PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari dukungan sosial ?
2. Apakah pengertian dari keluarga?
3. Apakah pengertian dari psikoneuroimunologi ?
4. Bagaimana pengaruh dukungan sosial (keluarga) terhadap sistem imun dilihat dari
sudut pandang psikoneuroimunologi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dukungan sosial.
2. Untuk mengetahui pengertian keluarga.
3. Untuk mengetahui pengertian psikoneuroimunologi.
4. Untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial (keluarga) terhadap sistem imun
dilihat dari sudut pandang psikoneuroimunologi.
1
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Keluarga
Ali (2010) mengatakan keluarga adalah dua atau lebih individu yang
bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dlam satu rumah tangga,
yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
Menurut BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua orang
atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki
hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat
serta lingkungannya.
B. Dukungan Keluarga
2
Dukungan sosial dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada
individu dapat dilihat dari bagaimana dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan
efek dari keadaan kecemasan. Lieberman (1992) mengemukakan bahwa secara teoritis
dukungan sosial dapat menurunkan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan
kecemasan. Apabila kejadian tersebut muncul, interaksi dengan orang lain dapat
memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada kejadian tersebut dan oleh karena
itu akan mengurangi potensi munculnya kecemasan.
Dukungan sosial juga dapat mengubah hubungan antara respon anak pada
kejadian yang dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan itu sendiri mempengaruhi
strategi untuk mengatasi kecemasan dan dengan begitu memodifikasi hubungan antara
kejadian yang menimbulkan kecemasan dan efeknya. Pada derajat dimana kejadian
yang menimbulkan kecemasan mengganggu kepercayaan diri dan dukungan sosial
dapat memodifikasi efek tersebut.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki
hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu
tersebut. Keluarga merupakan unsur terkecil dalam sebuah masyarakat, tapi memiliki
peran terbesar dalam masyarakat. Baik tidaknya sebuah masyarakat tergantung dari
unsur-unsur keluarga yang terdapat di dalamnya. Hubungan yang harmonis di antara
para anggota keluarga sangatlah besar perannya dalam menumbuhkan kebahagiaan dan
kesuksesan para anggotanya. Rumah merupakan surga, terkadang rumah bisa menjadi
neraka. Sudah seharusnya kita memberikan perhatian penuh kepada keluarga.
Membina hubungan yang penuh kasih sayang di antara suami dan istri, orang tua dan
anak sehingga rumah tangga dapat menjadi tempat tumpuan kebahagiaan dan dapat
memberikan solusi terhadap segala permasalahan anggotanya.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
3
C. Psikoneuroimunologi
D. Sistem imun
Sistem imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak berbagai
benda asing yang masuk ke tubuh.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Glaser et melaporkan adanya penurunan aktifitas Natural Killer Cell (sel NK) dan
produksi Interferon Gamma (IFN-) pada mahasiswa kedokteran yang sedang
menjalani ujian. Dilaporkan juga bahwa pada mahasiswa yang mengalami stres pada
saat menjalani ujian terjadi penurunan IL-2R mRNA (1992); sehingga dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa stres akibat masalah akademis dapat memodulasi
interaksi sel imunokompeten. Dengan dukungan social dri orang terdekat seperti
keluarga yang memberi motivasi kepda mahasiswa tersebut dapat menurunkan
hormone kortisol dan meningkatkan sistem imun.
Bukti yang berkembang telah menunjukkan bahwa faktor psikologis, seperti stres,
depresi, dan dukungan sosial, mampu memodulasi banyak kegiatan imunologi relevan
dengan pasien dengan penyakit ganas. Ada bukti substansial yang menunjukkan
asosiasi yang konsisten antara stres kronis, perasaan depresi, dan decrements di aspek
imunitas seluler, termasuk aktivitas sel pembunuh alami dan perubahan dalam
produksi sitokin, seperti interleukin-2 (IL-2), interferon γ, dan IL -6. Gangguan dalam
hubungan interpersonal, kesepian, dan isolasi sosial umumnya telah berhubungan
5
dengan Immunocompromise, sedangkan tingkat yang lebih tinggi dari dukungan
sosial telah dikaitkan dengan kurang kompromi dalam ukuran Efek immunity seluler
faktor perilaku pada kegiatan imunologi yang relevan.
Dukungan sosial sering didefinisikan sebagai tingkat satu adalah partisipasi yang
dirasakan dalam relations. Sosial memuaskan Ada tubuh besar penelitian terkait
tingkat yang lebih tinggi dari dukungan sosial untuk morbiditas dan mortalitas yang
lebih rendah dari berbagai diseases. Telah diusulkan bahwa dukungan sosial memiliki
manfaat langsung pada kesehatan (tanpa adanya stres) serta efek stres penyangga, dan
ada dukungan empiris untuk kedua models. Ini Menurut model stres-buffering, aksi
dukungan sosial dengan memoderasi merugikan efek fisiologis dari respon stres.
Sebagai contoh, pasien dengan dukungan sosial yang baik akan memahami berpotensi
mengancam peristiwa kurang stres karena sumber menambahkan bahwa mendukung
menyediakan untuk berurusan dengan stressor yang Hasilnya akan lebih rendah stres
yang berhubungan dengan gairah dan, dengan demikian, beban kurang allostatic, atau
kurang stres yang berhubungan dengan keausan pada organisme, sehingga kurang
kompromi untuk kekebalan dan systems fisiologis lainnya.
Pengaruh depresi dan kecemasan pada pasien dapat dikendalikan oleh dukungan
social khususnya keluarga .Banyak bukti yang menunjukkan efek protektif dukungan
social keluarga pada keadaan pasien. (MacMahon and Lip, 2002).
Penelitian Thomas dkk (1985), individu dengan skala interaksi social yang lebih
tinggi mempunyai fungsi imunitas yang lebih baik.
6
Mahasiswa kedokteran yang sering merasa kesepian, ditemukan mengalami
penurunan fungsi imun. (Keicolt-Glaser, 1984).
7
D. Bagan atau Skema
Dukungan Sosial
Hormone kortisol
Harapan kesembuhan
meningkat
Imunitas
Mendatangkan
kenyamanan
Kopinng
mengarah ke
adaptif
Rangsangan ke
hipotalamus
Semangat
menjalani hidup
Poduksi CRF
menurun
Mempercepat
proses
kesembuhann
Merangsang hormone
pituitari anterior
Produksi ACTH
menurun
8
Merangsang korteks adrenal untuk
menurunkan sekresi kortisol
Kecemasan Mempercepat
Mempengaruhi system imun berkurang kesembuhan pasien
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebaiknya bagi sesama anggota keluarga saling memberi motivasi dan dukungan
yang bersifat positif agar dapat meningkatkan status kesehatan dari anggota keluarga
yang sedang menderita suatu penyakit.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.journal.stikesmuh-pkj.ac.id/journal/index.php/jik/article/view/5/4
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31622/4/Chapter%20II.pdf
http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.3109/02841869609098476
https://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/dukungan-sosial/
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
10
11