Anda di halaman 1dari 13

TANAMAN PENGHASIL MINYAK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Botani Ekonomi

Yang dibimbing oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S

Offering GHI-W

Kelompok 3

Badrul Munir Arrosadi (150342607243)

Mohammad Fajar (150342606382)

Nuurul Muchlishiin (150342607001)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BIOLOGI

November 2017
JUDUL

Tanaman Penghasil Minyak

DASAR TEORI

Tanaman memiliki berbagai macam kegunaan bagi manusia, salah satu kegunaan tersebut
dibeberapa tanaman memiliki kandungan minyak. Minyak terdiri dari minyak lemak dan minyak
atsiri. Minyak lemak dihasilkan contohnya minyak kelapa, minyak sawit, kedelai, kacang tanah,
zaitun, wijen, buah matahari. Beberapa jenis tanaman penglrasil minyak atsiri potensial di
lndonesia diantaranya adalah kayu manis (Cinnamom sp), nilam (Pogostemon sp), jahe dan
pala. Minyak pada umumnya memiliki berat jenis yang lebih rendah dari air sehingga dapat
dipisahkan dari air. Pembuatan minyak pada umumnya dilakukan dengan cara pressing,
fermentasi, pemanasan, pemisahan berdasarkan titik beku air dan minyak.

Minyak merupakan ester dari asam lemak dan gliserol. Asam lemak terdiri dari gugus
karboksil yang bersifat hidrofilik dan rantai karbon yang panjang, pendek, atau sedang bila
ditinjau dari panjang rantai karbonnya, rantai karbon bersifat hidrofobik (Kartini, 2011). Minyak
lemak adalah trigliserida yang berasal dari hewan ataupun tumbuhan (Poedjiadi, 2005). Minyak
atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (ethereal oil, volatile oil)
dihasilkan oleh tumbuhan (Pratama,2016). Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar
tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau
tumbuhan penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air
(Ketaren, 1985)

TUJUAN

Untuk membedakan minyak lemak dan minyak atsiri.


Untuk mengetahui pembuatan minyak kelapa.

ALAT dan BAHAN

Alat

Tabungreaksi Lampu spiritus


Beaker glass Kaki tiga
Kasa asbes
Wajan
Pipet tetes Spatula (sutil)
Mortal dan pistil Saringan
Gelas ukur Baskom
Kompor
Bahan

Bunga mawar Pulosari


Bunga melati Kacang tanah
Bunga kantil Minyak goreng
Daun sikat botol Minyak kayu putih
Kayu manis Kelapa
Biji kedelai Air

CARA KERJA

1. Membedakan minyak lemak dengan reaksi saponifikasi

Masukkan minyak goreng dan minyak kayu putih masing-masing 1 ml


pada tabung reaksi

Tambahkan NaOH 1 tetes pada masing-masing tabung kemudian


kocok agar tercampur, lakukan berulang-ulang hingga diperoleh sabun
yang berwarna putih, hitung jumlah tetesan NaOH 1 N

Tambahkan 3 tetes minyak lagi ke dalam tabung kemudian kocok,


amati yang terjadi
2. Membedakan minyak atsiri

Geruslah masing-masing bahan pada mortar hingga halus atau sedikit


hancur untuk bahan yang keras

Tambahkan 5 ml alcohol 96% aduk hingga tercampur, masukkan hasil


gerusan bersama alcohol dalam tabung reaksi

Tutup tabung reaksi dengan plastik dan rapatkan tutup dengan karet
gelang

Panaskan tabung reaksi dalam penangas air mendidih selama 5 menit.


Buka tutup plastik setelah pemanasan kemudian tangkaplah bau yang
ada pada setiap tabung reaksi

Simpulkan di antarabahan-bahan yang diuji, manakah yang


mengandungminyakatsiri

Pembuatan minyak kelapa dengan cara pemanasan

Parutlah 1 butir kelapa, tambahkan 250 ml air matang pada hasil


larutan, remas remas kemudian saring untuk mengambil santannya
Masukan santan pada wajan, kemudian panaskan pada api kecil. Aduk terus
sehingga terjadi pemisahan antara air, minyak dan ampas. Minyak terletak
dipermukaan atas sedang air dan ampas dibagian dasar wajan. Ambil
minyak yang terpisah dengan hati-hati

Ukur volume mimyak yang diperoleh

Pembuatan minyak kelapa ala herba bagoes

Parutlah 1 butir kelapa, tambahkan 250 ml air matang pada hasil


larutan, remas remas kemudian saring untuk mengambil santannya

Masukan kedalam frezzer hingga memisah hingga menjadi dua lapisan, cek
agar tidak sampai membeku. Mengambil lapisan teratas dengan
menggunakan sendok, tampung pada mangkuk plastic, kemudain blender
hingga tercampur. Tuang campuran dalam tabung sentrifuge. Lakukan
sentrifuge dengan kecepatan tinggi selama lima menit hingga memisah
antara lapisan minyak dan air /protein. Lapisan minyak diambil dan
dikumpulkan

Ukur volume mimyak yang diperoleh


DATA PENGAMATAN

a. Membedakan minyak lemak dan minyak atsiri

a.a Reaksi saponifikasi

Bahan Warna Sebelum Warna Sesudah +3 tetes Kesimpulan


Minyak Kayu Bening Putih keruh Putih
Putih 1 ml (setelah 1 tetes kekuningan ; 2
NaOH 1) lapisan
Minyak Kuning Kuning pudar Putih susu
Goreng 1 ml keemasan (setelah 4 tetes
NaOH 1 N)

a.b Uji kandungan minyak atsiri

No. Bahan Warna Indikasi Bau Waktu Kesimpulan


1 Bunga Mawar Coklat Muda Sedang 5 Menit Minyak Atsiri
2 Bunga Melati Kuning Menyengat 5 Menit Minyak Atsiri
3 Bunga Kantil Coklat Menyengat 5 Menit Minyak Atsiri
4 Daun Sikat Botol Hijau Menyengat 5 Menit Minyak Atsiri
5 Kayu Manis Coklat Sedang 5 Menit Minyak Atsiri
6 Biji Kedelai Kuning Lemah 5 Menit Minyak Lemak
7 Pulosari Coklat Sedang 5 Menit Minyak Atsiri
8 Kacang Tanah Putih Sedang 5 Menit Minyak Lemak

b. Pembuatan minyak dengan cara pemanasan


Kelapa Volume Awal (Santan) Volume Akhir (Minyak)
1 Butir 250 ml 50 ml
c. Pembuatan minyak ala Herba Bagoes
Kelapa Volume Awal (Santan) Volume Akhir (Minyak)
1 Butir 450 ml 100 ml

ANALISIS DATA

a. Membuat minyak lemak dan minyak atsiri

Reaksi saponifikasi

Sebelum minyak kayu putih ditambahkan NaOH berwarna bening kemudian


bahan uji ditambahkan NaOH sebanyak 1 tetes yang kemudian berwarna putih keruh
kemudian bahan uji ditambahkan lagi NaOH sebanyak 3 tetes yang kemudian bahan
uji berubah menjadi putih kekuningan dengan 2 lapisan. Pada minyak goreng
perubahan terjadi ketika tetes ke empat yaitu berwarna kuning pudar, kemudian
ditambahkan lagi 3 tetes NaOH yang merubah warna larutan menjadi putih susu.
Reaksi ini diakibatkan ketika minyak atau lemak dicampur dengan alkai yang
menghasilkan sabun dan gliserol. Prinsip dalam proses ini yaitu lemak akan
terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah

Uji kandungan minyak atsiri

Pada uji kandungan minyak atsiri diatas dapat diperoleh data sebagai berikut
pada ekstrak, bunga mawar didapatkan warna coklat muda dengan indikasi bau
sedang setelah dipanaskan, bunga melati kuning dengan indikasi bau menyengat
setelah dipanaskan, bunga kantil coklat dengan indikasi bau menyengat setelah
dipanaskan, daun sikat botol hijau dengan indikasi bau menyengat setelah
dipanaskan, kayu manis coklat dengan indikasi bau sedang setelah dipanaskan, biji
kedelai kuning dengan indikasi bau lemah setelah dipanaskan, pulosari coklat dengan
indikasi bau sedang setelah dipanaskan dan kacang tanah berwarna putih dengan
indikasi bau sedang setelah dipanaskan. Setelah pengujian bahwa pada bunga mawar,
melati, kantil, sikat botol, kayu manis dan puosari terdapat minyak atsiri, sedangkan
minyak lemak terdapat pada biji kedelai dan kacang tanah.

b. Pembuatan minyak dengan cara dipanaskan

Pembuatan minyak dengan cara dipanaskan ini diawali dengan memarut 1


butir kelapa yang akan ditambahkan 250 ml air agar menjadi santan. Kemudian
dipanaskan hingga didapatkan minyak. Pada 250 ml air ternyata hanya 50 ml minyak
yang terkandung pada santan kelapa perbandingan 1 : 5.

c. Pembuatan minyak dengan cara Herba Bagoes


Pembuatan minyak dengan cara ini berkebalikan dengan pembuatan minyak
dengan cara dipanaskan pembuatan minyak ini dengan cara didinginkan. Pada
hasil uji diatas didapatkan hasil 450 ml hanya didapatkan minyak sebanyak 100
ml.

PEMBAHASAN

1. Membedakan minyak lemak dengan reaksi saponifikasi

Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur
dengan alkai yang menghasilkan sabun dan gliserol. Prinsip dalam proses ini yaitu
lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Proses
pencampuran antara minyak dan alkali kemudian akan membentuk suatu cairan yang
mengental, yang disebut trace.pada campuran tersebut ditambahkan gara NaCl
sebagai sabun padat yang memisahkan dari gliserol (Gebelin,2005) Pada bahan uji
minyak kayu putih setelah ditambahkan NaOH 1 memiliki warna yang awalnya
bening menadi putih keruh lalu setelah ditambahkan 3 tetes minyak lagi berubah
menjadi kekuningan 2 lapis. Sedngka pada minyak goring sebelum diberi perlakuan
memiliki warna kuning keemasan, tapi setelah diberi 4 tetes NaOH 1, minyak
tersebut memiliki warna kuning pudar setelah itu diberikan kembali 3 tetes minyak
goreng hasil warna yang terdapat berubah menjadi putih susu. Kejadian pada minyak
goreng ini terjadi karena ikatan antara hidrokarbon dengan basa NaOH akan
terbentuk sabun dan gliserol (Poedjiadi, 2005). Terdapatnya perbedaan warna antara
minyak goring dan kayu putih karena dipengaruhi oleh trigliserida dengan asam
lemak yang rantai C-nya pendek, akan didapat bilangan penyabunan yang lebih tinggi
dari pada asam lemak dengan rantai C panjang

2. Membedakan minyak atsiri

Pada pengujian minyak atsiri yang dengan menggunakan Bunga mawar,


Kantil, Melati, Daun sikat botol, Kayu manis, Biji kedelai, Pulosari dan kacang tanah.
Dan titambahkan NaOH 1 tetes kepada masing-masing tabung tumbuhan diperoleh
sabun yang berwarna putih dan diberikan perlakuan yang sudah terpapar. Hasil untuk
pengujian ini terletak pada bau masing masing bahan uji, Pada pengujian minyak
atsiri. Dari semua bahan yang diujikan semua menghasilkan minyak atsiri dengan bau
yang lemah,sedang, dan menyengat. Mawar menunjukkan warna coklat muda dengan
bau minyak atsiri berbau sedang. Seperti yang dikemukakan oleh Lutony dan
Rahmayati (2002) bahwa, bunga mawar mengandung minyak atsiri karena baunya
tidak bertahan lama dan cepat menghilang serta mudah menguap

Pada melati dengan warna kuning menghasilkan minyak atsiri dengan bau
yang menyengat.. Kantil dengan warna coklat menghasilkan minyak atsiri dengan
bau menyengat. Bunga bunga kantil mengandung 0,2 % minyak atsiri yang diperoleh
dengan penyulingan (Syamsiah, 2014). Begitupun dengan Daun Sikat Botol dengan
warna hijaunya menghasilkan minyak atsiri dengan bau menyengat. Hal ini karena
aroma yang dihasilkan sesuai dengan aroma yang dihasilkan dari tanaman
penghasilnya dan dan umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam
air (Rusli, 2010). Pada kayu manis menghasilkan dengan warna coklat menghasilkan
minyak atsiri berbau sedang, biji kedelai dengan warna kuning menghasilkan minyak
lemak dengan bau yang lemah. Selanjutnya, pada pulosari dengan warna coklat
menghasilkan minyak atsiri berbau sedang, dan pada kacang tanah menghasilkan
minyak lemak dengan bau yang sedang. Untuk bau yang lemah dikarenakan
kandungan atsir yang mudah atau cepat hilang oleh suhu kamar.

3. Pembuatan minyak kelapa dengan cara pemanasan

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membuat minyak kelapa
murni (VOC), diantaranya adalah dengan cara pemanasan. Pada praktikum ini, proses
proses pembuatan minyak bahan 1 kelapa yang belum diparut. Proses pemarutan
dilakukan secara manual setelah kelapa sudah terparut, dilakukan metode
penyaringan agar mendapatkan santan yang tersimpan dalm kelapa dengan cara
mencampur dengan 250 air matang dan memeras pada baskom. Santan merupakan
campuran antara molekul air, minyak dan protein. Protein dalam santan berfungsi
sebagai pengemulsi. Volume santan yang di dapatkan dari pemerasan tersebut sebesar
250 ml. Selanjutnya, santan yang sudah terkumpul tersebut di panaskan di atas wajan
dengan menggunakan api sedang agar tidak merusak kandungan nutrisi pada santan
yang menyehatkan. Selama pemanasan santan diaduk secara terus menerus agar
panas yang dihantarkan merata serta tidak mengalami kegosongan pada santan.

Pemanasan lapisan molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofob akan
keluar,sedangkan bagian luar yang bersifat hidrofil akan terlipat kedalam sehingga
emulsi santan akan terpecah. Seperti yang terpaparkan di dasar teori bahwa Minyak
merupakan ester dari asam lemak dan gliserol. Asam lemak terdiri dari gugus
karboksil yang bersifat hidrofilik dan rantai karbon yang panjang, pendek, atau
sedang bila ditinjau dari panjang rantai karbonnya, rantai karbon bersifat hidrofobik
(Kartini, 2011). Terpecahnya protein tersebut karena mengalami koagulasi lalu akan
mengalami pengendapan, sehingga minyak dan air akan terpisah. Setelah minyak dan
air terpisah, minyak disaring menggunakan kain saring atau dituangkan dengan hati-
hati agar endapan tidak ikut tercampur kembali, sehingga mendapatkan minyak
kelapa murni yang berwarna bening. Setalah mendapatkan minyak murni, volume
yang didapatkan adalh 50 ml. Berkurangnya nilai volume ini dikarenakan terdapat
penguapan dan koagulasi pada santan. Seperti yang dijelaskan pada dasar teori yang
dikemukaan oleh Ketaren (1985), bahwa minyak mudah menguap baik. Jadi
penguapan minyak yang terdapat pada santan terjadi karena adanya pemanasan.

4. Pembuatan minyak kelapa ala herba bagoes

Pada uji Pembuatan minyak kelapa ala herba bagoes, pertama yang
dilakukan sama halnya seperti pembuatan minyak kelapa dengan cara pemanasan
yakni, 1 kelapa tua diparut dan di tambahkan air matang sebanyak 250 dan diperas
untuk mendapatkan santannya. Volume pada uji santan setelah diperas mendapatkan
sebanyak 450 ml. Namun santan yang didapatkan tidak lagi dipanaskan, melainkan
di masukkan pada kedalam frezzer untuk menghasilkan dua lapisan serta melakukan
pengecekkan agar tidak sampai membeku. Setelah mengalami pemisahan, lapisan
santan yang paling atas diambil menggunakan sendok dan di masukkan kedalam
mangkuk plastik kemudian diblender hingga tercampur. Setelah homogeny santan
tersebut di sentrifuge dengan kecepatan tinggi selama lima menit hingga memisah
antara lapisan minyak dan air /protein. Volume setelah sentrifuge mendapatkan 100
ml minyak cair. Herba bagoes merupakan metode pendinginan, jadi santan yang
didinginkan dan terdapat dua lapisan tersebut dikarenakan minyak yang ada pada
santan akan membeku lebih cepat dibandingkan air, sehingga akan membentuk dua
lapisan. Atau dengan kaya lain minyak akan menggumpal lebih awal dan selanjutnya
dapat dipisahkan dengan komponen air. Didukung dengan pernyataan Ketaren(1985),
bahwa umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air Dengan cara
sentrifugasi merupakan metode untuk memisahkan minyak air, sehingga minyak yang
didapatkan sudah tidak tercampur air (minyak murni).
KESIMPULAN

1. Dalam uji coba diatas dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri dan minyak lemak
bisa dibedakan melalui aroma. Minyak atsiri mempunyai bau yang cepat hilang
setelah dipanaskan sedangkan minyak lemak mempunyai bau yang lebih tahan
lama. Kacang kedelai dan kacang tanah mengandung minyak lemak sedangkan
bunga mawar, melati, kantil, kayu manis, sikat botol dan pulosari merupakan
minyak atsiri
2. Pembuatan minyak kelapa yang dilakukan pada uji pembuatan minyak kelapa di
praktikum kali ini ada 2 macam. Yang pertama dengan pemanasan dan yang kedua
dengan teknik herba bagoes (pendinginan). Pada praktikum ini teknik dengan
herba bagoes mempunyai hasil yang lebih banyak dari pada teknik pemanasan.
pemanasan dari 250 ml diperoleh 50 ml (5 ml menghasilkan 1 ml) sedangkan pada
teknik herba bagoes 450 ml diperoleh 100 ml (4,5 ml menghasilkan 1 ml)
DAFTAR RUJUKAN

Gebellin, C. 2005. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga

Kartini, Endang.2011.Petunjuk Praktikum Botani Ekonomi. Malang : FMIPA


Universitas Negeri Malang.

Ketaren, S., 1985, Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, Balai Pustaka, Jakarta, h. 44-
47, 62-64

Lutony, T.L dan Rahmayati, 2002. Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri.
Jakarta: Penerbit Swadaya. Hal. 23-24, 31-33.

Syamsiah.2014. Metabolit Sekunder Bunga Kantil. Jakarta

Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta. UI
Press

Rusli, Meika S.2010.SuksesMemproduksi MinyakAtsiri. Jakarta: PT Agro


MediaPustaka
Pratama D G A Yuda, Bawa,I Gu A Gede, dan Gunawan,I W Gede.2016. ISOLASI
DAN IDENTIFIKASI SENYAWA MINYAK ATSIRI DARI TUMBUHAN
SEMBUKAN (Paederia foetida L.) DENGAN METODE
KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROSKOPI MASSA (GC-MS). JURNAL
KIMIA 10 (1), JANUARI 2016: 149-154

Anda mungkin juga menyukai