MODEL PENDOKUMENTASIAN
NANDA NIC NOC
OLEH:
KELOMPOK 7 TINGKAT 2.2 :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan Makalah
Dokumentasi Keperawatan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan nilai, namun di
latarbelakangi pula untuk memperluas wawasan khususnya tentang memahami model
pendokumentasian nanda nic noc. Untuk itu penyusun berusaha menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
diharapkan kritik dan saran yang objektif yang bersifat membangun guna tercapainya
kesempurnaan yang diinginkan.
Penata sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang
terkait, makalah ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan yang
baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
a. Nengah Runiari, S.Pd., S.Kp., M.Kep.,Sp. Mat Selaku dosen mata kuliah
Dokumentasi Keperawatan yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan
kami bimbingan dan tuntunan dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Patient Safety pengertian model dokumentasi NANDA (NIC dan
NOC) ........................................................................................................................ 3
2.2 diagnose keperawatan NANDA (NANDA Nursing Diagnose) ........................ 3
2.3 komponen dari diagnosis .................................................................................. 4
2.4 domain dan klasifikasi NANDA ........................................................................ 7
2.5 keterkaitan NANDA/ NOC dan NIC ............................................................... 25
2.6 taksonomi dari NOC dan NIC ......................................................................... 27
2.7 cara pemilihan intervensi ................................................................................. 37
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model dokumentasi NANDA (NIC dan NOC)?
2. Apa saja diagnose keperawatan NANDA (NANDA Nursing Diagnose)?
3. Apa saja komponen dari diagnosis?
4. Bagaimana domain dan klasifikasi NANDA?
5. Bagaimana keterkaitan NANDA/ NOC dan NIC?
6. Bagaimana taksonomi dari NOC dan NIC?
7. Bagaimana cara pemilihan intervensi?
1. Bagi Penulis, tulisan ini dapat menambah wawasan penulis mengenai model
dokumentasi NANDA (NIC dan NOC)
2. Bagi Pembaca, tulisan ini dapat memberikan informasi kepada para pembaca
model dokumentasi NANDA (NIC dan NOC)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
10.Risiko infeksi
11.Intoleransi aktivitas
12.Kerusakan integritaskulit
13.Kecemasan
14.Takut
15.Penurunan curahjantung
16.Perfusi jaringan kardiopulmonal tidak efektif
17.Perfusi jaringan cerebral tidakefektif
18.Perfusi jaringan gastrointestinal tidakefektif
19.Perfusi jaringan renal tidakefektif
20.Defisit perawatandiri
21.Risiko gangguan integritas kulit
22.Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
23.Nyeri akut
24.Nyeri Kronis
25. Gangguan mobilitas fisik
26.Risiko trauma
27.Risiko Injury
28.Mual
29.Diare
30.Konstipasi
31.Gangguan polatidur
32.Retensi urin
33.Kerusakan integritas jaringan
34.Gangguan body image
35.Manejemen regimen terapeutik tidak efektif
36.Kelelahan
4
Intoleran Aktivitas, Risiko (1982)
Contoh lain
Pasien akan:
5
a. Mengidentivikasikan aktivitas atau situasi yang menimbulkan kecemasan
yang dapat menyebabkan intoleran aktivitas.
b. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan
normal denyut jantung.
c. Melaporkan bebas dari dispnea, kesulitan bernapas, dan keletihan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
d. Melakukan perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk penghematan
energi.
6. Intervensi NIC
a. Manajemen Energi : mengatur penggunaan energi untuk mengatasi
atau mencegah keletihan dan mengoptimalkan fungsi.
b. Promosi Latihan Fisik : memfasilitasi aktivitas fisik yang rutin untuk
mempertahankan atau meningkatkan tingkat kebugaran dan kesehatan
c. Promosi Latihan Fisik : Latihan Kekuatan: memfasilitasi latihan otot
resistif secara rutin untuk memperhatikan atau meningkatkan kekuatan
otot.
7. Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
6
2.4 Domain dan Klasifikasi NANDA
7
00188 Perilaku kesehatan 00079 Ketidakpatuhan
cenderung berisiko
00099 Ketidakefektifan 00043 Ketidakefektifan
pemeliharaan perlindungan
kesehatan
b. Domain II : Nutrisi
Aktivitas memasukkan, mencerna, dan menggunakan nutrient untuk
tujuan pemeliharaam jaringan, perbaikan jaringan dan produksi energi.
Kelas 1. Makan
Memasukkan makanan atau nutrient ke dalam tubuh.
Kelas 2. Pencernaan
Aktivitas fisik dan kimiawi yang mengubah makanan menjadi
substansi yang dapat diabsorpsi dan digunakan.
Kelas 3. Absorpsi
8
Aktivitas penggunaan nutrient dalam jaringan tubuh.
Kelas 4. Metabolisme
Proses kimia dan fisik yang terjadi di dalam organism dan sel hidup
untuk perkembangan dan penggunaan protoplasma, produksi sisa dan
energi, dengan pelepasan energi untuk semua proses vital.
Kelas 5. Hidrasi
Pemasukan dan absorpsi cairan dan elektrolit
9
Proses sekresi, reabsorpsi, dan ekskresi urine.
10
Kelas 4. Fungsi respirasi
Proses pertukaran gas dan pembuangan dan pembuangan produk sisa
metabolisme.
Kode Diagnosis
Kelas 1
d. Domain IV : Aktivitas / Istirahat
Produksi, konservasi, penggunaan atau keseimbangan sumber energi.
Kelas 1. Tidur / istirahat
Tidur, berbaring, istirahat, inaktif
11
00085 Hambatan 00090 Hambatan kemampuan
mobilitas fisik berpindah
12
00202 Risiko 00034 Disfungsi respons
ketidakefektifan penyapihan ventilator
perfusi
gastrointestinal
Kelas 5. Perawatan diri
Kemampuan melakukan aktivitas untuk merawat tubuh dan fungsi
tubuh
e. Domain V : Persepsi/Kognisi
Sistem pemrosesan informasi manusia termasuk perhatian, orientasi,
sensasi, persepsi, kognisi dan komunikasi.
Kelas 1. Perhatian
Kesiapan mental untuk memperhatikan atau mengamati.
Kode Diagnosis
Kelas 2. Orientasi
Kesadaran terhadap waktu, tempat dan orang.
13
Kelas 3. Sensasi / Persepsi
Menerima informasi melalui indera sentuhan, pengecap, penghidu,
pengelihatan, pendengaran, dan kinestesis, dan pemahaman tentang
data sensori yang menghasilkan penamaan, asosiasi, dan / atau pola
pengertian.
Kelas 4. Kognisi
Penggunaan memori, pembelafaran, berpikir, pemecahan masalah,
abstraksi, penilaian, insight, kapasitas intelektual, kalkulasi, dan
bahasa.
Kelas 5. Komunikasi
Pengiriman dan penerima informasi verbal dan non verbal
14
Persepsi total tentang diri sendiri
00224 Risiko harga diri rendah 00153 Risiko harga diri rendah
kronik situasional
Kode Diagnosis
15
Perilaku yang diharapkan secara sosial dan orang yang memberi
asuhan yang bukan profesional kesehatan.
16
00229 Risiko ketidakefektifan 00052 Hambatan interaksi
hubungan sosial
Kelas 3. Reproduksi
Suatu proses ketika manusia diproduksi
17
i. Domain IX : Koping / Toleransi stress
Berjuang dengan proses hidup/ peristiwa hidup.
Kelas 1. Respons pascatrauma
Reaksi yang terjadi setelah trauma fisik atau psikologis
18
00076 Kesiapan meningkatkan 00152 Risiko
koping komunitas ketidakberdayaan
19
Identifikasi dam peringkat bentuk aturan atau pernyataan yang
diinginkan
Kelas 2. Keyakinan
Pendapat, harapan atau penilaian tentang aturan kebiasaan, atau
institusi yang dipandang sebagai benar atau memiliki makna
intrinsic
Kode Diagnosis
20
00244 Risiko hambatan 00067 Risiko distress
pengambilan spiritual
keputusan emansipasi
00175 Distress moral
k. Domain XI : Keamanan/Perlindungan
Bebas dari bahaya, cedera fisik atau gangguan sistem imun; selamat
dari kehilangan; dan perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan.
Kelas 1. Infeksi
Respons host setelah invasi patogenik
Kode Diagnosis
21
00035 Risiko cedera* 00156 Risiko sindrom
kematian bayi
mendadak
22
00140 Risiko perilaku 00150 Risiko bunuh diri
kekerasan terhadap
diri sendiri
00151 Mutilasi diri
Kelas 6. Termoregulasi
Proses fisiologis pengaturan panas dan energi di dalam tubuh
untuk tujuan melindungi organism
23
00006 Hipotermia 00008 Ketidakefektifan
termoregulasi
24
00214 Gangguan rasa 00054 Risiko kesepian
nyaman
00183 Kesiapan 00053 Isolasi sosial
meningkatkan rasa
nyaman
Kode Diagnosis
Kelas 2. Perkembangan
Progresi atau regresi dalam urutan tahap kehidupan
Kode Diagnosis
25
pada waktu bersamaan (overlapping). Dimanakah posisi NANDA-I, NIC dan NOC
dalam proses keperawatan?
Pada dasarnya NANDA-I adalah merupakan label diagnostic (berada pada
fase penentuan diagnosa), NIC merupakan Klasifikasi intervensi keperawatan (berada
pada fase Planning: intervensi) dan NOC adalah merupakan klasifikasi outcome
(berada pada fase planning: outcome). Pada saat ini label diagnostic tidak hanya dapat
dirujuk kepada NANDA-I tetapi juga bisa merujuk kepada label diagnostik:
GORDONs nursing diagnosis atau ICNP yang dikeluarkan oleh International
Council of Nursing (ICNP, 2005).
Suatu tautan didefinisikan (linkage) sebagai suatu hubungan atau keterkaitan
antara diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan yang menyebabkan
keduanya terjadi bersamaan dalam rangka untuk mendapatkan outcome atau
penyelesaian dari masalah pasien. Tautan akan memfasilitasi proses diagnosis
reasoning (proses berpikir untuk mendiagnosis) dan pembuatan keputusan klinis dari
perawat dengan mengidentifikasi intervensi-intervensi keperawatan yang merupakan
pilihan penanganan bagi penyelsaian diagnosis keperawatan. Tautan ini juga bisa
membantu dalam mendesain sistem informasi keperawatan klinis untuk menyusun
struktur database.
Daftar intervensi-intervensi keperawatan yang tercakup untuk setiap diagnosis
keperawatan (bersifat) komprehensif, meliputi bermacam-macam intervensi-
intervensi. Berikut ini adalah tiga level intervensi-intervensi yang disediakan untuk
setiap diagnosis.
1. Level pertama: intervensi intervensi prioritas : level ini adalah intervensi-
intervensi yang pling mungkin/ terlihat nyata untuk menyelesaikan diagnosis dan
diberikan warna dalam daftar intervensi-intervensi yang disarankan. Intervensi-
intervensi ini dipilih karena sangat cocok dengan etiologi dari diagnosis dan/atau
batasan karakteristik, memiliki aktivitas-aktivitas yang lebih banyak yang akan
menyelesaikan masalah, dapat digunakan dalam banyak tatanan dan diketahui
lebih baik karena berdasarkan penelitian dan penggunaan klinik untuk mengatasi
diagnosis.
2. Level kedua: intervensi-intervensi yang disarankan: Ini adalah intervensi-
intervensi yang mungkin mengatasi diagnosi tapi bukan merupakan intervensi-
26
prioritas untuk mayoritas pasien dengan diagnosis tersebut. Intervensi-intervensi
ini disebutkan dalam literatur sebagai intervensi yang mengatasi diagnosis, tapi
tidak sering disebutkan dan mungkin mengatasi etiologi atau karakteristik
tertentu.
3. Level ketiga: pilihan tambahan: Intervensi-intervensi yang diaplikasin pada
beberapa pasien dengan diagnosis tertentu, memberikan kesempatan pada perawat
untuk mendesain lebih lanjut rencana asuhan pada individu.
27
Perawatan yang mendukung regulasi
homeostatis
7.Termoregulasi
28
Intervensi intervensi yang Intervensi intervensi untuk
menyediakan atau membantu aktiviitas mempertahankan suhu tubuh dalam
rutin kehidupan sehari hari rentang normal
29
fungsi atau menerima tingkatan fungsi
yang lebih tinggi.
5.Pendidikan pasien
Intervensi intervensi untuk memfasilitasi
pembelajaran
6.Peningkatan Kenyamanan
psikologis
Intervensi intervensi untuk
meningkatkan kenyamanan dengan
menggunakanteknik psikologis
30
Intervensi intervensi untuk membantu intervensi intervensi untuk
dalam membesarkan anak-anak. memfasilitasi komunikasi terkait
pelayanan kesehatan.
DOMAIN 7 KOMUNITAS
Perawatan yang mendukung kesehatan
komunitas
31
menggambarka menggambarka menggambarka Oucomes yang
n kapasitas dan n fungsi organ n fungsi menggambarkan
penampilan psikologis dan sikap, pemahaman,
untuk sosial dan tindakan dengan
melaksanakan menghormati
tugas mendasar kesehatan dan
kehidupan penyakit
32
Outcomes n status cairan Outcomes mempertahankan
yang dan elektrolit yang dan memelihara
menggambarka individu menggambarka kesehatan
n mobilitas Respon Imun n kemampuan Manejemen
fisik individu Outcomes individu untuk Kesehatan
dan gejala sisa yang mengekang Outcomes yang
dari menggambarka perilaku yang menggambarkan
pergerakan n kemampuan mungkin tindakan individu
yang dibatasi individu untuk secara emosi untuk mengelola
Perawatan mengatur atau fisik bisa kondisi akut atau
Diri metabolisme membahayaka kronik
Outcomes tubuh n diri maupun
yang Regulasi orang lain Kontrol Risiko dan
menggambarka Metabolik Interaksi Keamanan
n kemampuan Outcomes Sosial Outcomes yang
individu untuk yang Outcomes menggambarkanstat
menyelesaikan menggambarka yang us keamanan
aktivitas dasar n kemampuan menggambarka individu dan/atau
kehidupan individu untuk n hubungan tindakan untuk
sehari-hari mengatur individu menghindari,
metabolisme dengan orang membatasi, atau
tubuh lain mengontrol
ancaman kesehatan
Neurokognitif yang telah
Outcomes teridentifikasi
yang
menggambarka
n status
neurologi dan
kognitif
individu
33
Pencernaan
dan Nutrisi
Outcomes
yang
menggambarka
n pola
pencernaan
dan nutrisi
individu
Respon
Terapeutik
Outcomes
yang
menggambarka
n reaksi
sistemik
individu
terhadap
perawatan
agen maupun
metode
pengobatan
yang diberikan
Integritas
Jaringan
Outcomes
yang
menggambarka
n kondisi dan
fungsi jaringan
tubuh individu
34
Fungsi
Sensori
Outcomes
yang
menggambarka
n persepsi
individu dan
penggunaan
informasi
sensori
35
Kepuasan memiliki Kesejahteraan Komunitas
mengenai ketergantungan Outcomes yang
Perawatan Status Keseharan menggambarkan keseluruhan
Outcomes yang Anggota Keluarga status kesehatan atau
menggambarkan Outcomes yang kompetensi komunitas atau
persepsi atau menggambarkan populasi
penerimaan individu kesehatan fisik,
tentang kualitas dan psikologis, sosial dan
kecukupan spiritual individu dari
perawatan kesehatan individu anggota
yang disediakan keluarga
Status Gejala Kesejahteraan
Outcomes yang Keluarga
menggambarkan Outcomes yang
indikasi individu menggambarkan
terhadap adanya lingkungan keluarga
penyakit, cedera, keseluruhan status
atau kehilangan kesehatan, dan
kompetensi sosial dari
keluarga sebagai unit
Pengasuhan
Outcomes yang
menggambarkan
perilaku orang tua
yang mendukung
pertumbuhan dan
perkembangan
optimum anak
36
2.7 Cara Pemilihan Intervensi
Berdasarkan Muhammad (2014) intervensi, strategi, atau tindakan
keperawatan dipilih setelah tujuan dan hasil yang diharapkan ditetapkan.Intervensi
keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih
dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat kesehatan yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan. Memilih intervensi keperawatan sesuai adalah proses pembuatan
keputusan. Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat
lakukan atas nama klien. Perawat memilih intervensi untuk mencapai hasil. Metoda
pemilihan intervensi adalah selalu sama ; tetapi tipe intervensinya adalah bersifat
individual bagi klien.
Adapun menurut Muhammad (2014) tipe intervensi dibagi menjadi 3, yaitu
sebagai berikut:
1. Intervensi perawat
Intervensi perawat adalah respons perawat terhadap kebutuhan perawatan
kesehatan dan diagnose keperawatan klien. Intervensi ini tidak membutuhkan
supervisi atau arahan dari orag lain. Sebagai contoh, intervensi untuk
meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang adekuat atau aktivitas
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan higiene adalah tindakan
keperawatan mandiri.Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dari dokter
atau profesi lainnya
2. Intervensi dokter
Intervensi dokter didasarkan pada respons dokter terhadap diagnose medis, dan
perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter. Memberikan medikasi,
mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti balutan, dan
menyiapkkan klien untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh-contoh dari
intervensi tersebut.Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal
keperawtan bagi perawat untuk meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini,
tetapi intervensi tersebut berada dalam praktik keperawatan bagoi perawat untuk
menyelesaikan insruksi tersebut dan untuk mengkhususkan pendekatan
tindakan.Setiap intervensi dokter membutuhkan tanggung jawab keperawatan
spesifik dan pengetahuan keperawatan tehnik spesifik.
3. Intervensi kolaborasi
37
Intervensi kolaborasi adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian dari berbagai professional perawatan
kesehatan.Intervensi perawat, dokter dan kolaborasi membutuhkan penilaian
keperawatan yang kritis dan pembuatan keputusan.Ketika menghadapi intervensi
dokter, atau intervensi kolaboratif, perawat tidak secara otomatis
mengimplementasikan terapi, tetapi harus menentukan apakah intervensi yang
diminta sesuai untuk klien.
Menurut Muhammad (2014) ketika memilih intervensi, perawat
menggunakan keterampilan membuat keputusam klinis yang menunjukkan tentang
enam faktor untuk memilih intervensi keperawatan pada klien spesifik, yaitu :
1. Karakteristik diagnosa keperawatan
a. Intervensi harus diarahkan pada pengubahan etiologi atau tanda dan gejala
yang berkaitan dengan label diagnostik.
b. Intervensi diarahkan pada pengubahan atau menghilangakan faktor-faktor
risiko yang berkaitan dengan diagnosa keperawatan faktor risiko.
2. Hasil yang diharapkan
a. Hasil dinyatakan dalam istilah yang dapat diukur dan digunakan untuk
mengevaluasi keefektifan intervensi.
3. Dasar riset
a. Tinjauan riset keperawatn klinis yang berhubungan dengan label diagnostik
dan masalah klien.
b. Tinjauan artikel yang menguraikan penggunaan temuan riset dalam situasi
dan lingkungan klinis yang serupa.
4. Kemungkinan untuk dikerjakan
a. Interaksi dan intervensi keperawatan dengan tindakan yang sedang diberikan
oleh profesional kesehatan lain.
b. Biaya. Apakah intervensi mempunyai nilai yang efektif baik secara klinis
maupun biaya?
c. Waktu. Apakah waktu dan sumber tenaga tertangani dengan baik ?
5. Keberterimaan klien
a. Rencana tindakan harus selalu dengan tujuan klien dan nnilai perawatan
kesehatan klien.
38
b. Tujuan keperawatan yang diputuskan secara mutual.
c. Klien harus mampu melakukan perawatan diri atau mempunyai orang yang
dapat membantu dalam perawatan kesehatan tersebut.
6. Kompetensi dari perawat
a. Berpengetahuan banyak tentang rasional ilmiah intervensi.
b. Memiliki keterampilan fisiologis dam psikomotor yang diperlukan untuk
menyelesaikan intervensi.
c. Kemampuan untuk berfungsi dalam lingkungan dan secara efektif dan efisien
menggunakan sumber perawatan kesehatan.
39
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
40
DAFTAR PUSTAKA
41