Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PERIODE ANTENATAL

Oleh:

OLEH :

IDA AYU PUTU MIRAH ADI ANGGRAENI

NIM : P07120016099

TINGKAT 2.3 DIII KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai
aterm. (Manuaba, 2010).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,edukasi
dan penanganan medik pada ibu hamil,untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan (Muchtar Rustam, 2008).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik
(Wiknjosastro, 2008).
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2007).

2. Proses Kehamilan
Menurut Manuaba (2010) proses kehamilan terdiri dari ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm.
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal
yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420
buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan
pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang
menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel.
Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan
disertai devaskularisasi. Selama pertumbuhan enjadi folikel de Graaf, ovarium
mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang
makin mendekati ovarium, gerka sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba
makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras
menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba
yang mempunyai umbai (fimbraie) maka ovum yang telah dilepaskan segera
ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up
mechanism. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus
dalam bentuk pematangan pertama artinya telah siap untuk dibuahi.
b. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus menjadi spermatosit pertama,
menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid akhirnya spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari
pancaindra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leydig sehingga
spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual
dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa
setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit
gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor
(panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak).
Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang
dapat mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita
dapat hidup selama tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
c. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian dibawah ini.
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang
mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang
disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi
dialirkan ke dalam vitelus melalui saluran pada zona pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang
dindingnya penuh nonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum
mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
5) Ovum siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa
menyebar masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada kavum
uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga
mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba
falopi
d. Proses Nidasi atau Implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma, ‘vitelus” membangktkan
kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”. Proses
pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan telofase sehingga
pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid
saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan
pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk “autosom”
sedangkan 2 kromosom sisanya sebagai pembawa tanda seks. Wanita selalu resesif
dengan kromosom X. Laki-laki memiliki dua bentuk kromosom seks yaitu
kromosom X dan Y. Bila spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum, terjadi jenis
kelamin wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu sel ovum, terjadi jenis
kelamin laki-laki. Oleh karena itu, pihak wanita tidak dapat disalahkan dengan jenis
kelamin bayinya yang lahir karena yang menentukan jenis kelamin adalah pihak
suami. Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang
dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan
seterusnya.berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konseps terus berjalan menuju
uterus. Pembelahan berjalan terus dan didalam morula terbentuk ruangan yang
mengandung cairan yang disbut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan
berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap
untuk mengadakan nidasi.
e. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau
belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata sehingga
bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam endometrium.
Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel
yang dekat dengan ruangan eksoselon membentuk “endoderm” dan yolk sac (kantong
kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat
embrio terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantung yolk sac. Plat
embrio terdiri dari unsur ektoderm, endoderm dan mesoderm. Ruangan amnion
dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat di antara amnion dan
embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati, limpa
dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal jantung
dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi
mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan
ultrasonografi atau sistem Doppler.

3. Gejala Klinis
a. Tanda-tanda presumptif
1) Amenorea (tidak dapat haid)
2) Mual dan muntah (nausea and vomiting)
3) Mengidam (ingin makan sesuatu)
4) Tidak tahan suatu bau-bauan
5) Pingsan
6) Tidak ada selera makan (anoreksia)
7) Lelah (fetique)
8) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen
dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
9) Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.
10) Konstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
11) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di
muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea
nigra = grisea).
12) Epulis: hipertrofi dari papil gusi.
13) Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva biasanya
dijumpai pada triwulan akhir.
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil
1) Perut membesar
2) Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dari
rahim.
3) Tanda Hegar : pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.
4) Tanda Chadwick : perubahan warna keunguan pada vulva dan mukosa vagina.
5) Tanda Piscaseck : pembesaran uterus yang tidak simetris.
6) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang = Braxton-Hiks
7) Teraba Ballotement : ketukan yang mendadak pada uterus yang menyebabkan
janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan
pemeriksa.
8) Reaksi kehamilan positif
c. Tanda pasti (tanda positif)
1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian
janin.
2) Denyut jantung janin
a. Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
c. Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
d. Dilihat pada ultrasonografi
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.

4. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan


a. Perubahan pada sistem reproduksi
1) Uterus
a) Ukuran: untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat
hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi
higrokopik. Endometrium menjadi desidua, ukuran pada kehamilan cukup
bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
b) Berat: berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram
pada akhir kehamilan (40 pekan).
c) Bentuk dan konsistensi: pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim
seperti alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan
seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam, pada
kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek dan kehamilan 3 bulan sebesar telur
angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan
bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft) disebut Tanda
Hegar.
d) Posisi rahim dalam kehamilan
Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau retrofleksi, pada 4 bula
kehamilan rahim tetap berada dalam rongga pelvis, setelah itu mulai
memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati
dan rahim yang hamil biasanya mobil, lebih mengisi rongga abdomen kanan
atau kiri.
e) Vaskularisasi
Aa. Uterina dan aa.ovarika bertambah dalam diameter, panjang dan anak-anak
cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah.
f) Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda
goodel. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan
mukus. Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya
menjadi livid dan ini disebut tanda Chadwick.

2) Indung telur (ovarium)


Ovulasi terhenti. Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri
yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
3) Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat
hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna
livid pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick.
4) Dinding perut (abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya
serabut elastis dibawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi
peregangan yang hebat, misalnya pada hidroamnion dan kehamilan ganda, dapat
terjadi diatasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah
pigmentasinya dan disebut linea nigra.
5) Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat
teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena-vena lebih
membiru. Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola payudara, kalau diperas
keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning.
b. Perubahan pada organ dan sistem lainnya
1) Sistem sirkulasi darah
a) Volume darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir
trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%
dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu diikuti curah jantung yang
meningkat sebanyak ±30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan
pada kehamilan 4 bulan, ibu menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam
keadaan dekompensasi kordis.
b) Protein darah
Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein albumin dan
gamaglobin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap
pada akhir kehamilan. Beta-globin dan fibrinogen terus meningkat.
c) Hitung jenis dan hemoglobin
Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif volume plasma
darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan
transpor o2 yang sangat diperlukan selama kehamilan.
d) Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester
kedua dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra hamil.tekanan vena dalam
batas-batas normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah
akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 permenit.
e) Jantung
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bbulan dan
menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan.
c. Sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak napas. Hal ini disebabkan oleh
usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru
meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam.
d. Saluran pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama mengeluh mual dan muntah.
Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan
lebih lama berada dalam saluran makanan. Resorbsi makanan baik namun akan
menimbulkan obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya
pada pagi hari, disebut sakit pagi (morning sickness).
e. Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak
(softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Bila konsumsi
kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium. Apa yang disebut dengan
gingivitis kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor lain, misalnya
hygiene yang buruk disekitar mulut.
f. Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi:
1) Muka: disebut masker kehamilan (chloasma gravida).
2) Payudara: puting susu dan areola payudara.
3) Perut: linea nigra striae.
4) Vulva
g. Kelenjar endokrin
1) Kelenjar tiroid dapat membesar sedikit.
2) Kelenjar hipofise dapat membesar terutama lobus anterior.
3) Kelenjar adrenal tidak begitu terpengaruh

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes urine kehamilan (Tes HCG)
Dilaksanakan seawal mungkin setelah diketahui amenore. Urine yang digunakan
diupayakan urine pagi.
b. Palpasi abdomen
Menggunakan cara pemeriksaan leopold, yaitu sebagai berikut :
1) Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus.
2) Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan dan kiri.
3) Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah uterus.
4) Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan untuk
mengetahui apakah kepala sudah memasuki panggul apa belum.
c. USG
Dilaksanakan untuk menegakkan diagnosis kehamilan.
d. Pemeriksaan rontgen
Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakkan diagnosis kehamilan.

6. Penatalaksanaan Medis
1) Trimester I dan II
- Jadwal pemeriksaan kehamilan setiap bulan sekali.
- Diambil data tentang laboratorium.
- Pemeriksaan ultrasonografi.
- Nasehat tentang diet 4 sehat 5 sempurna, tambahkan protein 0,5 gram/kg BB (1
telur/ hari).
- Observasi adanya penyakit yang mempengaruhi kehamilan, komplikasi kehamilan
dan imunisasi tetanus 1.
2) Trimester III
- Jadwal pemeriksaan kehamilan setiap 2 minggu sekali sampai ada tanda
kehamilan.
- Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan.
- Diet 4 sehat 5 sempurna.
- Pemeriksaan ultrasonografi.
- Imunisasi tetanus 2.
- Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester
ke-3.
- Rencana pengobatan.
- Nasihat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan.
(Manuaba, 2010).

7. Komplikasi
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika tidak
melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang
terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
a. Komplikasi obstetrik langsung, meliputi :
1) Perdarahan
2) Pre-eklampsia/eklampsia
3) Kelainan letak (letak Lintang/letak Sungsang)
4) Hidramnion
5) Ketuban pecah dini (KPD)
b. Komplikasi obstetrik tidak langsung :
1) Penyakit jantung
2) Tuberculosis
3) Anemia
4) Malaria
c. Komplikasi yang tidak berhubungan dengan obstetrik :
1) Komplikasi akibat kecelakaan
2) Keracunan

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien Identitas Penanggung
Jawab
Nama : Nama :
Umur : Umur :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Jenis Kelamin :
Status Perkawinan : Pekerjaan :
Agama : Alamat :
Suku : Status Perkawinan :
Alamat : Agama :
No. CM :
Tanggal MRS :
Tanggal Pengkajian :
Sumber Informasi :
b. Data Kesehatan
Keluhan utama :
Keluhan saat dikaji :
Riwayat keluhan (data dikaji mulai dari timbulnya keluhan sampai dengan dilakukan
asuhan keperawatan)

c. Riwayat Obstetri dan Ginekologi


1. Riwayat Menstruasi
 Menarche : umur….. siklus : teratur ( ) tidak ( )
 Banyaknya :……….. lama :
 Keluhan :………..
 HPHT :
2. Riwayar Pernikahan
 Menikah : …..kali lama : …..tahun
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu :

Anak ke- Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak


No Thn Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laseras Infeksi Perdaraha JK BB PB
Kehamilan
i n

4. Riwayat Kehamilan saat Ini


Status Obstetrikus :
 G…P…A…H… UK : … minggu
 TP : ….
 ANC kehamilan sekarang : ……….
 Trimester I : ………….
 Trimester II : ………...
 Trimester III : …………
5. Riwayat Keluarga Berencana
 Akseptor KB : ……….. Jenis : ………. Lama : ………..
 Masalah : ………..
d. Riwayat Penyakit
1. Klien :
2. Keluarga :

e. Pola Fungsional Kesehatan


1. Pola Manajemen Kesehatan-Persepsi
Kesehatan
2. Pola Metabolik Nutrisi
3. Pola Eliminasi
4. Pola Aktivitas – Latihan
5. Pola Istirahat Tidur
6. Pola Persepsi – Kognitif
7. Pola Konsep Diri – Persepsi Diri
8. Pola Hubungan – Peran
9. Pola Reproduktif – Seksualitas
10. Pola Toleransi Terhadap Stres – Koping
11. Pola Keyakinan – Nilai:
f. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
 GCS (Eye, Verbal, Motorik)
 Tingkat Kesadaran
 Tanda – tanda vital
TD :
N :
RR :
T :
 BB :
 TB :
 LILA :
2. Head to toe :
1) Kepala
a. Rambut
Warna : Kualitas: Distribusi :

Rontok:
b. Kulit Kepala
Warna : Lesi: Peradangan:

Kebersihan kulit kepala :


c. Bentuk Kepala: ( ) Simetris ( ) Asimetris
2) Muka
Pucat ( ) Ya ( ) Tidak
Cloasma ( ) Ya ( ) Tidak
Kesimetrisan ( ) Ya ( ) Tidak
3) Mata
Posisi mata :( ) Simeteris ( ) Asimetris
Kelopak mata :( ) Normal ( ) Ptosis ( ) Odema
Pergerakan bola mata :( ) Normal ( ) Abnormal, jelaskan …………
Konjungtiva :( ) Ananemis ( ) Anemis
Kornea :( ) Normal ( ) Keruh/berkabut ( ) Terdapat
perdarahan
Sklera :( ) Ikterik ( ) Anikterik
Lain- lain : jelaskan ……………..
4) Hidung
Pernafasan cuping hidung :……….
Mucosa : Warna: ………. Edema……… Nyeri...........
Penciuman : ……………………..
5) Mulut
Keadaan mulut :
Gigi :( ) Caries ( ) Tidak
Stomatitis :( ) Ya ( ) Tidak
Bau Mulut :
Lidah : ( ) Kotor ( ) Tidak
Kesulitan menelan :( ) Ya ( ) Tidak
6) Leher
Pembesaran kelenjer Tyroid :( ) Ya ( ) Tidak
KGB :( ) Ya ( ) Tidak
7) Dada
Bentuk dada : ( ) Simetris ( ) Asimetris
Jantung dan Paru – paru :……….
Payudara
Areola : …………. Putting : (menonjol/tidak)
Tandang dimpling/retraksi :
Pengeluaran ASI :
8) Abdomen
Linea : ……………. Striae : ……………..
Pembesaran sesuai UK : …………….
Gerakan janin : ……………… Kontraksi : …………….
Luka bekas operasi : ………………
Ballottement : ………………
Leopold I : Kepala/bokong/kosong TFU : ……………
Leopold II : Kanan : punggung/bagian kecil/bokong/kepala,
Kiri : Punggung/bagian kecil/bokong/kepala
Leopold III : Presentasi kepala/bokong/kosong
Leopold IV : Bagian masuk PAP (konvergen/divergen/sejajar)
Penurunan kepala : ………….. (penurunan bagian terbawah dengan
metode lima jari).
Kontraksi : ……………..
DJJ : …………….. Bising usus : ……………
9) Genetalia dan Perineum
Kebersihan : ……………..
Keputihan : ……………... Karakteristik : …………….
Hasil VT : …………………………
Hemoroid : …………………………
10) Ekstremitas
Atas
Oedema : …………………………
Varises : …………………………
CRT : …………………………

Bawah
Oedema : ………………………….
Varises : ………………………….
CRT : ………………………….
Refleks : …………………………..
g. Data Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium (Urine dan HB Darah)
 Pemeriksaan USG
h. Diagnosa Medis

i. Pengobatan
j. Pathway

Perubahan pada Ibu hamil

Perubahan Psikologis Perubahan Fisiologis

Krisis situasional, perubahan Gastrointestinal Track


psikologis,
ketidakstabilan hormone
Progesteron Meningkat,
Estrogen meningkat HCG Meningkat
Kurang Pengetahuan
Penurunan tonus
Peningkatan asam
otot GIT
lambung
Ansietas
Peristaltik menurun
Mual, muntah,
anoreksia
Disfungsi motilistas
gastrointestinal

Ketidakseimba- Resiko
Konstipasi ngan nutrisi : kekurangan
Kurang dari volume cairan
kebutuhan
tubuh

Kekurangan energi

2. Diagnosa Keperawatan
(1) Ansietas berhubungan dengan kebutuhan yang tidak Keletihan
dipenuhi, ancaman status
terkini, dan perubahan besar .
(2) Konstipasi berhubungan dengan kehamilan.
(3) Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (kehamilan).
(4) Risiko kekurangan volume cairan dibuktikan dengan kehilangan cairan aktif
(5) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
factor biologis (kehamilan).
3. RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Rasional
Keperawatan (NOC)
1. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan Pengurangan Kecemasan Pengurangan Kecemasan
a. Ajarkan kepada pasien teknik a. agar pasien dapat menenangkan
dengan kebutuhan yang keperawatan selama … x 24
relaksasi untuk dilakukan diri dan melanjutkan tidurnya
tidak dipenuhi, jam, diharapkan ansietas
b. indicator derajat ansietas
sekurang-kurangnya setiap 4 jam
ancaman status terkini, dapat diatasi dengan kriteria
misalnya pasien dapat merasa
ketika terjaga.
dan perubahan besar . hasil :
b. Pantau respon verbal dan non tidak terkontrol di rumah,
Tingkat Kecemasan
verbal yang menunjukan kerja / masalah pribadi. Stress
a) Tidak gelisah
kecemasan klien dapat terjadi sebagai akibat
b) Tidak mengekspresikan
c. Atur penggunaan obat-obatan
gejala fisik kondisi juga reaksi
kekhawatiran karena
untuk mengurangi kecemasan.
lain.
perubahan dalam d. Bantu klien mengidentifikasi
c. Dapat digunakan untuk
peristiwa hidup. situasi yang memicu kecemasan.
menurunkan ansietas dan
c) Ada kontak mata e. Dorong keluarga untuk
d) Tidak ketakuatan memudhkan istirahat pada
mendampingi klien dengan cara
e) Wajah tidak tegang,
pasien.
yang tepat.
tangan tidak tremor d. Agar pasien dapat mengetahui
f) Tidak ada peningkatan
hal apa yang dapat membuatnya
ketegangan
cemas
g) Tidak ada peningkatan
e. Tindakan dukungan dapat
keringat
membantu pasien merasa stress
h) Tekanan darah nadi dan
berkurang, memungkinkan
frekuensi pernapasan
energy untuk ditujukan pada
dalam batas normal(TD:
systole 100-130 mmHg, penyembuhan atau perbaikan.
diastole 60-90 mmHg,
Nadi : 60- 100 X/menit,
RR: 12-24 X/ menit)
i) Berkonsentrasi
j) Tidak ada blocking
pikiran.
2. Konstipasi Setelah dilakukan asuhan Manajemen Konstipasi Manajemen Konstipasi
a. Identifikasi factor-faktor (misalnya a. Dapat mengetahui hal apa yang
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24
Pengobatan tirah baring, dan diet)
menyebabkan terjadinya konstipasi
kehamilan. jam, diharapkan konstipasi
yang menyebabkan terjadinya b. Agar pasien dan keluarga dapat
dapat diatasi dengan kriteria
konstipasi. memantau makanan yang di
hasil : b. Ajarkan pasien atau keluarga untuk
konsumsi oleh pasien.
Tingkat nyeri tetap memiliki diari terhadap c. Agar konstipasi yang dialami dapat
a) Melaporkan nyeri makanan. diketahui secara dini dan dapat
c. Monitor tanda-tanda konstipasi
berkurang secara verbal diberikan tindakan yang tepat.
d. Monitor bisimg usus
b) Tidak tampak meringis d. Membantu dalam menciptakan
e. Evaluasi catatan asupan untuk apa
dan diaforesis kembali pola evakuasi normal dan
saja nutrisi yang dikonsumsi.
c) Tekanan darah, nadi dan
meningkatkan kemandirian.
pernapasan dalam batas e. Makanan kasar (misalnya uah dan
normal (TD: systole 100- sayuran ) dan meingkatkan cairan
130 mmHg, diastole 60- yang menghasilkan bulk,
90 mmHg, Nadi : 60- merangsang eliminasi dan
100 X/menit, RR: 12-24 mencegah konstipasi defekasi.
X/ menit).
3. Keletihan berhubungan Setelah dilakukan asuhan Manajemen Energi Manajemen Energi
1. Monitor intake atau asupan nutrisi a. Asupan nutrisi yang adekuat dapat
dengan kelesuan keperawatan selama … x 24
untuk mengetahui sumber yang meningkatkan energy
fisiologis (kehamilan). jam, diharapkan keletihan
b. Agar pasien dapat memenuhi
adekuat.
dapat diatasi dengan kriteria
2. Anjurkan pasien untuk menyelingi kebutuhan energy selama
hasil :
aktivitas dengan periode istirahat kehamilan.
Tingkat kelelahan 3. Tetapkan pola tidur yang teratur c. Pola tidur yang tidak teratur akan
4. Hindari situasi yang penuh
a) Tidak terjadi mempengaruhi kehamilan
emosional d. Dengan gangguan emosional yang
peningkatan kelelahan
5. Anjurkan tidur siang bila
dialami dapat meningkatkan stress
pada pasien
diperlukan.
b) Tidak terjadi kekurangan ibu. Dan menimbulkan resiko
energi, letargi, letih. terhadap janin.
e. Istirahat yang cukup akan
Lesu dan lelah
c) Mampu melakukan mengurangi tingkat stress pada
aktifitas fisik pada Ibu.
tingkat yang biasa.
d) Tidak terjadi kehilangan
nafsu makan
4. Risiko kekurangan Setelah dilakukan asuhan Manajemen Hipovolemi Manajemen Hipovolemi
a. Moitor adanya tanda-tanda a. Dapat mengetahui secra dini
volume cairan keperawatan selama … x 24
dehidrasi adanya dehidrasi pada pasien
dibuktikan dengan jam, diharapkan risiko
b. Tawarkan pilihan umum setiap 1-2 b. Dapat memenuhi kebutuhan cairan
kehilangan cairan aktif kekurangan cairan dapat
jam saat terjaga, jika tidak ada pasien dan mencegah adanya
diatasi dengan kriteria hasil :
kontra indikasi dehidrasi.
Keseimbangan Cairan c. Fasilitasi kebersihan mulut. c. Menjaga kehigienisan mulut
1. Turgor kulit normal
pasien dan mencegah terjadinya
2.Kelembaban membrane infeksi
mukosa
3. BB stabil
4. Hematokrit meningkat
5. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nutrisi Manajemen Nutrisi
a. Identifikasi adanya alergi atau a. Dapat mencegah adanya alergi
nutrisi : kurang dari keperawatan selama … x 24
intoleransi makanan yang dimiliki pada pasien
kebutuhan tubuh jam, diharapkan
b. Pedoman tepat untuk pemasukan
pasien.
berhubungan dengan ketidakseimbangan nutrisi :
b. Tentukan jumlah kalori dan jenis kalori tepat. Sesuai penyembuhan
factor biologis kurang dari kebutuhan tubuh
nutrisi yang dibutuhkan untuk luka, persentase area untuk
(kehamilan). dapat diatasi dengan kriteria
memenuhi persyaratan gizi. menghitung bentuk diet yang
hasil : c. pastikan makanan disajikan dengan
diberikan dan penilaian yang tepat
Status Nutrisi cara yang menarik dan pada suhu yang
untuk di buat.
paling cocok untuk konsumsi secara c. Dapat meingkatkan nafsu makan
1. Asupan gizi mencukupi
optimal. pasien dan meningkatka
2. Asupan makanan tercukupi d. anjurkan keluarga untuk membawa ketertarikan pasien terhadap
makanan favorite pasien
3. Ratio BB dan TB stabil. makanan.
e. monitor terjadinya penurunan dan
d. Memberikan pasien atau orang
4. Asupan cairan tercukupi. kenaikan BB.
terdekat rasa control meningkatkan
partisipasi dalam perawatan dan
dapat memperbaiki pemasukan.
e. Membuat data dasar, membantu
dalam memantau keefektifan
aturan terapiutik, dan
menyadarkan perawat terhadap
ketidak tepatan kecenderungan
dalam penurunan / penambahan
Berat Badan
4. IMPLEMENTASI
Dilaksanakan sesuai dengan intervensi

5. EVALUASI
Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif dalam
pelaksanaannya. Untuk pencatatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP. (Salmah,
2002 : 157 – 164)
a) S : Data Subyektif
Data ini diperoleh melalui anamnesa.
b) O : Data Obyektif
Hasil pemeriksaan klien dan pemeriksaan pendukung lainnya.
c) A : Analisis
Interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan.
d) P : Penatalaksanaan
Merupakan tindakan dari diagnosa yang telah dibuat

DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Gloria M., et al. 2015. Nursing Interventions Classification (NIC) sixth Edition.
Mosby an Imprint of Elsevier Inc.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
dan Laporan Nasional 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Manuaba, I G.B. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana.
Jakarta: EGC
Moorhead, Sue., et al. 2015. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. Mosby
an Imprint of Elsevier Inc.
Mochtar, Rusman. 2008. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi. Jakarta: EGC
NANDA International. 2015. Diagnosa Keperawatan Defisinisi dan Klasifikasi 2015-2017
Edisi 10. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai