubuh.

Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:


Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini
gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto,
yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah
menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua
enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat
transaminase yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi berikut :
Transaminasi mempunyai gugus prostentik, piridoksal posfat, pada sisiaktifnya yang
berfungsi sebagai senyawa antara pembawa gugus amino menujuketoglutarat. Molekul ini
mengalami perubahan dapat balik diantara bentuk aldehidnya , piridoksal posfat yang dapat
menerima gugus amino dan bentuk teraminasinya piridoksamin posfat yang dapat
memberikan gugus amino. Reaksi transaminasi bersifat reversible. Pada reaksi ini tidak ada
gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima
oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap
asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan
terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrat. Reaksi transaminasi terjadi
didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut
dibantu oleh piridoksal fosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa piridoksal fosfat
tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi
metabolisme yang lain.

Contoh reaksi transaminasi. Perhatikan alanin mengalami transaminasi menjadi glutamat.


Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin aminotransferase

Deaminasi Oksidatif

Deaminasi adalah suatu reaksi kimiawi pada metabolisme yang melepaskan gugus
amina dari molekul senyawa asam amino. Gugus amina yang terlepas akan terkonversi
menjadi amonia. Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam
glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamate dapat mengalami
proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamate dehidrogenase sebagai katalis.
Asam glutamat + NAD+ a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+ . Selain
NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagaiaseptor elektron.
Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat
dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalammetabolisme asam amino.Dua jenis
dehidrogenase lain yang penting ialah L-asam amino oksidase dan D-asam amino oksidase.L-
asam amino oksidase adalah enzim flavoprotein yangmempunyai gugus prostetik
flavinmononukleotida (FMN). Enzim ini terdapat dalam sel hati pada endoplasmik retikulum
dan bukan merupakan enzim yang penting.D-asam amino oksidase adalah juga enzim
flavoprotein dan merupakan katalis padareaksi.Proses deaminasi asam amino dapat terjadi
secara Oksidatif contoh asam glutamat. Reaksi degradasi asam gkutamat dikatalisis oleh
enzim L-glutamatdehidrogenase yang dibantu oleh NAD dan NADP. Non oksidatif
adalah penghilangan gugus amino dari asam amino serin yang dikatalisis oleh enzimserindehi
dratase. Asam amino teronin juga dapat mengalami deaminasi nonoksidatif dengan katalis
treonin dehidratase menjadi ketobutirat.Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion
ammonium :

Glutamat juga dapat memindahkan amin ke rantai karbon lainnya,menghasilkan asam amino baru.
Contoh reaksi deaminasi oksidatif. Perhatikan glutamat mengalami deaminasimenghasilkan
amonium (NH 4+ ). Selanjutnya ion amonium masuk ke dalam siklusurea.

c. Metabolisme lemak
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan
lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid.
Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam
lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.

Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar berada di sisi
dalam

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel
usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi
trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya
kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava,
sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju
hati dan jaringan adiposa.
Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida

Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-
asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk
kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan
esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi
menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak
tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai
asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).

Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan
gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami
esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan
energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat
barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah
cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.

Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil
KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di
sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis
menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis
membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi
menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini
dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.

6.

Selera makan adalah hasrat untuk makan, dan sangat berguna dalam menentukan
kualitas dankuantitas makanan yang akan dimakan. Kenyang adalah sensasi yang dirasakan
jikakeinginan untuk makan telah dipenuhi.Regulasi sistem saraf terhadap pengambilan
makananSistem saraf berperan besar dalam fisiologi selera makan. Ada banyak daerah pada
otak yangmerupakan pusat-pusat selera makan, serta saraf-saraf tepi yang merupakan jarak
untukmenyampaikan sinyal dari jaringan ke sistem saraf pusat dan sebaliknya.
Hipotalamus adalah pusat pengendali selera makan terbesar.Ada dua daerah pada
hipotalamus yang merupakan pusat penting:
1.nukleus lateralis
2.nukleus ventromedial.

Nukleus lateralis
terletak di setiap sisi lateral hipotalamus dan berperan sebagai pusatlapar. Nukleus ini
bekerja dengan cara mendorong sel saraf motorik untuk mencarimakanan.Stimulasi di daerah
ini akan menyebabkan makan dalam jumlah banyak( h i p e r f a g i a ) , sedangkan destruksi di
daerah ini menyebabkan kehilangan selera makan, yang dapat berujung pada kehilangan berat
badan, massa otot, dan penurunan metabolisme tubuh.
Nukleus ventromedial a d a l a h pusat kenyang. Stimulasi di daerah ini akan
menyebabkan perasaan kenyang sehingga tidak mau makan( a f a g i a ) , sebaliknya destruksidi
daerah ini akan menyebabkan hasrat untuk makan yang berlebih dan dapat berakibat obesitas.

Teori Set-Point Assumption

Kebanyakan mengatribusikan hunger(rasa lapar, motivasi untuk makan pada adanya


defisitenergi dan mereka melihat makan sebagai cara sumber energi tubuh dikembalikan ke
tingkatoptimalnya. Setelah meal (makan besar-diwaktu makan utama), sumber energi
energiseseorang diasumsikan mendekati set point-nya dan menurun setelah tubuh
menggunakanenergi untuk memberi bahan bakar pada proses-proses fisiologis nya. ketika
tingkat sumberenergi tubuh anjlok cukup jauh di bawah set point, seseorang menjadi
termotivasi oleh rasalapar untuk makan besar lagi. Menurut set-point assumption, makan
besar itu berjalan terus sampai tingkat energi kembali ke set point nya dan orang itu merasa
satiated (kenyang, tidaklapar lagi).Set-point model berasumsi bahwa rasa lapar dan makan
bekerja dengan cara yang sangatmirip dengan sistem pemanasan yang diatur dengan
termostat (alat pengatur panas) di iklimdingin. Alat pemanas menaikkan temperatur rumah
sampai mencapai set point-nya(thermostat setting). Hal ini akan mematikan pemanas, dan
kemudian temperatur rumah turunsedikit demi sedikit sampai cukup rendah untuk
menghidupkan kembali pemanasnya. Semuasistem set-point memiliki tiga komponen: set-
point mechanism menetapkan set-pointnya,detektor mechanism mendeteksi devisi dari set-
point, dan effector mechanism bertindakuntuk mengeliminasi deviasi. Sebagai contoh,
mekanisme set-point, detektor, dan efektordalam sistem pemanasan masing-masing adalah
termostat, termometer, dan pemanas
Rasa Kenyang

Secara singkat bisa dikatakan bahwa rasa kenyang disebabkan oleh interaksi antara
efekmekanistis makanan dalam lambung (berupa distensi atau penggembungan lambung
olehmakanan) dengan efek kimia dari makanan berupa pelepasan hormon-hormon tertentu
seperti Kolesistokinin dari usus halus. Ketika individu merasa sangat lapar dan kemudian
minumair putih segelas, dan tibatiba anda merasa kenyang, Itu efek distensi tadi bisa menyeb
abkan rasa kenyang.

Namun apakah kenyang karena minum air tersebut sama rasanya dengankenyang
karena makan sepiring nasi dan lauknya? Bagaimana kepuasan yang tercapai olehdua jenis
konsumsi yang berbeda di atas jika dibandingkan?. Orang akan lebih merasa terpuaskan
dengan kenyang karena sepiring nasi dan lauk dibanding kenyang karena segelasair putih.
Disitulah letak unsur atau aksi kimiawi zat makanan dalam menginduksi rasakenyang tadi.
Telah diketahui bahwa berbagai zat gizi yang terdapat dalam makanan sepertilemak, protein,
karbohidrat bisa merangsang produksi hormon yang menghantarkan signal rasa kenyang
seperti Kolesistokinin ke otak untuk diproses. Air putih yang tidak memiliki kandungan zat
gizi tersebut tidak mampu menimbulkan rasa kenyang yang memuaskankarena tidak adanya
penghantaran signal kenyang tersebut ke otak. Itulah yang membedakan sensasi kenyang
yang berbeda tersebut. Manipulasi rasa kenyang karena distensi lambungkadang digunakan
untuk terapi kegemukan yang berlebihan. Kadang lambung dioperasimenjadi lebih kecil agar
cepat mencapai rasa kenyang ketika makan, kadang pula balondipasang di dalam lambung
untuk mengurangi tempat yang bisa terisi makanan namun tetapmenimbulkan rasa kenyang.
Kedua metode makanis tersebut ternyata terbukti bias menurunkan berat badan dan
memperbaiki kondisi metabolisme pasien kegemukan. Pasien menjadi cepat merasa kenyang
dan menyebabkan jumlah energi yang dikonsumsi jauh berkurang.

Anda mungkin juga menyukai