Anda di halaman 1dari 8

Ekstrasi Zat Warna Tumbuhan

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Botani Ekonomi

Yang dibimbing oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S

Offering GHI-W

Kelompok 3

Badrul Munir A. (150342607243)

Mohammad Fajar (150342606382)

Nuurul Muchlishiin (150342607001)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BIOLOGI

September 2017
Topik

Ekstrasi zat warna tumbuhan

Tujuan

- Dapat menentukan jenis-jenis pigmen yang terdapat dalam tumbuhan


- Dapat menentukan letak pigmen dalam sel tumbuhan
- Dapat mengekstrasikan pigmen tumbuhan
- Dapat menggunakan pigmen dalam tumbuhan
Dasar Teori

Umumnya zat warna alam terbentuk dari kombinasi tiga unsur, yaitu karbon, hidrogen
dan oksigen, tetapi ada beberapa zat warna yang mengandung unsur lain seperti nitrogen pada
indigotin dan magnesium pada klorofil. Jaringan tumbuhan seperti bunga, batang, kulit, kayu,
biji, buah, akar dan kayu mempunyai warna warna karakteristik yang disebut pigmen dalam
botani(Lemmens dan Soetjipto, 1992)

Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstraksi berbagai
bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji, ataupun bunga. Pengrajin batik telah banyak me
ngenal tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstilbeberapa diantaranya adalah: daun pohon nil
a (indofera), kulit pohon soga tinggi (ceriops candolleana arn), kayu tegecan (cudraina javanensi
a), kunyit (curcuma), teh (tea), akar mengkudu (morinda citrifelia), kulit soga jambal (pelthophor
um ferruginum), kesumba (bixa arelana), daun jambu biji (Susanto, 1980).

Adapun jenis jenis senyawa zat wana alam yang terkandung dalam tumbuhan adalah
klorofil (hijau) pada daun; karoten (kuning oranye) pada umbi dan daun; likopene (merah) pada
bunga dan buah; flavon (kuning) pada bunga, akar dan kayu; antosianin (kuning kemerahan,
merah lembayung) pada buah dan bunga; betalain (kuning merah) menyerupai antosianin atau
flavonoid pada beet merah; xanton (kuning) pada buah mangga (Tranggono, 1990).Proses
pengambilan zat pewarna alami menggunakan proses ekstraksi dengan pelarut. Sebagai bahan
pelarut dapat digunakan berbagai macam jenis pelarut organik. Pelarut yang sering digunakan
dalam proses ekstraksi adalah air, etanol, petroleum eter, dan lain-lain (Yuniwati, 2012).
Alat Dan Bahan

Alat

Tabungreaksi 10 dan 20 ml Pisau

Beaker glass 100 ml Kacabendadanpenutup

Mortal danstamfer HCL 1 N

Kertassaring Gelasukur

Mikroskopcahaya Pipet tetes

Corongkaca NaOH 1 N

Pengaduk

Bahan

Rimpangkunyit Daunpandan

Kayusecang Buahpinang

Jenisbungaberwarna (bungapletekan)

Cara Kerja

Rimpang kunyit dicuci, diiris tipis tipis dan ditumbuk dengan stamfer dibagi dua

Satu dilarutkan dalam aquades dan yang lainnya dilarutkan dengan alcohol 70% disaring
dan dimasukkan tabung reaksi

Diamati warna yang terjadi dan difoto setelah itu ditambahkan asam 1 tetes direkam warna
yang terjadi sedangkan yang lainnya ditetesi 1 tetes basa diamati perubahan warna yang
terjadi
Rimpang kunyit diiris kemudian diamati diatas mikroskop, dicatat dimana letak pigmen

Diamati larutan pigmen dalam air dan alcohol, dicatat perubahan warna yang terjadi

Semua bahan yang dikerjakan sama seperti prosedur diatas

DATA PENGAMATAN

Ektraksi zat warna tumbuhan

perlakuan
Warna awal
no Bahan alkohol aquades
Alkohol Aquades Asam Basa Asam Basa
1 Kunyit kuning orange kuning merah orange merah
Hijau Hijau Hijau
2 Pandan Hijau tua Hijau tua Hijau tua
bening bening bening
Kuning Merah Kuning
3 Secang Merah Bening Merah
bening muda bening
Kuning Kuning
4 Buah pinang Orange Kuning Orange Orange
bening bening
Merah Merah
Kuning Merah Hijau Kuning
5 Bunga kamboja mudah muda
bening mudah pekat kehijauan
bening bening
ANALISIS DATA

Pada praktikum yang dilakukan didapatkan hasil pada bahan kunyit warna awal yang
alcohol berwarna kuning sedangkan untuk yang aquades berwarna orange. Pada kunyit yang
alcohol pada saat ditetesi larutan asam warnanya tetap kuning, sedangkan yang ditetesi larutan
basa berubah warna menjadi merah. Pada kunyit yang aquades yang ditetesi larutan asam
berwarna orange sedangkan yang ditetesi larutan basa berwarna merah.

Pada praktikum dengan bahan pandan warna awal yang alcohol berwarna hijau bening
sedangkan untuk yang aquades berwarna hijau tua. Pada pandan yang alcohol pada saat ditetesi
larutan asam warnanya tetap hijau, sedangkan yang ditetesi larutan basa berubah warna menjadi
hijau bening. Pada pandan yang aquades yang ditetesi larutan asam berwarna hijau tua
sedangkan yang ditetesi larutan basa berwarna hijau tua.

Pada praktikum dengan bahan secang warna awal yang alcohol berwarna kuning bening
,sedangkan untuk yang aquades berwarna merah muda. Pada secang yang alcohol pada saat
ditetesi larutan asam warnanya tetap kuning bening, sedangkan yang ditetesi larutan basa
berubah warna menjadi merah. Pada secang yang aquades yang ditetesi larutan asam berubah
menjadi bening sedangkan yang ditetesi larutan basa berwarna merah.

Pada praktikum dengan bahan buah pinang warna awal yang alcohol berwarna kuning
sedangkan untuk yang aquades berwarna orange. Pada buah pinang yang alcohol pada saat
ditetesi larutan asam warnanya tetap kuning bening, sedangkan yang ditetesi larutan basa
berubah warna menjadi kuning. Pada pandan yang aquades yang dikasih larutan asam berwarna
orange sedangkan yang ditetesi larutan basa berwarna orange.

Pada praktikum dengan bahan bunga kamboja warna awal yang alkohol berwarna kuning
bening sedangkan untuk yang aquades berwarna merah muda bening. Pada bunga kamboja yang
alkohol pada saat ditetesi larutan asam warnanya merah muda, sedangkan yang ditetesi larutan
basa berubah warna menjadi hijau pekat. Pada bunga kamboja yang aquades yang dikasih larutan
asam berwarna merah muda bening sedangkan yang ditetesi larutan basa berwarna kuning
kehijauan..
PEMBAHASAN

Pada hasil ekstraksi pada kunyit diperoleh hasil berbeda antara pelarut menggunakan
alkhohol dan akuades, pelarut menggunakan alkhohol mempunyai hasil lebih bening dan pelarut
menggunakan akuades mempunyai hasil yang benar benar kuning. Untuk uji yang ditambahkan
asam dan basa. Sebenarnya kunyit merupakan indicator asam dan basa kunyit, akan memberikan
warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam
larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral. Pada kunyit disini
dikatakan bahwa kunyit bersifat basa.

Pada praktikum pandan zat warna pada pandan yaitu hijau. Pada zat pelarut
menggunakan Alkhohol berwarna hijau bening dan akuades berwarna hijau tua. Ini dapat
disimpulkan bahwa zat pelarut menggunakan akuades lebih efektif melarutkan zat warna dari
pada menggunakan alkhohol. Dari praktikum asam dan basa diatas diketahui bahwa pada pandan
mempunyai sifat netral karena tidak berubah warna.

Hasil ekstraksi zat warna pada secang alkhohol dan akuades mengekstraksi zat warna
yang berbeda, pada alkhohol dapat mengekstraksi zat warna kuning dan pada akuades
mengekstraksi zat warna merah muda. Untuk praktikum asam dan basa pada secang pada analisis
data diatas dapat diketahui bahwa secang bersifat basa.

Hasil ekstraksi pada zat warna pandan dapat diketahui bahwa pelarut yang tepat yaitu
menggunakan akuades, ini dapat dibuktikan dengan zat warna menggunakan akuades lebih pekat
daripada menggunakan alkhohol. Daun pandan bersifat netral karena tidak berubah warna ketika
diuji dengan larutan asam dan basa.

Pada hasil ekstraksi warna bunga kamboja pelarut alkhohol dan akuades mengekstraksi
warna yang berbeda pada alkhohol mengekstraksi warna kuning dan pada akuades mengektraksi
warna merah muda. Dapat disimpulkan bahwa bunga kamboja memiliki beberapa pigmen warna
yaitu merah muda, kuning dan hijau. Hal ini dapat disimpulkan dari analisis data diatas.
KESIMPULAN

1. Alkhohol dan akuades dapat mengekstraksi zat warna yang berbeda pada tumbuhan
pewarna alami
2. Zat warna alami tumbuhan terkadang tidak hanya satu warna saja, tetapi bisa lebih
contohnya pada kamboja yang bisa berubah warna menjadi hijau pekat ketika ditetesi
larutan basa.
3. Zat pewarna alami pada tumbuhan dapat digunakan sebagai pewarna alami pada
makanan karena tidak membahayakan bagi tubuh.
Daftar Rujukan

Lemmens dan Soetjipto. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan


Universitas Riau. Pekanbaru.
Susanto, Sewan S.K. (1980), Seni Kerajinan Batik Indonesia, Balai Penelitian Batik dan
Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian
R.I., Jakarta.
Tranggono. 1990. Metabolisme Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.
Yuniwati, M., Ari W. K., dan Fajar Y. 2012. Optimasi Kondisi Proses Ekstraksi Zat Pewarna
dalam Daun Suji dengan Pelarut Etanol. Jurusan Teknik Kimia .Institut Sains dan
Teknologi AKPRIND. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai