Anda di halaman 1dari 3

Aditya Otniel Papa / 071611233029 / Week 7 / Kelas A

Dinamika Kawasan di Asia Pasifik: Kerjasama Ekonomi Regional

Dinamika regionalisme di dunia bergerak dari Eropa menuju ke bagian Asia Pasifik.
Regionalisme di Asia pada dasarnya dipengaruhi oleh efek dari Perang Dingin, yang mana
terlibat di dalamnya negara adidaya, Amerika Serikat. Integrasi di kawasan Asia Pasifik
dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan negara-negara
di kawasan Asia Pasifik merupakan negara-negara dunia ketiga atau negara periphery dalam
hubungan internasional, sehingga faktor ekonomi menjadi pendorong integrasi di kawasan Asia
Pasifik (Acharya & Stubbs, 1999). Tulisan ini akan membahas mengenai integrasi di kawasan
Asia Pasifik menurut tulisan dari Amitav Acharya dan Richard Stubbs.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, negara-negara di kawasan Asia Pasifik pada
umumnya merupakan negara-negara dunia ketiga. Integrasi di kawasan Asia Pasifik juga
diperkuat oleh adanya Asian Values dan Asian Democracy, yang mana memperjuangkan untuk
melepaskan pengaruh negara-negara Barat dalam kehidupan politik dan ekonominya, sehingga
mereka berintegrasi dengan tujuan untuk memperkuat ekonomi mereka tanpa harus bergantung
dengan negara-negara Barat. Namun, pada kenyataannya, mereka tetap dikategorikan sebagai
negara-negara dunia ketiga yang membutuhkan bantuan negara-negara Barat, walaupun beberapa
diantaranya telah naik kelas. Terdapat empat poin utama yang melandasi integrasi di kawasan
Asia Pasifik, yakni regionalisasi ekonomi, persoalaan keamanan dan stabilitas regional, hak asasi
manusia dan pemerintahan yang demokratis, dan pembentukan suatu institusi regional (Acharya
& Stubbs, 1999).

Melihat dari pendekatan ekonomi, Acharya dan Stubbs (1999) mengungkapkan bahwa integrasi
ekonomi di kawasan Asia Pasifik dinilai baik, terbukti dengan terangkatnya perekonomian
negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik. Hal tersebut diperkuat dengan munculnya
newly industrializing countries (NICs) di Asia, yakni Korea Selatan, Taiwan, Hongkong, dan
Singapura. Perkembangan ekonomi tersebut didorong oleh model yang dikembangkan oleh
negara-negara di kawasan Asia Timur. Terdapat dua faktor utama yang menyokong model
tersebut dalam mengembangkan ekonomi, yaitu peran dari negara-negara pembangunan dan
pengaruh dari budaya di kawasan tersebut. Model tersebut berlanjut hingga memengaruhi
perkembangan ekonomi di kawasan Asia Tenggara, yang mana Tiongkok juga berkontribusi
dalam perkembangan tersebut melalui sistem perdagangan sehingga membentuk suatu integrasi
Aditya Otniel Papa / 071611233029 / Week 7 / Kelas A

ekonomi regional di kawasan Asia hingga berlanjut pada pembentukan identitas kolektif negara-
negara berkembang di kawasan Asia Pasifik dalam perekonomian global (Acharya & Stubb,
1999).

Perkembangan ekonomi di Asia Pasifik juga dipengaruhi oleh Perang Dingin antara Amerika
Serikat dengan Uni Soviet. Amerika Serikat dengan containment policy-nya membantu
perkembangan perekonomian di Asia Pasifik dengan memberikan bantuan dana untuk
membangun perekomian di beberapa negara di Asia. Hal tersebut ditujukan untuk mencegah
pengaruh komunis dari Uni Soviet di kawasan Asia. Dengan demikian, integrasi ekonomi di
kawasan Asia Pasifik semakin menguat dengan terlibatnya Amerika Serikat dalam integrasi
regional tersebut. Namun, proses integrasi tersebut dinilai tidak melepaskan dogma bahwa
negara-negara di kawasan Asia Pasifik bergantung pada satu negara adidaya dalam
perkembangan ekonomi di kawasan tersebut (Acharya & Stubbs, 1999).

Di samping pendekatan ekonomi, intgrasi di kawasan Asia Pasifik juga terbentuk atas faktor
keamanan regional. Terdapat dua hal yang menjadi isu keamanan regional, terkhusus di Asia
Tenggara, yaitu separatisme etnis dan isu komunis, Namun, dengan berakhirnya Perang Dingin,
Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara adidaya yang berpengaruh dalam hubungan
internasional, termasuk di kawasan Asia dan Pasifik. Hal tersebut menyebabkan menurunnya
pengaruh komunis di negara-negara di Asia. Dengan demikian, konflik yang muncul terkait
dengan separatisme etnis. Oleh karena itu, muncul suatu spektrum yang membedakan konflik
yang terjadi di kawasan Asia dan Pasifik berdasarkan skala intensitasnya. Contoh dari konflik
dengan intensitas yang tinggi adalah Semenanjung Korea dan Selat Taiwan. Selanjutnya
intensitas yang medium adalah isu Laut Tiongkok Selatan. Terkahir, konflik dengan intensitas
rendah adalah sengketa teritori Limbang, pulau Senkaku, dan lain sebagainya (Acharya &
Stubbs, 1999).

Pendekatan selanjutnya adalah melalui hak asasi dan pemerintahan yang demokrasi. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, negara-negara yang berada di kawasan Asia Pasifik memiliki
demografis yang berbeda dari segi politik dan ekonomi. Terdapat celah antara negara-negara
maju dan berkembang dalam kawasan tersebut. Beberapa negara berkembang di Asia Tenggara
secara tidak langsung mengkritik penerapan hak asasi yang berbeda antara negara-negara Barat
dengan Timur. Kritik yang dilontarkan oleh negara-negara berkembang tersebut ditujukan setelah
Aditya Otniel Papa / 071611233029 / Week 7 / Kelas A

melihat bahwa ada tendensi politik di dalam kampanye terkait hak asasi yang diserukan oleh
masyarakat negara-negara Barat. Dengan demikian mereka berusaha untuk mebangun keadilan
terkait hak asasi manusia berdasarkan Asian Values (Acharya & Stubbs, 1999).

Pendekatan terakhir adalah pembentukan institusi supranasional. Berdasarkan kesamaan


geografisnya negara-negara di Asia Tenggara dan negara berkembang yang lainnya membentuk
suatu institusi bernama Southeast Asian Association Nations (ASEAN). ASEAN dibentuk
dengan tujuan untuk menjadi wadah untuk memperbaiki ekonomi regional dan membangun
otonomi regional, serta bekerjasama dalam menjaga keamanan kolektif. Salah satu contoh
kebijakan yang ada di ASEAN adalah Zone of Peace, Freedom, and Neutrality (ZOPFAN), yang
mana kebijakan tersebut terkait dengan pembangunan otonomi regional. Selain membentuk suatu
institusi regional, integrasi di kawasan Asia Pasifik telah mendorong terbentuknya Asia Pacific
Economic Cooperation (APEC) yang bergerak di bidang ekonomi. Tujuan utama dibentuknya
APEC yaitu untuk meningkatkan kerjasama ekonomi di bidang perdagangan dan investasi
negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik. Selain itu, APEC juga didirikan untuk memudahkan
perdagangan lintas pasifik (Acharya & Stubbs, 1999).

Untuk menyimpulkan, proses integrasi di kawasan Asia Pasifik dilatarbelakangi oleh beberapa
hal. Salah satunya adalah model industrialisasi yang diterapkan oleh masyarakat di negara-
negara Asia Timur dan bantuan dana Amerika Serikat untuk pembangunan ekonomi. Faktor
pendorong utama integrasi di Asia Pasifik adalah ekonomi. Namun, terdapat beberapa hal lain
yang menjadi pendorong integrasi tersebut, yaitu keamanan kolektif regional, hak asasi dan
pemerintahan modern, dan pembentukan institusi. Penulis berpendapat bahwa integrasi di
kawasan Asia Pasifik tidak begitu signifikan, karena proses perkembangan ekonomi yang
menjadi latar belakang terbentuknya integrasi tersebut mengalami stagnansi kinerja, sehingga
tidak relevan dalam aplikasinya di masa kini.

Referensi:

Acharya, Amitav, dan Stubbs, Richard. 1999. The Asia Pacific Region in the Post-Cold War
Era: Economic Growth, Political Change, and Regional Order dalam Fawcett, Louise dan
Yezid Sayigh (eds.) The Third World Beyond the Cold War: Continuity and Change.
Oxford: Oxford University Press.

Anda mungkin juga menyukai