Anda di halaman 1dari 44

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

MODEL PENDOKUMENTASIAN
NANDA NIC NOC

OLEH:
KELOMPOK 7 TINGKAT 2.2 :

1. Ni Putu Fitriani Lestari P07120016047


2. Ni Kadek Sri Suryani P07120016055
3. Kadek Risna Surastini P07120016063
4. Putu Mila Rahardipthasari P07120016071

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2017

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan Makalah
Dokumentasi Keperawatan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan nilai, namun di
latarbelakangi pula untuk memperluas wawasan khususnya tentang memahami model
pendokumentasian nanda nic noc. Untuk itu penyusun berusaha menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
diharapkan kritik dan saran yang objektif yang bersifat membangun guna tercapainya
kesempurnaan yang diinginkan.
Penata sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang
terkait, makalah ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan yang
baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
a. Nengah Runiari, S.Pd., S.Kp., M.Kep.,Sp. Mat Selaku dosen mata kuliah
Dokumentasi Keperawatan yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan
kami bimbingan dan tuntunan dalam penyelesaian makalah ini.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, Oktober 2017

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Patient Safety pengertian model dokumentasi NANDA (NIC dan
NOC) ........................................................................................................................ 3
2.2 diagnose keperawatan NANDA (NANDA Nursing Diagnose) ........................ 3
2.3 komponen dari diagnosis .................................................................................. 4
2.4 domain dan klasifikasi NANDA ........................................................................ 7
2.5 keterkaitan NANDA/ NOC dan NIC ............................................................... 25
2.6 taksonomi dari NOC dan NIC ......................................................................... 27
2.7 cara pemilihan intervensi ................................................................................. 37

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ......................................................................................................... 40
3.2 Saran ............................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 41

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan suatu catatan yang memuat
seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan
keperawatan, yang disusun secara sistimatis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan
secara moral dan hukum, disamping itu dokumentasi asuhan keperawatan juga
merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan yang berguna untuk kepentingan pasien, perawat dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan dengan dasar komunikasi yang akurat dan
lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat (Hidayat, 2009).
Salah satu tugas dan tanggung jawab perawat adalah melakukan
pendokumentasian mengenai intervensi yang telah dilakukan. Dokumentasi asuhan
keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan
untuk menentukan diagnosis keperawatan, menyusun rencana keperawatan,
melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan, yang disusun secara
sistematis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum,
disamping itu dokumentasi asuhan keperawatan juga merupakan bukti pencatatan dan
pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang berguna
untuk kepentingan pasien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan
dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung
jawab perawat.
Pendokumentasian proses keperawatan merupakan metode yang tepat untuk
pengambilan keputusan yang sistematis, problem-solving, dan rinset lebih lanjut.
Pendokumentasian proses keperawatan yang efektif menggunakan standar terminologi
(pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yaitu menggunakan
model pendokumentasian menurut Nanda Nic Noc diantaranya antara lain
dokumentasi pengkajian, dokumentasi diagnosa keperawatan, dokumentasi
perencanaan, dokumentasi intervensi, dan dokumentasi evaluasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model dokumentasi NANDA (NIC dan NOC)?
2. Apa saja diagnose keperawatan NANDA (NANDA Nursing Diagnose)?
3. Apa saja komponen dari diagnosis?
4. Bagaimana domain dan klasifikasi NANDA?
5. Bagaimana keterkaitan NANDA/ NOC dan NIC?
6. Bagaimana taksonomi dari NOC dan NIC?
7. Bagaimana cara pemilihan intervensi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian model dokumentasi NANDA (NIC dan NOC).
2. Untuk mengetahui diagnose keperawatan NANDA (NANDA Nursing Diagnose).
3. Untuk mengetahui komponen diagnosis
4. Untuk mengetahui domain dan klasifikasi NANDA
5. Untuk mengetahui keterkaitan NANDA/ NOC dan NIC
6. Untuk mengetahui taksonomi NOC dan NIC
7. Untuk mengetahui cara pemilihan intervensi

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Bagi Penulis, tulisan ini dapat menambah wawasan penulis mengenai model
dokumentasi NANDA (NIC dan NOC)
2. Bagi Pembaca, tulisan ini dapat memberikan informasi kepada para pembaca
model dokumentasi NANDA (NIC dan NOC)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Dokumentasi NANDA (NIC dan NOC)


Dikutip dari Bulecher, dkk (2013) The Nursing Interventions Classification
(NIC) adalah suatu standar klasifikasi interfensi yang komperhensif yang dilakukan
oleh perawat. NIC ini bermanfaat dalam rencana asuhan keperawatan, dokumentasi
klinik, komunikasi antar tatanan yang berbeda, integrasi terkait data yang ada dalam
sistem dan tatanan yang berbeda, penelitian yang efektif, pengukuran produktifitas,
evaluasi kompetensi, penggantian biaya pembayaran serta pendidikan dan
perencanaan kurikulum. Suatu intervensi didefinisikan sebagai semua penanganan
(treatment)yang didasarkan pada penilaian dan keilmuan dari tatanan klinik, dimana
perawat melakukan (tindakan) untukmeningkatkan hasil /outcome pasien/klien.
Sedangkan Moorhead,dkk (2013) Nursing Outcomes Classification (NOC)
adalah pelengkap NANDA Internasional dan Nursing Interventions Classification
(NIC). NOC menyediakan bahasa untuk identifikasi outcome dan langkah-langkah
evaluasi proses keperawatan, serta konten untuk elemen outcome dari Nursing
Minimum Data Set (NMDS).

2.2 NANDA Nursing Diagnosis


Menurut Siswantini (2017) daftar diagnosa keperawatan NANDA, NOC dan
NIC yaitu:
1. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif
2. Pola Nafas tidak efektif
3. Gangguan Pertukaran gas
4. Kurang Pengetahuan
5. Risiko Aspirasi
6. Hipertermia
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
8. Defisit Volume Cairan
9. Kelebihan Volume Cairan

3
10.Risiko infeksi
11.Intoleransi aktivitas
12.Kerusakan integritaskulit
13.Kecemasan
14.Takut
15.Penurunan curahjantung
16.Perfusi jaringan kardiopulmonal tidak efektif
17.Perfusi jaringan cerebral tidakefektif
18.Perfusi jaringan gastrointestinal tidakefektif
19.Perfusi jaringan renal tidakefektif
20.Defisit perawatandiri
21.Risiko gangguan integritas kulit
22.Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
23.Nyeri akut
24.Nyeri Kronis
25. Gangguan mobilitas fisik
26.Risiko trauma
27.Risiko Injury
28.Mual
29.Diare
30.Konstipasi
31.Gangguan polatidur
32.Retensi urin
33.Kerusakan integritas jaringan
34.Gangguan body image
35.Manejemen regimen terapeutik tidak efektif
36.Kelelahan

2.3 Komponen Diagnosis


Asuhan Diagnosis Keperawatan dikutip dari Diagnosis Keperawatan
(Diagnosis NANDA-I, Intervensi NIC, Hasil NOC) yang disusun oleh Wilkinson
(2017) yaitu:

4
Intoleran Aktivitas, Risiko (1982)

Definisi:Berisiko mengalami ketidak cukupan energi fisiologis atau


psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari
yang harus atau ingin dilakukan
1. Faktor Risiko
a. Subjektif : riwayat intoleran sebelumnya; tidak
berpengalaman terhadap aktivitas.
b. Objektif : kelemahan; adanya masalah sirkulasi dan/atau
pernapasan
2. Faktor yang Berhubungan
a. Saran Penggunaan: bedakan antara risiko intoleran aktivitas, keletihan,
dan defisit perawatan diri. Lihat intoleran aktivitas, Saran penggunaan.
3. Alternatif Diagnosis yang Disarankan
a. Keletihan, risiko
b. Difisit perawatan diri, risiko
4. Hasil NOC
a. Toleransi aktivitas : respons fisiologis terhadap gerakan yang
memakan energi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
b. Ketahanan : kapasitas untuk mempertahankan aktivitas.
c. Penghematan Energi : tindakan individu mengelola energi untuk
memulai dan mempertahankan aktivitas.
5. Tujuan/Kriteria Evaluasi
Contoh menggunakan bahasa NOC

a. Menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan, yang dibutuhkan oleh:


toleransi aktivitas, ketahanan, dan penghematan energi.
b. Mendemontrasikan penghematan energi, yang dibuktikan oleh indikator
sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang,
sering, atau selalu ditunjukkan)

Contoh lain

Pasien akan:

5
a. Mengidentivikasikan aktivitas atau situasi yang menimbulkan kecemasan
yang dapat menyebabkan intoleran aktivitas.
b. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan
normal denyut jantung.
c. Melaporkan bebas dari dispnea, kesulitan bernapas, dan keletihan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
d. Melakukan perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk penghematan
energi.
6. Intervensi NIC
a. Manajemen Energi : mengatur penggunaan energi untuk mengatasi
atau mencegah keletihan dan mengoptimalkan fungsi.
b. Promosi Latihan Fisik : memfasilitasi aktivitas fisik yang rutin untuk
mempertahankan atau meningkatkan tingkat kebugaran dan kesehatan
c. Promosi Latihan Fisik : Latihan Kekuatan: memfasilitasi latihan otot
resistif secara rutin untuk memperhatikan atau meningkatkan kekuatan
otot.
7. Aktivitas Keperawatan

Pengkajian

a. Tentukan pengetahuan dan pemahaman terhadap keterbatasan energi oleh


klien dan orang terdekat.
b. Pantau tingkat energi dan toleransi pasien terhadap aktivitas.
c. Identifikasi kendala untuk beraktivitas.
d. Rujuk pada diagnosis intoleran aktivitas.

Penyuluhan untuk Pasien/Keluarga

a. Susunan rencana yang realistis untuk proses adaptasi terhadap


keterbatasan pasien.
b. Gali bersama pasien dampak spesifik ketidakaktifan.
c. Intruksikan pasien dan keluarga untuk memberi tahu penyedia layanan
primer jika keletihan terus-menerus terjadi.

6
2.4 Domain dan Klasifikasi NANDA

Domain adalah tingkat luas dari klasifikasi yang membagi fenomena ke


dalam kelompok utama. Dimana domain ini mempunyai subkategoris yang
disebut kelas.
Dalam diagnosis NANDA-I dijelaskan beberapa domain, kelas dan
diagnosa antara lain :
a. Domain I : Promosi Kesehatan
Kesadaran tentang kesehatan atau normalitas fungsi dan strategi yang
digunakan untuk mempertahankan kendali terhadap dan meningkatkan fungsi
sehat dan normal tersebut.
Kelas 1. Kesadaran kesehatan
Pengenalan tentang fungsi normal dan kesehatan.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00097 Defisiensi aktivitas 00168 Gaya hidup kurang


pengalih. gerak.

Kelas 2. Manajemen kesehatan


Mengidentifikasi, mengendalikan, melakukan, dan mengintegrasikan
aktivitas untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00257 Sindrom lansia lemah. 00078 Ketidakefektifan


manajemen kesehatan

00231 Risiko sindrom lansia 00162 Kesiapan untuk


rendah meningkatkan
manajemen kesehatan

00215 Defisiensi kesehatan 00080 Ketidakefektifan


komunitas manajemen kesehatan
keluarga

7
00188 Perilaku kesehatan 00079 Ketidakpatuhan
cenderung berisiko
00099 Ketidakefektifan 00043 Ketidakefektifan
pemeliharaan perlindungan
kesehatan

b. Domain II : Nutrisi
Aktivitas memasukkan, mencerna, dan menggunakan nutrient untuk
tujuan pemeliharaam jaringan, perbaikan jaringan dan produksi energi.
Kelas 1. Makan
Memasukkan makanan atau nutrient ke dalam tubuh.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00216 Ketidakcukupan ASI 00163 Kesiapan meningkatkan


nutrisi

00104 Ketidakefektifan 00232 Obesitas


pemberian ASI
00105 Diskontinuitas 00233 Berat badan berlebih
pemberian ASI
00106 Kesiapan 00234 Risiko berat badan
meningkatkan berlebih
pemberian ASI
00107 Ketidakefektifan pola 00103 Gangguan menelan
makan bayi
00002 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

Kelas 2. Pencernaan
Aktivitas fisik dan kimiawi yang mengubah makanan menjadi
substansi yang dapat diabsorpsi dan digunakan.

Saat ini belum ditemukan.

Kelas 3. Absorpsi

8
Aktivitas penggunaan nutrient dalam jaringan tubuh.

Saat ini belum ditemukan.

Kelas 4. Metabolisme
Proses kimia dan fisik yang terjadi di dalam organism dan sel hidup
untuk perkembangan dan penggunaan protoplasma, produksi sisa dan
energi, dengan pelepasan energi untuk semua proses vital.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00179 Risiko 00230 Risiko ikterik neonatus


ketidakstabilan kadar
glukosa darah
00194 Ikterik neonatus 00178 Risiko gangguan fungsi
hati

Kelas 5. Hidrasi
Pemasukan dan absorpsi cairan dan elektrolit

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00195 Risiko 00028 Risiko kekurangan


ketidakseimbangan volume cairan
elektrolit
00160 Kesiapan 00026 Kelebihan volume cairan
meningkatkan
keseimbangan cairan
00027 Kekurangan volume 00025 Risiko
cairan ketidakseimbangan
volume cairan

c. Domain III : Eliminasi dan Pertukaran


Sekresi dan ekskresi produk sisa dari tubuh.
Kelas 1. Fungsi urinaria

9
Proses sekresi, reabsorpsi, dan ekskresi urine.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00016 Gangguan eliminasi 00017 Inkontenensia urine stress


urine
00166 Kesiapan 00019 Inkontenensia urine
meningkatkan dorongan
eliminasi urine
00020 Inkontinensia 00022 Risiko inkontinensia urine
urinarius fungsional dorongan

00176 Inkontinensia urine 00023 Retensi urine


aliran berlebihan
00018 Inkontinensia urine reflex

Kelas 2. Fungsi gastrointestinal


Proses absorpsi dan ekskresi produk sisa pencernaan

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00011 Konstipasi 00013 Diare

00015 Risiko konstipasi 00196 Disfungsi motilitas


gastrointestinal

00235 Konstipasi fungsional 00197 Risiko disfungsi motilitas


kronis gastrointestinal

00236 Risiko konstipasi 00014 Inkontinensia defekasi


fungsional kronis
00012 Persepsi konstipasi

Kelas 3. Fungsi integument


Proses sekresi dan ekskresi melalui kulit.

Saat ini belum ditemukan.

10
Kelas 4. Fungsi respirasi
Proses pertukaran gas dan pembuangan dan pembuangan produk sisa
metabolisme.

Kode Diagnosis

00030 Gangguan pertukaran gas.

Kelas 1
d. Domain IV : Aktivitas / Istirahat
Produksi, konservasi, penggunaan atau keseimbangan sumber energi.
Kelas 1. Tidur / istirahat
Tidur, berbaring, istirahat, inaktif

Kode Diagnosa Kode Diagnosis

00095 Insomnia 00165 Kesiapan meningkatkan


tidur

00096 Deprivasi tidur 00198 Gangguan pola tidur

Kelas 2. Aktivitas / Olahraga


Menggerakkan bagian bagian tubuh (mobilitas), melakukan
pekerjaan, atau melakukan aktivitas dengan sering ( tetapi tidak selalu
) sesuai kekuatan.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00040 Risiko sindrom 00237 Hambatan duduk


disuse
00091 Hambatan 00238 Hambatan berdiri
mobilitas di
tempat tidur

11
00085 Hambatan 00090 Hambatan kemampuan
mobilitas fisik berpindah

00089 Hambatan 00088 Hambatan berjalan


mobilitas
berkusi roda
Kelas 3. Keseimbangan energi
Suatu keadaan harmoni dinamik antara asupan dan penggunaan
sumber daya.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00093 Keletihan 00154 Keluyuran

Kelas 4. Respons kardiovaskuker / pulmonal


Mekanisme kardiopulmonal yang mendukung aktivitas/istirahat

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00092 Intoleran 00203 Risiko ketidakefektifan


aktivitas perfusi ginjal

00094 Risiko intoleran 00033 Gangguan ventilasi


aktivitas spontan

00032 Ketidakefektifan 00200 Risiko penurunan perfusi


pola nafas jaringan jantung

00029 Penurunan curah 00201 Risiko ketidakefektifan


jantung perfusi jaringan otak

00240 Risiko 00204 Ketidakefektifan perfusi


penurunan curah jaringan perifer
jantung
00239 Risiko gangguan 00228 Risiko ketidakefektifan
fungsi perfusi jaringan perifer
kardiovaskuler

12
00202 Risiko 00034 Disfungsi respons
ketidakefektifan penyapihan ventilator
perfusi
gastrointestinal
Kelas 5. Perawatan diri
Kemampuan melakukan aktivitas untuk merawat tubuh dan fungsi
tubuh

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00098 Hambatan 00110 Defisit perawatan diri :


pemeliharaan eliminasi*
rumah
00108 Defisit 00182 Kesiapan meningkatkan
perawatan diri : perawatan diri*
mandi*
00109 Defisit 00193 Pengabaian diri
perawatan diri :
berpakaian*
00102 Defisit perawatan diri : makan*

e. Domain V : Persepsi/Kognisi
Sistem pemrosesan informasi manusia termasuk perhatian, orientasi,
sensasi, persepsi, kognisi dan komunikasi.
Kelas 1. Perhatian
Kesiapan mental untuk memperhatikan atau mengamati.

Kode Diagnosis

00123 Kealpaan tubuh unilateral

Kelas 2. Orientasi
Kesadaran terhadap waktu, tempat dan orang.

Saat ini belum tersedia.

13
Kelas 3. Sensasi / Persepsi
Menerima informasi melalui indera sentuhan, pengecap, penghidu,
pengelihatan, pendengaran, dan kinestesis, dan pemahaman tentang
data sensori yang menghasilkan penamaan, asosiasi, dan / atau pola
pengertian.

Saat ini belum tersedia.

Kelas 4. Kognisi
Penggunaan memori, pembelafaran, berpikir, pemecahan masalah,
abstraksi, penilaian, insight, kapasitas intelektual, kalkulasi, dan
bahasa.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00128 Konfusi akut 00222 Ketidakefektifan


kontrol impuls

00173 Risiko konfusi akut 00126 Defisiensi pengetahuan

00129 Konfusi kronik 00161 Kesiapan peningkatan


pengetahuan

00251 Kontrol emosi labil 00131 Kerusakan memori

Kelas 5. Komunikasi
Pengiriman dan penerima informasi verbal dan non verbal

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00157 Kesiapan meningkatkan 00051 Hambatan komunikasi


komunikasi verbal

f. Domain VI : Persepsi Diri


Kesadaran tentang diri sendiri.
Kelas 1. Konsep diri

14
Persepsi total tentang diri sendiri

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00185 Kesiapan 00121 Gangguan identitas


meningkatkan harapan pribadi

00124 Keputusasaan 00225 Risiko gangguan


identitas pribadi

00174 Risiko pelemahan 00167 Kesiapan


martabat meningkatkan konsep
diri

Konsep 2. Harga diri


Penilaian tentang arti, kapabilitas, kepentingan, dan keberhasilan diri
sendiri

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00119 Harga diri rendah 00120 Harga diri rendah


kronik situasional

00224 Risiko harga diri rendah 00153 Risiko harga diri rendah
kronik situasional

Kelas 3. Citra tubuh


Suatu gambaran mental tentang tubuh diri sendiri

Kode Diagnosis

00118 Gangguan citra tubuh

g. Domain VII : Hubungan Peran


Hubungan atau asosiasi positif dan negative di antara orang atau
kelompok dan cara berhubungan yang ditunjukkan.
Kelas 1. Peran pemberi asuhan

15
Perilaku yang diharapkan secara sosial dan orang yang memberi
asuhan yang bukan profesional kesehatan.

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00061 Ketegangan peran 00164 Kesiapan meningkatkan


pemberi asuhan menjadi orang tua

00062 Risiko ketegangan 00057 Risiko


peran pemberi asuhan ketidakmampuan
menjadi orang tua

00056 Ketidakmampuan menjadi orang tua

Kelas 2. Hubungan keluarga


Hubungan orang yang secara biologis berhubungan atau dihubungkan
oleh pilihan

Kode Diagnosis Kelas Diagnosis

00058 Risiko gangguan 00060 Gangguan proses


perlekatan keluarga

00063 Disfungsi proses 00159 Kesiapan meningkatkan


keluarga proses keluarga

Kelas 3. Performa peran


Kualitas berfungsi dalam pola perilaku sosial

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00223 Ketidakefektifan 00064 Konflik peran orang tua


hubungan
00207 Kesiapan meningkatkan 00055 Ketidakefektifan
hubungan performa peran

16
00229 Risiko ketidakefektifan 00052 Hambatan interaksi
hubungan sosial

h. Domain VIII : Seksualitas


Identitas seksual, fungsi seksual, dan reproduksi.
Kelas 1. Identitas seksual
Status menjadi seseorang khusus sesuai dengan seksualitas dan/atau
gender

Saat ini belum tersedia

Kelas 2. Fungsi seksual


Kapasitas atau kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas
seksualitas

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00059 Disfungsi seksual 00065 Ketidakefektifan pola


seksualitas

Kelas 3. Reproduksi
Suatu proses ketika manusia diproduksi

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00221 Ketidakefektifan proses 00227 Risiko ketidakefektifan


kehamilan-melahirkan proses kehamilan-
melahirkan

00208 Kesiapan meningkatkan 00209 Risiko gangguan


proses kehamilan- hubungan ibu-janin
melahirkan

17
i. Domain IX : Koping / Toleransi stress
Berjuang dengan proses hidup/ peristiwa hidup.
Kelas 1. Respons pascatrauma
Reaksi yang terjadi setelah trauma fisik atau psikologis

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00141 Sindrom pascatrauma 00114 Sindrom stress akibat


perpindahan

00145 Risiko sindrom 00149 Risiko sindrom stress


pascatrauma akibat perpindahan

00142 Sindrom trauma pemerkosaan

Kelas 2. Respons koping


Proses mengatasi stress lingkungan

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00199 Ketidakefektifan 00148 Ketakutan


perencanaan aktivitas
00226 Risiko ketidakefektifan 00136 Dukacita
perencanaan aktivitas
00146 Ansietas 00135 Dukacita terganggu

00071 Koping defensif 00172 Risiko dukacita


terganggu

00069 Ketidakefektifan 00241 Ganggguan


koping pengelolaan mood

00158 Kesiapan meningkatkan 00187 Kesiapan meningkatkan


koping kekuatan

00077 Ketidakefektifan 00125 Ketidakberdayaan


koping komuntas

18
00076 Kesiapan meningkatkan 00152 Risiko
koping komunitas ketidakberdayaan

00074 Penurunan koping 00210 Gangguan penyesuaian


keluarga
00073 Ketidakmampuan 00212 Kesiapan meningkatkan
koping keluarga penyesuain

00075 Kesiapan meningkatkan 00211 Risiko hambatan


koping keluarga penyesuaian

00147 Ansietas kematian 00137 Kepedihan kronis

00072 Ketidakefektifan 00177 Stress berlebihan


penyangkalan
Kelas 3. Stress neurobehavioral
Respons perilaku yang merefleksikan fungsi saraf dan otak

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00049 Penururnan kapasitas 00116 Disintegrasi perilaku


adaptif intracranial bayi

00009 Disrefleksia autonomic 00117 Kesiapan meningkatkan


integrasi perilaku bayi

00010 Risiko disrefleksia 00115 Risiko disintegrasi


autonomic perilaku bayi

j. Domain X : Prinsip Hidup


Prinsip prinsip yang mendasari sikap, pikiran dan perilaku tentang
aturan, kebiasaan, atau institusi yang dipandang sebagai benar atau memiliki
makna intrinsic.
Kelas 1. Nilai

19
Identifikasi dam peringkat bentuk aturan atau pernyataan yang
diinginkan

Saat ini belum tersedia

Kelas 2. Keyakinan
Pendapat, harapan atau penilaian tentang aturan kebiasaan, atau
institusi yang dipandang sebagai benar atau memiliki makna
intrinsic

Kode Diagnosis

00068 Kesiapan meningkatkan


kesejahteraan spiritual

Kelas 3. Keselarasan nilai/keyakinan/tindakan


Keterkaitan atau keseimbangan yang dicapai diantara nilai,
keyakinan, dan tindakan

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00184 Kesiapan 00169 Hambatan


meningkatkan religiositas
pengambilan
keputusan
00083 Konflik pengambilan 00171 Kesiapan
keputusan meningkatkan
religiositas

00242 Hambatan 00170 Risiko hambatan


pengambilan religiositas
keputusan emansipasi
00243 Kesiapan 00066 Distress spiritual
meningkatkan
pengambilan
keputusan emansipasi

20
00244 Risiko hambatan 00067 Risiko distress
pengambilan spiritual
keputusan emansipasi
00175 Distress moral

k. Domain XI : Keamanan/Perlindungan
Bebas dari bahaya, cedera fisik atau gangguan sistem imun; selamat
dari kehilangan; dan perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan.
Kelas 1. Infeksi
Respons host setelah invasi patogenik

Kode Diagnosis

00004 Risiko infeksi

Kelas 2. Cedera fisik


Bahaya atau kesakitan fisik

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00031 Ketidakefektifan 00086 Risiko disfungsi


bersihan jalan nafas neurovaskuler
perifer

00039 Risiko aspirasi 00249 Risiko dekubitus

00206 Risiko perdarahan 00205 Risiko syok

00219 Risiko mata kering 00046 Kerusakan


integritas kulit

00255 Risiko jatuh 00047 Risiko kerusakan


integritas kulit

21
00035 Risiko cedera* 00156 Risiko sindrom
kematian bayi
mendadak

00245 Risiko cedera kornea* 00036 Risiko asfiksia

00087 Risiko cedera akibat 00100 Pelambatan


posisi perioperatif pemulihan
pascabedah

00220 Risiko cedera termal* 00246 Risiko pelambatam


pemulihan
pascabedah

00250 Risiko cedera saluran 00044 Kerusakan


kemih* integritas jaringan

00048 Kerusakan gigi 00248 Risiko kerusakan


integritas jaringan

00045 Kerusakan membrane 00038 Risiko trauma


mukosa oral
00247 Risiko kerusakan 00213 Risiko trauma
membrane mukosa vascular
oral
Kelas 3. Perilaku kekerasan
Penggunaan kekuatan atau kekuatan berlebihan sehingga
menyebabkan cedera atau penganiayaan

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00138 Risiko perilaku 00138 Risiko mutilasi diri


kekerasan terhadap
orang lain

22
00140 Risiko perilaku 00150 Risiko bunuh diri
kekerasan terhadap
diri sendiri
00151 Mutilasi diri

Kelas 4. Bahaya lingkungan


Sumber sumber bahaya yang ada di sekitar

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00181 Kontaminasi 00037 Risiko keracunan

00180 Risiko kontaminasi

Kelas 5. Proses pertahanan tubuh


Suatu proses ketika diri sendiri melindungi dirinya dari yang lain

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00218 Risiko efek samping 00041 Respons alergi


media kontras lateks
beryodium
00217 Risiko respons alergi 00042 Risiko respons
alergi lateks

Kelas 6. Termoregulasi
Proses fisiologis pengaturan panas dan energi di dalam tubuh
untuk tujuan melindungi organism

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00005 Risiko 00253 Risiko hipotermia


ketidakseimbangan
suhu tubuh
00007 Hipertermia 00254 Risiko hipotermia

23
00006 Hipotermia 00008 Ketidakefektifan
termoregulasi

l. Domain XII : Kenyamanan


Rasa sejahtera atau nyaman secara mental, fisik dan sosial.
Kelas 1. Kenyamanan fisik
Rasa sejahtera dan nyaman dan/atau bebas dari nyeri

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00214 Gangguan rasa 00133 Nyeri kronis


nyaman
00183 Kesiapan 00256 Nyeri persalinan
meningkatkan rasa
nyaman
00134 Mual 00255 Sindrom nyeri
kronis

00132 Nyeri akut

Kelas 2. Kenyamanan lingkungan


Rasa sejahtera atau nyaman didalam/ dengan lingkungannya

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

00214 Gangguan rasa 00183 Kesiapan


nyaman meningkatkan rasa
nyaman

Kelas 3. Kenyamanan sosial


Rasa sejahtera atau nyaman dengan situasi sosialnya

Kode Diagnosis Kode Diagnosis

24
00214 Gangguan rasa 00054 Risiko kesepian
nyaman
00183 Kesiapan 00053 Isolasi sosial
meningkatkan rasa
nyaman

m. Domain XIII : Pertumbuhan/Perkembangan


Peningkatan sesuai usia pada dimensi fisik, maturasi sistem organ,
dan/ atau progresi sepanjang tahapan perkembangan.
Kelas 1. Pertumbuhan
Peningkatan pada dimensi fisik atau maturasi sistem organ

Kode Diagnosis

00113 Risiko pertumbuhan tidak


proporsional

Kelas 2. Perkembangan
Progresi atau regresi dalam urutan tahap kehidupan

Kode Diagnosis

00112 Risiko keterlambatan


perkembangan

2.5 Keterkaitan NANDA / NOC dan NIC


Proses perawatan merupakan suatu cara berpikir dan bertindak yang spesial
(khusus) dalam melakukan asuhan keperawatan. Dalam proses keperawatan, terdapat
beberapa tindakan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain yaitu:
assessment (pengkajian), diagnosis (penentuan diagnosa), perencanaan hasil
(planning: outcome), perencaan intervensi (planning: intervention), pelaksanaan
(implementation) dan evaluasi (evluation) (Wilkinson, 2007). Pada prakteknya
kegiatan proses keperawatan di atas tidaklah selalu berurutan tetapi bisa dikerjakan

25
pada waktu bersamaan (overlapping). Dimanakah posisi NANDA-I, NIC dan NOC
dalam proses keperawatan?
Pada dasarnya NANDA-I adalah merupakan label diagnostic (berada pada
fase penentuan diagnosa), NIC merupakan Klasifikasi intervensi keperawatan (berada
pada fase Planning: intervensi) dan NOC adalah merupakan klasifikasi outcome
(berada pada fase planning: outcome). Pada saat ini label diagnostic tidak hanya dapat
dirujuk kepada NANDA-I tetapi juga bisa merujuk kepada label diagnostik:
GORDONs nursing diagnosis atau ICNP yang dikeluarkan oleh International
Council of Nursing (ICNP, 2005).
Suatu tautan didefinisikan (linkage) sebagai suatu hubungan atau keterkaitan
antara diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan yang menyebabkan
keduanya terjadi bersamaan dalam rangka untuk mendapatkan outcome atau
penyelesaian dari masalah pasien. Tautan akan memfasilitasi proses diagnosis
reasoning (proses berpikir untuk mendiagnosis) dan pembuatan keputusan klinis dari
perawat dengan mengidentifikasi intervensi-intervensi keperawatan yang merupakan
pilihan penanganan bagi penyelsaian diagnosis keperawatan. Tautan ini juga bisa
membantu dalam mendesain sistem informasi keperawatan klinis untuk menyusun
struktur database.
Daftar intervensi-intervensi keperawatan yang tercakup untuk setiap diagnosis
keperawatan (bersifat) komprehensif, meliputi bermacam-macam intervensi-
intervensi. Berikut ini adalah tiga level intervensi-intervensi yang disediakan untuk
setiap diagnosis.
1. Level pertama: intervensi intervensi prioritas : level ini adalah intervensi-
intervensi yang pling mungkin/ terlihat nyata untuk menyelesaikan diagnosis dan
diberikan warna dalam daftar intervensi-intervensi yang disarankan. Intervensi-
intervensi ini dipilih karena sangat cocok dengan etiologi dari diagnosis dan/atau
batasan karakteristik, memiliki aktivitas-aktivitas yang lebih banyak yang akan
menyelesaikan masalah, dapat digunakan dalam banyak tatanan dan diketahui
lebih baik karena berdasarkan penelitian dan penggunaan klinik untuk mengatasi
diagnosis.
2. Level kedua: intervensi-intervensi yang disarankan: Ini adalah intervensi-
intervensi yang mungkin mengatasi diagnosi tapi bukan merupakan intervensi-

26
prioritas untuk mayoritas pasien dengan diagnosis tersebut. Intervensi-intervensi
ini disebutkan dalam literatur sebagai intervensi yang mengatasi diagnosis, tapi
tidak sering disebutkan dan mungkin mengatasi etiologi atau karakteristik
tertentu.
3. Level ketiga: pilihan tambahan: Intervensi-intervensi yang diaplikasin pada
beberapa pasien dengan diagnosis tertentu, memberikan kesempatan pada perawat
untuk mendesain lebih lanjut rencana asuhan pada individu.

Urutan dari tiga level intervensi-intervensi menyediakan daftar intervensi


yang komprehensif untuk setiap diagnosis. Daftar tersebut membantu perawat dalam
menyeleksi intervensi-intervensi tetapi bukanlah merupakan suatu resep. Perawat
menggunakan clinical reasoning (penalaran klinis) dan penilaian pada setiap individu
pasien, keluarga, atau kelompok untuk menentukan ketepatan dari pilihan intervensi-
intervensi. Tahap-tahap berikut disarankan pada saat menggunakan daftar kaitan:
1. Kaji ulang prioritas intervensi-intervensi keperawatan sebagai pertimbangan
pertama terkait dengan pilihan penanganan untuk menyelesaikan diagnosis
keperawatan.
2. Kaji ulang intervensi-intervensi lain yang ada dalam dafatr yang disarankan
karena intervensi-intervensi tersebut penting dipertimbangkan untuk
menyelesaikan diagnosis.
3. Kaji ulang intervensi-intervensi tambahan yang disarankan yang mungkin juga
digunakan untuk menyelesaikan diagnosis keperawatan.

2.6 Taksonomi NOC dan NIC

Menurut Heather (2015) taksonomi dari intervensi keperawatan atau NIC


dirumuskan menjadi:

DOMAIN 1 Fisiologi: Dasar DOMAIN 2 Fisiologi: Kompleks


Perawatan yang mendukung fungsi
fisik

27
Perawatan yang mendukung regulasi
homeostatis

1.Manajemen Aktifitas dan latihan 1.Manajemen Elektrolit dan Asam


Basa
Intervensi intervensi untuk mengatur
intervensi intervensi untuk mengatur
atau membantu aktivitas fisik,
keseimbangan elektrolit/asam basa dan
konservasi dan pengeluaran energy.
mencegah komplikasi
2.Manajemen Eliminasi 2.Manajemen Obat Obatan
Intervensi intervensi untuk memfasilitasi
Intervensi intervensi untuk membuat
efek yang diharapkan dari agen
dan mempertahankan pola eleminasi
farmakologi
urin dan pencernaan yang teratur dan
mengatasi komplikasi akibat 3.Manajemen Neurologis
perubahan pola tersebut.
Intervensi intervensi untuk
3.Manajemen Immobilisasi mengoptimalkan fungsi neurologis

Intervensi intervensi untuk mengatasi 4.Manajemen Perioperatif


keterbatasan pergerakan tubuh dan
Intervensi intervensi untuk memberikan
kekambuhannya.
perawatan sebelum, selama dan sesaat
4.Dukungan Nutrisi setelah proses pembedahan

Intervensi intervensi untuk 5.Manajemen Pernafasan


memodifikasi atau mempertahankan
Intervensi intervensi untuk
status nutrisi
meningkatkan kepatenan jalan nafas dan
5.Peningkatan Kenyaman Fisik pertukaran gas

Intervensi intervensi untuk 6.Manajemen Kulit/Luka


meningkatkan kenyamanan dengan
Intervensi intervensi untuk
menggunakan teknik fisik.
mempertahankan atau mengembalikan
6.Fasilitasi Perawatan Diri integritas jaringan

7.Termoregulasi

28
Intervensi intervensi yang Intervensi intervensi untuk
menyediakan atau membantu aktiviitas mempertahankan suhu tubuh dalam
rutin kehidupan sehari hari rentang normal

8.Manajemen Perfusi Jaringan

Intervensi intervensi untuk


mengoptimalkan sirkulasi darah dan
cairan ke dalam jaringan.

DOMAIN 3 PERILAKU DOMAIN 4 KEAMANAN


Perawatan yang mendukung fungsi fisik Perawat yang mendukung
perlindungan terhadap ancaman

1.Terapi Perilaku 1.Manajemen krisis


Intervensi intervensi untuk memperkuat Intervensi intervensi yang memberikan
atau meningkatkan perilaku yang bantuan jangka pendek segera baik
diharapkan atau merubah perilaku yang dalam kondisi krisis psikologis
tidak diharapkan. maupun fisiologis.
2.Terapi Kognitif 2.Manajemen Risiko
Intervensi intervensi untuk memperkuat Intervensi intervensi yang dilakukan
atau meningkatkan fungsi kognitif yang untuk menurunkan risiko dan
diharapkan atau merubah fungsi kognitif memantau risiko yang ada secara terus
yang tidak diharapkan. menerus sepanjang waktu.
3.Peningkatan komunikasi
Intervensi intervensi untuk memfasilitasi
pemberian dan penerimaan pesan verbal
dan nonverbal y
4.Bantuan koping
Intervensi intervensi untuk membantu
orang lain untuk membangun kekuatan
diri untuk beradaptasi pada perubahan

29
fungsi atau menerima tingkatan fungsi
yang lebih tinggi.

5.Pendidikan pasien
Intervensi intervensi untuk memfasilitasi
pembelajaran
6.Peningkatan Kenyamanan
psikologis
Intervensi intervensi untuk
meningkatkan kenyamanan dengan
menggunakanteknik psikologis

DOMAIN 5 KELUARGA DOMAIN 6 SISTEM KESEHATAN


Perawatan yang mendukung keluarga Perawatan untuk mendukung
penggunaan sistem pelayanan layanan
kesehatan yang efektif.

1.Perawatan melahirkan 1.Mediasi sistem kesehatan


Intervensi intervensi untuk membantu Intervensi intervensi untuk
dalam persiapan melahirkan dan memfasilitasi kesepakatan antara
mengatur perubahan psikologis dan pasien/keluarga dan sistem pelayanan
fisiologis sebelum, selama, dan segera kesehatan
serelah melahirkan. 2.Manajemen sistem kesehatan
2.Perawat sepanjang hidup intervensi intervensi untuk
Intervensi intervensi untuk memfasilitasi menyediakan dan meningkatkan
fungsi unit keluarga dan meningkatkan dukungan pemberian pelayanan
kesehatan serta kesejahteraan anggota (kesehatan).
keluarga sepanjang kehidupan.
3.Perawatan membesarkan anak 3.Manajemen informasi

30
Intervensi intervensi untuk membantu intervensi intervensi untuk
dalam membesarkan anak-anak. memfasilitasi komunikasi terkait
pelayanan kesehatan.

DOMAIN 7 KOMUNITAS
Perawatan yang mendukung kesehatan
komunitas

1.Peningkatan kesehatan komunitas


intervensi intervensi untuk meningkatkan
kesehatan seluruh masyarakat.

2.Manajemen risiko komunitas


intervensi intervensi yang membantu
mendeteksi atau mencegah risiko kesehatan
pada seluruh komunitas.
Heather (2015) taksonomi
dari NOC sebagai berikut:

Domain I Domain II Domain III Domain IV


Level
1 Fungsi Kesehatan Kesejahteraan Pengetahuan

Domai Kesehatan Fisiologi Psikologis tentang Kesehatan

n Outcomes Outcomes Outcomes dan Perilaku


yang yang yang

31
menggambarka menggambarka menggambarka Oucomes yang
n kapasitas dan n fungsi organ n fungsi menggambarkan
penampilan psikologis dan sikap, pemahaman,
untuk sosial dan tindakan dengan
melaksanakan menghormati
tugas mendasar kesehatan dan
kehidupan penyakit

Level Pemeliharaan Jantung Paru Kesejahteraan Perilaku Sehat


2 Energi Outcomes Psikologis Outcomes yang
Kelas Outcomes yang Outcomes menggambarkan
yang menggambarka yang tindakan individu
menggambarka n kondisi menggambarka dalam meningkatkan
n peremajaan jantung, paru- n keseharan atau memperbaiki
energi paru, sirkulasi, enosi dan keadaan
individu, atau status persepsi Kepercayaan
konservasi dan jaringan individu terkait tentang Kesehatan
penggunaan perfusi diri Outcomes yang
energi individu Adaptasi menggambarkan ide
Pertumbuhan Eliminasi Psikososial dan persepsi
dan Outcomes Outcomes individu yang
Perkembanga yang yang mempengaruhi
n menggambarka menggambarka perilaku kesehatan
Outcomes n ekskresi n adaptasi Pengetahuan
yang pembuangan psikologis tentang Kesehatan
menggambarka pola dan status dan/atau sosial Outcomes yang
n kematangan eliminasi terhadap menggambarkan
fisik, emosi, Cairan dan perubahan pemahaman
dan sosial Elektrolit kesehatan dan individu dalam
individu Outcomes kondisi mengaplikasukan
Mobilitas yang kehidupan informasi untuk
menggambarka Kontrol Diri meningkatkan,

32
Outcomes n status cairan Outcomes mempertahankan
yang dan elektrolit yang dan memelihara
menggambarka individu menggambarka kesehatan
n mobilitas Respon Imun n kemampuan Manejemen
fisik individu Outcomes individu untuk Kesehatan
dan gejala sisa yang mengekang Outcomes yang
dari menggambarka perilaku yang menggambarkan
pergerakan n kemampuan mungkin tindakan individu
yang dibatasi individu untuk secara emosi untuk mengelola
Perawatan mengatur atau fisik bisa kondisi akut atau
Diri metabolisme membahayaka kronik
Outcomes tubuh n diri maupun
yang Regulasi orang lain Kontrol Risiko dan
menggambarka Metabolik Interaksi Keamanan
n kemampuan Outcomes Sosial Outcomes yang
individu untuk yang Outcomes menggambarkanstat
menyelesaikan menggambarka yang us keamanan
aktivitas dasar n kemampuan menggambarka individu dan/atau
kehidupan individu untuk n hubungan tindakan untuk
sehari-hari mengatur individu menghindari,
metabolisme dengan orang membatasi, atau
tubuh lain mengontrol
ancaman kesehatan
Neurokognitif yang telah
Outcomes teridentifikasi
yang
menggambarka
n status
neurologi dan
kognitif
individu

33
Pencernaan
dan Nutrisi
Outcomes
yang
menggambarka
n pola
pencernaan
dan nutrisi
individu
Respon
Terapeutik
Outcomes
yang
menggambarka
n reaksi
sistemik
individu
terhadap
perawatan
agen maupun
metode
pengobatan
yang diberikan
Integritas
Jaringan
Outcomes
yang
menggambarka
n kondisi dan
fungsi jaringan
tubuh individu

34
Fungsi
Sensori
Outcomes
yang
menggambarka
n persepsi
individu dan
penggunaan
informasi
sensori

Domain V Domain VI Domain VII

Kondisi Kesehatan Kesehatan Keluarga Kesehatan Komunitas


yang Dirasakan Outcomes yang Outcomes yang
Outcomes yang menggambarkan menggambarkan kesehatan,
Level 1 menggambarkan status kesehatan, kesejahteraan dan fungsi
Domain pandangan individu perilaku atau fungsi komunitas atau populasi
mengenai kesehatan dari keluarga secara
dan perawatan keseluruhan atau
kesehatan individu sebagai
keluarga
Level 2 Kesehatan dan Kinerja Keluarga Perlindungan Kesehatan
Kelas Kualitas Hidup sebagai Caregiver Komunitas
Outcomes yang Outcome yang Outcomes yang
menggambarkan menggambarkan menggambarkan struktur dan
kesehatan yang adaptasi dan program komunitas untuk
diterima individu dan penampilan anggota menghilangkan atau
situasi terkait dengan keluarga untuk menurunkan risiko kesehatan
kehidupan merawat anak atau dan peningkatan resistensi
orang dewasa yang terhadap ancaman kesehatan
komunitas

35
Kepuasan memiliki Kesejahteraan Komunitas
mengenai ketergantungan Outcomes yang
Perawatan Status Keseharan menggambarkan keseluruhan
Outcomes yang Anggota Keluarga status kesehatan atau
menggambarkan Outcomes yang kompetensi komunitas atau
persepsi atau menggambarkan populasi
penerimaan individu kesehatan fisik,
tentang kualitas dan psikologis, sosial dan
kecukupan spiritual individu dari
perawatan kesehatan individu anggota
yang disediakan keluarga
Status Gejala Kesejahteraan
Outcomes yang Keluarga
menggambarkan Outcomes yang
indikasi individu menggambarkan
terhadap adanya lingkungan keluarga
penyakit, cedera, keseluruhan status
atau kehilangan kesehatan, dan
kompetensi sosial dari
keluarga sebagai unit

Pengasuhan
Outcomes yang
menggambarkan
perilaku orang tua
yang mendukung
pertumbuhan dan
perkembangan
optimum anak

36
2.7 Cara Pemilihan Intervensi
Berdasarkan Muhammad (2014) intervensi, strategi, atau tindakan
keperawatan dipilih setelah tujuan dan hasil yang diharapkan ditetapkan.Intervensi
keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih
dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat kesehatan yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan. Memilih intervensi keperawatan sesuai adalah proses pembuatan
keputusan. Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat
lakukan atas nama klien. Perawat memilih intervensi untuk mencapai hasil. Metoda
pemilihan intervensi adalah selalu sama ; tetapi tipe intervensinya adalah bersifat
individual bagi klien.
Adapun menurut Muhammad (2014) tipe intervensi dibagi menjadi 3, yaitu
sebagai berikut:
1. Intervensi perawat
Intervensi perawat adalah respons perawat terhadap kebutuhan perawatan
kesehatan dan diagnose keperawatan klien. Intervensi ini tidak membutuhkan
supervisi atau arahan dari orag lain. Sebagai contoh, intervensi untuk
meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang adekuat atau aktivitas
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan higiene adalah tindakan
keperawatan mandiri.Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dari dokter
atau profesi lainnya
2. Intervensi dokter
Intervensi dokter didasarkan pada respons dokter terhadap diagnose medis, dan
perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter. Memberikan medikasi,
mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti balutan, dan
menyiapkkan klien untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh-contoh dari
intervensi tersebut.Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal
keperawtan bagi perawat untuk meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini,
tetapi intervensi tersebut berada dalam praktik keperawatan bagoi perawat untuk
menyelesaikan insruksi tersebut dan untuk mengkhususkan pendekatan
tindakan.Setiap intervensi dokter membutuhkan tanggung jawab keperawatan
spesifik dan pengetahuan keperawatan tehnik spesifik.
3. Intervensi kolaborasi

37
Intervensi kolaborasi adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian dari berbagai professional perawatan
kesehatan.Intervensi perawat, dokter dan kolaborasi membutuhkan penilaian
keperawatan yang kritis dan pembuatan keputusan.Ketika menghadapi intervensi
dokter, atau intervensi kolaboratif, perawat tidak secara otomatis
mengimplementasikan terapi, tetapi harus menentukan apakah intervensi yang
diminta sesuai untuk klien.
Menurut Muhammad (2014) ketika memilih intervensi, perawat
menggunakan keterampilan membuat keputusam klinis yang menunjukkan tentang
enam faktor untuk memilih intervensi keperawatan pada klien spesifik, yaitu :
1. Karakteristik diagnosa keperawatan
a. Intervensi harus diarahkan pada pengubahan etiologi atau tanda dan gejala
yang berkaitan dengan label diagnostik.
b. Intervensi diarahkan pada pengubahan atau menghilangakan faktor-faktor
risiko yang berkaitan dengan diagnosa keperawatan faktor risiko.
2. Hasil yang diharapkan
a. Hasil dinyatakan dalam istilah yang dapat diukur dan digunakan untuk
mengevaluasi keefektifan intervensi.
3. Dasar riset
a. Tinjauan riset keperawatn klinis yang berhubungan dengan label diagnostik
dan masalah klien.
b. Tinjauan artikel yang menguraikan penggunaan temuan riset dalam situasi
dan lingkungan klinis yang serupa.
4. Kemungkinan untuk dikerjakan
a. Interaksi dan intervensi keperawatan dengan tindakan yang sedang diberikan
oleh profesional kesehatan lain.
b. Biaya. Apakah intervensi mempunyai nilai yang efektif baik secara klinis
maupun biaya?
c. Waktu. Apakah waktu dan sumber tenaga tertangani dengan baik ?
5. Keberterimaan klien
a. Rencana tindakan harus selalu dengan tujuan klien dan nnilai perawatan
kesehatan klien.

38
b. Tujuan keperawatan yang diputuskan secara mutual.
c. Klien harus mampu melakukan perawatan diri atau mempunyai orang yang
dapat membantu dalam perawatan kesehatan tersebut.
6. Kompetensi dari perawat
a. Berpengetahuan banyak tentang rasional ilmiah intervensi.
b. Memiliki keterampilan fisiologis dam psikomotor yang diperlukan untuk
menyelesaikan intervensi.
c. Kemampuan untuk berfungsi dalam lingkungan dan secara efektif dan efisien
menggunakan sumber perawatan kesehatan.

39
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

NANDA-I adalah merupakan label diagnostic (berada pada fase penentuan


diagnosa). The Nursing Interventions Classification (NIC) adalah suatu standar
klasifikasi interfensi yang komperhensif yang dilakukan oleh perawat. Nursing
Outcomes Classification (NOC) menyediakan bahasa untuk identifikasi outcome dan
langkah-langkah evaluasi proses keperawatan, serta konten untuk elemen outcome
dari Nursing Minimum Data Set (NMDS).

3.2 Saran

Dengan ditulisnya makalah ini nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal


terkait dengan pengembangan mata kuliah Dokumentasi Keperawatan. Penulis
menyarankan materi-materi yang ada dalam tulisan ini dikembangkan lebih lanjut
agar dapat nantinya menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu. Demikianlah
makalah ini penulis persembahkan, semoga dapat bermanfaat.

40
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M, dkk. 2013. Nursing Intervensions Classification (NIC).Yogyakarta,


Mocomedia.
Heather, T.H dan Shigemi Kamitsuru. 2015. NANDA International Inc. Diagnosis
Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Ed. 10. EGC : Jakarta
Hidayat.2009. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Yogyakarta,
Mocomedia.
Siswantini. 2017. Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC. (Online) Dikutip dari
www.scribe.com. Diakses pada 27 Septembe

41

Anda mungkin juga menyukai