DIMENSIA
OLEH KELOMPOK 4:
1. DEVEN FALLO
2. DANI ISTIANA
3. WIWIT PUTRI AKIR RAHAYU
4. SITI NURUL CHOMARIYAH
5. AMIDA PRASTICA PUTRI
6. ENY RIA UTAMI
7. OKTAVIAN SUKMA
8. ERIK PURWANTO
9. RYAN APRI
10. WAHYU WULAN PANGESTU
11. RENITA PUTRI SONYA
12. M. NUR KARISUDDIN
13. SETYAWAN PUTRA
3. Klasifikasi
a. Menurut umur:
1) Demensia senilis yaitu demensia yang terjadi pada usia > 65 tahun.
2) Demensia prasenilis yaitu demensia yang terjadi pada usia < 65
tahun.
b. Menurut perjalanan penyakit:
1) Reversibel
2) Irreversibel ( normal pressure hidrosefalus, subdural hematoma,
vitamin B defesiensi, hipotiroidisme, intoksikasi PB).
c. Menurut kerusakan struktur otak:
1) Demensia tipe Alzheimer
Alzheimer adalah penurunan konsentrasi asetilkolin dan kolin asetil
transferase didalam otak dan merupakan penyakit degenerative
akibat kematian sel-sel otak dan umumnya menyebabkan
kemunduran fungsi intelektual atau kognitif, yang meliputi
kemunduran daya mengingat dan proses berfikir.prilaku yang
dialami demensia ini adalah mudah lupa atau pikun. Walaupun
pennyebab demensia tipe Alzheimer belum diketahui secara pasti,
beberapa penelitian telah menyatakan bahwa sebanyak 40 % pasien
mempunyai riwayat keluarga menderita demensia tipe Alzheimer
sehingga faktor genetik sangat dianggap berperan dalam
perkembangan gangguan didalam sekurangnya beberapa kasus.
2) Demensia non Alzheimer
3) Demensia vascular
Penyebab utama dari demensia vaskular adalah penyakit vaskular
cerebral yang multipel yang menyebabkan suatu pola gejala
demensia, yang biasanya juga disebut demensia multi infark.
Demensia vascular ini sering terjadi pada laki-laki khususnya pada
mereka dengan hipertensi yang telah ada sebelumnya atau factor
resiko kardiovaskuler lainnya.
4) Demensia Jisim Lewy (Lewy Body Dementia)
5) Demensia Lobus frontal temporal
6) Demensia terkait dengan HIV-AIDS
7) Morbus Parkinson
8) Morbus Hungtington
9) Morbus Pick
10) Morbus Jakob-Creutzfeldt
11) Sindrom Gerstmann-Straussler-Scheinker
12) Prion disease
13) Palsi Supranuklear progresif
14) Multiple sklerosis
15) Neurosifilis
16) Tipe campuran
4. Etiologi
Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat digolongkan menjadi 3
golongan besar :
a. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak
dikenal, Sering pada golongan ini tidak ditemukan atrofia serebri,
mungkin kelainan terdapat pada tingkat subseluler atau secara
biokimiawi pada sistem enzim, atau pada metabolisme seperti yang
ditemukan pada penyakit alzheimer dan demensia senilis.
b. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat
diobati. Penyebab utama dalam golongan ini diantaranya :
1) Penyakit degenerasi spino-serebelar.
2) Subakut leuko-ensefalitis sklerotik van Bogaert
3) Khorea Huntington
4) penyakit jacob-creutzfeld dll
c. Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam
golongan ini diantaranya :
1) Penyakit cerebro kardiofaskuler
2) penyakit- penyakit metabolik
3) Gangguan nutrisi
4) Akibat intoksikasi menahun
5) Hidrosefalus komunikans
8. Akibat
a. Daya Ingat (memori)
Berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan kecepatan
mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori
(speed of information retrieval from memory).
b. Intelegensia Dasar (Fluid intelligence)
Yang berarti penurunan fungsi otak bagian kanan yang antara lain
berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal, pemecahan masalah,
mengenal wajah orang, kesulitan dalam pemusatan perhatian dan
konsentrasi (dalam Flavel, 1997). Dari penelitian Finkel dan Pederson
(2000), ditemukan bahwa ada hubungan antara bertambahnya umur
dengan kecepatan untuk melakukan persepsi. Kemampuan
mempersepsi (Perceptual speed) disini dicontohkan seperti melakakuan
identifikasi suatu objek atau mengingat suatu digit symbol.
Kemampuan persepsi ini penting karena akan mempengaruhi
kemampuan kognitif seseorang. Biasanya akan mengalami penurunan
seiring bertambahnya usia.
D. Faktor Demensia
1. Faktor predisposisi dan resiko dari penyakit ini adalah usia, riwayat
penyakit alzheimer (keturunan), kelamin, pendidikan.
2. Faktor resiko yang kemungkinan juga berpengaruh ialah adanya keluarga
dengan sindrom Down, fertilitas yang kurang, kandungan alumunium pada
air minum, dan defisiensi kalsium.
E. Pohon Masalah
Resiko injuri
3. Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan di
rumah.
Beri reinforcement
positif atas
keterlibatan
keluarga.
A. Kondisi klien :
1. Daya ingat terganggu
2. Sukar berfikir
3. Disorentasi
4. Gelisah
B. Diagnosa keperawatan :
1. Gangguan proses berfikir terhadap gangguan otak
2. Kerusakan komunikasi verbal terhadap gangguan kognitif
C. Tujuan :
Tujuan umum : klien dapat mengenal/berorientasi pada realitas.
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mendiskusiakn topik yang di ingat
c. Klien daapt mengidentifikasi tempat, waktu, dan orang
d. Klien daapt mengontrol pola pikir
e. Klien dapat memenfaatkan obat dengan baik
D. Tindakan keperawatan :
1. Bina hubungan saling percaya
Intervensi :
a. Beri salam atau panggil nama pasien
b. Sebut nama perawat sambil berjabat tangan.
c. Jelaskan maksud hubungan interaksi.
d. Beri rasa nyaman dan sikap empati.
e. Lakuakn kontak singkat tapi sering.
2. Klien dapat mendiskusikan topik yang ingat
Intervensi :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Memberi umpan balik yang positif.
c. Menentramkan hati kita.
d. Memberi kesempatan kita untuk mengulangi tindakan yang telah
dilakukan.
e. Tidak memaksakan keinginan kita kepada klien.
3. Klien dapat mengidentifikasikan waktu, tempat dan orang
Intervensi :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Orientasi fakta : siapa, dimana, apa yang terjadi.
c. Izinkan barang milik klien dibawa dan dipakai.
4. klien mampu mengontrol pola pikir.
Intervensi :
a. Lakukan kontak singkat tapi sering dengan klien.
b. Observasi klien.
c. Bantu klien dalam mengendalikan pola pikir klien.
5. klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Intervensi :
a. Diskusikan dengan klien dan anggota keluargatentang dosis, frekuensi,
dan manfaat obat.
b. Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan
manfaatnya.
c. Diskusikan akibat berhentinya obat tanpa konsultan.
d. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 ( Lima ) Benar. (Benar
pakai, benar obat, benar dosis, benarcara, benar waktu ).
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DIMENSIA
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Bagaiman perasaan Bapak setelah berbincang-bincang kemarin
b. Tindak lanjut klien
Coba sebutkan barang-barang yang bapak sayangi
c. Kontrak yang akan datang
Topik :Percakapan kali ini sudah selesai, sesuai dengan
perjanjian kita
pada pertemuan kemarin, selanjutnya bagaimana kalau
kita membicarakan tentang pengembalian ingatan
Bapak
Waktu : Bagaimana kalau kita ngomong-ngomong selama 20-30
menit
Tempat : Dimana tempat yang Bapak senangi? Bagaimana kalaun
disini?
ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/download/2940/2627
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Medika Salemba.